Uji Sitotoksisitas Metode Pengujian Sitotoksik

18 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengandung suplemen dan asam lemak. Untuk mempertahankan kehidupan atau kultur sel perlu ada tambahan bahan nutrien serta penggantian medium yang lama dengan medium yang baru secara keseluruhan atau hanya sebagian atau dengan perfusi. b. pH dan Dapar buffer pH yang ideal untuk kultur jaringan adalah 7,4 dan diusahakan agar selama proses pembiakan sel pH tersebut tidak lebih rendah dari 7 karena pH yang lebih rendah biasanya memperlambat pertumbuhan sel. Sistem buffer yang biasa digunakan dalam media adalah sistem karbondioksida bikarbonat yang sama seperti dalam darah. Daya buffer dari medium ditingkatkan dengan adanya ion fosfat yang terdapat pada larutan garam seimbang. c. Oksigen Peningkatan produksi sel pada kultur sangat tergantung pada kecukupan penyediaan oksigen. Pemberian oksigen pada kultur dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain pemberian udara pada permukaan medium, difusi membran, perfusi medium dan pemompaan oksigen langsung kedalam media.

2.10 Uji Sitotoksisitas

Uji sitotoksik adalah uji toksisitas secara in vitro menggunakan kultur sel yang digunakan dalam evaluasi keamanan obat, kosmetik, zat tambahan makanan, pestisida dan digunakan untuk mendeteksi adanya aktivitas antineoplastik dari suatu senyawa Freshney, 1992. Metode in vitro memberikan berbagai keuntungan, seperti: dapat digunakan pada langkah awal pengembangan obat, hanya membutuhkan sejumlah kecil bahan yang digunakan untuk kultur primer manusia dari berbagai organ target ginjal, liver, kulit serta memberikan informasi secara langsung efek potensial pada sel target manusia. Akhir dari uji sitotoksik dapat memberikan informasi konsentrasi obat maksimal yang masih memungkinkan sel mampu bertahan hidup. Penetapan jumlah sel 19 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang masih bertahan hidup pada uji sitotoksisitas dapat dilakukan dengan berbagai cara yang seringkali didasarkan pada parameter kerusakan membran, gangguan sintesis dan degradasi makromolekul, modifikasi kapasitas metabolisme serta perubahan morfologi sel. Metode lain yang dapat digunakan adalah metode kolorimetrik menggunakan suatu substrat yang akan dimetabolisme oleh sel menjadi produk berwarna misal MTT {3-4,5-dimetil tiazol-2-il-2,5-difenil tetrazolium bromida. Uji sitotoksik dapat menggunakan parameter lC 50 . Nilai lC 50 menunjukkan nilai konsentrasi yang menghasilkan hambatan pertumbuhan sel sebesar 50 dari populasi. Nilai lC 50 dapat menunjukkan potensi suatu senyawa sebagai sitotoksik. Semakin besar nilai lC 50 maka senyawa tersebut semakin tidak toksik Heti, 2008.

2.11 Metode Pengujian Sitotoksik

a. MTT assay MTT assay adalah teknik yang sering dipakai pada umumnya, teknik ini menggunakan garam tetrazolium atau MTT {3-4,5-dimetil tiazol-2-il-2,5-difenil tetrazolium bromida yang berwarna kuning dimana akan dimetabolisme oleh enzim suksinat dehidrogenase yang terdapat pada mitokondria sel menjadi kristal formazan berwarna ungu Freshney, 1992. MTT dilarutkan dalam Phosphate Buffer Saline PBS 5 mgml dan disaring untuk menghilangkan residu yang tidak larut. MTT ditambahkan secara langsung pada plate yang berisi medium kultur sebanyak 10-100 µl dan diinkubasi selama kurang lebih 4 jam pada 37 o C. Kristal formazan yang berwarna ungu yang terbentuk akan terlarut dengan penambahan isopropanol asam 100 µl 0,04 N HCl dalam isopropanol atau SDS 10 dalam HCl 0,01 N. Selanjutnya dibaca absorbansinya pada panjang gelombang 550 nm. Intensitas warna yang terbentuk berbanding langsung dengan jumlah sel yang aktif melakukan metabolisme Zakaria, 2010. b. Metode Perhitungan Langsung Metode Perhitungan Langsung dilakukan dengan pengecatan menggunakan larutan biru tripan. Sel yang mati akan menyerap warna biru 20 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tripan, sedangkan yang mati tidak. Hal ini disebabkan karena sel yang mati mengalami kerusakan pada membran selnya, mengakibatkan protein didalam sel keluar dan berikatan dengan biru tripan. Pemberian biru tripan dilakukan secara bertahap untuk menghindari kemungkinan kematian sel yang disebabkan oleh biru tripan dan hasilnya sel yang mati akan tampak keruh tidak bercahaya Agoes, 1994. c. Perubahan Integritas Membran Metode ini terutama digunakan untuk senyawa toksik yang memberikan efek dengan merusak membran sel yang tidak terjadi dalam keadaan normal seperti biru tripan dan eritrosin dan pengeluaran isotop atau pewarna dalam keadaan normal tidak dikeluarkan oleh sel, seperti 15 Kromium dan diasetil fluoresin Freshney, 1992. d. Radioisotop Pemasukan radioisotop seperti [ 3 H]-timidin ke dalam DNA dan [ 3 H]-uridin ke dalam RNA Freshney, 1992.

2.12 Microplate Reader

Dokumen yang terkait

UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 DAN SEL VERO DENGAN METODE MTT ASSAY

0 17 29

UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL AKAR JARAK MERAH (Jatropha gossypifolia L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 DENGAN METODE MTT ASSAY

3 33 28

UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DAUN JARAK MERAH (Jatropha gossypifolia L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 DENGAN METODE MTT ASSAY SECARA IN VITRO

1 8 25

UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 DAN SEL VERO DENGAN METODE MTT ASSAY

0 13 30

UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL BUAH JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 DAN SEL VERO DENGAN METODE MTT ASSAY

4 23 28

PENDAHULUAN Uji Antikanker Ekstrak Metanol Jamur Yang Diisolasi Dari Tanah Daerah Wonogiri Terhadap Sel Kanker Payudara MCF-7 Secara In Vitro.

0 4 8

PENGARUH EKSTRAK ETHANOL PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN EKSPRESI PROTEIN BAX DAN PENURUNAN PROLIFERASI SEL PADA KULTUR SEL KANKER PAYUDARA (CELL LINE MCF-7).

0 0 6

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL 50 DAUN KITOLOD (Isotoma longiflora (L.) Presl.) TERHADAP SEL KANKER SERVIKS (Ca Ski Cell Line) SECARA IN- VITRO

0 0 6

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 50°/o UMBI KELADI TIKUS (TYPHONIUM FLAGELLIFORME (LOOD) Bl) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 IN VITRO

0 0 6

PENGARUH EKSTRAK ETHANOL PROPOLIS TERHADAP PENURUNAN EKSPRESI CYCLIN D1 DAN PENINGKATAN APOPTOSIS PADA KULTUR SEL KANKER PAYUDARA (CELL LINE MCF-7) TESIS

0 0 27