MCF-7 Kultur Sel TINJAUAN PUSTAKA

14 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta  Melakukan pemeriksaan terhadap diri sendiri setiap bulan. Bagi wanita berisiko tinggi, melakukan juga pemeriksaan mammografi secara berkala, terutama pada usia di atas 49 tahun.  Memberikan air susu ibu ASI pada anak selama mungkin dapat mengurangi faktor risiko terkena kanker payudara. Hal ini disebabkan selama proses menyusui, tubuh akan memproduksi hormon oksitosin yang dapat mengurangi produksi hormon estrogen. Hormon estrogen dianggap memegang peranan penting dalam perkembangan sel kanker payudara.  Mejaga kesehatan dengan mengonsumsi buah dan sayuran segar. Kedelai beserta produk olahannya, seperti susu kedelai, tahu, dan tempe, mengandung fitoestrogen bernama genistein yang dapat menurunkan kejadian kanker payudara.  Menghindari makanan berkadar lemak tinggi. Dari hasil penelitian, konsumsi makanan berkadar lemak tinggi berkorelasi dengan peningkatan kanker payudara.

2.7 MCF-7

Cell line Sel MCF-7 adalah salah satu model sel kanker payudara yang banyak digunakan dalam penelitian. Sel ini diperoleh dari jaringan epitel payudara dengan titik metastasis pleural effusion breast adenocarcinoma seorang wanita berusia 69 tahun dengan etnis kaukasian bergolongan darah O dengan Rh+. Sel MCF-7 bersifat adherent sehingga metode kultur yang tepat adalah metode monolayer. Akronim dari MCF-7 yaitu Michigan Cancer Foundation-7 ATCC, 2012.

2.8 Antikanker

2.8.1 Obat Antikanker

Obat antikanker adalah senyawa kemoterapetik yang digunakan untuk pengobatan tumor yang membahayakan kehidupan kanker. Obat antikanker sering dinamakan pula sebagai obat sitotoksik. Tujuan utama 15 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta pengobatan kanker adalah merusak secara selektif sel tumor yang berbahaya tanpa menganggu sel normal Siswandono, 2000 2.8.2 Mekanisme Kerja Obat Antikanker Banyak obat antikanker yang bekerja dengan cara mempengaruhi metabolisme asam nukleat, terutama DNA, atau biosintesis protein. Obat antikanker dapat mempengaruhi proses kehidupan sel Siswandono, 2000 Proses kehidupan sel merupakan suatu siklus yang terdiri dari beberapa fase sebagai berikut : Siswandono, 2000 1. Fase mitotik M : fase dimana terjadi pembelahan sel aktif. Setelah melalui fase ini ada 2 alternatif : a. Menuju fase G 1 dan memulai proses proliferasi. b. Masuk ke fase istirahat G o , pada fase istirahat G o kemampuan sel untuk berproliferasi hilang,sel meninggalkan siklus secara tidak terpulihkan. 2. Fase post mitotik G 1 , pada fase ini tidak terjadi sintesis DNA, tetapi terjadi sintesis RNA dan protein. Pada akhir fase G 1 terjadi sintesis RNA yang optimum. 3. Fase sintetik S, pada fase ini terjadi replikasi DNA sel. 4. Fase post sintetik G 2 , fase ini dimulai bila sel sudah menjadi tetraploid dan mengandung 2 DNA, kemudian sintesis RNA dan protein dilanjutkan. Selanjutnya sel kembali ke fase mitotik, demikian seterusnya sehingga merupakan suatu siklus.

2.8.3 Penggolongan Obat Antikanker

Obat antikanker dibagi menjadi 5 kelompok yaitu senyawa pengalkilasi, antimetabolit, antikanker produk alam, hormon dan golongan lain-lain Siswandono, 2000 1 Senyawa Pengalkilasi Senyawa pengalkilasi adalah senyawa reaktif yang dapat mengalkilasi DNA, RNA dan enzim – enzim tertentu. Mekanisme kerjanya adalah membentuk senyawa kationik antara yang tidak stabil, diikuti pemecahan cincin membentuk ion karbonium reaktif. Ion ini bereaksi, melalui reaksi alkilasi, membentuk ikatan kovalen dengan gugus – 16 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta gugus donor elektron, seperti gugus karboksilat, amin, fosfat dan tiol, yang terdapat pada struktur asam amino, asam nukleat dan protein, yang sangat dibutuhkan untuk proses biosintesis sel. Reaksi ini membentuk hubungan melintang cross linking antara dua rangkaian DNA, akibatnya proses pembentukan sel terganggu dan terjadi hambatan pertumbuhan sel kanker. 2 Antimetabolit Antimetabolik adalah senyawa yang dapat menghambat jalur metabolik yang penting untuk kehidupan dan reproduksi sel kanker, melalui penghambatan asam folat, purin, pirimidin dan asam amino, serta jalur nukleosida pirimidin, yang diperlukan pada sintesis DNA. Struktur antimetabolit berhubungan erat dengan struktur metabolit normal dan bersifat sebagai antagonis. 3 Antikanker Produk Alam Antikanker produk alam dibagi mejadi tiga kelompok yaitu antibiotika antikanker, antikanker produk tanaman dan antikanker produk hewan.  Antibiotika Antikanker Beberapa antibiotik yang mula – mula dikembangkan sebagai senyawa antibakteri ternyata didapatkan memiliki efek sitotoksik tinggi. Efek samping tersebut dievaluasi dan kemudian dikembangkan menjadi obat – obat antikanker.  Antikanker Produk Tanaman Mekanisme kerjanya sebagai antikanker adalah mengikat tubuli dan menghambat pembentukan komponen mikrotubuli pada kumparan mitosis sehingga metafase berhenti.  Antikanker Produk Rekayasa Genetika Contohnya : antineoplaston, interferon α-2a, interferon α-2b. 4 Hormon Beberapa neoplasma dapat dikontrol baik oleh hormon seks, seperti hormon androgen, progestin dan estrogen, serta hormon adrenokortikoid. Biasanya untuk pengobatan tambahan sesudah pembedahan, dikombinasi dengan antikanker yang lain. 17 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta

2.9 Kultur Sel

Malole, 1990 Kultur sel adalah kultur sel-sel yang berasal dari organ atau jaringan yang telah diuraikan secara mekanis dan atau secara enzimatis menjadi suspensi sel. Suspensi sel tersebut kemudian dibiakkan menjadi satu lapisan jaringan monolayer di atas permukaan yang keras botol, tabung, cawan atau menjadi suspensi sel dalam media penumbuh. Monolayer tersebut kemudian diperbanyak lagi sesudah melalui proses pemisahan sel secara enzimatis dan diencerkan dengan media penumbuh. Teknik ini disebut subkultur atau pasase. Apabila dipasase terus menerus maka dihasilkan sel lestrai cell line. Sel lestari memiliki beberapa sifat, yaitu : terjadi peningkatan jumlah sel, sel-sel tersebut memiliki daya tumbuh yang tinggi, sel-sel tersebut seragam, dan biasanya sel-sel tersebut mengalami perubahan fenotipe dan transformasi. Sebelum penambahan sel medium harus dipanaskan dahulu pada temperatur 37 o C dan pHnya distabilkan. Bibit yang digunakan untuk produksi sel hendaknya sel yang berada pada fase akhir pertumbuhan logaritmis agar dapat dicapai tingkat produktivitas yang tinggi karena sel tersebut masih aktif berbiak. Jumlah sel yang digunakan sebagai bibit bervariasi antara jenis sel dan tergantung pada keadaan medium yang digunakan, secara umum biasanya jumlah sel tersebut antara 50.000 sampai 200.000 selmL atau 5.000 sampai 20.000 selcm 2 . Pengadukan suspensi sel dilakukan pada kecepatan yang optimum, walaupun kecepatan tersebut bervariasi pada setiap jenis sel dan bentuk bejana, akan tetapi secara umum dapat digunakan 100-500 rpm, untuk kultur yang memakai microcarrier antara 20-100 rpm. Produktivitas dari suatu sistem produksi sel dipengaruhi oleh beberapa faktor, antara lain : a. Medium dan Bahan Nutrisi Kualitas dan kuantitas bahan nutrisi yang tersedia dalam medium menentukan jumlah sel yang dapat ditumbuhkan pada kultur tersebut. Medium yang digunakan harus komplit 18 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta mengandung suplemen dan asam lemak. Untuk mempertahankan kehidupan atau kultur sel perlu ada tambahan bahan nutrien serta penggantian medium yang lama dengan medium yang baru secara keseluruhan atau hanya sebagian atau dengan perfusi. b. pH dan Dapar buffer pH yang ideal untuk kultur jaringan adalah 7,4 dan diusahakan agar selama proses pembiakan sel pH tersebut tidak lebih rendah dari 7 karena pH yang lebih rendah biasanya memperlambat pertumbuhan sel. Sistem buffer yang biasa digunakan dalam media adalah sistem karbondioksida bikarbonat yang sama seperti dalam darah. Daya buffer dari medium ditingkatkan dengan adanya ion fosfat yang terdapat pada larutan garam seimbang. c. Oksigen Peningkatan produksi sel pada kultur sangat tergantung pada kecukupan penyediaan oksigen. Pemberian oksigen pada kultur dapat dilakukan dengan beberapa cara antara lain pemberian udara pada permukaan medium, difusi membran, perfusi medium dan pemompaan oksigen langsung kedalam media.

2.10 Uji Sitotoksisitas

Dokumen yang terkait

UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DAUN JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 DAN SEL VERO DENGAN METODE MTT ASSAY

0 17 29

UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL AKAR JARAK MERAH (Jatropha gossypifolia L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 DENGAN METODE MTT ASSAY

3 33 28

UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL DAUN JARAK MERAH (Jatropha gossypifolia L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 DENGAN METODE MTT ASSAY SECARA IN VITRO

1 8 25

UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL KULIT BATANG JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 DAN SEL VERO DENGAN METODE MTT ASSAY

0 13 30

UJI SITOTOKSISITAS EKSTRAK ETANOL BUAH JARAK PAGAR (Jatropha curcas L.) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 DAN SEL VERO DENGAN METODE MTT ASSAY

4 23 28

PENDAHULUAN Uji Antikanker Ekstrak Metanol Jamur Yang Diisolasi Dari Tanah Daerah Wonogiri Terhadap Sel Kanker Payudara MCF-7 Secara In Vitro.

0 4 8

PENGARUH EKSTRAK ETHANOL PROPOLIS TERHADAP PENINGKATAN EKSPRESI PROTEIN BAX DAN PENURUNAN PROLIFERASI SEL PADA KULTUR SEL KANKER PAYUDARA (CELL LINE MCF-7).

0 0 6

UJI SITOTOKSIK EKSTRAK ETANOL 50 DAUN KITOLOD (Isotoma longiflora (L.) Presl.) TERHADAP SEL KANKER SERVIKS (Ca Ski Cell Line) SECARA IN- VITRO

0 0 6

UJI AKTIVITAS EKSTRAK ETANOL 50°/o UMBI KELADI TIKUS (TYPHONIUM FLAGELLIFORME (LOOD) Bl) TERHADAP SEL KANKER PAYUDARA MCF-7 IN VITRO

0 0 6

PENGARUH EKSTRAK ETHANOL PROPOLIS TERHADAP PENURUNAN EKSPRESI CYCLIN D1 DAN PENINGKATAN APOPTOSIS PADA KULTUR SEL KANKER PAYUDARA (CELL LINE MCF-7) TESIS

0 0 27