19
2.2 Penelitian Terdahulu
Tabel 2.2 Penelitian Terdahulu
Nama dan Tahun
Variabel Penelitian Hasil Penelitian
Halim dan Abdullah
2004 Variabel Dependen:
Belanja Pemda Variabel Independen:
Dana Alokasi Umum dan Pendapatan Hasil Daerah
Secara parsial dan simultan DAU dan PAD berpengaruh
signifikan positif terhadap belanja daerah
Hadi 2006 Variabel Dependen: PDRB dan
PAD Variabel Independen: Belanja
Pembangunan Belanja Pembangunan
memberikan dampak postif dan signifikan terhadap PAD
maupun pertumbuhan ekonomi
Siagian 2008
Variabel dependen: Belanja Pemerintahan daerah
Variabel independen: Dana Alokasi Umum DAU,
Pendapatan Asli Daerah PAD dan pendapatan lain-lain yang
dianggap sah Secara parsial maupun secara
simultan DAU, PAD dan pendapatan lain-lain yang
dianggap sah berpengaruh signifikan positif terhadap
belanja daerah
Anggara 2012
Variabel Dependen: belanja modal
Variabel Independen: PAD dan DAU
Terdapat pengaruh yang signifikan antara Pendapatan
Asli Daerah terhadap Belanja Modal
Megawati 2013
Variabel dependen: belanja modal
Variabel independen: pertumbuhan ekonomi, PAD,
DAU Terdapat pengaruh
yang signifikan antara PDRB,
Pendapatan Asli Daerah, DAU terhadap Belanja Modal
2.3 Kerangka Konseptual
Belanja Modal adalah pengeluaran yang dilakukan dalam rangka pembentukan modal yang sifatnya menambah aset tetapinvestaris yang
memberikan manfaat lebih dari satu periode akuntansi, termasuk didalamnya
Universitas Sumatera Utara
20
adalah pengeluaran untuk biaya pemeliharaan yang sifatnya mempertahankan atau menambah masa manfaat, meningkatkan kapasitas dan kualitas aset.
Belanja Modal pada umumnya dialokasikan untuk perolehan aset tetap yang dapat digunakan sebagai sarana pembangunan daerah. Dengan berkembang
pesatnya pembangunan diharapkan terjadi peningkatan kemandirian daerah dalam membiayai kegiatannya terutama dalam hal keuangan. Untuk dapat mengetahui
terjadinya peningkatan kemandirian daerah, pendapatan asli daerah bisa dijadikan sebagai tolak ukurnya karena PAD ini sendiri merupakan komponen yang penting
yang merencanakan bagaimana sebuah daerah dapat mendanai sendiri kegiatannya melalui komponen pendapatan yang murni dihasilkan melalui daerah.
Anggaran daerah merupakan rencana keuangan yang menjadi dasar dalam pelaksanaan pelayanan publik dan merupakan output pengalokasian sumberdaya.
Keterbatasan sumber daya adalah pangkal masalah utama dalam pengalokasian anggaran daerah. Hal ini dapat diatasi dengan menciptakan manajemen pelayanan
publik yang terencana dengan baik. Pemerintah daerah mengalokasikan dana dalam bentuk anggaran belanja
modal dalam APBD untuk menambah aset tetap. Alokasi belanja modal ini didasarkan pada kebutuhan daerah akan sarana dan prasarana, baik untuk
kelancaran pelaksanaan tugas pemerintahan maupun untuk kualitas pelayanan publik. Besarnya belanja modal yang dialokasikan pemerintah daerah dalam
APBD tentu sangat dipengaruhi oleh posisi keuangan pada daerah tersebut. Posisi keuangan suatu daerah dapat dilihat dari besarnya Pertumbuhan Ekonomi,
Universitas Sumatera Utara
21
Pendapatan Asli Daerah PAD dan Dana Alokasi Umum DAU pada daerah tersebut.
Untuk menyederhanakan alur pemikiran tersebut, maka kerangka konseptual dalam penelitian ini dapat digambarkan sebagai berikut :
Variabel Independen Variabel Dependen
Gambar 2.1 Kerangka Konseptual
2.4 Hipotesis Penelitian