17
BAB II SEKILAS TENTANG ENTREPRENEURSHIP
A. Pengertian, Falsafah dan Sejarah Entrepreneurship
Dalam kehidupan sehari-hari kita sering menyaksikan berbagai aktivitas. Seperti misalnya seorang atau sekelompok orang mengeluarkan sejumlah uang
untuk membeli sejumlah barang, yang kemudian barang tersebut dipajang di suatu lokasi tertentu untuk dijual kembali kepada para konsumennya. Atau
seseorang membeli sejumlah barang, kemudian diolah atau diproses lalu disajikan dalam bentuk makanan di suatu lokasi untuk dinikmati konsumennya. Atau
seseorang membuka suatu usaha jasa, dan menunggu kedatangan konsumen yang membutuhkan pelayanan dengan balas jasa tertentu. Kemudian, pada suatu waktu
atau suatu periode tertentu mereka mulai menghitung jumlah uang yang telah dikeluarkan dan jumlah uang yang masuk. Dari perhitungan ini ada kelebihan dan
ada kekurangan. Jika uang yang masuk lebih besar daripada yang keluar, mereka menyebutnya sebagai keuntungan. Namun jika yang terjadi sebaliknya, mereka
menyebutnya sebagai kerugian.
1
Menjadi wirausaha berarti memiliki kemampuan menemukan dan mengevaluasi peluang-peluang, mengumpulkan sumber daya yang diperlukan
serta bertindak untuk memperoleh keuntungan dari peluang-peluang itu.
1
Kasmir, S.E., M.M., Kewirausahaan, Jakarta, PT RajaGrafindo Persada: 2007, Ed. 1-2, h. 15.
18
Berikut adalah beberapa definisi Entrepreneurship menurut berbagai ahli: Kewirausahaan adalah proses menciptakan sesuatu nilai yang berbeda
dengan mencurahkan waktu dan upaya yang diperlukan, memikul risiko-risiko finansial, psikis dan sosial yang menyertai, serta menerima penghargaan imbalan
moneter dan kepuasan pribadi.
Menurut Peter F Drucker, kewirausahaan adalah kemampuan untuk menciptakan sesuatu yang baru dan berbeda ability to create the new and
different . Menurut Thomas W Zimmerer, kewirausahaan adalah penerapan kreativitas
dan keinovasian untuk memecahkan permasalahan dan upaya memanfaatkan peluang-peluang yang dihadapi orang setiap hari.
Sedangkan menurut Andrew J Dubrin, kewirausahaan adalah seseorang yang mendirikan dan menjalankan sebuah usaha yang inovatif Entrepreneurship
is a person who founds and operates an innovative business. Adapun Robbin Coulter mendefinisikan kewirausahaan sebagai
Entrepreneurship is the process whereby an individual or a group of individuals uses organized efforts and means to pursue opportunities to create value and
grow by fulfilling wants and need through innovation and uniqueness, no matter what resources are currently controlled.
Dari definisi tentang Entrepreneurship diatas terdapat 3 tema penting yang dapat di identifikasi:
1. the pursue of opportunities,
19
2. innovation, 3. growth.
Pursuit of opportunities, entrepreneurship adalah berkenaan dengan mengejar kecenderungan dan perubahan-perubahan lingkungan yang orang lain
tidak melihat dan memperhatikannya. Innovation, entrepreneurship mencakup perubahan perombakan, pergantian
bentuk, dan memperkenalkan pendekatan-pendekatan baru…. Yaitu produk baru atau cara baru dalam melakukan bisnis.
Growth Pasca entrepreneur mengejar pertumbuhan, mereka tidak puas dengan tetap kecil atau tetap dengan ukuran yang sama. Entrepreneur
menginginkan bisnisnya tumbuh dan bekerja keras untuk meraih pertumbuhan sambil secara berkelanjutan mencari kecenderungan dan terus melakukan
innovasi produk dan pendekatan baru . Istilah kewirausahaan pada dasarnya merupakan suatu disiplin ilmu yang
mempelajari tentang nilai, kemampuan ability dan perilaku seseorang dalam menghadapi tantangan hidup untuk memperoleh peluang dengan berbagai risiko
yang mungkin dihadapinya, maka definisinya adalah: Seorang pelopor bisnis baru atau manajer yang mencoba untuk memperbaiki suatu unit organisasi dengan
memprakarsai perubahan produk.
2
2
Definisi Kewirausahaan Entrepreneurship Menurut Para Ahli. Dalam http:putracenter. wordpress.comdefinisi-kewirausahaan- entrepreneurship- menurut-para-ahli. Diakses pada tanggal
02032009.
20
Sedangkan definisi entrepreneurship yang terdapat dalam glosarium prentice hall untuk manajemen dan pemasaran adalah fenomena yang terputus-
putus, muncul dan hilang; muncul untuk mengawali perubahan dalam proses produksi misalnya, menghilang dan muncul lagi untuk mengawali perubahan
dalam proses lainnya. Kewirausahaan selalu dengan perubahan. Wirausahawan mencari perubahan, menanggapinya dan memanfaatkannya sebagai satu
kesempatan.
3
Selain itu, ada juga yang berpendapat bahwa entrepreneur adalah seseorang yang mempunyai kreativitas suatu bisnis baru dalam menghadapi resiko dan
ketidakpastian yang bertujuan untuk pencapaian laba dan pertumbuhan usaha berdasarkan identifikasi peluang dan mendayagunakan sumber-sumber serta
memodali peluang tersebut Dalam kamus istilah ekonomi populer, entrepreneur adalah seseorang yang
tergantung atas inisiatifnya dengan memperhatikan risiko kerugian keuangan yang mungkin dideritanya mendirikan suatu usaha yang dikelola sendiri.
4
Entrepreneur menurut kamus Oxford : ”A person who undertakes an entreprise or business, with the chance of profit or loss”. Seorang yang
bertanggung jawab atas sebuah bisnis dengan memikul risiko untung atau rugi. Entrepreneur dapat digolongkan ke dalam dua kelompok, yaitu business
3
Benyamin Molan, Glosarium Prentice Hall untuk Manajemen dan Pemasaran, Jakarta: PT. Prenhallindo, 2002, h. 47.
4
Ralona M., Kamus Istilah Ekonomi Populer; Indonesia – Inggris, Jakarta: Gorga Media, 2006, h. 335.
21
entrepreneur dan social entrepreneur. Perbedaan pokok keduanya utamanya terletak pada pemanfaatan keuntungan. Bagi business entrepreneur keuntungan
yang diperloleh akan dimanfaatkan untuk ekspansi usaha, sedangkan bagi sosial entrepreneur keuntungan yang didapat sebagian atau seluruhnya diinvestasikan
kembali untuk pemberdayaan ”masyarakat berisiko”. Namun dalam trend global dikotomi semacam itu kian kabur, sebab mereka business entrepreneur dan
social entrepreneur sesungguhnya berbicara dalam bahasa yang sama. ”Kami bicara dalam bahasa yang sama yaitu : inovasi, manajemen, efektifitas, mutu dan
kompetensi”
5
Wirausaha adalah jenis usaha mandiri yang didirikan oleh seorang wirausahawan, atau sering pula disebut sebagai pengusaha. Wirausahawan adalah
seseorang yang mampu menciptakan lapangan kerja baru dan mencari cara-cara atau teknik yang lebih baik dalam pemanfaatan sumber daya, memperkecil
pemborosan, serta menghasilkan barang atau jasa dalam upayanya memuaskan kebutuhan orang lain.
KBBI mendefinisikan wirausahawan sebagai orang yang pandai atau berbakat mengenali produk baru, menyusun cara baru dalam berproduksi,
menyusun operasi untuk pengadaan produk baru, mengatur permodalan operasinya,
serta memasarkannya.
Sedangkan Louis
Jacques Filion
menggambarkan wirausahawan sebagai orang yang imajinatif, yang ditandai
5
Bambang Ismawan
,
Menjawab Persoalan Bangsa dengan Entrepreneurship, dalam,
http: www. binaswadaya.orgindex.php.com.
Diakses pada tanggal 02032009.
22
dengan kemampuannya dalam menetapkan sasaran serta dapat mencapai sasaran- sasaran itu. Ia juga memiliki kesadaran tinggi untuk menemukan peluang-peluang
dan membuat keputusan. Kata wirausaha dalam bahasa Inggris, yaitu entrepreneur, merupakan kata
serapan dari bahasa Perancis yang mulanya berarti pemimpin musik atau pertunjukan.
Wirausaha dapat dikelompokkan dengan berbagai macam cara. Winarto menggolongkan aktifitas kewirausahaan menjadi dua, yaitu berwirausaha karena
melihat adanya peluang usaha entrepreneur activity by opportunity dan kewirausahaan karena terpaksa tidak ada alternatif lain untuk masa depan kecuali
dengan melakukan kegiatan usaha tertentu.
6
Social entrepreneurship adalah sesuatu yang banyak kita butuhkan di dunia saat ini. Social entrepreneur, menurut Wikipedia adalah seseorang yang
menyadari kehadiran masalah sosial, dan memanfaatkan prinsip-prinsip entrepreneurial dalam menciptakanmengelola organisasi demi melakukan
perubahan sosial.
7
Sesungguhnya Social Entrepreneurship sudah dikenal ratusan tahun yang lalu diawali antara lain oleh Florence Nightingale pendiri sekolah perawat
pertama dan
Robert Owen
pendiri koperasi.
Pengertian Social
Entrepreneurship sendiri berkembang sejak tahun 1980 –an yang diawali oleh
6
http:id.wikipedia.orgwikiWirausaha. Diakses pada tanggal 02032009.
7
Social Entrepreneurship: MYC4, dalam http:vibizlearning.comnewarticles. Diakses pada tanggal 02032009.
23
para tokoh-tokoh seperti Rosabeth Moss Kanter, Bill Drayton, Charles Leadbeater dan Profesor Daniel Bell dari Universitas Harvard yang sukses dalam kegiatan
Social Entrepreneurship karena sejak tahun 1980 berhasil membentuk 60 organisasi yang tersebar diseluruh dunia. Pengertian sederhana dari Social
Entrepreneur adalah seseorang yang mengerti permasalahan sosial dan menggunakan kemampuan entrepreneurship untuk melakukan perubahan sosial
social change, terutama meliputi bidang kesejahteraan welfare, pendidikan dan kesehatan healthcare. Jika business entrepreneurs mengukur keberhasilan
dari kinerja keuangannya keuntungan ataupun pendapatan maka social entrepreneur keberhasilannya diukur dari manfaat yang dirasakan oleh
masyarakat. Bagi disiplin ilmu ekonomi kata entrepreneur merupakan hal yang sudah
mendarah daging karena sejak semester pertama sudah diperkenalkan dengan tokoh-tokohnya antara lain Richard Cantillon 1755, J.B. Say 1803 dan J.
Schumpeter 1934. Cantillon menyatakan entrepreneur sebagai seseorang yang mengelola perusahaan atau usaha dengan mendasarkan pada akuntabilitas dalam
menghadapi resiko yang terkait a person who undertakes and operates a new enterprise or venture and assumes some accountability for inherent risks; B. Say
memberikan pengertian entrepreneur sebagai seseorang yang mampu
meningkatkan nilai sumber daya ekonomi ke tingkatan yang lebih tinggi, baik produktivitasnya maupun nilainya a person who creates value by shifting
economic resources out of an area of lower and into an area of higher
24
productivity and greater yield, sedangkan Schumpeter mendefinisikan “unternehmer” atau entrepreneur sebagai an innovative force for economic
progress, important in the process of creative destruction and therefore as a change agent.
Dari berbagai pengertian tersebut maka Social Entrepreneur sesungguhnya adalah agen perubahan change agent yang mampu untuk :
1. Melaksanakan cita-cita mengubah dan memperbaiki nilai-nilai sosial 2. Menemu kenali berbagai peluang untuk melakukan perbaikan
3. Selalu melibatkan diri dalam proses inovasi, adaptasi, pembelajaran yang terus menerus
4. Bertindak tanpa menghiraukan berbagai hambatan atau keterbatasan yang dihadapinya
5. Memiliki akuntabilitas dalam mempertanggungjawabkan hasil yang dicapainya, kepada masyarakat.
Yang menggembirakan bahwa akhir-akhir ini adalah terjadinya pergeseran social entrepreneurship yang semula dianggap merupakan kegiatan ”non-profit”
antara lain melalui kegiatan amal menjadi kegiatan yang berorientasi bisnis entrepreneurial private-sector business activities.
8
Adapun falsafah dari entrepreneur adalah sebagai berikut:
8
Setyanto P. Santosa, Peran Social Entrepreneurship Dalam Pembangunan, dikutip dari acara dialog “ Membangun Sinergisitas Bangsa Menuju Indonesia Yang Inovatif, Inventif dan
Kompetitif” diselenggarakan oleh Himpunan IESP FE-Universitas Brawijaya,Malang, 14 Mei 2007. dalam setyantopacific.net.id. Diakses pada tanggal 02032009.
25
Sampai tingkat tertentu keberhasilan sebagai seorang wirausaha tergantung kepada kesediaannya untuk bertanggungjawab atas pekerjaannya. Salah satunya
adalah dengan cara mengenali diri sendiri. Hal tersebut dimaksudkan untuk mencapai tujuan yang sesuai dengan yang diinginkan dalam hidupnya.
Kekuatannya datang dari tindakan-tindakannya dan bukan pada tindakan orang lain. Meskipun risiko kegagalan selalu ada, para wirausaha mengambil risiko
dengan jalan menerima tangguungjawab atas tindakan mereka sendiri. Kegagalan harus diterima sebagai pengalamman belajar. Beberapa wirausaha berhasil setelah
mengalami banyak kegagalan. Belajar dari pengalaman masa lalu akan membantunya untuk menyalurkan kegiatan-kegiatannya guna mencapai hasil-
hasil yang lebih positif, dan keberhasilan merupakan buah dari usaha-usaha yang tidak mengenal lelah.
Mereka harus mengejar tujuan-tujuan yang berhubungan dengan kemampuan-kemampuan dan keterampilan-keterampilan yang dimilikinya.
9
Dengan spirit yang dimilikinya, entrepreneur dapat mengubah masyarakat bahkan dunia. Contoh berikut membuktikan hal itu.
Pertama, Thomas Alva Edison 1847 – 1931 pada usia 22 tahun
menemukan Telegraf, dan beberapa tahun kemudian menemukan Lampu Pijar pertama yang dapat menyala 40 jam. Ia terus berkarya hingga usia 84 tahun dan
menghasilkan sekitar 1.300 paten atas namanya, serta telah memasarkan sebagian
9
Geoffrey G. Meredith et. al., Kewirausahaan; Teori dan Praktek, Jakarta: PT Pusaka Binaman Pressindo, 2000, Cet VI, h. 7.
26
besar produknya. Perusahaan yang didirikan untuk memasarkan produknya kita kenal dengan nama General Electric GE. GE adalah perusahaan no. 5 di
Amerika Serikat dan no. 9 di dunia yang mempekerjakan sekitar 325.000 karyawan.
Kedua, Muhammad Yunus pendiri Grameen Bank dan peraih nobel perdamaian 2006 dari Bangladesh. Ekonom ini lulusan Vanderbilt University,
AS ini sangat terusik dengan kemiskinan yang massive di negerinya, sementara teori-teori ekonomi yang dipelajarinya tidak bisa memecahkan persoalan
kemiskinan. Akhirnya ia terjun langsung dengan memberikan pinjaman sekitar US 27 bagi 42 orang petani dan pengrajin. Upaya ini kemudian bertumbuh
menjadi model lembaga keuangan pedesaan yang terkemuka di dunia. Model pelayanan keuangan yang dikembangkannya telah direplikasikan di 58 negara.
Lembaga keuangan tersebut dikenalsebagai Grameen Bank bank desa yang kini melayani sekitar 7 juta orang 7.309.335 per 30 September 2007 dan sebagian
besar97 adalah perempuan. Jumlah outstanding credit US 500,67 juta dan tingkat pengembalian 98,40 . Karya Yunus membuktikan, bahwa orang-orang
miskin, atau pengusaha mikro economically active poor adalah bankable. Bina Swadaya Entrepreneruship.
Bina Swadaya merupakan lembaga pemberdayaan masyarakat yang lahir pada 24 Mei 1967 oleh sejumlah aktivis Ikatan Petani Pancasila IPP yang
merasa terpanggil untuk memberdayakan masyarakat miskin dan terpinggirkan. Bina Swadaya pun berupaya menjadi wahana pemberdayaan masyarakat yang
27
mandiri dan konsisten, serta hadir secara kontekstual. Mandiri berarti adanya tekad untuk membangun dan menjaga kemandirian keuangan, dengan tidak
bergantung pada bantuan lembaga dana. Konsisten dibuktikan dengan tetap berpegang teguh pada visi – misi pemberdayaan masyarakat miskin dan
terpinggirkan. Kontekstual berarti hadir untuk menjawab kebutuhan dan mengantisipasi tantangan dan peluang yang ada.
10
B. Ciri-ciri Entrepreneurship