32
aspek keuangan dan sumber daya manusia. Pada saat unit usaha dibentuk organizational capital dan saat usaha sosial mulai menguntungkan maka
makin banyak sarana sosial dibangun. 4. Peningkatan Kesetaraan equity promotion
Salah satu tujuan pembangunan ekonomi adalah terwujudnya kesetaraan dan pemerataan kesejahteraan masayarakat. Dan melalui social
entrepreneurship tujuan tersebut akan dapat diwujudkan, karena para pelaku bisnis yang semula hanya memikirkan pencapaian keuntungan yang
maksimal, selanjutnya akan tergerak pula untuk memikirkan pemerataan pendapatan agar dapat dilakukan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan.
Contoh keberhasilan Grameen Bank adalah salah satu bukti dari manfaat ini.
14
D. Pengertian Bisnis Sosial
Krisis global seharusnya cukup mencelikkan mata kita dari kebutaan dan melihat “jalan lain” agar kita bisa hidup berkecukupan dan beradab. Dan salah
satu “jalan lain” tersebut terdapat dalam bisnis sosial. Di bawah ini adalah penjelasan tentang bisnis sosial dan bagaimana bisnis sosial bisa diciptakan
dimana saja mulai dari lingkungan yang berpengaruh. Definisi dari bisnis sosial tersebut adalah:
14
Setyanto P. Santosa, Peran Social Entrepreneurship Dalam Pembangunan, dikutip dari acara dialog “ Membangun Sinergisitas Bangsa Menuju Indonesia Yang Inovatif, Inventif dan
Kompetitif” diselenggarakan oleh Himpunan IESP FE-Universitas Brawijaya,Malang, 14 Mei 2007. dalam setyantopacific.net.id. Diakses pada tanggal 02032009.
33
1. Bisnis Sosial adalah bisnis yang bertujuan untuk memenuhi kebutuhan- kebutuhan sosial, misalnya untuk mengurangi kemiskinan, menyediakan
makanan bergizi bagi kaum miskin, asuransi kesehatan, pendidikan dan perumahan bagi warga menengah ke bawah, dst. Bisnis sosial bisa juga
bergerak di segala bidang, misalnya dari property sampai financial, namun dimiliki oleh sesama anggota.
2. Seperti layaknya lembaga bisnis, seluruh biaya yang dikeluarkan harus diperhitungkan dan didanai dari mekanisme bisnis berjalan.
3. Digerakkan oleh cause-driven, bukan profit-driven. Sedangkan model-model bisnis sosial adalah sebagai berikut:
1. Model 1: Perusahaan yang berorientasi pada penyediaan pelayanan sosial, bukan mencari keuntungan bagi pemilik atau investor, dan dimiliki oleh
investor untuk tujuan sosial seperti pengurangan kemiskinan, kesehatan bagi kaum miskin, pendidikan, keadilan sosial, keberlanjutan lingkungan hidup
dan seterusnya. 2. Model 2: Bisnis profit yang dimiliki oleh kaum miskin. Keuntungan
perusahaan dikembalikan untuk kesejahteraan kaum miskin. 3. Perbedaan model 1 dan 2: Pada model 1, barang, jasa dan system yang
bekerja menciptakan keuntungan sosial. Pada model 2, barang dan jasa yang diproduksi bisa menciptakan atau tidak menciptakan keuntungan sosial.
Keuntungan sosial terletak pada kepemilikan oleh kaum miskin. Keuntungan finanasial dikembalikan kepada mereka yang membutuhkan. Bisnis sosial
34
juga bisa gabungan kedua model itu: perusahaan yang menciptakan keuntungan sosial dan sekaligus dimiliki oleh kaum miskin.
Bisakah gabungan bisnis profit dan bisnis sosial? Teorinya bisa. Misalnya keuntungan dibagi, misalnya 60 untuk tujuan sosial dan 40 untuk tujuan
keuntungan pribadi atau sebaliknya. Pada prakteknya sangat sulit karena tujuannya saling berlawanan satu dengan yang lain. Management akan lebih
realistik mengelola perusahan bisnis sosial murni atau bisnis profit murni. Sekedar menyebut beberapa nama sebagai contoh: Grameen Bank dan
perusahaan-perusahaan lain yang berafiliasi dengan Grameen dalam kurun waktu kurang dari 3 dekade Grameen sudah memiliki 24 perusahaan dan semua adalah
bisnis sosial model 1, 2 dan campuran keduanya, Credit Union yang mulai pada abad 19 di German dan mengglobal sampai masuk ke kampung-kampung
nusantara. Bina Swadaya yang menyandang nama NGO terbesar pada tahun 7080-an kini sudah memiliki beberapa sebuah sumber menyebut belasan
perusahaan bisnis sosial. Bisnis sosial tersebut bisa tercipta apabila:
a. Perusahaan-perusahaan yang ada yang ingin menggerakkan bisnis sosial. Mereka bisa mengalokasikan sebagian keuntungan untuk bisnis sosial sebagai
bagian dari Corporate Social Responsibility atau dengan menciptakan bisnis sosial sendiri atau bekerja-sama dengan perusahaan lain atau social business
entrepreneurs tertentu.
35
b. Yayasan-yayasan sosial karitatif, lembaga-lembaga keagamaan atau lembaga- lembaga karitatif menciptakan dana untuk bisnis sosial sambil tetap
menjalankan proyek-proyek karitatif. c. Usahawan individual yang sukses dalam binis profit yang tertantang
menggunakan kreatifitasnya untuk menciptakan bisnis sosial. d. Badan donor bilateral atau multilateral memberikan dukungan bisnis sosial
kepada negara-negara penerima utang. e. Pemerintah nasional maupun lokal.
f. Para pensiunan bisa menyisihkan sebagian dananya untuk investasi di bisnis sosial.
g. Kaum muda yang masih sekolah atau yang sudah lulus bisa memilih untuk menciptakan bisnis sosial didorong oleh idealisme menciptakan kesejahteraan
dan keadilan dan peluang untuk mengubah dunia.
15
Bisnis sosial adalah bisnis seperti bisnis saat ini, tetap mengambil keuntungan agar roda perusahaan tetap berjalan, mampu memperbesar usaha,
membuka cabang baru, menggaji professional dengan gaji sesuai pasaran, menjalankan promosi dan strategi marketing. Ukuran keberhasilan bukan pada
berapa keuntungan materi tapi berapa banyak orang yang telah dibantu dan mendapatkan manfaatnya, serta dampak positif apa yang ditimbulkan. Investor,
Pemilik perusahaan boleh menarik kembali modal yang ditanam dari keuntungan
15
J. Sudrijanta, SJ on December 16th, 2008, Bisnis Sosial sebagai Jalan Alternatif terhadap Krisis Global, dalam http:gerejastanna.orgbisnis-sosial-sebagai-jalan-alternatif-terhadap-krisis-
global. Diakses pada tanggal 02032009.
36
sampai 100, setelah itu tidak boleh ambil lagi. Keuntungan berikut akan diputar kedalam perusahaan.
Ini menarik. Para donatur yang biasanya menyumbang tak harap kembali, bisa mendapatkan uangnya kembali dari konsep Bisnis Sosial. Donatur bisa
mengivestasikan lagi ke Binis Sosial lainnya, terus dan terus. Dengan demikian orang miskin tidak selalu mengharapkan uang dari donatur karena ada mesin uang
yang sudah berjalan. Pemberian uang tunai sangat tidak mendidik dan tidak memacu orang untuk berkarya lebih keras.
Ciri-ciri Binis Sosial bisa beraneka ragam dengan visi dan misi yang sama. Mereka merancang, menjual produk yang dibutuhkan kalangan miskin dengan
harga murah tapi perusahaan harus tetap bisa untung. Memberikan keringanan dalam membayar jika barangnya tidak bisa dibuat murah. Produk yang dijual
umumnya yang berdampak meningkatkan kesehjateraan orang miskin misalnya makanan sehat bagi anak-anak, solar cell untuk pembangkit listrik 50 watt, kredit
mikro. Semakin banyak orang menjalankan Bisnis Sosial, lambat laun kemiskinan
akan terkikis dengan sendirinya.
16
16
Bisnis Sosial Jadi Pilihan para Donatur, July 23rd, 2008 dalam http:www. andaisaja.com?cat=8. Diakses pada tanggal 02032009.
37
BAB III BIOGRAFI MUHAMMAD YUNUS