Peran Entrepreneurship Dalam Pembangunan Ekonomi

30 7. Optimis dan Segera’Bangun’ saat Jatuh 8. Cepat Berhitung Mengambil Keputusan 9. Terpacu untuk lebih ‘Sejahtera’ 13

C. Peran Entrepreneurship Dalam Pembangunan Ekonomi

Social Entreprenuers makin berperan dalam pembangunan ekonomi karena ternyata mampu memberikan daya cipta nilai–nilai sosial maupun ekonomi, yakni: 1. Menciptakan kesempatan kerja Manfaat ekonomi yang dirasakan dari Social Entrepreneurship di berbagai negara adalah penciptaan kesempatan kerja baru yang meningkat secara signifikan. Penelitian yang dilakukan oleh John Hopkins University pada tahun 1998 di 13 negara menunjukan bahwa tenaga kerja yang bekerja disektor ini berkisar antara 1 – 7 . Selain itu memberikan pula peluang kerja kepada penyandang cacat untuk dilibatkan dalam kegiatan produktif. 2. Melakukan inovasi dan kreasi baru terhadap produksi barang ataupun jasa yang dibutuhkan masyarakat. Berbagai inovasi terhadap jasa kemasyarakatan yang selama ini tidak tertangani oleh pemerintah dapat dilakukan oleh kelompok Social 13 Eileen Rachman Sylvina Savitri, Entrepreneur: Pejuang Bisnis, 25-Feb-2007, dalam http:jobs.experd.com. Diakses pada tanggal 03032009. 31 Entrepereneurship seperti misalnya : penanggulangan HIV dan narkoba, pemberantasan buta huruf, kurang gizi. Seringkali standar pelayanan yang dilakukan pemerintah tidak mengenai sasaran karena terlalu kaku mengikuti standar yang ditetapkan. Sedangkan Social Entrepreneurs mampu untuk mengatasinya karena memang dilakukan dengan penuh dedikasi. Menurut Bill Drayton 2006: social entrepreneurs need and deserve loyalty. Their work is not a job, it is their life. 3. Menjadi modal sosial. Modal sosial merupakan bentuk yang paling penting dari berbagai modal yang dapat diciptakan oleh social entrepreneur karena walaupun dalam kemitraan ekonomi yang paling utama adalah nilai -nilai : saling pengertian shared value, trust kepercayaan dan budaya kerjasama a culture of cooperation, kesemuanya ini adalah modal sosial. Keberhasilan negara Jerman dan Jepang adalah karena akar dari long-term relationship dan etika kerjasama yang mampu untuk menumbuhkan inovasi dan mengembangkan industri di negara masing-masing. Bank Dunia menyatakan pula bahwa permasalahan yang kritis dalam penanggulangan kemiskinan adalah modal sosial yang tidak memadai. Dibawah ini digambarkan “virtous circle of social capital” yang diawali dengan penyertaan awal dari modal sosial oleh social entrepreneurs. Selanjutnya dibangun jaringan kepercayaan dan kerjasama yang makin meningkat sehingga dapat akses kepada pembangunan fisik, 32 aspek keuangan dan sumber daya manusia. Pada saat unit usaha dibentuk organizational capital dan saat usaha sosial mulai menguntungkan maka makin banyak sarana sosial dibangun. 4. Peningkatan Kesetaraan equity promotion Salah satu tujuan pembangunan ekonomi adalah terwujudnya kesetaraan dan pemerataan kesejahteraan masayarakat. Dan melalui social entrepreneurship tujuan tersebut akan dapat diwujudkan, karena para pelaku bisnis yang semula hanya memikirkan pencapaian keuntungan yang maksimal, selanjutnya akan tergerak pula untuk memikirkan pemerataan pendapatan agar dapat dilakukan pembangunan ekonomi yang berkelanjutan. Contoh keberhasilan Grameen Bank adalah salah satu bukti dari manfaat ini. 14

D. Pengertian Bisnis Sosial