Pusat zona
Ruas
Zona Batas zona
Simpul Batas daerah kajian
Gambar 2.2 Sketsa Daerah Kajian Sederhana
II.4 Pemilihan Rute Jaringan Jalan
II.4.1 Umum
Dewasa ini jaringan jalan di kota besar di Indonesia mengalami permasalahan transportasi yang sangat kritis seperti kemacetan lalu lintas yang disebabkan oleh
tingginya tingkat urbanisasi, pertumbuhan ekonomi, kepemilikan kendaraan, serta berbaurnya peranan fungsi jalan arteri, kolektor, dan lokal sehingga jaringan jalan
tidak dapat berfungsi secara efisien.
Universitas Sumatera Utara
Pada sistem transportasi tersebut dapat dilihat bahwa kondisi keseimbangan dapat terjadi pada beberapa tingkat. Yang paling sederhana keseimbangan pada sistem
jaringan jalan; setiap pelaku perjalanan berusaha mencari rute terbaik masing-masing yang meminimumkan biaya perjalanannya misalnya waktu. Hasilnya, mereka akan
mencoba mencari beberapa rute alternatif yang akhirnya berakhir pada suatu pola rute yang stabil setelah beberapa kali mencoba-coba.
Proses pengalokasian pergerakan tersebut menghasilkan suatu pola rute yang arus pergerakannya dapat dikatakan berada dalam keadaan seimbang jika setiap
pelaku perjalanan tidak dapat lagi mencari rute yang lebih baik untuk mencapai zona tujuannya karena mereka telah bergerak pada rute terbaik yang telah tersedia. Kondisi
ini disebut kondisi keseimbangan jaringan jalan. Pada tahap pembebanan rute, beberapa prinsip digunakan untuk
membebankan rute Asal Tujuan pada jaringan jalan yang akhirnya menghasilkan informasi arus lalulintas pada setiap ruas jalan,tetapi hal ini bukanlah satu-satunya
informasi. Arus lalu lintas pada suatu ruas jalan dalam suatu jaringan dapat diperkirakan
sebagai hasil proses pengkombinasian informasi pemilihan rute, deskripsi sistem jaringan dan pemodelan pemilihan rute. Prosedur pemilihan rute bertujuan memodel
perilaku pelaku pergerakan dalam memilih rute yang menurut mereka merupakan rute terbaiknya. Dengan kata lain, dalam proses pemilihan rute, pergerakan antara dua
zona yang didapat dari sebaran pergerakan untuk moda tertentu yang didapat dari pemilihan moda dibebankan ke rute tertentu yang terdiri ruas jaringan tertentu.
Tujuan tahapan ini adalah mengalokasikan setiap pergerakan antarzona kepada berbagai rute yang paling sering digunakan oleh seseorang yang bergerak dari zona
Universitas Sumatera Utara
asal ke zona tujuan. Keluaran tahapan ini adalah informasi arus lalu lintas pada setiap ruas jalan, termasuk jarak dan biaya waktu antar zonanya.
Dengan mengasumsikan setiap pengguna jalan memilih rute yang meminimumkan biaya perjalanannya rute tercepat jika dia lebih mementingkan
waktu dibandingkan dengan jarak dan biaya, maka adanya pengguna ruas yang lain mungkin disebabkan oleh perbedaan persepsi pribadi tentang biaya atau mungkin juga
disebabkan oleh perbedaan persepsi pribadi tentang keinginan menghindari kemacetan. Hal utama dalam proses pembebanan rute adalah memperkirakan asumsi
pengguna jalan mengenai pilihan yang terbaik. Terdapat beberapa faktor yang mempengaruhi dalam pemilihan rute pada saat kita melakukan perjalanan.
Beberapanya adalah waktu tempuh, jarak, biaya bahan bakar dan lainnya, kemacetan dan antrian, jenis manuver yang dibutuhkan, jenis jalan raya jalan tol,
arteri, pemandangan, kelengkapan rambu lalu lintas dan marka jalan, serta kebiasaan. Sangat sukar untuk menghasilkan persamaan biaya gabungan yang
menggabungkan semua faktor tersebut. Selain itu, tidaklah praktis memodel semua faktor sehingga harus digunakan beberapa asumsi atau pendekatan. Salah satu
pendekatan yang paling sering digunakan adalah mempertimbangkan dua faktor utama dalam pemilihan rute, yaitu pergerakan dan nilai waktu biaya pergerakan
dianggap proporsional dengan jarak tempuh. Dalam beberapa model pemilihan rute dimungkinkan penggunaan bobot yang berbeda bagi faktor waktu tempuh dan faktor
jarak tempuh untuk menggambarkan persepsi pengendara dalam kedua faktor tersebut. Terdapat bukti kuat yang menunjukkan bahwa waktu tempuh mempunyai
bobot lebih dominan daripada jarak tempuh bagi pergerakan dalam kota.
Universitas Sumatera Utara
Model pemilihan rute dapat diklasifikasikan berdasarkan beberapa faktor pertimbangan yang didasari pengamatan bahwa tidak setiap pengendara yang berasal
dari zona asal ke zona tujuan akan memilih rute yang persis sama, khususnya di daerah perkotaan. Hal ini disebabkan oleh adanya:
a. Perbedaan persepsi pribadi tentang apa yang diartikan dengan biaya
perjalanan karena adanya perbedaan kepentingan atau informasi yang tidak jelas dan tidak tepat mengenai kondisi lalu lintas pada saat itu.
b. Peningkatan biaya karena adanya kemacetan pada suatu ruas jalan yang
menyebabkan kinerja beberapa rute lain menjadi lebih tinggi sehingga meningkatkan peluang untuk memilih rute tersebut.
Jadi tujuan penggunaan model pemilihan rute adalah untuk mendapatkan setepat mungkin rute yang didapat pada saat survei yang dilakukan untuk setiap ruas
jalan dalam jaringan jalan tersebut. Analisis pemilihan rute tersebut terdiri dari beberapa bagian utama yaitu.
1. Alasan pemakai jalan memilih suatu rute dibandingkan dengan rute
lainnya; 2.
Pengembangan model yang menggabungkan sistem transportasi dengan alasan pemakai jalan memilih rute tertentu.
3. Kemungkinan pengendara berbeda persepsinya mengenai ‘rute
terbaik’ beberapa pengendara mungkin mengasumsikan sebagai rute dengan jarak tempuh terpendek, rute dengan waktu tempuh
tersingkat, atau mungkin juga kombinasi keduanya. 4.
Kemacetan dan ciri fisik ruas jalan membatasi jumlah arus lalu- lintas di jalan tersebut.
Universitas Sumatera Utara
Pada kasus lain, waktu tempuh dan jarak sesungguhnya dalam kejadian sehari- hari di lapangan sering dijumpai tidak selalu sebanding. Hal ini disebabkan oleh
adanya jarak yang panjang tetapi waktu tempuhnya cepat, ada pula jarak yang pendek justru sebaliknya waktu tempuhnya lama. Penyebabnya barangkali terletak pada
kondisi ruas jalan atau rute yang dilewati seperti, ruas jalannya padat atau macet, atau ruas jalannya jelek permukaannya berlubang-lubang, jalan tanah, kerikil, dan lain-
lain. Ada 2 kelompok variable yang berarti mempengaruhi pelaku perjalanan
diambil dari penelitian Fidel, 2002 yaitu:
1 Kelompok variable yang dapat diukur kuantitatif
1. Variable waktu tempuh menit, jam, atau hari
2. Variabel jarak kilometer atau mil
3. Variabel biaya rupiah, seperti ongkos atau bahan bakar
4. Kemacetan atau antrian vc ratio
5. Banyakjenis manuver yang akan dilewati banyak persimpangan sebidang
6. Panjangjenis ruas jalan raya arteri, biasa, atau toll.
7. Kelengkapan rambu-rambu lalu-lintas atau marka jalan buah
2 Kelompok variable yang tidak dapat diukur kualitatifVariabel pemandangan
alam yang indah 1.
Variabel aman dan nyaman 2.
Variabel kebiasaan seseorang untuk melewati suatu rute tertentu. 3.
Variabel perbedan persepsi tentang suatu rute tertentu kelompok kualitatif 4.
Variabel informasi rute yang salah kelompok kualitatif 5.
Variabel kesalahanerror lainnya kelompok kualitatif
Universitas Sumatera Utara
Sebagai contoh, pertimbangkan sebuah kota ideal yang mempunyai satu ruas jalan yang tembus yang berkapasitas rendah 1000 kendaraanjam serta satu jalan
pintas yang berkapasitas tinggi, seperti terlihat pada gambar dibawah. Jalan pintas mempunyai jarak lebih jauh tetapi memiliki kapasitas yang lebih tinggi 3000
kendaraan jam.
Gambar 2.3. Contoh Gambar Pemilihan Rute Alternatif
Asumsikan pada jam sibuk pagi terdapat 3500 kendaraan mendekati kota dan setiap pengendara akan memilih rute terpendek jalan tembus. Sangatlah kecil
kemungkinan bahwa semua kendaraan melakukan hal tersebut karena kendaraan mulai memilih pilihan kedua yang mempunyai jarak lebih jauh untuk menghindari
kemacetan dan tundaan. Akhirnya tidak semua 3500 kendaraan memilih jalan tembus; sebagian besar
akan memilih jalan pintas dengan alasan pemandangannya menarik, atau karena adanya jaminan tidak akan terjadinya kemacetan, meskipun jaraknya lebih jauh.
Perbedaan dalam tujuan dan persepsi ini menghasilkan pola penyebaran kendaran pada setiap rute yang dalam hal ini disebut pemilihan rute.
Pada suatu saat akan terjadi kondisi stabil, yaitu tidak memungkinkan lagi seseorang memilih rute lain yang lebih baik karena kedua rute mempunyai biaya yang
Universitas Sumatera Utara
sama dan minimum. Kondisi ini dikenal dengan kondisi keseimbangan yang
ditemukan oleh Wardrop, 1952. II.4.2 Faktor Penentu Utama Pemilihan Rute
Hal utama dalam proses pemilihan rute adalah memperkirakan asumsi pengguna jalan mengenai pilihannya yang terbaik. Terdapat beberapa faktor yang
mempengaruhi pemilihan rute pada saat kita melakukan perjalanan, beberapa diantaranya adalah sebagai berikut :
a. Waktu tempuh, waktu tempuh adalah waktu total perjalanan yang
diperlukan, termasuk berhenti dan tundaan, dari suatu tempat ke tempat lain melalui rute tersebut. Salah satu metode pengamatan waktu tempuh
dapat dilakukan dengan metode Pengamat Bergerak, yaitu pengamat mengemudikan kenderaan survei di dalam arus lalu lintas dan mencatat
waktu tempuhnya. b.
Nilai waktu, nilai waktu adalah sejumlah uang yang disediakan seseorang untuk dikeluarkan atau dihemat untuk menghemat satu unit waktu
perjalanan. Nilai waktu ini relatif dengan banyaknya pengeluaran konsumen.
c. Biaya perjalanan, biaya perjalanan dapat dinyatakan dalam bentuk uang,
waktu tempuh, jarak atau kombinasi ketiganya yang diasa disebut biaya gabungan. Dalam hal ini diasumsikan bahwa total biaya perjalanan
sepanjang rute tertentu adalah jumlah dari biaya setiap ruas jalan yang dilalui. Jadi, dengan mengetahui semua biaya dari setiap ruas jalan, dapat
Universitas Sumatera Utara
ditentukan dengan algoritma tertentu rute terbaik yang dapat dilalui pada jaringan jalan tersebut.
d. Biaya operasi kenderaan, perbaikan dan peningkatan mutu prasarana dan
prasarana transportasi akan bertujuan mengurangi biaya operasional kenderaan. Biaya ini antara lain meliputi penggunaan bahan bakar,
pelumas, biaya penggantian misalnya, ban, biaya perawatan kenderaan, dan upah atau gaji supir.
II.4.3 Model Analisis Pemilihan Rute
Perbedaan dalam tujuan dan persepsi menghasilkan proses penyebaran kenderaan pada setiap rute, yang dalam hal ini disebut dengan proses stokastik
mempertimbangkan peranannya dalam pemilihan rute. Metode analisis pemilihan rute yang dipakai dalam pembebanan lalu lintas sangat bergantung pada salah satu
bagian analisis. Tapi sebaliknya, jika unsur stokastik dihilangkan, maka perhitungan
kapasitas jalan VC rasio sangat diperlukan Ofyar, 2000. Dua unsur yang ekstrim
dan kontroversial ini mengakibatkan adanya 4 empat metode dalam analisis pemilihan rute.
Tabel 2.1. Pengelompokan model pemilihan rute
Pengaruh Unsur yang Lebih Dipertimbangkan
Pengaruh Stokastik Dipertimbangkan? Tidak
Ya Apakah Pengaruh
kendala kapasitas dipertimbangkan ?
Tidak Model Semua atau
tidak sama sekali all-or-nothing
Model Stokastik Murni
Ya Model
Keseimbangan Wardrobe
Model keseimbangan
pengguna Stokastik
Universitas Sumatera Utara
1. Model semua atau tidak sama sekali All-Or-Nothing
Model ini tidak memperdulikan pengaruh kendala kapasitas suatu ruas jalan, apakah ruas jalannya macet atau tidak, seluruh pemakai jalan pelaku perjalanan akan
memilih ruas jalan yang terdekat, waktunya singkat, dan ongkosnya murah, sekalipun ruas jalan tersebut macet. Disini unsur stokastik juga tidak ada sama sekali karena
seluruh pemakai jalan hanya dipengaruhi oleh bagaimana meminimalkan jarak, waktu dan ongkos. Akibatnya ruas jalan yang lainnya alternatif menjadi sepi.
2. Model Keseimbangan Wardrop
Model ini sesuai dengan hukum Wardrop dalam pembebanan arus lalu lintas pada suatu ruas dalam jaringan jalan yang menghubungkan suatu zona asal dengan
suatu zona tujuan. Hukum Wardrop menyatakan bahwa pemakai jalan akan terpengaruh oleh variable kepadatan volume lalu-lintas vc ratio-Tingkat kemacetan,
yaitu apabila suatu ruas jalan sudah macet, pemilih jalan akan memilih ruas jalan yang tingkat kemacetannya rendah serta mempertimbangkan variabel jarak terpendek,
waktu tersingkat dan ongkos termurah, sehingga terjadi keseimbangan antara ruas jalan yang pertama dan ruas jalan yang terakhir.
Walaupun demikian sipemakai jalan mengalami kekurangan informasi mengenai jarak terpendek, waktu tersingkat dan ongkos termurah, sehingga timbul
perbedaan persepsi diantara pemakai jalan tentang jarak, waktu, dan ongkos minimal.
3. Model Stokastik Murni
Model ini dipakai berdasarkan pada asumsi bahwa para pelaku perjalanan yang akan menggunakan rute alternatif, perilakunya tidak dipengaruhi sedikitpun oleh
Universitas Sumatera Utara
kondisi ruas jalan yang macet kendala kapasitas, sehingga masing-masing individu pelaku perjalanan memiliki persepsi yang berbeda-beda mengenai rute terbaik jarak
terpendek, waktu tersingkat dan ongkosbiaya termurah. Sebagai akibatnya bermainlah faktor acak dan variable random yang sulit untuk diukur seperti variable
pemandangan alam yang indah, keamanan, kebiasaan, persepsi yang berbeda, kesalah informasi, dan kesalahan lainnya.
Untuk menyelesaikan persoalan random ini Kanafi, 1983 melakukan
pendekatan dengan menggunakan fungsi kepuasan pemakai jalan yang berprinsip bahwa pelaku perjalanan dalam memilih rute alternatif akan memaksimalkan
kepuasannya dalam menggunakan suatu rute.
4. Model keseimbangan pengguna Stokastik
Model ini menggabungkan unsur randomstokastik akibat perbedaan persepsi antar pengendara dengan kepadatan
arus lalu-lintas pada suatu rute. Modelpendekatannya mengikuti fungsi biaya yang dipengaruhi kepadatan lalu-lintas
pada suatu ruas jalan. Setiap ruas jalan memiliki peluang yang sama untuk dipilih pengguna ruas jalan, karena masing-masing pengguna memiliki persepsi yang
berbeda-beda relatif terhadap ruteruas jalan yang mana ongkos perjalanannya murah.
II.5 Pemilihan Rute Terpendek Pada Jaringan Jalan Shortest Path