dialokasikan untuk pangan semakin sedikit, dan semakin rendah penghasilan keluarga maka persentase penghasilan yang dialokasikan untuk pangan semakin tinggi. Hal ini
dikarenakan semua hasil penghasilan digunakan untuk mencukupi kebutuhan pangan Suhardjo, 1996.
Hal ini sesuai dengan penelitian Wuri 2005 yang menyatakan alasan ibu memberikan suplemen kepada anaknya antara lain dipengaruhi oleh tingkat pendidikan,
pekerjaan dan penghasilan. Hal ini didukung juga oleh penelitian Evi 2009 bahwa ada hubungan antara tingkat pendidikan dan penghasilan sangat berhubungan dengan perilaku
konsumsi suplemen pada anak. Green 2005 perilaku dipengaruhi oleh faktor predisposisi dimana faktor-faktor ini mencakup pengetahuan dan sikap, tingkat
pendidikan dan tingkat sosial ekonomi.
5.2. Pengetahuan Responden Tentang Suplemen
Berdasarkan tabel 4.3. dapat dilihat bahwa sebahagian besar responden menjawab bahwa fungsi suplemen adalah untuk membuat anak jadi pintar dan gemuk. Hal ini tidak
sesuai dengan pendapat Firman 2008 yang mengatakan bahwa fungsi suplemen hanya lah untuk melengkapi kalau ada kekurangan vitamin dan mineral dalam tubuh.
Suplemen sama sekali tidak dapat digunakan untuk menggantikan vitamin alami yang diperoleh dari makanan karena satu jenis makanan memiliki kombinasi berbagai jenis
vitamin dan zat-zat lain seperti nutrisi utama, mineral, sampai antioksidan yang diperlukan oleh tubuh.
Suplemen itu merupakan makanan tambahan sebagai penambah asupan gizi yang kurang dari makanan sehari-hari jadi suplemen itu bukan merupakan zat yang dapat
membuat anak menjadi pintar dan gemuk. Sedangkan untuk menjadikan anak pintar dan
Universitas Sumatera Utara
gemuk bukan hanya dari asupan makanan saja tetapi lebih kepada upaya bagaimana
orangtua mendidik anaknya sejak usia dini. Selain itu adanya asumsi ibu yang mengatakan bahwa anak yang gemuk adalah anak yang sehat.
Hal ini menunjukkan bahwa banyak ibu yang menganggap bahwa suplemen itu merupakan makanan tambahan yang dapat menggantikan vitamin alami dan dapat
membuat anak menjadi pintar dan gemuk. Selain itu berdasarkan tabel 4.3. sebanyak 25
orang 54,3 memilih iklan sebagai sumber informasi tentang suplemen. Hal ini sesuai dengan penelitian yang dilakukan oleh Kuswandi 1996, peranan iklan di televisi yaitu
menimbulkan minat sasaran, mencapai sasaran yang lebih banyak, merangsang sasaran untuk mau melaksanakanmembeli barang produk yang diiklankan.
Sesuai dengan pendapat Jefkins 1996, yang mengatakan bahwa salah satu keunggulan iklan televisi adalah repetisipengulangan. Iklan televisi biasa ditayangkan
hingga beberapa kali dalam sehari sampai dipandang cukup bermanfaat yang memungkinkan sejumlah masyarakat untuk menyaksikannya, dan dalam frekuensi yang
cukup sehingga pengaruh iklan itu bangkit. Hal ini menunjukkan, iklan yang disaksikan terus menerus akan mempengaruhi
sikap seseorang untuk menggunakan produk yang ditayangkan, seperti suplemen. Iklan suplemen yang menampilkan tokoh balita yang sehat, cerdas dan pintar mampu
mempengaruhi ibu untuk memberikan suplemen pada balitanya. Berdasarkan tabel 4.3. sebanyak 29 orang 63 menyatakan bahwa anak sehat
perlu diberi suplemen. Hal ini tidak sesuai dengan pendapat Ali 2009 bahwa pemberian suplemen pada anak memang diperlukan jika anak dalam keadaan tertentu. Di antaranya
anak dalam kondisi sakit atau sedang dalam masa pemulihan. Dalam kondisi ini,
Universitas Sumatera Utara
suplemen dibutuhkan untuk membantu mencukupi pemenuhan zat gizinya. Terlebih lagi jika nafsu makannya belum baik. Pemberian suplemen juga disarankan apabila menu
harian anak kurang lengkap, atau nafsu makan anak menurun. Asumsi peneliti adanya anggapan ibu bahwa ketika anak sehat perlu diberi
suplemen karena ibu menganggap bahwa ketika anak sehat perlu diberi tambahan asupan suplemen karena khawatir apabila tidak diberi suplemen maka kondisi anak akan
menurun. Berdasarkan tabel 4.3 dapat dilihat bahwa kategori pengetahuan responden
tentang suplemen yaitu kurang 58,7. Hal ini sesuai dengan pendapat Green 2005, yang menyebutkan bahwa pengetahuan merupakan salah satu faktor mempermudah
terjadinya perilaku seseorang. Dalam hal ini pengetahuan ibu tentang suplemen masih dalam kategori kurang berarti ibu masih menganggap bahwa suplemen itu adalah bukan
hanya sebagai makanan tambahan tetapi fungsinya juga untuk membuat anak jadi pintar dan gemuk.
5.3. Sikap Responden Tentang Pemberian Suplemen