4.2.4. Tindakan Responden
Bedasarkan hasil penelitian yang dilakukan maka dapat dilihat tindakan responden dapat seperti pada tabel berikut :
Tabel 4.8. Distribusi Tindakan Responden Tentang Suplemen di Asrama Kowilhan Kelurahan Sidorame Barat I Kecamatan Medan Perjuangan
Medan Tahun 2010
No Tindakan N
1
Alasan Pemberian Suplemen Anak tidak nafsu makan
Anak sakit atau dalam masa pemulihan Khawatir zat gizi dari makanan sehari-hari tidak
mencukupi 35
7 4
76,1 15,2
8,7
Total 46
100,0 2
Kategori suplemen yang diberikan pada anak Suplemen daya tahan tubuh
Suplemen penambah nafsu makan Suplemen penambah darah
3 23
20 6,5
50,0 43,5
Total 46
100 3
Alasan pemberian suplemen Mutu Bagus
Murah 6
46 13,0
87,0 4
Kondisi pemberian suplemen anak Setiap hari walau sehat
Nafsu makan turun 41
5 89,1
10,9
Total 46
100 5
Frekuensi pemberian suplemen pada balita Tergantung kondisi
Satu kali sehari Dua kali sehari
Tiga kali sehari 3
24 15
3 6,7
53,5 33,3
6,7
Total 46
100,0 6
Lama pemberian rutin suplemen pada balita Lebih dari satu tahun
Dua tahun Baru beberapa bulan
16 24
6 35,6
53,4 11,0
Total 46
100,0 7
Hal yang dilakukan sebelum pemberian suplemen
Membaca petunjuk penggunaan Bertanya kepada orang lain tetangga, teman
cara penggunaannya Langsung diberikan karena tidak berbahaya
33 11
2 73,3
22,2
4,5
Universitas Sumatera Utara
Total 46
100,0 8
Dampak pemberian suplemen terus-menerus Anak semakin sehat dan pintar
Anak kelebihan gizi Zat-zat berlebihan akan bisa tertimbun di dalam
tubuh dan dapat menyebabkan timbulnya penyakit
32 1
13 71,7
2,2 26,7
Total 46
100,0
Dari table 4.8 dapat dilihat bahwa sebanyak 35 orang 76,1 menyatakan bahwa alasan memberikan suplemen pada balita adalah karena anak tidak nafsu makan
sedangkan 4 orang 8,7 menyatakan khawatir zat gizi dari makanan sehari-hari tidak mencukupi. Untuk kategori suplemen yang paling banyak diberikan pada anak adalah
suplemen penambah nafsu makan yaitu sebanyak 23 orang 50 dan 3 orang 6,5 yang menyatakan memilih suplemen untuk meningkatkan daya tahan tubuh.
Sedangkan alasan pemberian suplemen adalah adalah sebanyak 40 orang 87 karena mutunya bagus, hanya 6 orang 13 menjawab karena harganya murah.
Mengenai kondisi pemberian suplemen pada anak adalah sebanyak 41 orang 89,1 menyatakan bahwa memberikan suplemen setiap hari walau anak sehat dan 5 orang
10,9 menyatakan ketika nafsu makan anak turun. Sebanyak 24 orang 53,5 menyatakan memberikan suplemen satu kali sehari.
Untuk lama pemberian suplemen secara rutin sebanyak 24 orang 53,5 telah dua tahun memberikan suplemen pada anakmya.
Hal yang dilakukan ibu sebelum memberikan suplemen pada anaknya adalah 33 orang 73,3 menyatakan membaca petunjuk penggunaan dan 2 orang 4,5 langsung
memberikan suplemen pada anak karena tidak berbahaya. Sedangkan untuk dampak
Universitas Sumatera Utara
pemberian suplemen pada anak adalah sebanyak 32 orang menyatakan anak semakin sehat dan pintar dan 1 orang 2,2 menyatakan anak akan kelebihan gizi.
Dari data diatas maka pengetahuan responden dapat dikategorikan pada uraian sebagai berikut :
Tabel 4.8. Kategori Responden Berdasarkan Tindakan Pemberian Suplemen di Asrama Kowilhan Kelurahan Sidorame Barat I Kecamatan Medan
Perjuangan Medan Tahun 2010
No Tindakan
N 1
Baik 1
2,2 2
Cukup 16
34,8 3
Kurang 29
63,0 Total
46 100,0
Berdasarkan tabel 4.8. diketahui bahwa dari 46 responden ternyata 29 orang 63,0 dalam kategori kurang , 16 orang 34,8 dalam kategori cukup dan 1 orang 2,2
memiliki kategori baik. Asumsi Peneliti bahwa sebahagian besar responden memberikan suplemen pada anaknya walaupun telah memberikan gizi yang cukup dari makanan
sehari-hari.
Universitas Sumatera Utara
BAB V PEMBAHASAN
5.1. Karakteristik Responden
Berdasarkan hasil penelitian diperoleh faktor predisposing responden yaitu umur, pendidikan, pekerjaan dan penghasilan keluarga . Berdasarkan tabel 4.2. dapat dilihat
bahwa umur responden terbanyak berusia 23-29 tahun yaitu 28 orang 60,86. Dilihat dari pendidikan responden, yang paling banyak adalah SLTA yaitu 25 orang 54,3.
Menurut pendapat Dian 2005 pendidikan orang tua terutama ibu sangat mempengaruhi perilaku anak dalam memilih makanan tertentu. Selain itu pendidikan ibu
juga mempengaruhi perhatiannya kepada anak dalam tingkat konsumsi makanan, dimana ibu yang memiliki pendidikan tinggi cendrung lebih memperhatikan pemenuhan zat gizi
anaknya. Pekerjaan responden yang paling banyak adalah sebagai ibu rumah tangga yaitu
sebanyak 31 orang 67,4. Kenyataannya bahwa pekerjaan sebagai ibu rumah tangga tentu lebih banyak bisa meluangkan waktu dengan anak dari pada ibu yang memiliki
pekerjaan diluar rumah. Hal ini sesuai dengan penelitian Eva 2006 ibu rumah tangga lebih optimal mengurus anaknya di bandingkan ibu yang bekerja di luar rumah.
Bila dilihat dari penghasilan keluarga, penghasilan yang paling banyak adalah 2.000.000 yaitu sebanyak 27 keluarga 58,7. Selain itu Sajogyo 1994 menyatakan
bahwa rendahnya pendapatan merupakan rintangan lain yang menyebabkan orang-orang tidak mampu lagi membeli pangan dalam jumlah yang diperlukan. Penghasilan
merupakan sebagai faktor ekonomi yang mempunyai pengaruh terhadap konsumsi pangan. Jadi semakin tinggi penghasilan keluarga maka persentase pendapatan yang
Universitas Sumatera Utara