Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota Medan

(1)

PERILAKU HIGINITAS IBU BALITA DALAM PENANGGULANGAN

RESIKO DIARE PADA KELUARGA DI BANTARAN SUNGAI DELI

KOTA MEDAN

TESIS

Oleh

BERTHA ULINA NABABAN

077033004/IKM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

Σ

Ε Κ

Ο Λ

Α

Η

Π Α

Σ Χ

Α Σ Α Ρ ϑΑ

Ν


(2)

PERILAKU HIGINITAS IBU BALITA DALAM PENANGGULANGAN

RESIKO DIARE PADA KELUARGA DI BANTARAN SUNGAI DELI

KOTA MEDAN

TESIS

Diajukan Sebagai Salah Satu Syarat untuk Memperoleh Gelar Magister Kesehatan (M.Kes) dalam Program Magister Ilmu Kesehatan Masyarakat

Konsentrasi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku pada Sekolah Pascasarjana Universitas Sumatera Utara

Oleh

BERTHA ULINA NABABAN

077033004/IKM

SEKOLAH PASCASARJANA

UNIVERSITAS SUMATERA UTARA

MEDAN

2009

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(3)

Judul Tesis : PERILAKU HIGINITAS IBU BALITA DALAM

PENANGGULANGAN RESIKO DIARE PADA

KELUARGA DI BANTARAN SUNGAI DELI KOTA MEDAN

Nama Mahasiswa : Bertha Ulina Nababan

Nomor Pokok : 077033004

Program Studi : Ilmu Kesehatan Masyarakat

Konsentrasi : Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku

Menyetujui Komisi Pembimbing

(Prof. Dr. Ritha Dalimunthe, MSi) (Dra. Syarifah, MS)

Ketua Anggota

Ketua Program Studi, Direktur

(Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM) (Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B, MSc)


(4)

Telah diuji pada Tanggal 2 Juli 2009

PANITIA PENGUJI TESIS

Ketua : Prof. Dr. Ritha Dalimunthe, MSi Anggota : 1. Dra. Syarifah, MS

2. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM 3. dr. Halinda Sari Lubis, MKKK

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(5)

PERNYATAAN

PERILAKU HIGINITAS IBU BALITA DALAM PENANGGULANGAN

RESIKO DIARE PADA KELUARGA DI BANTARAN SUNGAI DELI

KOTA MEDAN

TESIS

Dengan ini saya menyatakan bahwa dalam tesis ini tidak terdapat karya yang pernah diajukan untuk memperoleh gelar kesarjanaan di suatu perguruan tinggi, dan sepanjang pengetahuan saya juga tidak terdapat karya atau pendapat yang pernah ditulis atau diterbitkan oleh orang lain, kecuali yang secara tertulis diacu dalam naskah ini dan disebutkan dalam daftar pustaka.

Medan, Juli 2009


(6)

ABSTRAK

Hidup di negeri yang berlimpah kekayaan alam serta keanekaragaman flora dan fauna serta diberkahi banyak mata air, tidak serta merta membuat Indonesia terbebas dari masalah lingkungan. Berada dalam kondisi yang nyaman seperti itu, membuat masyarakat kurang peduli terhadap masalah lingkungan terutama isu kebersihan dan kesehatan. Hal ini terlihat dari tingginya kasus penyakit terkait kebersihan dan kesehatan, salah satunya adalah Diare. Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan sebanyak tiga kali atau lebih dalam waktu 24 jam, memang dianggap sepele tetapi kasus ini menjadi penyumbang kematian anak terbesar kedua di dunia setelah ISPA. Sekitar 2,2 juta nyawa hilang tiap tahunnya akibat diare. Sementara UNICEF memperkirakan setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena diare.

Penelitian ini dilakukan untuk menggali dan menganalisa pengetahuan, sikap, kepercayaan, nilai-nilai dan norma terkait perilaku higinitas ibu balita dalam penanggulangan resiko diare pada keluarga di bantaran Sungai Deli Kota Medan meliputi konsep higinitas, cuci tangan pakai sabun, penanganan makanan dan pengolahan minuman, penanganan kotoran manusia serta sampah. Penelitian menggunakan metode kualitatif dengan wawancara mendalam kepada tujuh informan yang tinggal di Kelurahan Kampung Baru, Sei Mati dan Aur di Kota Medan.

Hasil penelitian menunjukkan informan mempunyai cukup pengetahuan terkait perilaku higinitas dalam pencegahan resiko Diare. Sumber informasi berasal dari kader posyandu, bidan, dokter, orang-orang yang ada di sekitar informan serta media. Semua informan mempunyai sikap positif terhadap manfaat adopsi perilaku higinitas penanggulangan Diare. Nilai-nilai yang dianut informan mengenai apa yang baik dan buruk serta dirasakan manfaatnya memperkuat informan mengadopsi perilaku higinitas tersebut. Norma-norma yang lemah di lingkungan informan dalam hal buang sampah dan buang air besar ke sungai membuat informan menganggap biasa perilaku tersebut. Kepercayaan informan bersumber pada ilmu pengetahuan yang memiliki alasan pembenaran dan masuk akal daripada mitos-mitos. Pada diare tahap awal ibu balita memberikan pertolongan pertama dengan membeli obat di warung terdekat atau pengobatan tradisional seperti daun jambu atau teh basi. Pada tahap lanjut ibu membawa balitanya ke dokter, bidan atau puskesmas terdekat.

Kata Kunci: Perilaku Higinitas, Penanggulangan Resiko Diare, Ibu Balita.

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(7)

ABSTRACT

Living in a country with abundant of natural resources including flora and fauna biodiversity, does not necessarily mean communities in Indonesia are free of challenges related to environment. The roots of the problem could be various, but one of among them are ignorance of communities on environmental issues, especially sanitation and health. The terminology “Diarrhea refers to frequent defecation

(three times or more) within 24 hours. Often this disease underestimated, although it is the second killer for children after upper respiratory tract diseases. WHO reported at least 2.2 millions death annually due to Diarrhea meanwhile UNICEF reported one death every 30 second globally due to diarrhea.

This research was conducted to explore and analyze knowledge, attitude, belief, values and norms related to hygiene and diarrhea mitigation, among mothers with children under five. It was conducted along Deli River bank and focused on hygiene behavior of mothers with children under five to prevent Diarrhea Risk in family. The behavior consist of hygiene concept, hand washing with soap, proper preparation of food and water, sewage and solid waste. The methodology used qualitative research with in depth interview to seven informants from Kampung Baru, Sei Mati and Aur Villages, Medan City.

The result of research revealed that generally informants have sufficient knowledge on hygiene practices on diarrhea prevention. Sources of information are primary health care (Posyandu) cadres, midwives, medical doctors, neighbors, family members as well as media (electronic and print). All informants showed positive behavior on the benefit of hygiene behavior adoption toward diarrhea mitigation efforts. Lack of norms and law enforcement regarding dumping waste to the river, and defecation on the edge of the river lead to high tolerant among informants toward both negative attitude stated above. Informant tends to follow the messages on diarrhea prevention after understanding knowledge behind it rather than myths or misconception. Mothers with children under five tend to buy medicine in the small shops in their surroundings, traditional medicine or herbal (guava leaves and stale tea) when their children get diarrhea at initial stage of the disease. If the diarrhea continues, they will consult with doctors, nurse or midwives in Public Health Center (Puskesmas). This attitude helps the mitigation efforts of diarrhea at family level.

Keywords: Hygiene Practices, Mitigation of Diarrhea Risk, Mother With Children Under Five.


(8)

KATA PENGANTAR

Segala puji syukur hanya bagi-Mu Tuhan yang penuh limpahan kasih-karunia serta mujizat sehingga memampukan penulis menyelesaikan tesis ini. Tesis berjudul “Περιλακυ Ηιγινιτασ Ιβυ Βαλιτα δαλαm Πενανγγυλανγαν Ρεσικο Dιαρε παδα Κελυαργα

di Bantaran Sungai Deli Kota Medan” αδαλαη ωυϕυd persembahan penulis atas proses belajar yang dijalani selama di Sekolah Pascasarjana USU.

Pada kesempatan ini penulis mengucapkan terima kasih atas kehadiran orang-orang yang ditempatkan Tuhan di dalam kehidupan penulis seperti:

1. Prof. Dr. Ir. T. Chairun Nisa B., MSc selaku Direktur Sekolah Pascasarjana USU. 2. Prof. Dr. Ritha F. Dalimunthe, SE, MSi dan Dra. Syarifah, MS yang telah

membimbing penulis dengan penuh kasih dan kesabaran, layaknya seorang ibu kepada anaknya.

3. Dr. Drs. R. Kintoko Rochadi, MKM dan dr. Haslinda Lubis, MKKK yang telah menguji penulis dengan masukan serta pemikiran yang kritis dan berguna bagi penyempurnaan tesis sehingga menjadi lebih baik.

4. Dr. Russ Dilts sebagai Regional Advisor USAID ESP Sumut yang mengijinkan penulis melanjutkan pendidikan S2, memberikan dukungan, nasihat serta teguran yang berguna serta Patricia Poppe yang mengingatkan penulis untuk fokus pada hal-hal penting.

5. M. Khairul Riza dan Dr. M. Hambal yang membantu dalam pemilihan lokasi penelitian, pemetaan serta informasi terkait Sungai Deli.

6. dr. Ani dan staff Puskesmas Kampung Baru yang telah memberikan data-data diare serta kader posyandu dalam pelaksanaan mini baseline selama ini.

7. Para Informan yang rela berbagi cerita dan pengalamannya kepada penulis serta kader di Kampung Baru, Sei Mati dan Aur yang rela mengantarkan penulis

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(9)

melakukan survei lapangan serta mendatangi rumah-rumah informan baik dalam kondisi panas maupun hujan.

8. Seluruh teman-teman dan staf Program Studi Ilmu Kesehatan Masyarakat Konsentrasi Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku Sekolah Pascasarjana USU yang telah menolong, menjadi teman diskusi, mendukung dalam doa, tenaga dan pemikiran, baik dari awal pengajuan proposal, kolokium, hasil penelitian sampai penyelesaian tesis.

9. Semua pihak yang tidak mungkin disebutkan satu persatu yang telah membantu proses penyelesaian tesis ini serta memberikan dukungan kepada penulis.

Pada kesempatan yang istimewa ini penulis juga mengucapkan syukur tak terhingga atas keberadaan mami tercinta, kakakku Nona & Fatimah serta abangku Ruy Nababan & Capt. Shadrach M. Nababan yang terus-menerus menyemangati, mendukung dalam doa, memberikan perhatian serta nasehat yang berguna kepada penulis.

Penulis berdoa semoga semua orang yang membaca tesis ini akan tertarik kepada penelitian kualitatif, terinspirasi ide-ide baru, serta mendapatkan lebih banyak pencerahan terkait promosi kesehatan dan ilmu perilaku. Tuhan memberkati.

Medan, 2 Juli 2009 Penulis


(10)

RIWAYAT HIDUP

Nama : Bertha Ulina Nababan

Tempat/Tanggal Lahir : Jakarta/22 Januari 1974

Agama : Kristen Protestan

Status Perkawinan : Belum Menikah Jenis Kelamin : Perempuan

Alamat : Villa Pamulang Mas Blok: E-5/15, Tangerang 10520

Email : bertha_ulina@yahoo.com

Riwayat Pendidikan : 1. SD Dewi Sartika Jakarta, Tahun 1980-1986. 2. SMPN 30 Jakarta, Tahun 1986-1989.

3. SMAN 13 Jakarta, Tahun 1989-1992.

4. Biologi Lingkungan UGM, Tahun 1992-1999.

Riwayat Pekerjaan : 1. World Vision International Indonesia (WVII) based Jakarta, Tahun 2000-2003.

2. Focus on the Family (FOF) Harvest Ministry based Jakarta, Tahun 2003-2004.

3. International Catholic Migration Commission (ICMC) based Aceh, Tahun 2004-2005.

4. Environmental Service Program (USAID ESP) based Sumut, Tahun 2005-2009.

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(11)

DAFTAR ISI

Halaman

ABSTRAK... i

ABSTRACT... ii

KATA PENGANTAR……... iii

RIWAYAT HIDUP………... v

DAFTAR ISI………... vi

DAFTAR TABEL……... viii

DAFTAR GAMBAR…... ix

DAFTAR GRAFIK……... xi

DAFTAR LAMPIRAN... xii

DAFTAR ISTILAH……... xiii

BAB I. PENDAHULUAN... 1

1.1. Latar Belakang...………... 1

1.2. Permasalahan………... 5

1.3. Tujuan Penelitian………... 5

1.4. Manfaat Penelitian………... 6

BAB II. TINJAUAN PUSTAKA... 7

2.1. Perilaku………... 7

2.2. Domain Perilaku………... 8

2.2.1 Pengetahuan………... 9

2.2.2 Sikap………... 11

2.2.3 Praktek atau Tindakan………... 12

2.3. Perubahan Perilaku…... 13

2.4. Perilaku Higinitas... 15

2.5. Perilaku Higinitas dalam Pencegahan Diare... 16

2.5.1 Cuci Tangan Pakai Sabun………... 16

2.5.2 Penangan Makanan………... 16

2.5.3 Sanitasi………... 17

2.5.4 Pengolahan Sampah………... 17

2.5.5 Penanganan Air Minum…... 17

2.6 Faktor Lingkungan dalam Pencegahan Diare... 19


(12)

BAB III. METODE PENELITIAN………. 23

3.1. Jenis Penelitian………... 23

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian..………... 23

3.2.1 Lokasi Penelitian …………..………... 23

3.2.2 Waktu Penelitian …………..………... 24

3.3. Proses Pemilihan Informan………….………. 24

3.4. Metode Pengumpulan Data ………. 25

3.5. Definisi Operasional ………. 33

3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data……….. 33

BAB IV. HASIL PENELITIAN……… 35

4.1. Gambaran Umum………. 35

4.1.1 Sungai Deli………. 35

4.1.2 Peta Lokasi Penelitian……… 39

4.2 Gambaran Umum Informan……… 40

4.2.1 Karakteristik Informan………. 40

4.2.2 Profil Informan……… 42

BAB V. PEMBAHASAN……… 53

5.1. Pengetahuan……… 54

5.2. Sikap……… 78

5.3. Nilai………... 82

5.4. Norma………... 86

5.5. Kepercayaan………... 92

5.6. Diare dan Pencegahannya………... 95

5.7. Penanggulangan Diare………... 101

BAB VI. KESIMPULAN DAN SARAN………. 105

6.1. Kesimpulan………. 105

6.2. Saran ……… 106

DAFTAR PUSTAKA……… 108

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(13)

DAFTAR TABEL

Nomor Judul Halaman

2.1. Bahan Kimia yang Terdapat dalam Air Minum... 18 3.1. Definisi Operasional... 33 4.1. Karakteristik Informan... 41


(14)

DAFTAR GAMBAR

Nomor Judul Halaman

2.1. Skema SOR (Stimulus Organisme Respon)... 7

2.2. Tahapan-tahapan Proses Difusi Inovasi... 15

2.3. Transmisi Kuman dari Kotoran Manusia Berpindah Kembali Ke dalam Tubuh Manusia... 20

2.4. Kerangka Pikir Perilaku Higinitas Ibu Balita dalam Penanggulangan Resiko Diare pada Keluarga di Bantaran Sungai Deli Kota Medan... 22

4.1. Seorang Ibu yang Sedang Menceboki Bayinya... 37

4.2. Gambar Timbunan Sampah di Sungai Kecil... 38

4.3. Warga yang Melakukan Aktivitas MCK di Sungai Deli... 39

4.4. Peta Lokasi Penelitian di 3 Kelurahan yang Berbeda... 40

4.5. Ibu Sri Rahayu Beserta Kedua Anaknya... 42

4.6. Bu Yunina Br Sitanggang dan Anak-Anaknya... 44

4.7. Ibu Nani Siswati Bersama Si Kembar Anaknya... 46

4.8. Bu Nurhalimah Bersama Kedua Orang Anaknya... 47

4.9. Ibu Yopa dan Bayinya... 49

4.10. Ibu Melda Bersama Bayinya yang Montok... 50

4.11. Ibu Nurhayati Bersama Dua Orang Anaknya... 52

5.1. Skema Stimulus Organisme Respon pada Ibu Balita... 53

5.2. Rumah Bersih yang Dirawat Penghuninya... 57

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(15)

5.3. Halaman Belakang Rumah yang Terawat Meskipun Tidak

Terlihat Orang Lain... 60 5.4. Tersedianya Air, Sabun, Gayung di Kamar Mandi untuk CTPS... 64 5.5. Orang Tua yang Mengajarkan Anaknya Cuci Tangan Pakai

Sabun... 65 5.6. WC Salah Seorang Informan... 66 5.7. Kotoran Anak yang Dibuang Ke Selokan Lalu Menuju

Ke Parit... 67 5.8. Tudung Saji atau Sangeh Sebagai Penutup Makanan... 70 5.9. Lemari Makan Salah Seorang Informan... 71 5.10. Membakar Sampah Menjadi Salah Satu Cara Penanganan

Sampah... 76 5.11. Sungai Menjadi Salah Satu Alternatif Pembuangan Sampah... 77 5.12. Suami Seorang Informan yang Mendukung Pentingnya CTPS

di Rumah... 80

5.13. Anak Informan yang Terbiasa Cuci Tangan Tanpa Disuruh Setelah Memegang Kotoran... 83

5.14. Kader Menunjukkan Sampah yang Tidak Ditangani Akibatnya


(16)

DAFTAR GRAFIK

Nomor Judul Halaman

1.1. Angka Kejadian Diare di Lokasi Monitoring Sepuluh Menit

(Februari 2007 – November 2008)... 4 2.1. Angka Kejadian Diare di Lokasi Monitoring Sepuluh Menit

(Februari 2007 – November 2008)... 21

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(17)

DAFTAR LAMPIRAN

Nomor Judul Halaman

1. Jadwal Penelitian………. 111

2. Pedoman Wawancara Mendalam………. 112

3. Pernyataan Persetujuan... 118

4. Data Informan... 119

5. Peta Lokasi Penelitian di 3 Kelurahan Berbeda... 126


(18)

DAFTAR ISTILAH

1. Mengeksplorasi : Penjelajahan lapangan dengan tujuan memperoleh pengetahuan lebih banyak tentang keadaan sesuatu. 2. ESP : Environmental Service Program adalah sebuah

program jasa lingkungan yang didanai oleh USAID bertujuan mempromosikan kesehatan yang lebih baik lewat peningkatan manajemen sumber daya air dan akses air bersih serta pelayanan sanitasi.

3. Pencegahan : Proses, cara mencegah atau menangkal agar sesuatu tidak terjadi.

4. Penanggulangan : Proses, cara menghadapi atau mengatasai sesuatu yang sudah terjadi.

5. Eicherencia coli : Bakteri yang terdapat pada air yang tercemar sebagai indikator pencemar air yang berasal dari kotoran manusia maupun hewan.

6. Balita : Bawah lima tahun.

7. Pedoman Wawancara : Kumpulan pertanyaan untuk wawancara.

8. Cuci tangan : Proses membuang kotoran dan debu secara mekanis dari kulit kedua belah tangan dengan memakai sabun dan air.

9. Pengetahuan : Segala sesuatu yang diketahui oleh informan mengenai perilaku higinitas terkait diare.

10. Sikap Perasaan seseorang tentang obyek, perilaku, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif atau netral) seseorang pada sesuatu.

11. Nilai-nilai : Nilai yang dianut oleh masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk. 12. Norma : Aturan atau ketentuan yang mengikat warga

kelompok dalam masyarakat yang dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah-laku. 13. Kepercayaan : Anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang

dipercayai itu benar atau nyata.

14. Focal Point : Seseorang yang dipandang mengetahui satu isu di suatu wilayah.

15. Rapport : Membina hubungan. 16. Preview : Melihat ulang.

17. Tetirah : Pergi ke tempat lain dan tinggal sementara waktu untuk memulihkan kesehatan dan lain-lain.

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(19)

18. Heterogenitas : Keanekaragaman.

19. GIS : General Information System yaitu sistem informasi secara umum.


(20)

BAB I PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Hidup di negeri yang berlimpah kekayaan alam serta keanekaragaman flora dan fauna serta diberkahi banyak mata air, tidak serta merta membuat Indonesia terbebas dari masalah lingkungan. Berada dalam kondisi yang nyaman seperti itu, rupanya membuat masyarakat kurang punya kepedulian terhadap masalah lingkungan, utamanya isu kebersihan dan kesehatan. Hal ini terlihat dari tingginya kasus-kasus penyakit terkait kebersihan dan kesehatan, salah satunya adalah penyakit diare.

Diare adalah buang air besar dalam bentuk cairan sebanyak tiga kali atau lebih dalam kurun waktu 24 jam. Sepele memang, tetapi kasus ini menjadi penyumbang kematian anak terbesar kedua di dunia setelah ISPA (Infeksi Saluran Pernafasan Atas). Sekitar 2,2 juta nyawa hilang tiap tahunnya akibat diare (WHO, 2005).

Sementara Data Badan Perserikatan Bangsa-Bangsa untuk urusan anak atau UNICEF memperkirakan bahwa setiap 30 detik ada satu anak yang meninggal dunia karena diare. Tak heran bila diare dinyatakan sebagai penyebab nomor satu kematian balita di seluruh dunia sebagai monster pencabut nyawa paling menakutkan pada balita (UNICEF, 2005).

Indonesia lewat program Indonesia Sehat 2010 merencanakan untuk menciptakan lingkungan yang kondusif bagi terwujudnya keadaan sehat yaitu

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(21)

lingkungan yang bebas polusi, air bersih yang tersedia, sanitasi yang memadai, pemukiman yang sehat, perencanaan kawasan yang berwawasan kesehatan serta masyarakat yang saling tolong-menolong. Semua ini akan terwujud, bila masyarakat mampu bersikap proaktif dalam memelihara serta meningkatkan kesehatan, mencegah resiko terjadinya penyakit, melindungi diri dari ancaman penyakit dan berpartisipasi aktif dalam gerakan kesehatan masyarakat (Depkes RI, 2001).

Data nasional yang dikeluarkan Departemen Kesehatan Republik Indonesia menyebutkan setiap tahunnya di Indonesia 100.000 balita meninggal dunia karena diare. Itu artinya setiap hari ada 273 balita yang meninggal dunia dengan sia-sia, sama dengan 11 jiwa meninggal setiap jamnya atau 1 jiwa meninggal setiap 5,5 menit akibat diare (Depkes RI, 2007).

Sumatera Utara sendiri berada di lima propinsi besar kematian balita akibat diare. Menurut Data Dinas Kesehatan Sumatera Utara tercatat 11 kabupaten/kota pernah mengalami kejadian luar biasa (KLB) diare pada tahun 2005 dengan 926 kasus dan kematian 6 orang. Total keseluruhan kejadian adalah 168.072 orang dengan kematian akibat diare 25 orang. Penderita terbanyak berada di Kota Medan dengan jumlah 38.012 orang, kedua adalah Kabupaten Simalungun 22.438 orang, selanjutnya Kabupaten Labuhan Batu 14.913 orang (Dinkespropsu, 2006).

Pemukiman kumuh terdapat di setiap kota di Indonesia yang sering disebut slum area. Daerah ini sering dipandang potensial menimbulkan masalah perkotaan karena sumber timbulnya berbagai perilaku menyimpang seperti kejahatan dan sumber penyakit sosial. Masyarakat pemukiman kumuh di bantaran sungai umumnya


(22)

kaum pendatang yang berpendidikan rendah, berpenghasilan rendah, tidak memiliki ketrampilan, serta tempat tinggal seadanya termasuk tinggal di bantaran sungai yang tidak memenuhi syarat kesehatan. Perhatian utama masyarakat bantaran sungai adalah bekerja keras mencari nafkah atau sekedar memenuhi kebutuhan sehari-hari. Pemerintah Daerah Kota Medan dalam hal ini pihak kecamatan, kelurahan bekerjasama dengan puskesmas, posyandu, tokoh masyarakat, serta tokoh agama telah melakukan berbagai kegiatan dan penyuluhan pada masyarakat bantaran sungai untuk aktif terlibat menjaga kebersihan lingkungan termasuk bantaran sungai.

Fenomena di lapangan menunjukkan hingga akhir tahun 2008 setiap kali terjadi hujan deras maupun pasang dari hulu, masyarakat bantaran sungai mengalami rutin banjir minimal 2 kali seminggu karena air sungai meluap. Fenomena lainnya menunjukkan adanya penyakit-penyakit berbasis lingkungan seperti diare, kulit, demam, flu, batuk, dan pilek di musim penghujan akibat buruknya kondisi lingkungan.

Hasil monitoring sepuluh menit atau disebut minibaseline yang dilakukan Environmental Service Program (ESP) di Kota Medan sejak Desember 2006 sampai November 2008 di Kelurahan Aur, Sei Mati dan Kampung Baru dengan melibatkan kader posyandu, untuk memantau terjadinya perubahan perilaku higinitas serta kejadian diare di tingkat rumah tangga menunjukkan adanya penurunan angka diare seperti pada Grafik 1.1 di bawah ini.

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(23)

Grafik 1.1. Angka Kejadian Diare di Lokasi Monitoring Sepuluh Menit (Februari 2007 – November 2008)

Monitoring tentang perilaku higinitas ini dilakukan dengan singkat dan cepat dalam bentuk wawancara langsung kepada ibu rumah tangga pemilik balita setiap enam bulan. Adapun pertanyaan-pertanyaan yang diajukan pada ibu balita seputar lima perilaku higinitas yang terkait pencegahan diare yaitu: kebiasaan cuci tangan pakai sabun, pengelolaan sampah, pengelolaan air minum dan penyimpanan makanan, pembuangan kotoran anak atau tinja, serta kejadian diare pada anak.

Secara umum dari hasil monitoring menunjukkan adanya penurunan angka diare akibat dampak intervensi kegiatan ESP terhadap perubahan perilaku higinitas ibu balita. Tetapi data ESP kurang menjelaskan karakteristik psikososial ibu balita

Feb 08 4,6 7 4 3

Nov 08 3,3 4 1 5

24 28 3 40 14 17 10 15 4,6 7 4 3 3,3 4 1 5 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Kota Mdn Aur Kp. Baru Sei Mati

Feb 07 Nov 07 Feb 08 Nov 08


(24)

terkait kepercayaan, nilai-nilai, serta norma tentang penting atau tidak pentingnya perilaku higinitas, sehingga menimbulkan sikap tertentu terhadap penting atau tidaknya perilaku tersebut, yang memotivasi mereka mampu atau tidak mampu melakukannya.

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, diperlukan penggalian lebih jauh melalui penelitian kualitatif yang mampu menggali dan menganalisa perilaku higinitas ibu balita dalam penanggulangan resiko diare pada keluarga di bantaran Sungai Deli Kota Medan.

1.2. Permasalahan

Seberapa besar perilaku higinitas ibu balita dalam penanggulangan resiko diare pada keluarga di bantaran Sungai Deli Kota Medan.

1.3. Tujuan Penelitian

Menggali dan menganalisa perilaku higinitas ibu balita dalam penanggulangan resiko diare pada keluarga di bantaran Sungai Deli Kota Medan.

1.4. Manfaat Penelitian Manfaat penelitian adalah:

1. Digunakan sebagai masukan untuk mendesain ulang model intervensi perilaku higinitas ibu balita dalam penanggulangan resiko diare pada keluarga di bantaran Sungai Deli, Kota Medan.

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(25)

2. Menjadi bahan pembelajaran bagi peminatan Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku (PKIP-USU) dalam membuat model promosi kesehatan yang bermanfaat bagi masyarakat umumnya, serta tingkat rumah tangga khususnya. 3. Bagi peneliti sendiri adalah pengalaman yang sangat berharga melakukan

penelitian perilaku higinitas ibu balita yang realistis dan aplikatif langsung dengan profesi di bidang Promosi Kesehatan Ilmu Perilaku yang ditekuni.


(26)

BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1. Perilaku

Perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas mahluk hidup, baik yang dapat diamati langsung maupun yang tidak dapat diamati langsung oleh pihak lain. Perilaku juga didefinisikan sebagai respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus atau

rangsangan dari luar, karena perilaku terjadi melalui adanya stimulus terhadap organisme dan selanjutnya organisme tersebut merespon (Skinner, 1991).

Anjuran buang sampah

pada tempatnya

Gambar 2.1. Skema SOR (Stimulus Organisme Respon) Nilai

Kepercayaan Norma

Pengetahuan Ketrampilan

Membuang sampah pada tempatnya

STIMULUS

RESPON

ORGANISME

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(27)

Prosedur pembentukan perilaku menurut Skinner (1991) adalah:

a. Melakukan identifikasi tentang hal-hal yang merupakan penguat disebut reinforcer berupa hadiah atau rewards bagi perilaku baru yang terbentuk.

b. Melakukan analisa untuk mengidentifikasi komponen-komponen kecil yang membentuk perilaku yang dikehendaki kemudian disusun dalam urutan yang tepat sehingga terbentuk perilaku yang dituju.

c. Secara urut komponen-komponen tersebut dijadikan tujuan sementara untuk diidentifikasi faktor penguat untuk masing-masing komponen.

d. Melakukan pembentukan dengan menggunakan urutan komponen yang telah tersusun. Apabila komponen pertama telah dilakukan maka hadiahnya diberikan dengan tujuan supaya komponen atau perilaku tersebut lebih sering dilakukan. Kalau perilaku ini sudah terbentuk kemudian dilakukan komponen perilaku kedua, distimulus lagi dengan pemberian hadiah, demikian berulang-ulang. Dilanjutkan dengan komponen ketiga, keempat dan seterusnya.

2.2. Domain Perilaku

Perilaku manusia sangatlah kompleks dan mempunyai ruang lingkup yang sangat luas. Bloom membagi perilaku kedalam 3 domain yaitu: 1) Kognitif, 2) Afektif, 3) Psikomotor. Perkembangan selanjutnya domain tersebut dimodifikasi untuk pengukuran hasil pendidikan kesehatan menjadi: 1) Pengetahuan dan pemahaman peserta didik terhadap materi yang diberikan, 2) Sikap atau tanggapan peserta didik, 3) Praktek atau tindakan peserta didik (Bloom, 1994).


(28)

2.2.1. Pengetahuan

Pengetahuan merupakan hasil tahu dan ini terjadi setelah orang melakukan penginderaan terhadap suatu obyek tertentu. Penginderaan terjadi melalui panca indera manusia yaitu penglihatan, pendengaran, penciuman, rasa dan raba. Sebagian besar pengetahuan diperoleh melalui mata dan telinga.

Pengetahuan atau kognitif adalah domain yang sangat penting untuk terbentuknya tindakan seseorang karena dari beberapa penelitian disebutkan bahwa perilaku yang didasari oleh pengetahuan akan lebih langgeng daripada perilaku yang tidak didasari oleh pengetahuan. Pengetahuan yang ada pada diri manusia bertujuan untuk menjawab masalah-masalah kehidupan yang dihadapinya dan digunakan untuk menawarkan berbagai kemudahan bagi manusia.

Menurut Notoadmodjo (2003) unsur-unsur pengetahuan pada diri manusia meliputi: a. Pengertian dan pemahaman tentang apa yang dilakukan, b. Keyakinan dan kepercayaan tentang manfaat kebenaran dari apa yang dilakukan, c. Sarana yang diperlukan untuk melakukan, d. Dorongan atau motivasi untuk berbuat yang dilandasi oleh kebutuhan yang dirasakan.

Rogers (2003) menyatakan bahwa sebelum orang mengadopi perilaku baru, di dalam diri orang tersebut terjadi proses yang berurutan meliputi:

a. Kesadaran yaitu kesadaran akan adanya stimulus. b. Ketertarikan yaitu orang mulai tertarik kepada stimulus.

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(29)

c. Evaluasi yaitu adanya pertimbangan terhadap baik tidaknya stimulus tersebut terhadap dirinya.

d. Uji coba yaitu mulai melakukan sesuatu sesuai yang dikehendaki oleh stimulus.

e. Adopsi yaitu berperilaku baru sesuai dengan pengetahuan, kesadaran, dan sikap terhadap stimulus.

Pengetahuan yang dicakup didalam domain kognitif mempunyai 6 tingkatan: a. Tahu

Merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. Kata kerja untuk mengukur bahwa orang tahu adalah apa yang telah dipelajari disebutkan, diuraikan, didefinisikan, dinyatakan, dan sebagainya.

b. Memahami

Suatu kemampuan menjelaskan secara benar tentang obyek yang diketahui dan dapat mengintepretasikan materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham obyek atau materi, dapat menjelaskan, menyebutkan contoh, menyimpulkan, meramalkan, obyek yang dipelajari.

c. Aplikasi

Kemampuan menggunakan materi yang telah dipelajari pada situasi dan kondisi sebenarnya, misalnya penggunaan hukum-hukum, rumus, metode dan sebagainya.


(30)

d. Analisis

Kemampuan untuk menjabarkan materi atau subyek ke dalam komponen-komponen tetapi masih dalam satu struktur organisasi dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata kerja yaitu menggambarkan, membedakan, memisahkan, atau mengelompokkan. e. Sintesis

Menunjukkan pada suatu kemampuan untuk meletakkan atau menghubungkan bagian-bagian di dalam bentuk keseluruhan yang baru dari formulasi yang ada. f. Evaluasi

Kemampuan untuk melakukan justifikasi atau penilaian terhadap suatu materi atau obyek misalnya dengan membandingkan antara anak yang diare dengan yang tidak, menafsirkan sebab-sebab diare dan sebagainya.

2.2.2. Sikap

Sikap merupakan kesiapan untuk bereaksi terhadap suatu obyek dengan cara-cara tertentu (Chave, 1928). Sementara Lapierre (1934) mendefinisikan sikap sebagai suatu pola perilaku, tendensi atau kesiapan antisipatif, predisposisi untuk menyesuaikan diri dalam situasi sosial. Atau secara sederhana sikap didefinisikan sebagai respon terhadap stimuli sosial yang telah terkondisikan.

Sikap seseorang terhadap suatu obyek selalu berperan sebagai perantara antara responnya dan obyek yang bersangkutan. Respon diklasifikasikan tiga macam yaitu:

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(31)

a. Respon Koginitif

Yaitu respon perseptual dan pernyataan mengenai apa yang diyakini. b. Respon Afektif

Adalah respon syaraf simpatetik dan pernyatan afeksi.

c. Respon Konatif

Yaitu respon berupa tindakan dan pernyataan mengenai perilaku.

Masing-masing klasifikasi respon berhubungan dengan ketiga komponen sikapnya. Bahkan dengan melihat salah satu saja diantara ketiga bentuk respon tersebut, sikap seseorang sudah dapat diketahui (Rosenberg dan Hovland dalam Fishbein dan Ajzen, 1975).

2.2.3. Praktek atau Tindakan

Suatu sikap belum tentu terwujud dalam tindakan. Untuk terwujudnya sikap menjadi suatu perbuatan nyata maka diperlukan faktor pendukung atau kondisi yang memungkinkan hal itu terjadi. Praktek ini mempunyai beberapa tingkatan yaitu: a. Persepsi

Mengenal dan memilih berbagi obyek sehubungan dengan tindakan yang akan diambil merupakan praktek tingkat pertama.

b. Respon Terpimpin

Dapat melakukan sesuatu sesuai dengan urutan yang benar berdasarkan contoh merupakan indikator praktek tingkat kedua.


(32)

c. Mekanisme

Apabila seseorang telah dapat melakukan sesuatu dengan benar secara otomatis sudah merupakan kebiasaan maka sudah mencapai praktek tingkat ketiga. d. Adaptasi

Suatu praktek atau tindakan yang sudah berkembang dengan baik, artinya tindakan sudah dimodifikasi sendiri tanpa mengurangi kebenaran tindakan tersebut.

Praktek atau tindakan yang sudah dilakukan dengan baik dalam kenyataannya bisa mengalami kemunduran atau bahkan terhenti dikarenakan kurangnya manfaat dari apa yang sudah dilakukan (benefit) ataupun karena keterbatasan akses.

Sedangkan praktek atau tindakan yang sudah berkembang baik dan menjadi suatu kebiasaan kemudian disebut dengan perilaku.

2.3. Perubahan Perilaku

Konsep perubahan perilaku merupakan suatu proses belajar yang memerlukan informasi, pemahaman dan pengalaman. Proses perubahan perilaku bukanlah proses yang terjadi sesaat, tidak berdiri sendiri, serta membutuhkan waktu dan tempat.

Ada tiga hal yang membuat orang mempertahankan perilaku baru yaitu: komitmen pribadi untuk melakukan serta mempertahankan perilaku baru, ketrampilan yang diperoleh untuk mempraktekkan perilaku baru, serta penciptaan lingkungan yang mendukung ke arah dukungan terhadap perilaku baru.

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(33)

Rogers (1983) membagi tahapan model individu dalam proses melakukan sesuatu, sebagai berikut:

1. Pengetahuan

Yaitu tahap menerima informasi dan pengetahuan yang berkaitan dengan perilaku baru.

2. Persuasi

Yaitu tahap mengenal lebih jauh tentang obyek atau perilaku baru. Tahapan ini digunakan petugas kesehatan untuk membujuk atau meningkatkan motivasi. 3. Keputusan

Yaitu tahap mengambil keputusan terhadap perilaku baru yang ditawarkan. 4. Implementasi

Yaitu tahap di mana perilaku baru mulai dilakukan atau diimplementasikan. 5. Konfirmasi

Yaitu tahap penguatan di mana individu meminta dukungan dari lingkungan atas keputusan yang telah diambilnya.

Tahapan individu melakukan sesuatu secara garis besar menurut Rogers (1983), sebagai berikut:


(34)

Individu yang sudah melakukan perilaku baru yang ditawarkan, dalam perjalanannya bisa terus-menerus mengadopsi perilaku tersebut (tetap adopsi) tetapi bisa saja berhenti (diskontiu) melakukannya. Ada banyak faktor yang mempengaruhi, mulai dari keterbatasan akses sampai kurangnya dukungan sosial dari lingkungannya.

2.4. Perilaku Higinitas

Higinitas berasal dari kata hygiene dari bahasa Yunani yang artinya bersih. Kebersihan adalah suatu tindakan untuk memelihara kebersihan dan kesehatan seseorang untuk kesejahteraan fisik dan psikis. Perilaku higinitas dalam pencegah

Konfirmasi

Persuasi Keputusan Implementasi

Pengetahuan

Adopsi Penolakan

Tetap adopsi

Dis- kontinu Adopsi Menolak

terus

Gambar 2.2. Tahapan-tahapan Proses Difusi Inovasi

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(35)

diare adalah perilaku kebersihan dan kesehatan meliputi: cuci tangan pakai sabun, pengelolaan sampah, sanitasi, pengolahan makanan serta minuman.

2.5. Perilaku Higinitas dalam Pencegahan Diare

2.5.1. Cuci Tangan Pakai Sabun

Tangan merupakan pembawa utama mikroorganisme yang berasal dari tinja. Peran tangan terhadap penyebaran kuman bisa mencapai 47%, sehingga bila peran tangan dapat dikendalikan, otomatis dapat mencegah terjadinya penyakit diare sampai 47%. Tujuan Cuci tangan pakai sabun adalah menghilangkan kotoran dan debu yang melekat di permukaan kulit dan mengurangi jumlah mikroorganisme sementara. Perilaku cuci tangan pakai sabun dengan cara yang benar dan di waktu-waktu yang tepat sangatlah berperan dalam pengendalian kejadian diare pada balita.

2.5.2. Penanganan Makanan

Penanganan makanan meliputi pengolahan dan penyimpanan makanan yang bertujuan menjaga makanan agar tetap bersih, sehat dan nilai gizinya tetap dengan menghilangkan atau mengurangi kontaminasi baik dari debu atau kotoran, kuman, maupun lalat dan serangga yang hinggap pada makanan. Perilaku mencuci bahan-bahan makanan sebelum diolah atau dikomsumsi serta menutup dan menyimpan makanan, merupakan salah satu pencegah kejadian diare.


(36)

2.5.3. Sanitasi

Bertambahnya penduduk yang tidak sebanding dengan area pemukiman menyebabkan permasalah terkait pembuangan kotoran manusia. Berdasarkan hasil penelitian, seorang yang normal diperkirakan menghasilkan tinja rata-rata sehari 330 gram dan menghasilkan air seni 970 gram. Bila penduduk Indonesia saat ini berjumlah 200 juta jiwa maka setiap hari tinja yang dikeluarkan sekitar 194.000 ton. Selain itu perilaku buang air besar sembarangan atau tidak pada tempatnya seperti di sungai, ladang, kebun, ataupun dibungkus plastik biasa yang biasa disebut WC terbang menjadi potensi sumber penyakit ke manusia.

2.5.4. Pengolahan Sampah

Sampah bagi sebagian besar masyarakat kita adalah benda yang semestinya segera dienyahkan dari pandangan, tidak dipakai lagi serta tidak disenangi. Celakanya, sampah dibuang tidak pada tempat yang benar sehingga menimbulkan masalah baru yaitu potensi terjadinya penyakit. Pengaruh sampah sendiri terhadap kesehatan dapat secara langsung maupun tidak langsung. Pengaruh langsung adalah karena kontak langsung, misalnya dengan jenis sampah beracun. Pengaruh tidak langsung dapat ditimbulkan akibat proses pembusukan ataupun pembakaran. Perilaku buang sampah sembarangan adalah refleksi perilaku masyarakat, khususnya perlakuan terhadap sampah yang masih tidak baik.

2.5.5. Penanganan Air Minum

Kebutuhan manusia akan air sangatlah kompleks antara lain untuk masak, mandi, mencuci, minum, dan lain-lain. Menurut perhitungan WHO di negara-negara

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(37)

maju tiap orang memerlukan air sekitar 60-120 liter per hari. Sedangkan di negara berkembang termasuk Indonesia tiap orang memerlukan 30-60 liter per hari.

Salah satu yang sangat penting adalah kebutuhan untuk air minum yang diperlukan adanya persyaratan khusus agar tidak menimbulkan penyakit bagi manusia. Syarat-syarat air minum yang sehat yaitu:

a) Secara Fisik

Persyaratan fisik adalah bening (tak berwarna), tidak berasa dan biasanya suhu air berada di bawah suhu udara di luarnya.

b) Secara Bakteriologis

Air minum yang sehat adalah air yag bebas dari segala bakteri terutama bakteri patogen.

c) Secara Kimia

Air minum yang sehat harus mengandung zat-zat tertentu di dalam jumlah yang tertentu pula. Kekurangan atau kelebihan salah satu zat kimia di dalam air minum akan menyebabkan gangguan fisiologis pada manusia. Bahan kimia yang terdapat dalam air antara lain:

Tabel 2.1. Bahan Kimia yang Terdapat dalam Air Minum

Jenis Bahan Kadar yang Dibenarkan (mg/liter)

Fluor (F) 1 – 1,5

Chlor (Cl) 250

Arsen (As) 0,05

Tembaga (Cu) 1,0

Besi (Fe) 0,3

Zat Organik 10


(38)

Air minum yang berasal dari mata air, sumur, dan PDAM adalah sumber air yang dapat diterima sebagai air yang sehat dan memenuhi ketiga persyaratan tersebut diatas, asalkan tidak tercemar oleh kotoran baik yang berasal dari manusia maupun hewan.

Ada berbagai macam cara pengolahan air minum secara sederhana, yaitu: merebus air sampai mendidih, pemanasan matahari (sodis), menggunakan filter keramik (cheramics filter) dan pemberian klorin (chlorinase). Perilaku terkait pengolahan air minum serta penyimpanannya menjadi salah satu perilaku kunci pencegah penyebaran Eicherencia coli ke dalam tubuh manusia.

2.6. Faktor Lingkungan dalam Pencegahan Diare

Diare juga tidak bisa terlepas dari faktor lingkungan yang memungkinkan berkembang-biaknya bakteria Eicherencia coli hingga sampai ke manusia. Faktor lingkungan ini meliputi persoalan sanitasi yang tidak tertata dengan baik, rendahnya aksesibilitas masyarakat terhadap fasilitas jamban, terutama di daerah kumuh bantaran sungai serta minimnya ketersediaan air bersih. Kondisi ini membuat masyarakat sangat rentan terkena diare terutama anak-anak dan balita. Secara garis besar pencegah penyebaran kuman diare seperti dalam Gambar 3.3, di bawah ini:

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(39)

Gambar 3.3. Transmisi Kuman dari Kotoran Manusia Berpindah Kembali Ke dalam Tubuh Manusia

Ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat misalnya air bersih, tempat sampah, MCK termasuk juga fasilitas pelayanan

kesehatan seperti puskesmas dan rumah sakit juga menjadi faktor pendukung praktek atau tindakan perilaku higinitas di dalam masyarakat.

Hasil monitoring sepuluh menit atau disebut minibaseline yang dilakukan Environmental Service Program (ESP) di Kota Medan sejak Februari 2007 sampai November 2008 di Kelurahan Aur, Sei Mati dan Kampung Baru dengan melibatkan

P

Peenncceeggaahhppeennyyeebbaarraann

Source: EHP, 1999. Preventing Child Diarrhea Disease: Options for Action

M

Meennccuucciiddaannmmeennuuttuupp

P

Peennyyeeddiiaaaannaaiirrbbeerrssiihh

C

Cuucciittaannggaan n P

Peennggoollaahhaannddaann p

peennyyiimmppaannaann

W

WCCttrraaddiissiioonnaall W


(40)

kader posyandu, untuk memantau terjadinya perubahan perilaku higinitas serta kejadian diare di tingkat rumah tangga menunjukkan adanya penurunan angka diare seperti pada Grafik 2.1 di bawah ini.

Grafik 2.1. Angka Kejadian Diare di Lokasi Monitoring Sepuluh Menit (Februari 2007 – November 2008)

Secara umum dari hasil monitoring menunjukkan adanya penurunan angka diare akibat dampak intervensi kegiatan ESP terhadap perubahan perilaku higinitas ibu balita. Tetapi data ESP kurang menjelakan karakteristik psikososial ibu balita terkait nilai-nilai, norma serta kepercayaan tentang penting atau tidak pentingnya perilaku higinitas, sehingga menimbulkan sikap tertentu terhadap penting atau tidaknya perilaku tersebut, yang memotivasi mereka mampu atau tidak mampu melakukannya.

Feb 08 4,6 7 4 3

Nov 08 3,3 4 1 5

24 28 3 40 14 17 10 15 4,6 7 4 3 3,3 4 1 5 0 5 10 15 20 25 30 35 40 45

Kota Mdn Aur Kp. Baru Sei Mati

Feb 07 Nov 07 Feb 08 Nov 08

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(41)

Berdasarkan kerangka pemikiran di atas, diperlukan penggalian lebih jauh melalui penelitian kualitatif yang mampu mengeksplorasi perilaku higinitas ibu balita dalam penanggulangan resiko diare pada keluarga di bantaran Sungai Deli Kota Medan.

2.7. Kerangka Pikir

Kerangka pikir penelitian yang disusun adalah sebagai berikut:

Gambar 2.4. Kerangka Pikir Perilaku Higinitas Ibu Balita dalam Penanggulangan Resiko Diare pada Keluarga di Bantaran Sungai Deli Kota Medan

Pengetahuan Sikap

Nilai Norma Kepercayaan

Perilaku Higinitas Ibu Balita dalam Penanggulangan Resiko Diare pada keluarga


(42)

BAB III

METODE PENELITIAN

3.1. Jenis Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan eksploratif yang berupaya mengkaji sedalam mungkin fenomena yang terjadi di masyarakat. Fenomena yang akan digali dalam penelitian ini adalah fenomena terkait perilaku higinitas ibu balita dalam penanggulangan resiko diare pada keluarga di bantaran Sungai Deli, Kota Medan.

3.2. Lokasi dan Waktu Penelitian 3.2.1. Lokasi Penelitian

Penelitian dilakukan di pemukiman kumuh bantaran Sungai Deli Kota Medan pada Kecamatan Medan Maimun berdasarkan pertimbangan bahwa pada kecamatan ini terdapat tiga kelurahan dengan penduduk miskin kota yang tinggi yaitu Aur, Sei Mati dan Kampung Baru, berada di sepanjang hilir Sungai Deli, adanya permasalahan kebersihan dan kesehatan, heterogenitas kesukuan, jumlah balita, serta kasus diare.

Wilayah ini sangatlah unik karena meskipun berada di pusat Kota Medan dengan waktu tempuh 10 – 15 menit dari Bandara Polonia sebagai pintu masuk Kota Medan tetapi merupakan kantong-kantong pemukiman miskin kota dengan permasalahan kebersihan dan kesehatan yang kompleks.

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(43)

Adapun pelaksanaan penelitian pengumpulan data lewat observasi dan wawancara mendalam dilakukan sejak Januari sampai Mei 2009.

Pada saat survey lokasi dan mengunjungi rumah informan peneliti merasa perlu didampingi oleh kader yang memang tinggal di wilayah tersebut yang mengenal kondisi lapangan serta mengenal informan. Hal ini dilakukan supaya peneliti tidak salah memilih lingkungan yang benar-benar berada di bantaran Sungai Deli, selain itu kader juga mengenal informan yang selama ini adalah responden monitoring 10 menit yang sudah beberapa kali mereka datangi sehingga menjadi focal point1 untuk memulai pembicaraan dan wawancara mendalam.

3.2.2. Waktu Penelitian

Penelitian dilakukan pada minggu I Januari 2009 sampai minggu ke IV Mei 2009, jauh lebih lama dari jadwal yang direncanakan sebelumnya.

3.3. Proses Pemilihan Informan

Informan adalah ibu-ibu balita yang menjadi responden monitoring 10 menit (mini baseline) yang tinggal di Kelurahan Aur, Sei Mati dan Kampung Baru. Setelah itu dipilih beberapa informan berdasarkan hasil diskusi antara peneliti dengan kader posyandu yang selama ini melakukan monitoring 10 menit, setelah itu dilakukan kunjungan awal ke rumah-rumah informan (screening) oleh peneliti.


(44)

Pertimbangan memilih ibu pemilik balita sebagai informan adalah:

1. Ibu pemilik balita itu adalah responden monitoring 10 menit (mini baseline) yang dilakukan oleh Program Jasa Lingkungan ESP.

2. Ibu pemilik balita itu setidaknya mewakili suku dominan yang ada di 3 kelurahan yaitu Kelurahan Kampung Baru, Sei Mati dan Aur, mau berbagi cerita dan terbuka (aktif), serta secara sukarela mau diwawancara secara mendalam oleh peneliti.

Peneliti langsung mendatangi informan ke lingkungannya untuk melihat secara langsung kondisi rumah serta keadaan ibu pemilik balita sesungguhnya, lalu meminta kesediaan ibu pemilik balita menjadi informan. Ketika awal diminta untuk menjadi informan dan membuat janjian pertemuan, para informan bersedia dengan senang hati meskipun awalnya informan kaget karena terpilih.

Rencana wawancara mendalam disambut para informan dengan tangan terbuka dan informan bersedia memberikan informasi terkait perilaku informan yang ditanyakan sesuai dengan keadaan tanpa dibuat-buat. Hal ini perlu ditanyakan di tahap awal supaya proses wawancara mendalam tidak mengalami kesulitan untuk menggali sangat dalam kondisi perilaku higinitas informan.

3.4. Metode Pengumpulan Data

Pengumpulan data dilakukan melalui data sekunder dengan mengumpulkan informasi dari Dinas Kesehatan Propinsi Sumatera (Dinkespropsu), Dinas Kesehatan Kota Medan (DKK), puskesmas, posyandu. Sedangkan pengumpulan data primer,

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(45)

dengan cara observasi ke lokasi, pemilihan informan, membuat jadwal, setelah itu melakukan wawancara mendalam berdasarkan pedoman wawancara yang telah disusun, dengan tatap muka langsung kepada informan.

Peneliti memilih memulai penelusuran lokasi dari Kelurahan Kampung Baru dulu yaitu Lingkungan XVI dilanjutkan Lingkungan VIII Kelurahan Sei Mati dan terakhir Lingkungan III dan IV Kelurahan Aur. Lokasi jalan yang sempit, kadang becek dan menurun, melewati jalan-jalan tikus serta rumah yang berdempetan membuat perjalanan menjadi mengasyikkan. Kadang kami berjumpa tiga, empat orang ibu yang saling mencari kutu dan ngerumpi. Kadang berjumpa para lansia yang duduk di depan rumah dan menanyakan maksud kedatangan peneliti ke lokasi mereka.

Keakraban kader dengan masyarakat membuat peneliti tidak canggung dan was-was memasuki pemukiman yang berada di bantaran sungai. Ternyata sangat mengasyikkan melintasi lokasi pemukiman yang padat penduduk dan berdempetan, di sepanjang bantaran Sungai Deli tetapi masih berada di pusat Kota Medan serta mudah diakses dengan angkutan umum berupa angkot maupun becak.

Ketika peneliti masuk ke rumah informan untuk berkenalan dan membina rapport2 kebanyakan informan menerima dengan tangan terbuka meskipun peneliti datang pada saat mereka masak, membersihkan rumah, menggendong bayi ataupun


(46)

pekerjaan lain yang mereka lakukan. Biasanya peneliti hanya berkenalan dan membuat janjian pertemuan pada hari yang disepakati bersama.

Pada waktu yang sudah disepakati peneliti kembali datang lalu masuk ke rumah informan untuk memulai wawancara mendalam, menanyakan bagaimana keadaannya saat itu serta keadaan keluarganya. Ketika informan sudah siap barulah peneliti memulai wawancara mendalam dengan terlebih dulu meminta izin untuk merekam pembicaraan selama diskusi berlangsung dan umumnya informan tidak keberatan. Alasan yang disampaikan peneliti mengapa perlu direkam adalah keterbatasan peneliti untuk mengingat semua percakapan selama wawancara dan untuk keperluan penelitian, bukan komersil.

Ada banyak hal menarik selama wawancara mendalam berlangsung misalnya saat informan pertama, kedua orang anaknya penasaran dengan alat perekam dan berusaha menjangkau dan memencetnya. Pada informan kedua, peneliti terpaksa berkali-kali mematikan rekaman karena anak balitanya menangis, kemudian anaknya yang besar minta makan, lalu yang balita menangis lagi. Pada saat wawancara kereta lewat berkali-kali, kemudian anak informan yang paling besar pulang sekolah sehingga praktis wawancara mendalam saat itu kurang efektif. Pada informan ketiga terlihat kalau suami informan kurang suka dengan kedatangan peneliti dan kader entah karena takut istrinya salah bicara atau memang tidak suka peneliti terlalu banyak tahu tentang keadaan keluarga serta ekonominya. Semua terlihat dari gerak-gerik suaminya yang mondar mandir dan menunjukkan bahasa tubuh yang tidak bersahabat ataupun tidak suka, bahkan sepatah katapun tidak keluar dari mulutnya.

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(47)

Pada informan keempat justru tetangga-tetangganya penasaran dan ingin tahu apa maksud kedatangan peneliti sehingga mereka mengintip lewat jendela tanpa malu-malu, malah ada yang ikutan masuk kedalam rumah dan ikutan menjawab pertanyaan. Mereka malah berharap rumahnya didatangi dan ditanyai. Saat peneliti dan kader mendatangi informan kelima, ternyata informan tidak ada di tempat tetapi berada di rumah orang tuanya yang tidak jauh dari tempat tinggalnya. Pada saat itu anak-anak kecil yang adalah tetangga informan ikutan membantu mencari informan dan menemani menunggu kedatangan informan. Pada informan keenam, peneliti berfikir akan lebih efektif bila wawancara mendalam dilakukan di luar rumah karena informan tinggal di rumah mertuanya yang kecil tetapi jumlah anggota keluarganya banyak yaitu cucu, anak, mantu, kakek, nenek sehingga kurang efektif bila wawancara diadakan di sana. Terakhir untuk informan yang ketujuh wawancara pertama di rumah kader yang tak jauh dari rumahnya setelah itu dilanjutkan di sebuah madrasah yang lokasinya berada tidak jauh dari rumah informan yang siang itu kosong karena murid-murid sudah pulang.

Penelitian ini merupakan rangkaian kegiatan yang tidak terpisahkan dari seluruh peristiwa yang dijalani peneliti dalam melakukan penelitian kualitatif. Hal ini dilakukan agar informasi yang diperoleh lebih lengkap dan mendalam.

Hambatan-hambatan yang Dialami Selama Penelitian

Proses penelitian secara keseluruhan berlangsung lebih lama dari jadwal yang diharapkan yaitu sekitar 5 bulanan tetapi tetap saja dirasakan adanya hambatan-hambatan dan kekurangan yang membuat peneliti sadar bahwa tidak ada satu apapun


(48)

yang sempurna. Dalam kunjungan ke lapangan dan rumah, peneliti merasa perlu ditemani oleh kader mini baseline yang memang berdomisili di Kelurahan Kampung Baru, Sei Mati dan Aur. Hal ini bertujuan untuk menggali informasi lebih dalam terkait kondisi lingkungan, perumahan, masyarakat serta karakteristik sosial budaya setempat.

Ketika peneliti berjalan bersama kader di lingkungan yang telah dipilih, warga yang kebetulan sedang duduk-duduk di depan rumahnya ataupun yang berpapasan di sepanjang jalan, menyapa sambil menanyakan maksud tujuan kedatangan peneliti. Kebetulan peneliti juga sering berkeliling di lingkungan tersebut dan mengenal beberapa warga dalam kegiatan baik di posyandu, puskesmas maupun kelurahan sehingga tidak sulit bagi peneliti untuk terlibat dalam percakapan. Pada saat yang bersamaan, kesempatan tersebut juga dipakai oleh kader untuk menyampaikan informasi terbaru terkait kesehatan, kerohanian, ekonomi dan lainnya.

Saat masuk ke rumah informan, maka tetangga informan ada yang penasaran dan ingin tahu maksud kedatangan peneliti sehingga mereka pun segera berdatangan dan ikut berdiskusi dengan peneliti dan informan. Tetapi dengan sigap kader menghalangi tetangga yang penasaran dengan berdiri di luar rumah sambil mengalihkan perhatian tetangga sehingga peneliti bisa lebih konsentrasi untuk berkenalan, berbincang-bincang, selanjutnya wawancara mendalam dengan informan. Begitulah suasana di pemukiman kumuh dengan kondisi rumah yang padat dan rapat serta keingintahuan penduduk yang besar apabila daerahnya dimasuki oleh orang

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(49)

yang bukan warga setempat. Seperti biasanya, ceritapun segera tersebar dengan cepat dan meluas ke tetangga yang lain.

Keingintahuan dan keinginan untuk ikut berdiskusi bukan saja datang dari tetangga peneliti yang dewasa maupun yang masih anak-anak, tetapi juga datang dari anak-anak informan yang cukup banyak. Kalau tetangga sudah pulang, maka sekarang giliran anak-anak informan yang mengambil bagian untuk ikut bergabung. Jika anak informan masih kecil, maka mereka pun akan bermain di sekitar informan dan peneliti. Ada yang bolak-balik bertanya, ada yang merengek minta jajan, ada yang berkelahi berebutan makanan, ada yang menangis dan bahkan ada yang selalu berusaha menarik perhatian peneliti. Sehingga penelitipun harus juga menanggapi anak-anak informan bahkan sampai membujuknya bila menangis dengan cemilan dan permen yang sudah dipersiapkan lebih dulu oleh peneliti.

Kehadiran alat perekam dan kamera sebagai alat bantu dalam penelitian ini juga menarik perhatian informan, anak-anak informan, serta tetangga. Untuk informan dan tetangga dewasa dapat segera diatasi dengan menjelaskan manfaat alat perekam tersebut bagi peneliti. Selain itu kamera yang digunakan untuk mendokumentasikan informan, keluarganya, kondisi dalam rumah, maupun sekitar rumah, membuat anak-anak informan tertarik dan mengikuti kemana saja peneliti pergi. Anak-anak selalu ingin difoto dan penasaran melihat hasil pemotretan yang telah dilakukan oleh peneliti sehingga lewat preview3 foto, peneliti memperlihatkan kepada anak-anak hasil foto yang ada. Biasanya anak-anak itu akan tertawa gembira


(50)

bila mendapati wajahnya ataupun wajah anggota keluarga lain terdapat dalam kamera tersebut.

Setelah anak-anak puas melihat foto maka peneliti memohon kepada mereka untuk memberikan waktu kepada peneliti berbicara dengan ibu mereka lalu peneliti akan memberikan kode kepada kader untuk mengambil-alih tugas mengurusi anak-anak. Selanjutnya kader akan memberikan kertas gambar dan pensil warna untuk diwarnai ataupun memberikan permen-permen yang memang sudah disiapkan peneliti sebelum kunjungan.

Suasana pemukiman yang ribut dengan suara pedagang yang sebentar-sebentar lewat, suasana gaduh dari sekitar rumah informan ataupun suara anak-anak yang bermain sambil teriak-teriak, jelas terdengar karena dinding rumah yang menyatu membuat konsentrasi peneliti maupun informan terpecah sehingga peneliti harus benar-benar mematikan alat perekam dan memberhentikan sementara waktu proses wawancara.

Ada beberapa pertanyaan yang harus diulang apalagi diawal-awal wawancara mendalam karena informan kurang memahami sehingga peneliti harus mencari alternatif pertanyaan lain supaya mudah dipahami. Perasaan takut, grogi dan minder di sepuluh sampai lima belas menit pertama juga membuat peneliti harus menenangkan informan terlebih dulu dengan membuat lelucon, menanyakan kabar keluarganya ataupun memasak apa hari itu. Begitu juga dengan keterbatasan peneliti dalam mengajukan pertanyaan-pertanyaan yang sesuai dengan pengertian dan pemahaman informan akan suatu kata ataupun kalimat sehingga tidak mengherankan

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(51)

ketika informan balik bertanya atas ketidakmengertiannya. Bahkan kadang informan diam saja sambil menatap peneliti dan tidak segera menjawab pertanyaan yang diajukan. Biasanya peneliti akan memberikan contoh-contoh atau fakta-fakta yang terjadi di sekitarnya supaya informan memahami pertanyaan tersebut. Ada juga informan yang menjawab dengan ketus dan sepotong-sepotong meskipun sudah digali berulang-ulang.

Wawancara dilakukan peneliti berdasarkan Pedoman Wawancara dan dalam pelaksanaannya peneliti menggunakan alat bantu tulis dan alat perekam. Proses penelitian berjalan lancar didahului dengan membangun relasi dengan informan di pertemuan pertama, dilanjutkan wawancara mendalam di hari-hari berikutnya, lalu cek ulang bila ada informasi yang belum lengkap atau jelas.

Selama wawancara peneliti membawa kelengkapan wawancara seperti pedoman wawancara, alat perekam, kamera dan alat bantu tulis. Setelah melakukan wawancara mendalam kepada beberapa informan sampai tidak didapatkan lagi informasi yang baru, peneliti merasa informasi yang diperoleh sudah memadai sampai informan yang ketujuh berdasarkan azas kesesuaian dan kecukupan data.


(52)

3.5. Definisi Operasional

Variabel penelitian yang diteliti dalam penelitian ini adalah sebagai berikut: Tabel 3.1. Definisi Operasional

No Variabel Materi

1 Pengetahuan Segala sesuatu yang diketahui oleh informan mengenai perilaku higinitas terkait diare.

2 Sikap Perasaan seseorang tentang obyek, perilaku, peristiwa dan orang lain. Perasaan ini menjadi konsep yang merepresentasikan suka atau tidak sukanya (positif, negatif atau netral) seseorang pada sesuatu.

3 Nilai-nilai Nilai yang dianut oleh masyarakat mengenai apa yang dianggap baik dan apa yang dianggap buruk.

4 Norma Aturan atau ketentuan yang mengikat warga kelompok dalam masyarakat yang dipakai sebagai panduan, tatanan, dan pengendali tingkah-laku.

5 Kepercayaan Anggapan atau keyakinan bahwa sesuatu yang dipercayai itu benar atau nyata.

3.6. Metode Pengolahan dan Analisis Data

Pengolahan data dilakukan dengan membuat catatan lapangan (field notes) serta temuan terbanyak (top line finding) untuk memudahkan peneliti merekam serta menganalisa jawaban-jawaban yang diberikan informan.

Penganalisisan data dilakukan dengan analisa kualitatif berdasarkan data-data yang telah diperoleh melalui wawancara mendalam terhadap informan dan kemudian dibandingkan dengan teori, kepustakaan, maupun asumsi yang ada.

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(53)

Analisis akan dilakukan setiap kali wawancara diperoleh dan dibandingkan dengan hasil wawancara sebelumnya untuk mengkaji tingkat kematangan data (triangulasi) dan validasi baik sumber, metode maupun data.


(54)

BAB IV

HASIL PENELITIAN

4.1. Gambaran Umum

4.1.1. Sungai Deli

Sungai Deli menyimpan legenda yang mengakar kuat dalam budaya masyarakat Sumatera Utara. Konon, sungai ini merupakan tempat para keluarga dan putri Sultan Deli tetirah4, bercengkrama di tengah jernih dan segarnya air sungai, jauh di Selatan Kota Medan dinaungi hamparan Bukit Barisan yang berjajar tak putus-putusnya dari Aceh hingga ke ujung Selatan Pulau Sumatera.

Sampai sekarang pun, bila kita menelusuri kawasan hilir Sungai Deli yang dulunya merupakan hutan rimba dan wilayah Kesultanan Deli, kita akan dapatkan mitos dan sejarah rakyat berbaur. Di sini ada dongeng Putri Hijau, masyur di kalangan masyarakat Deli bahkan juga dalam masyarakat Melayu Malaysia. Putri Hijau adalah seorang anak Sultan Deli yang sangat cantik sehingga memikat hati Sultan Aceh. Sayang, lamaran Sultan Aceh ditolak oleh saudara laki-laki Puteri Hijau. Penolakan itu dianggap sebagai penghinaan sehingga pecahlah perang antara Kesultanan Aceh dan Kesultanan Deli. Kesultanan Deli mengalami kekalahan, karena kecewa pangeran menjelma menjadi meriam lalu meledak sebagian. Sisa meriam penjelmaan sang Pangeran dapat dilihat di halaman Istana Maimun sampai sekarang.

4 Pergi ke tempat lain dan tinggal sementara waktu untuk memulihkan kesehatan dan lain-lain.

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(55)

Maimun sendiri berasal dari nama Istana yang dibangun oleh Sultan Deli Makmun Al Rasyid Perkasa Alamsyah yang menjadi salah satu ikon Kota Medan. Kecamatan Medan Maimun terdiri dari 6 kelurahan meliputi Kampung Baru, Sukaraja, Sei Mati, Jati, Hamdan, dan Aur. 3 kelurahan yang dilalui Sungai Deli adalah Kampung Baru, Sei Mati dan Aur. Bila kita berjalan-jalan di pagi hari melintasi pemukiman penduduk di kecamatan tersebut akan kita dapati heterogenitas5 kesukuan mulai dari Melayu, Batak, Karo, Jawa, Padang, Cina, sampai keturunan India (Tamil) dengan total populasi sekitar 50.000 jiwa. Luasnya adalah 2,98 km″ δαν

kepadatan penduduknya adalah 16.441,28 jiwa/km″. Πεκερϕααν ωαργανψα σενδιρι

bervariasi mulai dari tukang becak sampai anggota dewan yang terhormat berdomisili di sana. Tak heran wilayah ini jadi incaran empuk makelar tanah serta developer

kelas kakap karena letaknya yang strategis di pusat kota serta nilai sejarahnya. Peneliti menelusuri Sungai Deli sejak pukul 10.30 WIB dimulai dari

Lingkungan XVI Kelurahan Kampung Baru didampingi kader dan ibu kepling. Di dalam perjalanan peneliti dihadapkan dengan sejumlah pemandangan tak sedap berupa tebaran sampah menumpuk yang bisa diketahui dari pendangkalan pada beberapa titik bagian pinggir sampai ke aliran sungai. Seorang ibu menceboki bayinya yang baru saja buang air besar dengan air sungai yang kotor serta lima pemuda berkulit gelap berkaos oblong dan ada yang bertelanjang dada sedang berkumpul dekat pinggiran sungai, mengira peneliti seorang wartawan yang meliput berita. Secara visual pencemaran Sungai Deli sudah bisa dirasakan melalui airnya


(56)

yang kecoklatan. Sungguh ironis memang dengan kondisi air yang jernih dan segar tempo dulu.

Gambar 4.1. Seorang Ibu yang Sedang Menceboki Bayinya

Perjalanan dilanjutkan ke Lingkungan VIII Kelurahan Sei Mati, kali ini didampingi oleh kader yang memang tinggal di sana. Saat itu waktu menunjukkan pukul 13.00 WIB sehingga cuaca terasa sangat panas karena matahari tepat di atas kepala. Peneliti menyusuri Sungai Deli yang bercabang menjadi anak sungai yang disebut Sungai Kecil. Kerap perjalanan terhenti karena kerumunan warga yang membicarakan mayat seorang bayi yang sehari sebelumnya dibuang begitu saja tak jauh dari tepi sungai. Mungkin hasil hubungan gelap ataupun perselingkuhan sehingga sang ibu tega membiarkan begitu saja bayi itu teronggok seperti tumpukan

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(57)

sampah di pinggiran Sungai Deli. Ketika memasuki lokasi pembuangan sedikit aroma tidak sedap muncul meskipun mayat bayi itu sudah tidak ada lagi di sana.

Gambar 4.2. Gambar Timbunan Sampah di Sungai Kecil

Memasuki perjalanan terakhir peneliti menuju Lingkungan III di Gang Mantri dilanjutkan ke Lingkungan IV Kelurahan Aur. Cuaca kali ini cukup mendukung karena sudah sore. Di tepian sejumlah warga melakukan aktivitas seperti mencuci pakaian, buang hajat dan mandi. Sebagian tak peduli dengan kedatangan peneliti tetapi sebagian menyambut dengan mempertanyakan perjalanan peneliti. Saat melintasi jembatan Jalan Mangkubumi, tumpukan sampah terlihat menggantung di tengah langit-langitnya, terbawa banjir beberapa hari sebelumnya. Anak-anak terlihat asyik mandi dengan bertelanjang dada, sebagian lainnya bugil. Beberapa


(58)

orang mendekati peneliti dengan ramah bertanya maksud dan tujuan peneliti datang, malah sudah ada yang kenal dan memanggil-manggil nama peneliti.

Gambar 4.3. Warga yang Melakukan Aktivitas MCK di Sungai Deli 4.1.2. Peta Lokasi Penelitian

Setelah peneliti memahami jalur-jalur Sungai Deli serta distribusi rumah tempat tinggal informan maka peneliti dibantu oleh seorang ahli GIS (General Information System) mengukur titik kordinat masing-masing kelurahan. Lokasi penelitian condong ke pemukiman kumuh bantaran Sungai Deli yang memang memiliki permasalahan kebersihan dan kesehatan serta kasus diare.

Lokasi penelitian sangatlah unik karena merupakan kantong-kantong pemukiman miskin kota (urban slum) dengan permasalahan kebersihan dan

p d fMachine

A pdf w rit er t hat produces qualit y PDF files w it h ease!

Produce quality PDF files in seconds and preserve the integrity of your original docum ents. Com patible across Bertha Ulina Nababan : Perilaku Higinitas Ibu balita Dalam Penanggulangan Resiko Diare Pada Keluarga Di Bantaran Sungai Deli Kota


(59)

kesehatan yang kompleks meskipun berada di pusat Kota Medan dengan waktu tempuh 10 – 15 menit dari Bandara Polonia sebagai pintu masuk Kota Medan.

Gambar 4.4. Peta Lokasi Penelitian di 3 Kelurahan yang Berbeda

4.2. Gambaran Umum Informan

4.2.1. Karakteristik Informan

Dari pengumpulan data primer terhadap tujuh informan diperoleh karakteristik tujuh informan sebagai berikut:


(1)

BAB VI

KESIMPULAN DAN SARAN

6.1. Kesimpulan

Pengetahuan informan tentang perilaku higinitas dalam pencegahan Diare secara holistik masih kurang hal ini karena informan hanya melihat isu sebagai potongan informasi seperti lewat makanan terkontaminasi atau minuman yang tidak diolah dengan baik tetapi tidak sebagai satu kesatuan informasi pencegahan Diare sehingga diperlukan penguatan isu berulang-ulang secara keseluruhan.

Informan yang lupa melakukan perilaku higinitas seperti menjaga kebersihan makanan dan mengolah air minum sehingga mengalami kerugian akibat kelalaian tersebut membuat informan sadar akan pentingnya melakukan perilaku higinitas. Sebagian informan merasakan manfaat dari perilaku higinitas yang sudah mereka lakukan sehingga informan terus melanjutkan perilaku tersebut. Informan mempunyai sikap positif pada perilaku cuci tangan pakai sabun, penangan makanan dan minuman serta pengolahan sampah sehingga perilaku ini perlu terus dipertahankan. Sebaliknya informan mempunyai sikap negatif pada buang air besar di parit atau sungai serta buang sampah ke sungai sehingga perilaku ini harus dihindari.

Nilai-nilai yang dianut informan mengenai apa yang dianggap baik dan dianggap buruk dalam perilaku higinitas pencegahan Diare serta dukungan suami dalam keluarga memperkuat informan mengadopsi perilaku tersebut. Perilaku higinitas yang langsung dirasakan manfaatnya dan mempunyai nilai positif bagi


(2)

informan adalah cuci tangan pakai sabun, penanganan makanan dan minuman, penanganan kotoran manusia serta pengolahan sampah.

Lemahnya norma-norma terkait sanitasi di tempat informan baik berupa peraturan, hukuman ataupun denda yang melarang informan buang sampah dan buang air besar ke sungai. Beberapa informan yang rumahnya berdekatan dengan pinggiran Sungai Deli menganggap buang sampah serta buang air besar ke sungai bukanlah sebuah masalah dan dianggap biasa-biasa saja oleh kebanyakan warga.

Kepercayaan informan pada perilaku higinitas dalam pencegahan Diare bersumber pada ilmu pengetahuan yang memiliki alasan pembenaran, wajar dan masuk akal. Hal terlihat dari alasan-alasan informan melakukan perilaku higinitas dalam pencegahan Diare yang didasari pengetahuan daripada mitos-mitos.

Pada pengobatan Diare di tahap awal sebagian informan membeli obat-obatan sederhana di warung/toko atau menggunakan pengobatan tradisional seperti daun jamu ataupun teh basi untuk memberhentikan mencret-mencret. Pada pengobatan Diare tahap lanjut, semua informan membawa balitanya langsung ke tenaga kesehatan baik bidan ataupun dokter yang mudah dijangkau dari tempat tinggal informan (kemudahan akses tenaga kesehatan).

6.2. Saran

1. Pentingnya peran suami dalam mendukung perilaku hignitas pencegahan Diare dalam keluarga serta peran anak menyampaikan pesan kebersihan dan kesehatan memperkuat perilaku higinitas dalam pencegahan Diare.


(3)

2. Bagi kader posyandu, pentingnya penguatan informasi kepada masyarakat tentang waktu-waktu penting cuci tangan pakai sabun serta perilaku higinitas dalam pencegahan diare secara keseluruhan (holistik).

3. Untuk Kelurahan agar menginspirasikan masyarakat mencari alternatif pengolahan sampah yang tidak menimbulkan polusi seperti membakar atau membuang sampah ke sungai tetapi mengelola sampah bersama-sama.

4. Bagi Tokoh Masyarakat dan Tokoh Agama agar menyampaikan alternatif pemilahan dan pengolahan sampah seperti dibotot ataupun didaur ulang. 5. Untuk Kecamatan supaya membuat sistem pengolahan sampah berkelanjutan

di masyarakat yang sesuai dengan perda undang-undang tata kota yang berbasis perilaku higinitas dan bisa dilakukan di tingkat masyarakat.

6. Bagi Puskesmas, pentingnya pembuatan program serta penguatan informasi manfaat perilaku higinitas dalam pencegahan Diare secara keseluruhan (holistik) kepada masyarakat.

7. Untuk Dinas Kesehatan supaya mengintegrasikan isu perilaku higintas pencegahan Diare dengan penyediaan fasilitas serta menggabungkan pengetahuan dan ketrampilan serta faktor psikososial.


(4)

DAFTAR PUSTAKA

Arikunto, S., 2006, Prosedur Penelitian Suatu Pendekatan Praktek, Edisi Revisi VI, Jakarta: Rineke Cipta.

Azwar, S., 2007, Sikap Manusia Teori dan Pengukurannya, Cetakan X, Edisi 2, Yogyakarta: Pusat Pelajar Offset.

Azwar, 1993, Sanitasi Dasar, Jakarta: Binarupa Aksara.

Bloom et all, 2003, Encyclopedia of Primary Prevention and Health Promotion, USA: Published by Springer.

Baron, Donn B., 2003, Alih Bahasa Dra. Ratna Djuwita, Psikologi Sosial, Edisi Kesepuluh, Jilid 2, Jakarta: Penerbit Erlangga.

Chandra, B., 2007, Pengantar Kesehatan Lingkungan, Cetakan I, Jakarta: ECG. Clinard, Marshal B., 1968, Slums and Community Development, London: The Free

Press, Collier-Mac Millan.

Danim, 2004, Metode Penelitian untuk Ilmu-ilmu Perilaku, Jakarta: Bumi Aksara. Departemen Kesehatan RI, 1992, Seminar Nasional Pemberantasan Diare

di Yogyakarta 12-15 Agustus 1990 Diitjen PPM dan PLP, Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

_________, 1995, Usaha Kesehatan, Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

_________, 1998, Petunjuk Teknik Penyuluhan Program Penyehatan Lingkungan Pemukiman Bagi Petugas Puskesmas, Jakarta: Departemen Kesehatan RI.

_________, 2001, Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor

1215/MENKES/KLS/2001 Syarat-syarat Penyediaan Air Bersih, Jamban, Pengelolaan Sampah, Pengelolaan Limbah, Jakarta: Departemen Kesehatan RI.


(5)

Environmental Health Perspectives, 1999, Preventing Child from Diarrhea Disease, USA: National Institute of Environmental Health Service.

Environmental Service Program, 2008, Minibaseline Result, Jakarta: USAID ESP. Grbich, 1999, Qualitative Research in Health, An Introduction, Australia: Allen

and Uwin Pty Ltd.

Green, I. W., 1991, Health Promotion Planning an Education and Environmental Approach, Second Edition, USA: Mayfield Publishing Company.

Iskandar, 2008, Metodologi Penelitian dan Sosial (Kuantitatif dan Kualitatif), Jakarta: GP Press.

Jalaluddin, R, 2005, Psikologi Komunikasi, Bandung: Remaja Rosdakarya.

Kusnoputranto, H., 2000, Kesehatan Lingkungan, Jakarta: Departemen P&K FKM Universitas Indonesia.

Myers, 2005, Social Psychology, Eight Edition, USA: Hope College, Mc Graw Hill Co.

Notoatmodjo, S., 2007, Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, Jakarta: PT Rineka Cipta.

Rogers, E.M., 1983, Diffusion of Innovations, Third Edition, USA: A Division of Macmillan Publishing Co., Inc.

Skinner, B.F., 1991, Human Behavior in Today’s World, USA: Praeger Publishers.

Soekanto, Soerjono, 1983, Teori Sosiologi tentang Perubahan Sosial, Jakarta: Ghalia Indonesia.

Soemitra, S.J., 1996, Kesehatan Lingkungan, Yogyakarta: Gadjah Mada University Press.

Soesanto, S.S., 2001, Pengelolahan Sumber Daya Air Berwawasan Kesehatan, Jakarta.

Sugiono, 2007, Memahami Penelitian Kualitatif, Bandung: Alfabeta.

Taylor, 2000, Social Psychology, Tenth Edition, USA: Prentice Hall International, Inc.


(6)

The World Bank, 2005, The Handwashing Handbook, USA: PS Press Services Pvt. Ltd.

Unicef, 1999, A Manual on Hygiene Promotion, USA: UNICEF Water, Environmental and Sanitation Program Division.


Dokumen yang terkait

Hubungan Perilaku Gizi Ibu Dengan Kejadian Diare Pada Balita Di Kelurahan Kota Bangun Kecamatan Medan Deli Kota Medan Tahun 2002

1 57 78

Pengaruh Persepsi Ibu Balita Tentang Penyakit Diare Terhadap Tindakan Pencegahan Diare di Kelurahan Terjun Kecamatan Medan Marelan Tahun 2010

2 41 80

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 4 106

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 13

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 2

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 4

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 17

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 3

Hubungan Perilaku Ibu Rumah Tanggan dengan Kejadian Diare Pada Balita di Kelurahan Labuhan Deli, Kecamatan Medan Marelan, Kota Medan, Sumatera Utara Tahun 2015

0 0 46

HUBUNGAN PERILAKU IBU DALAM PENCEGAHAN DIARE DENGAN KEJADIAN DIARE PADA BALITA DI PUSKESMAS KALIKAJAR I KABUPATEN WONOSOBO NASKAH PUBLIKASI - Hubungan Perilaku Ibu dalam Pencegahan Diare dengan Kejadian Diare pada Balita di Puskesmas Kalikajar I Kabupaten

0 0 14