BAB 4 HASIL PENELITIAN
Pengukuran model studi diawali dengan mengukur keparahan maloklusi model sebelum perawatan, kemudian dikelompokkan menjadi maloklusi ringan,
maloklusi sedang, maloklusi parah dan maloklusi sangat parah. Nilai skor terendah seluruh sampel adalah 6, sedangkan skor tertinggi adalah 49. Secara keseluruhan skor
rata-rata sampel dikategorikan kedalam maloklusi sedang dengan skor 21,9 Tabel 8.
Tabel 8. PERSENTASE KEPARAHAN MALOKLUSI MODEL SEBELUM PERAWATAN BERDASARKAN INDEKS PAR n=80.
Kriteria Maloklusi Jlh Kasus
Nilai Skor Terendah
Nilai Skor Tertinggi
Total Skor
Skor Rata-rata
Maloklusi ringan Skor 1-16
30 37,5
6 16
346 11,6
Maloklusi sedang Skor 17-32
37 46,25
17 32
927 25
Maloklusi parah Skor 33-48
12 15
33 43
436 36,33
Maloklusi sangat parah Skor 48
1 1,25
49 49
49 49
Total
80 100
1758 21,9
Berdasarkan derajat perbaikan hasil perawatan, terdapat 1 model studi 1,25 pada kelompok “tidak mengalami perbaikan atau lebih buruk”, 47 model
studi 61,25 “ mengalami perbaikan”, dan 30 model studi 37,5 “mengalami perbaikan sangat banyak” Tabel 9.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 9. DERAJAT PERBAIKAN HASIL PERAWATAN BERDASARKAN NOMOGRAM INDEKS PAR n=80.
Hasil Perawatan Jumlah Kasus
Persentase
Tidak mengalami perbaikan lebih buruk 1
1,25 Mengalami perbaikan
49 61,25
Mengalami perbaikan sangat banyak 30
37,5
Total
80 100
Hasil perawatan yang dihitung pada nomogram indeks PAR dapat dilihat pada gambar 11. Salah satu kasus pada kelompok “tidak mengalami perubahanlebih
buruk”30, nilai skor sebelum perawatan adalah 7 skor sesudah perawatan 6. Perubahan skor sebelum dan sesudah perawatan diperoleh 1 14,29 berwarna
merah. Pada kelompok “mengalami perubahan” menunjukkan skor sebelum perawatan 22 dan skor sesudah perawatan 7 mengalami perubahan skor sebesar 15
68,2 berwarna hijau, sedangkan pada kelompok “mengalami perubahan sangat banyak”, nilai skor sebelum perawatan adalah 49 sedangkan sesudah perawatan 2.
Perubahan skor sebelum dan sesudah perawatan diperoleh 47 95,92 berwarna biru Tabel 10.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 8. Hasil perawatan yang dihitung pada nomogram indeks PAR
Universitas Sumatera Utara
Tabel 10. HASIL PERHITUNGAN PERSENTASE PERUBAHAN SKOR INDEKS PAR DENGAN MENGGUNAKAN NOMOGRAM INDEKS PAR.
n=80.
Tidak Mengalami Perbaikan
lebih buruk 30 n=1 Mengalami Perbaikan 30
n=49 Mengalami Perbaikan Sangat
Banyak 70 n=30
Awal Akhir
Perubahan
Awal Akhir
Perubahan
Awal Akhir
Perubahan
7 6
1 14,29
18 4
14 77.78
34 1
33 97.06
10 2
8 80
32 1
31 96.88
16 3
13 81.25
32 1
31 96.88
17 3
14 82.35
31 1
30 96.77
12 2
10 83.33
31 1
30 96.77
19 3
16 84.21
27 1
26 96.3
13 2
11 84.62
25 1
24 96
13 2
11 84.62
49 2
47 95.92
11 1
10 90.91
24 1
23 95.83
12 1
11 91.67
23 1
22 95.65
12 1
11 91.67
23 1
22 95.65
15 1
14 93.33
43 2
41 95.35
15 1
14 93.33
36 2
34 94.44
14 1
13 92.86
36 2
34 94.44
18 1
17 94.44
32 2
30 93.75
21 2
19 90.48
31 2
29 93.55
21 2
19 90.48
26 2
24 92.31
20 2
18 90
25 2
23 92
Hasil penelitian pada 80 model studi sebelum dan sesudah perawatan di RSGMP PPDGS Ortodonsia FKG USU mulai dari tahun 2006-2011 didapatkan skor
rerata perhitungan Indeks PAR sebelum perawatan dari total skor 80 model sebelum perawatan adalah 1760 skor dibagi 80 model studi sehingga diperoleh skor rerata 22.
Skor rerata perhitungan Indeks PAR sebelum perawatan dari total skor 80 model
Universitas Sumatera Utara
sesudah perawatan adalah 279 skor dibagi 80 model studi sehingga diperoleh skor rerata 3,49, dan jumlah skor pengurangannya didapatkan dari selisih antara skor total
sebelum perawatan dengan sesudah perawatan adalah 18,51 atau 84,14 kemajuan perawatan Tabel 11.
Tabel 11. HASIL RERATA TINGKAT KEMAJUAN SEBELUM DAN SESUDAH PERAWATAN ORTODONTI DENGAN MENGGUNAKAN INDEKS
PAR. n=80.
Model Studi Skor Rerata
Sebelum Perawatan 22
Sesudah Perawatan 3,49
Jumlah Pengurangan Skor 18,51
Persentase Kemajuan Perawatan 84,14
Gambaran kasus “tidak mengalami perubahan lebih buruk” pada perhitungan nomogram indeks PAR, kasus perawatan Gambar 9 menunjukkan skor awal 7 dan
skor akhir 6 mengalami pengurangan hanya 1 poin, hal ini disebabkan oleh perawatan yang dilakukan diperlukan hanya sedikit perawatan pada segmen anterior yang
diastema pada hasil perawatan tidak mengalami perubahan yang baik dan mengalami overbite ringan.
Universitas Sumatera Utara
A
B
Gambar 9. Analisa kasus, A model studi sebelum perawatan dan B model studi sesudah perawatan yang tidak mengalami perbaikan, pada nilai skor awal 7 dan skor akhir 6, skor
perubahannya sebanyak 1
Gambaran kasus “mengalami perubahan” pada perhitungan nomogram indeks PAR, kasus perawatan Gambar 10 menunjukkan skor awal 22 dan skor akhir 7
mengalami pengurangan sebesar 15 poin. Pada perawatan ini pada overjet mengalami peningkatan pengurangan dari 7 mm menjadi 3 mm. Pada anterior rahang atas dan
bawah crowded ringan yang cukup mengalami pengurangan skor.
A
B Gambar 10. Analisa kasus, A model studi sebelum perawatan dan B model studi sesudah perawatan
yang mengalami perbaikan, pada nilai skor awal 22 dan skor akhir 7, skor perubahannya sebanyak 15
Universitas Sumatera Utara
Gambaran kasus “mengalami perubahan sangat banyak” pada perhitungan nomogram indeks PAR, kasus perawatan Gambar 11 menunjukkan skor awal 49
dan akhir 2 mengalami pengurangan sebesar 47 poin. Sebelum perawatan crossbite anterior sangat parah dan segmen anterior yang crowded. Setelah perawatan
mengalami perubahan yang meningkat, baik pada segmen anterior dan posterior.
A
B Gambar 11. Analisa kasus, A model studi sebelum perawatan dan B model studi sesudah perawatan
yang mengalami perbaikan sangat baik, pada nilai skor awal 49 dan skor akhir 2, skor perubahannya sebanyak 47
Universitas Sumatera Utara
BAB 5 PEMBAHASAN