BAB 3 METODOLOGI PENELITIAN
3.1 Jenis Rancangan Penelitian
Jenis rancangan ini adalah penelitian deskriptif observasional.
3.2 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian dilakukan di RSGMP PPDGS Ortodonti Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, Jln. Alumni No. 2 Medan dan dilaksanakan sejak 20
Januari 2012 sampai dengan 18 Juli 2012. 3.3 Populasi Penelitian
Populasi penelitian ini adalah 117 kasus pasien yang telah selesai menjalani perawatan Ortodonti dan menggunakan retainer pada RSGMP PPDGS Ortodonti
Fakultas Kedokteran Gigi Universitas Sumatera Utara, mulai tahun 2006 sampai 2011.
3.4 Sampel Penelitian
Pengambilan sampel dilakukan dengan metode purposive non probability sampling dan diperoleh delapan puluh kasus terdiri dari delapan puluh pasang model
sebelum perawatan dan delapan puluh pasang model sesudah perawatan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi.
Universitas Sumatera Utara
Kriteria inklusi terdiri dari: a.
Sampel telah selesai perawatan piranti cekat telah dilepas dan dipasang retainer.
b. Model studi sebelum dan sesudah perawatan baik model studi tidak
patahatrisi. Kriteria ekslusi terdiri dari:
a. Model studi tersebut dalam keadaan tidak baik atau rusak patah.
b. Sampel model studi yang memakai protesa gigi tiruan cekat atau gigi
tiruan lepasan.
3.5 Variabel Penelitian
Lima variabel yang akan diukur terdiri dari : 1.
Segmen anterior 2.
Oklusi bukal 3.
Overjet 4.
Overbite 5.
Garis median 3.6 Defenisi Operasional
Agar variabel dapat dinilai atau diamati, maka variabel perlu didefinisikan sebagai berikut:
1. Segmen anterior adalah pengukuran pergeseran titik kontak dimu lai
da r i mesial gigi kaninus kiri ke titik kontak mesial gigi kaninus kanan Gambar 1.
7
Penilaian skor pada kasus ini yaitu gigi berjejal crowded, berjarak spacing, dan
Universitas Sumatera Utara
impaksi gigi impacted teeth. Pada gigi kaninus yang impaksi dicatat pada segmen anterior rahang atas dan rahang bawah Tabel 2.
7
2. Oklusi bukal adalah segmen bukal rahang atas kanan dan kiri, segmen
bukal rahang bawah kanan dan kiri, oklusi bukal kanan dan oklusi bukal kiri. Penilaian skor oklusi bukal ini dicatat dalam keadaan oklusi gigi posterior di sisi kiri
dan kanan mulai dari gigi kaninus ke molar terakhir. Penilaian dilakukan dalam tiga arah yaitu, anteroposterior, vertikal dan transversal Gambar 2.
7
Untuk arah anteroposterior dilihat berdasarkan hubungan molar, penilaian interdigitasi kelas I, II dan III sesuai dengan klasifikasi angle. Dalam arah vertikal
gigitan terbuka posterior sedikitnya pada dua gigi dan jaraknya lebih dari 2 mm. Untuk arah transversal penilaian untuk kecendrungan crossbite oklusi gigi posterior
mengarah pada cusp to cusp. Crossbite adalah suatu keadaan jika rahang dalam keadaan relasi sentrik terdapat kelainan-kelainan dalam arah transversal dari gigi
geligi maksila terhadap gigi geligi mandibula yang dapat mengenai seluruh atau setengah rahang, sekelompok gigi, atau satu gigi saja. Scissor bite adalah suatu
keadaan dimana tonjol palatal gigi rahang atas pada posisi oklusi terletak dibagian bukal tonjol bukal gigi posterior rahang bawah.
17
3. Overjet adalah jarak horizontal permukaan labial gigi insisivus bawah
dengan insisal palatal gigi insisivus atas Gambar 3. Penilaian skor ini dilakukan
untuk gigi insisivus, dan dinilai dari gigi insisivus yang paling menonjol Tabel 4.
7
4. Overbite adalah penilaian skor ini dinilai dari jarak tumpang tindih dalam
arah vertikal gigi insisivus atas terhadap panjang mahkota klinis gigi insisivus bawah Gambar 4, dan penilaian skor pada besarnya gigitan terbuka Tabel 5.
7
Universitas Sumatera Utara
5. Garis median adalah Garis tengah lengkung gigi diwakili oleh garis
pertemuan kedua gigi insisivus pertama atas terhadap garis pertemuan kedua gigi insisivus bawah Tabel 6. Penilaian skor ini dinilai dari hubungan garis tengah
lengkung gigi atas terhadap lengkung gigi bawah Gambar 5.
7
3.7 Alat dan Bahan 3.7.1 Alat