Scrubber Instalasi Scrubber Fasilitas Penanganan Gas Buang

Insinerator adalah instalasi yang digunakan untuk pengolahan limbah padat dengan proses pembakaran. Insenerator itu sendiri cukup banyak jenis dan tipenya, perencanaannya bergantung pada karakteristik limbah padat yang akan diinsinerasi. Salah satur gambaran dari instalasi Insinerator seperti diperlihatkan pada gambar berikut Gambar 2.1 Instalasi Insinerator

2.3 Fasilitas Penanganan Gas Buang

Untuk mengendalikan emisi yang dihasilkan dari proses insinerasi, pada insinerator dipasang fasilitas penanganan gas buang. Instalasi yang sering dijumpai adalah scrubber dan Hazard Particle Pervade.

2.3.1 Scrubber

Scrubber merupakan salah satu dari beberapa alat pengendali polusi udara atau emisi pada suatu instalasi yang konstribusinya secara umum adalah untuk mengendalikan partikel-partikel berupa padatan dan ataupun gas yang sifatnya dapat Universitas Sumatera Utara larut pada air, sehingga pada instalasinya mungkin akan dijumpai beberapa alat pendukung lain yang berhubungan untuk mendistribusikan air.

2.3.2 Instalasi Scrubber

Scrubber biasanya dipasang pada bagian lanjutan dari instalasi yang outlet-nya mengeluarkan emisi, dikarenakan instalasinya bertujuan untuk mengendalikan emisi yang keluar dari instalasi tersebut. skema pemasangan scrubber pada insinerator diperlihatkan pada gambar berikut ini Gambar 2.2 Skema Instalasi Insinerator Primary Chamber Secondary Chamber Secondary Burner Primary Burner Primary Fan Secondary Fan Excess Air Blower Scrubber Hazard Particle Pervade Cerobong 1 2 3 7 6 5 9 10 12 4 8 11 Universitas Sumatera Utara Tipe ini merupakan tipe insinerator sekali bakar dalam satu kali proses dengan ruang bakar ganda. Skema yang terjadi pada proses ini diperlihatkan pada diagram berikut Gambar 2.3 Skema Proses Insinerasi Pada proses insinerasi limbah padat dimasukkan ke ruang bakar utama 1, disini limbah dibakar dengan burner pertama 2 dan kebutuhan udara pembakaran disuplay dari fan pertama 3. Kemampuan insinerator rata-rata mencapai 70 dalam LIMBAH PRIMARY CHAMBER SECONDARY CHAMBER SCRUBBER HAZARD PARTICLE PERVADE CEROBONG GAS BERSIH PRIMARY FAN SECONDARY FAN PRIMARY BURNER SECONDARY BURNER POMPA SPRAY EXCESS AIR BLOWER 1 2 3 4 5 6 7 8 9 10 12 Universitas Sumatera Utara proses reduksi massa, 30 dari massa yang tertinggal pada ruang bakar utama berupa material yang tidak habis terbakar serta abu endapan. Gas hasil pembakaran pada ruang bakar utama dibakar kembali pada ruang bakar kedua 4, sama halnya pada ruang bakar pertama, ruang bakar kedua juga dilengkapi dengan burner kedua 5 serta fan kedua 6 untuk proses pembakaran. Dengan proses dua kali bakar ini maka gas-gas karbonisasi yang dihasilkan dari ruang bakar pertama akan habis dibakar pada ruang bakar kedua. Gas hasil pembakaran dari ruang bakar kedua ini selanjutnya diproses ke scrubber 7. Pada scrubber didistribusikan air 8, dimana digunakan nozzle untuk menghasilkan spray. Fungsinya adalah untuk memfiltrasi partikel, serta sebagai katalis gas-gas emisi hasil pembakaran, juga untuk menurunkan temperatur gas. Partikel berukuran besar yang terikat oleh air akan terpisah dari gas akibat gaya berat atau melekat pada dinding scrubber akibat keadaannya yang menjadi lembab. Pada scrubber juga didisribusikan udara menggunakan blower 9, untuk menambahkan kadar Oksigen serta untuk menambah daya dorong gas agar sampai ke cerobong. Selanjutnya gas tersebut melintasi Hazard Particle Pervade 10 untuk mengabsorbsi gas yang sudah terkatalisir dengan air, juga sebagai absorber partikel yang tidak terfiltrasi pada scrubber. Untuk pengendali tekanan, digunakan cerobong 12 yang juga untuk mengendalikan jangkauan penyebaran gas akhir yang dikeluarkan dari instalasi.

2.3.3 Klasifikasi Scrubber