BAB II T1NJAUAN PUSTAKA
2.1 Polusi Udara
Permasalahan polusi udara sangat dipengaruhi dan berbeda oleh berbagai faktor yaitu tofografi, kependudukan, iklim, cuaca, serta tingkat perkembangan sosial ekonomi
dan industrialisasi. Bertambahnya jumlah penduduk akan berbanding lurus dengan peningkatan jumlah limbah, terutama limbah padat. Permasalahan yang menjadi
pertimbangan adalah karena limbah yang dibuang sifatnya kontiniu. Penanganan limbah padat dengan proses pembakaran masih merupakan salah satu cara yang efektif saat ini,
tetapi akibat dari proses itu juga merupakan sumber utama dari pencemaran udara. Beberapa parameter pencemar udara yang sering digunakan didasarkan pada
baku mutu udara ambien diantaranya Sulfur Oxides SO
x
, Combustible, Nitrogen Oxides NO
x
, Partikel , Hidro karbon HC, serta Dioksin dan Furan. 1.
Sulfur Oxides SO
x
Penggolongan dari Sulfur Oxides SO
x
diantaranya adalah SO, S
2
O
,
SO
2
, S
3
O, SO
3
, dan SO
4
. Untuk proses dengan temperatur tinggi SO
x
yang terbentuk dominan pada ikatan SO
2
, sedangkan pada temperatur rendah cendrung ke SO
3
. Mekanisme pembentukan SO
x
dapat dituliskan dalam dua tahap reaksi sebagai berikut Lit.12, Hal 497
S + O
2
SO
2
2 SO
2
+ O
2
2 SO
3
2. Combustible Tergolong atas dua bagian yaitu Carbon Monoksida CO dan Volatile
Organic Compounds VOCs. Terbentuknya Carbon Monoksida karena proses
4
Universitas Sumatera Utara
pembakaran tidak sempurna dari bahan bakar sehingga keseluruhan atom Carbon dan Hidrogen tidak habis terbakar. Sedangkan Volatile Organic
Compounds VOCs dominan terbentuk akibat pemanasan dari material yang dibakar. Sumber dari VOCs banyak berasal dari golongan Hazarduos Waste
yang penggolongannya meliputi Alcohols, Ketones, Esters, dan Aldehydes. Tipikal VOCs meliputi Benzene, Acetone, Acetaldehyde, Cloroform, Toluence,
Methanol, dan Formaldehyde. 3. Nitrogen Oxides NO
x
NO
x
terbentuk akibat ikatan antara NO pada kandungan udara dengan kadar O
2
yang lebih banyak, penggolongannya meliputi Nitrit Oxide NO, Nitrogen Dioksida NO
2
, Nitrous Oxide N
2
O, dan Nitrogen Tetraoxide N
2
O. Untuk proses pada temperatur tinggi NO
x
yang terbentuk dominan adalah NO
2
. 4.
Partikel Banyak terbentuk akibat proses pembakaran material padat, biasa
diistilahkan dengan Particulate Matter PM atau Fly Ash. untuk partikel yang dihasilkan dari proses pembakaran molekulnya merupakan kandungan High-
Molecular-weight Polycyclic Hydrocarbons didefenisikan sebagai Char arang. Kategorinya didasarkan atas ukuran dimulai dari 1 mikron sampai ukuran
maksimum 500 mikron. ukuran partikel yang berbahaya bagi kesehatan adalah antara 0,1-10 mikron.
5. Hidrokarbon HC
Struktur Hidrokarbon HC terdiri dari elemen Hidrogen dan Karbon, sifat fisik HC dipengaruhi oleh jumlah atom karbon yang menyusun molekul
HC. HC adalah bahan pencemar udara yang dapat berbentuk gas, cairan maupun
Universitas Sumatera Utara
padatan. Semakin tinggi jumlah atom Karbon, unsur ini akan cenderung berbentuk padatan. Hidrokarbon dengan kandungan unsur C antara 1-4 atom
Karbon akan berbentuk gas pada suhu kamar, sedangkan kandungan karbon diatas 5 akan berbentuk cairan dan padatan. HC yang berupa gas akan tercampur
dengan gas-gas hasil buangan lainnya. Sedangkan bila berupa cair maka HC akan membentuk semacam kabut minyak, bila berbentuk padatan akan
membentuk asap yang pekat dan akhirnya menggumpal menjadi debu. Untuk sifat fisis gas, Hidrokarbon lebih dominan pada ikatan Methane CH
4
. 6.
Dioksin dan Furan Adalah segala komponen Carbon-Hidrogen-Oksigen Halogen. Dioksin
biasa terbentuk karena pembakaran tidak sempurna dari material yang beraneka ragam, yang tergolong pada bagian dioksin adalah Polyclorinated Dibenzo-p-
Dioksin Compounds PCDD, sedangkan Furan adalah keseluruhan dari Polyclorinated Dibenzofuran Compounds PCDF.
2.2 Sumber Polusi Udara