Excess Air Blower Air Distribusi

T 1 = Temperatur standart 25 o C o m = Laju aliran massa gas kgs c p = Kalor spesifik tekanan konstan kJkg o K Sehingga c p = 298 1373 . 003 , 1 73 , 2330 − = 2,16 kJkg o K k = c p c v , dan R = c p - c v , maka R = c p – c p k R = 2,16 – 1,264 = 0,536 kJkg o K maka o V = 107 , 133 1373 . 536 , . 003 , 1 = 5,55 m 3 s Sehingga ρ = o o V m = 0,181 kgm 3 Kecepatan aliran gas berdasarkan luas penampang sisi masuk, d = 0,75 m maka v = o V A , A = 0,442 m 2 = 12,56 ms

3.1.2 Excess Air Blower

Untuk mendistribusikan gas ke cerobong asap digunakan blower, blower yang digunakan adalah blower sentrifugal Kapasitas : 30 m 3 menit : 0,5 m 3 s Diameter sisi keluaran 3 ” ………………………………………......………Data o m = ρ o V , C T udara o 30 ρ = 1,1514 kgm 3 Universitas Sumatera Utara 0, 0642 m 1 2 0,5 m 0,5 m 1,608 m 0, 75 m h o m = 1,1514.0,5 = 0,576 kgs berdasarkan konstruksi bagian sisi masuk udara pada scrubber, diambil dari gambar 2.2 Gambar 3.2 Bagian Sisi Masuk Udara dari Excess Air Blower Kecepatan udara pada sisi keluaran blower adalah v out = A V o dimana A = 2 4 d π , d = 0,0642 m A = 0,00324 m 2 v out = 00324 , 5 , = 154,32 ms Universitas Sumatera Utara Tekanan udara pada sisi keluar blower berdasarkan ΔP Blower , maka dengan kenaikan tekanan melintasi blower Berdasarkan W sf = f o P v m η ∆ ……………………………………………Lit. 5, Hal. 99 Keterangan W sf = Daya blower W o m = Laju aliran massa kgs η f = Efisiensi blower diambil 90 ΔP = Kenaikan tekanan melintasi blower Pa v = volume spesifik fluida m 3 kg berdasarkan C T udara o 30 ρ = 1,1514 kgm 3 , v = 0,869 m 3 kg Maka ΔP = 869 , . 576 , 9 , . 4 , = 0,18 kPa Sehingga tekanan fluida keluar Berdasarkan ΔP = P out – P in , dengan P in tekanan udara luar = 101,301 kPa P out = 101,481 kPa Tekanan merata pada titik 2, berdasarkan P 2 = P 1 + 2 1 ρ v 1 2 – v 2 2 + ρgh …………………………..…….…Lit. 6, Hal. 22 Kecepatan aliran udara pada titik 2, berdasarkan v 2 = 2 A V o dimana A 2 = 2 4 d π , d = 0,75 m A 2 = 0,442 m 2 v 2 = 442 , 5 , = 1,131 ms Universitas Sumatera Utara h, berdasarkan konstruksi h = 0,5-0,752 + 0,5-0,0381 = 0,5869 m maka: P 2 = 101481 + 2 1 1,1514 154,32 2 -1,131 2 + 1,1514.9,81 -0,5869 = 115,183 kPa

3.1.3 Air Distribusi

Air didistribusikan oleh pompa dari tangki tampung, ketinggian air pada tangki 1m dengan kapasitas pompa 10 galonjam yang didistribusikan melalui pipa berukuran 1 inchi seperti terlihat pada gambar berikut ini Gambar 3.3 Skema Aliran Air Distribusi o V = 10 galonjam ………………………………………………………….Data = 10. 60 1 .6,309.10 -5 m 3 s = 1,052.10 -5 m 3 s Sehingga laju aliran massa air distribusi o m = ρ o V , C T air o 30 ρ = 996 kgm 3 Pipa 1inchi 2,4 m 1 m Δz Universitas Sumatera Utara o m = 996.1,052.10 -5 = 0,0105 kgs Dengan kecepatan aliran fluida pada pipa berdasarkan luas penampang pipa, berdasarkan standart ASMEANSI B36.19 schedule 40 …………………………..Lamp.2 d o = 33,401 mm, d i = 26,645 mm sehingga luas penampang sisi bagian dalam pipa A i = 2 4 i d π = 0,56.10 -3 m 2 v i = i o A V = 3 5 10 . 56 , 10 . 052 , 1 − − = 1,88.10 -2 ms Pada ujung pipa terpasang nozzle, konstruksi dan ukuran nozzle yang terpasang diperlihatkan pada gambar berikut Gambar 3.4 Nozzle Air Distribusi Dengan ukuran nozzle d in = 5 mm d out = 10 mm ……………………………………………………………….Data maka luas penampang sisi masuk dan keluaran nozzle A 1 = 2 4 in d π = 1,96.10 -5 m 2 Nozzle Adapter Universitas Sumatera Utara A 2 = 2 4 out d π = 7,85.10 -5 m 2 Selisih tekanan melintasi pompa ΔP = 1,1 kgcm 2 …………………………………………………………...Data ΔP = 1,1.98,07 = 107,877 kPa P 2 – P 1 = 107,877 kPa P 2 = P 1 + 107,877 kPa Tekanan fluida pada sisi masuk pompa berdasarkan kecepatan aliran pada pipa sisi masuk pompa, dimana ukuran pipa pada sisi masuk adalah sama dengan ukuran pipa pada sisi keluaran d in = d out = 26,645 mm Karena perubahan suhu atau volume melintasi pompa diasumsikan kecil atau boleh diasumsikan konstan, maka 1 o V = 2 o V = o V Maka, kecepatan fluida pada sisi masuk pompa berdasarkan 1 o V A 1 = 2 o V A 2 , dimana, A 1 = A 2 Sehingga, v 1 = v 2 = v = 1,88.10 -2 ms Gambar 3.5 Tangki Air Distribusi 1,88.10 -2 ms 1m Air Pipa 1 inchi Referensi Universitas Sumatera Utara Tekanan fluida pada pipa sisi masuk berdasarkan P = γ H – v 2 2g – z ………………………………………...…..Lit. 6, Hal.23 Keterangan: P : Tekanan fluida kPa γ : Berat spesifik kNm 3 , C T air o 30 γ = 9,77 kNm 3 Lamp. 3 v : Kecepatan aliran fluida ms maka P = 9,771 – 1,88.10 -2 2 2.9,81 – 0 = 9,77 kPa Sehingga tekanan fluida pada bagian sisi keluaran pompa adalah P 2 – P 1 = 107,877 kPa P 2 = 107,877 + 9,77 = 117,647 kPa tekanan fluida pada ujung pipa berdasarkan P 2 ’ = P 2 + 2 1 ρ v 1 2 – v 2 2 + ρgh……………………………..….…Lit. 6, Hal. 22 dengan kondisi pada pipa dimana kecepatan fluida pada pipa konstan, maka P 2 ’= P 2 + ρgh C T air o 30 ρ = 996 kgm 3 …..……..lamp. 3 = 117647 + 996.9,81.-2,4 = 94,197 kPa Tekanan fluida pada sisi masuk nozzle adalah tekanan pada kondisi stagnasi P s = P 1 2 2 1 1 −     − + k k o k M , M o = v o a o ……………...…………..Lit. 4, Hal. 835 Universitas Sumatera Utara Keterangan P s = Tekanan fluida pada titik stagnasi kPa P = Tekanan awal fluida kPa M = Bilangan mach v = Kecepatan ms a = Kecepatan suara ms berdasarkan, k = c p c v dan c p – c v = R R air = 0,4615 kJkg o K……………………………………………….Lamp. 5 c p = 4,18 kJkg o K Maka k = R c c p p − = 4615 , 18 , 4 18 , 4 − = 1,124 kJkg o K M o = v o a o ,dimana a o = kRT = 273 30 . 5 , 461 . 124 , 1 + = 396,45 ms = 1,88.10 -2 396,45 = 4,74.10 -5 P s = 94197 1 124 , 1 124 , 1 2 5 2 1 124 , 1 10 . 74 , 4 1 − −     − + = 94,197 kPa Temperatur pada kondisi stagnasi T s = T 1 + p c v 2 2 1 …………………………………..…………….....Lit. 4, Hal 834 Keterangan T s = Temperatur pada titik stagnasi o K T 1 = Temperatur awal o K Universitas Sumatera Utara v 1 = Kecepatan awal ms c p = Kalor spesifik tekanan konstan kJkg o K c p air pada T 30 o C = 4,18 kJkg o K maka T s = 303 + 4180 . 2 10 . 88 , 1 2 2 − = 303 o K Kondisi fluida pada sisi masuk nozzle P 1 = P s = 94,197 kPa v 1 = o V A , dimana A in = 1,96.10 -5 m 2 = 1,052.10 -5 1,96.10 -5 = 0,537 ms M a1 = v 1 a 1 , a 1 = 1 kRT = 303 . 5 , 461 . 124 , 1 = 396,45 ms = 0,537396,45 = 0,0014 Gambar 3.6 Kondisi pada Nozzle Kecepatan fluida pada titik 2 berdasarkan luas penampang v 2 = o V A out , dimana A out = 7,85.10 -5 m 2 = 1,052.10 -5 7,85.10 -5 = 0,134 ms Shock wave 2 1 Universitas Sumatera Utara untuk sisi diverging 2 1 1 2 1 1 2 2 2 1 1 2 − + − + = k M k M T T a a ………………………………………….Lit. 4, Hal 855 M a2 = v 2 a 2 , a 2 = 2 kRT = 303 . 5 , 461 . 124 , 1 = 396,45 ms = 0,134396,45 = 0,00034 T 2 T 1 = 0,998 T 2 = 303.0,988 = 302,4 o K Berdasarkan 1 2 P P = 2 2 2 1 1 1 a a kM kM + + ……………………………………………......Lit. 4, Hal. 855 P 2 = 94,197     + + 2 2 00034 , 124 , 1 1 0014 , 124 , 1 1 = 94,1972 kPa Maka dari data hasil perhitungan diatas, kondisi fluida-fluida yang bersiklus pada scrubber adalah Tabel 3.1 Kondisi fluida-fluida yang bersiklus pada scrubber No Fluida o m ρ o V T P v kgs kgm 3 m 3 s o C kPa ms 1 Gas Buang Insinerator 1,003 0,181 5,55 1100 133,107 12,56 2 Excess Air Blower 0,576 1,1514 0,5 30 115,183 1,131 3 Air Distribusi 0,0105 996 1,052.10 -5 29,4 94,197 0,134 Universitas Sumatera Utara Universitas Sumatera Utara

BAB 4 ANALISA PERFORMANSI