Identifikasi Masalah Perancangan Sistem

BAB III ANALISIS DAN PERANCANGAN

Bab ini secara garis besar membahas analisis metode rancangan routing, pengalokasian pengalamatan IP address di dalam jaringan dan tahap-tahap yang akan dilakukan dalam perancangan sistem yang akan dibangun.

3.1. Identifikasi Masalah

Komputer yang saling terhubung akan membentuk sebuah jaringan diantaranya Local Area Network LAN, Metropolitan Area Network MAN, Wide Area Network WAN. Komputer yang terhubung akan melakukan pertukaran informasi antara satu komputer ke komputer lain di dalam sebuah jaringan. Jaringan-jaringan tersebut saling terhubung dan akan membentuk sebuah routing jaringan komputer. Setiap komputer yang terhubung ke dalam sebuah jaringan akan diberi sebuah alamat unik yang disebut dengan IP address. Pengalamatan IP address tidak semata-mata hanya menulis angka- angka ke dalam sebuah komputer melainkan harus melakukan perhitungan. Perhitungan tersebut meliputi pengalokasian dan pengalamatan jumlah host, subnet mask, broadcast, dan gateway sebuah jaringan. Selain melakukan perhitungan IP address, perancangan skema jaringan sangatlah diperlukan untuk menentukan letak jaringan agar lebih mudah dalam melakukan pengalamatan dan pengalokasian IP address. Kenyataan yang terjadi bahwa dalam perancangan skema, pengalamatan dan pengalokasian IP address membutuhkan waktu yang cukup lama dan prosesnya yang rumit. Ditambah lagi hubungan antara komputer ataupun jaringan belum diketahui sudah terkoneksi dengan lancar. Oleh karena itu, diperlukanlah sebuah aplikasi untuk perancangan skema jaringan untuk routing pada jaringan berserta pengalokasian dan pengalamatan IP address yang dilakukan secara otomatis dan juga dapat melakukan pemodelan sistem untuk mengetahui koneksi antar jaringan. Universitas Sumatera Utara

3.2. Perancangan Sistem

3.2.1. General Architecture General architecture rancangan routing pada jaringan dapat dilihat pada gambar 3.1. Gambar 3.1. General architecture desain routing pada jaringan New Skema Jaringan Open File Input Jumlah jaringan dan Router Input Blok IP Address, Jumlah Host per Jaringan, Hubungan Jaringan ke Router, Hubungan Router ke Router Pilih File dari Internal Storage Menghitung Jumlah Router Mengatur Tata Letak Router, Letak Jaringan berdasarkan Router yang dimodelkan Menggunakan Ikon Perangkat Komputer Menghubungkan Jaringan ke Router dan menghubungkan Router ke Router Membaca File Skema jaringan SKEMA JARINGAN ROUTING Meyusun Jumlah Jaringan dari yang Terbesar sampai Terkecil Meyusun Jumlah Jaringan dari yang Terbesar sampai Terkecil Alokasi Jumlah Jaringan Beserta Pengalamatan IP Address Proses Alokasi dan Pengalamatan Pemodelan Sistem Universitas Sumatera Utara Arsitektur umum dari rancangan routing pada jaringan terdapat 3 tahapan yaitu input, proses, dan output. Adapun pada tahapan input, userpengguna menginputkan sebuah blok IP address beserta prefixnya berdasarkan kelas IP address yang digunakan diantaranya kelas A, B, dan C. Jenis IP address yang digunakan ialah berjenis private. Setelah user menginputkan blok IP address, selanjutnya user menginputkan jumlah host untuk setiap jaringan. Jumlah jaringan dan router sebelumnya sudah ditentukan terlebih dahulu melalui form input jumlah jaringan dan unit router yang ingin digunakan sesuai kebutuhan. Setelah semua field input terisi selanjutnya program akan melakukan proses pengalokasian dan pengalamatan IP address beserta proses pemodelan perangkat jaringan. Proses yang pertama yang dilakukan oleh program yaitu melakukan pengalokasian IP address berdasarkan jumlah host yang disebut dengan istilah subnetting. Alokasi IP address yang pertama sekali diproses adalah alokasi IP address yang memiliki jumlah host terbesar sampai terkecil. Dalam menentukan jumlah nilai host yang terbesar sampai terkecil, program melakukan penyusunan jumlah host dengan melakukan pertukaran nilai yang disebut dengan swap dan kemudian meyusun jumlah nilai host dari yang terbesar sampai terkecil. Setelah blok IP address sudah dialokasikan ke semua jaringan maka program akan melanjutkan proses yang kedua yaitu melakukan pemodelan sistem routing pada jaringan. Dalam proses ini program melakukan penyusunan letak-letak perangkat jaringan, lalu program juga menghubungkan perangkat jaringan ke router dan menghubungkan router ke router agar jaringan dapat berkomunikasi dengan jaringan lain, sehingga seluruh jaringan yang dibangun akan terhubung satu sama lain. Apabila jaringan sudah terhubung dan sudah terbentuk model rancangan routing, maka selanjutnya program menampilkan hasil output berupa ikon-ikon perangkat jaringan yang ditampilkan dalam bentuk skema jaringan yang sudah saling terhubung dan dapat melakukan pengujian koneksi. Selain membuat skema jaringan routing yang baru, proses input juga dapat dilakukan melalui file yang berisi skema jaringan yang pernah dibangun sebelumnya menggunakan aplikasi ini. Adapun proses dalam menampilkan skema routing pada jaringan melalui file yang sudah disimpan yaitu dengan cara memilih dan membuka file skema jaringan. Selanjutnya program akan membaca dan memproses file skema yang dipilih dan output yang dihasilkan berupa tampilan skema jaringan yang diambil dari dalam file tersebut. Universitas Sumatera Utara 3.2.2. Flowchart Flowchart pada sistem rancangan routing pada jaringan dapat dilihat pada gambar 3.2. Gambar 3.2. Flowchart Sistem Universitas Sumatera Utara Dari gambar 3.2. dapat dijelaskan bahwa di dalam sistem terdapat dua pilihan yaitu membuat rancangan routing pada jaringan yang baru atau melakukan modifikasi jaringan yang sudah pernah dibangun sebelumnya dengan cara membuka file jaringan yang sudah dibuat. Pilihan pertama yaitu apabila ingin membuat suatu rancangan baru maka hal yang dilakukan user adalah menginputkan range IP address, jumlah host, hubungan router ke router dan hubungan jaringan ke router. Ketika selesai melakukan penginputan maka data yang baru saja diinputkan akan diproses dan setelah diproses maka data tersebut diperiksa apakah sudah benar atau tidak, jika sudah benar maka tampilan skema jaringan akan ditampilkan. Selanjutnya dalam pilihan kedua user hanya memilih file skema jaringan yang sudah pernah dibangun sebelumya dengan cara mengambil file dari penyimpanan internal komputer dan program secara otomatis langsung memproses file yang dipilih dan kemudian menampilkan isi dari file. 3.2.3. Pseudocode pengalokasian IP address Adapun bentuk dari pseudocode pengaloasian IP address Function proses Fori = 0; i nilaiHost.lenght; i++ If nilaiHost[i] totalHost or totalHost == 0 then i += 1000 Menghentikan perulangan else if nilaiHost[i] == totalHost totalHost -= nilaiHost[i] else temporer = nilaiHost[i] alokasitemporer, totalHost Melakukan pengalokasian Function alokasinilaiHost, totalHost Forj = 1; j = 10; j++ If totalHost 2 nilaiHost then temporerAlokasi = totalhost 2 print temporerAlokasi alokasu yang tidak terpakai totalHost = temporerAlokasi else print nilaiHost alokasi yang terpakai j += 1000 Proses untuk menghentikan perulangan return totalHost -= nilaiHost Universitas Sumatera Utara Dari pseduocode yang sudah dijabarkan dapat dijelaskan alur proses dari pengalokasian IP address berdasarkan VLSM menggunakan teknik subnettig. Program akan meyimpan nilai dari jumlah host per jaringan ke dalam sebuah array yang berinisial nilaiHost, kemudian total jumlah dari range IP address diberi inisial totalHost, proses pengalokasian berjalan ketika fungsi proses dijalankan, proses tersebut akan menjalankan perulangan yang bertujuan untuk mengambil nilai host satu per satu dari variabel nilaiHost yang bertipe array. Nilai dari array tersebut satu persatu diproses bersamaan dengan nilai totalHost, ketika perulangan sudah dijalankan program akan memeriksa apakah nilaiHost sama dengan totalHost apabila sama, maka program perulangan akan berhenti dan mencetak alokasi IP address yang hanya memiliki satu jaringan, tetapi apabila nilaiHost lebih kecil dari totalHost maka program akan menjalankan fungsi alokasi IP address. Di dalam fungsi alokasi, selanjutnya program akan menjalankan perulangan kembali sebanyak sepuluh kali perulangan. Fungsinya untuk mengalokasikan IP address apabila nilaiHost lebih kecil dari totalHost. Fungsi alokasi yang dijalankan akan memproses nilaiHost dengan cara memeriksa apakah totalHost bila dibagi dua akan bernilai lebih besar dari nilaiHost, apabila hasilnya lebih besar maka program akan mengalokasikan IP address ke dalam alokasi yang tidak terpakai dan membagi nilai totalHost menjadi dua, namun apabila nilai totalHost lebih kecil atau sama dengan nilaiHost, maka progam akan mengalokasikan IP address ke dalam alokasi yang sudah terpakai dan perulangan diberhentikan kemudian nilai totalHost dikurangkan dengan nilaiHost yang dipakai sehingga fungsi proses alokasi selesai berjalan. 1.2.4. Use case diagram Use case diagram merupakan pemodelan untuk kelakuan behavior sistem informasi yang akan dibuat. Use case mendeskripsikan sebuah interaksi antara satu atau lebih aktor dengan sistem informasi yang akan dibuat Shalahuddin, 2011. Gambar 3.3. menggambarkan use case diagram pada skema jaringan. Universitas Sumatera Utara Gambar 3.3 Use Skema Jaringan 1.2.5. Use case Specification Use case spesifikasi merupakan perkembangan atau deskripsi dari use case diagram untuk setiap use case. Berikut ini adalah use case specification pada bagian skema jaringan yang akan dibangun berdasarkan use case diagram pada gambar 3.3. Edit Jaringan User Save File Tambah Router Edit Hubungan Router ke Router Delete Perangkat jaringan Tambah Jaringan Skema Jaringan include Universitas Sumatera Utara Tabel 3.1. Use Case Spesifikasi untuk Use Case Save File Tipe Use Case Penjelasan Nama use case Save File Aktor User Deskripsi Use case ini digunakan oleh user menyimpan file skema jaringan ke dalam penyimpanan internal Pre condition User harus memiliki skema jaringan untuk bisa menyimpan file. Characteristic of activation Eksekusi dapat dilakukan oleh user Basic flow 1. User mengklik menu save file. 2. Aplikasi akan menampilkan form direktori penyimpannan file. 3. Use case ini berakhir ketika skema telah selesai disimpan ke internal storage. Alternative flow - Post condition - Limitations - Tabel 3.2. Use Case Spesifikasi untuk Use Case Edit Tambah Router Tipe Use Case Penjelasan Nama use case Tambah Router Aktor User Deskripsi Use case ini digunakan oleh user untuk menambah perangkat router ke dalam skema jaringan. Pre condition User harus memiliki skema jaringan untuk bisa menambah router. Characteristic of activation Eksekusi dapat dilakukan oleh User Basic flow 1. User mengklik menu tambah router. 2. Aplikasi akan menampilkan form untuk menambahkah router yang berisi beberapa field. 3. Use case ini berakhir setelah router selesai ditampilkan ke dalam skema jaringan. Universitas Sumatera Utara Alternative flow - Post condition - Limitations - Tabel 3.3. Use Case Spesifikasi untuk Use Case Tambah Jaringan Tipe Use Case Penjelasan Nama use case Tambah Jaringan Aktor User Deskripsi Use case ini digunakan oleh user untuk menambah perangkat jaringan ke dalam skema jaringan Pre condition User harus memiliki skema jaringan untuk bisa menambah jaringan. Characteristic of activation Eksekusi dapat dilakukan oleh User Basic flow 1. User mengklik menu tambah jaringan. 2. Aplikasi akan menampilkan form untuk menambah jaringan yang berisi beberapa field. 3. Use case ini berakhir setelah jaringan selesai ditampilkan ke dalam skema jaringan. Alternative flow - Post condition - Limitations - Tabel 3.4. Use Case Spesifikasi untuk Use Case Hubungan Router ke Router Tipe Use Case Penjelasan Nama use case Hubungan router ke router Aktor User Deskripsi Use case ini digunakan oleh user untuk mengedit hubungan router ke router di dalam skema jaringan Pre condition User harus memiliki skema jaringan untuk bisa melakukan edit hubungan router ke router. Characteristic of activation Eksekusi dapat dilakukan oleh User Universitas Sumatera Utara Basic flow 1. User mengklik menu edit hubungan router ke router. 2. Aplikasi akan menampilkan halaman form edit hubungnan router ke router yang berisi beberapa field. 3. Use case ini berakhir setelah hubungan antara router ke router sudah terhubung dan terjadi perubahan di dalam skema jaringan. Alternative flow - Post condition - Limitations - Tabel 3.5. Use Case Spesifikasi untuk Use Case Delete Perangkat Tipe Use Case Penjelasan Nama use case Delete Perangakat Aktor User Deskripsi Use case ini digunakan oleh user untuk menghapus perangkat jaringan yang berada di dalam skema jaringan Pre condition User harus memiliki skema jaringan untuk bisa menghapus perangkat jaringan. Characteristic of activation Eksekusi dapat dilakukan oleh User Basic flow 1. User mengklik menu delete perangkat jaringan. 2. Aplikasi akan menampilkan halaman form untuk menghapus perangkat jaringan. 3. Use case ini berakhir setelah perangkat jaringan berhasil dihapus di dalam skema jaringan. Alternative flow - Post condition - Limitations - Universitas Sumatera Utara Tabel 3.6. Use Case Spesifikasi untuk Use Case Skema Jaringan Tipe Use Case Penjelasan Nama use case Skema jaringan Aktor User Deskripsi Use case ini digunakan untuk melihat tampilan skema jaringan Pre condition User harus membuat skema jaringan baru atau membuka file yang sudah ada. Characteristic of activation Eksekusi dapat dilakukan oleh User Basic flow User pertama kali membuat desain skema jaringan baru atau membuka file skema jaringan yang sudah disimpan sebelumnya. Alternative flow - Post condition - Limitations -

3.3. Perencanaan rancangan routing pada jaringan