Tabel 3.6. Use Case Spesifikasi untuk Use Case Skema Jaringan Tipe
Use Case Penjelasan
Nama use case Skema jaringan
Aktor User
Deskripsi Use case ini digunakan untuk melihat tampilan
skema jaringan Pre condition
User harus membuat skema jaringan baru atau membuka file yang sudah ada.
Characteristic of activation Eksekusi dapat dilakukan oleh User
Basic flow User pertama kali membuat desain skema jaringan
baru atau membuka file skema jaringan yang sudah disimpan sebelumnya.
Alternative flow -
Post condition -
Limitations -
3.3. Perencanaan rancangan routing pada jaringan
3.3.1. Deskirpsi model rancangan routing pada jaringan
Deskripsi model rancangan desain akan terbentuk dari sebuah hubungan antar router ke router dan hubungan antar jaringan ke router, sehingga dari hubungan perangkat
tersebut akan terbentuk model skema routing pada jaringan. Skema routing jaringan akan menampilkan sebuah halaman yang terdiri dari tabel routing, IP address dan edit
skema jaringan. Untuk mengetahui deskripsi pemodelan hubungan antar router ke router dapat dilihat pada tabel 3.7.
Tabel 3.7 Model Hubungan Router ke Router Router Awal
Router Tujuan
1 2
2 3
4 3
3 5
Universitas Sumatera Utara
Terlihat pada tabel 3.7 router satu 1 terhubung ke router dua 2, maka secara otomatis program akan mendeskripsikan hubungan tersebut menjadi sebuah model
skemagambaran dan menampilkannya ke dalam sebuah kanvas sampai pada posisi seluruh router sudah saling terhubung satu sama lain. Selanjutnya untuk mengetahui
deskripsi pemodelan hubungan antara router dengan jaringan dapat dilihat pada tabel 3.8.
Tabel 3.8 Model Hubungan antara Router ke Jaringan
Router Jaringan
1 2
1 3
2 1
3 4
Keterangan dari tabel 3.8 memperlihatkan bahwa router satu 1 terhubung ke jaringan dua 2 dan tiga 3, router dua 2 terhubung ke jaringan satu 1 dan terakhir
router tiga 3 terhubung ke jaringan empat 4. Secara otomatis aplikasi akan mendeskripsikan hubungan tersebut menjadi sebuah model skemagambaran dan
menampilkannya ke dalam sebuah kanvas sampai pada posisi seluruh router dan jaringan sudah saling terhubung.
3.3.2. Penentuan tata letak perangkat jaringan
Tata letak perangkat jaringan ini nantinya akan dijalankan oleh aplikasi pada saat perangkat sudah dimodelkan dalam bentuk ikon perangkat jaringan komputer. Dalam
penentuannya, aplikasi akan menentukan router yang pertama kali diletakkan ke dalam kanvas ialah router satu 1, maka pada saat router satu 1 sudah dicetak ke dalam
skema routing, selanjutnya aplikasi akan terus mencetak ikon router sebanyak unit router yang digunakan. Seperti terlihat pada gambar 3.4 unit router yang digunakan
sebanyak tiga 3 perangkat.
Universitas Sumatera Utara
Gambar 3.4. Tata Letak Router Berbentuk Lingkaran
Penetuan letak dari router ke dalam skema jaringan ditentukan oleh aplikasi dimulai dari router satu 1 yang berada pada diposisi kiri dan akan terus berlanjut
sampai ke kanan dan kemudian kembali lagi ke kiri, sehingga akan terbentuk pola lingkaran. Kemudian untuk letak jaringan host, posisi jaringan akan mengikuti letak
dimana posisi router berada.
3.3.3. Penentuan Blok IP Address
Dalam membangun sebuah jaringan, harus terlebih dahulu menentukan blok IP address. Penentuan blok IP address bertujuan untuk mengetahui IP network awal di dalam
jaringan. Apabila setiap jaringan diberi jumlah host, maka dari blok IP address dapat ditentukan pengalokasian IP address per jaringan berdasarkan jumlah host.
Pengalokasian alamat IP address menggunakan tipe VLSM yang memiliki keuntungan yaitu range IP address dapat ditentukan dengan melihat jumlah host seperti terlihat pada
tabel 3.9.
Tabel 3.9. Penentuan IP VLSM Total Jumlah
Host IP Network
Range IP
500 192.168.0.0
192.168.1.1 – 192.168.2.254
1000 192.168.0.0
192.168.1.1 – 192.168.3.254
100 192.168.0.0
192.168.1.1 – 192.168.1.127
50 192.168.0.0
192.168.1.1 – 192.168.1.63
8 192.168.0.0
192.168.1.1 – 192.168.1.7
R1
R2 R3
Universitas Sumatera Utara
Misalkan total dari jumlah host adalah 500 host, maka jumlah blok IP address yang dimiliki adalah 512 host. Total tersebut didapat dari hasil pemangkatan 29 = 512
dengan CIDR 23 dengan range IP address 192.168.1.1 – 192-168.2.254.
3.3.4. Penentuan jumlah host per jaringan
Penentuan jumlah host per jaringan tahap awal yang harus dilakukan, sebab dengan penentuan jumlah host, maka seorang perancang dapat mengetahui range IP address
untuk pengalokasisan IP address yang akan dialamatkan pada jaringan tersebut. Melalui jumlah host per jaringan, dapat pula ditentukan letak IP broadcast dan IP
network beserta subnet mask seperti pada gambar 3.5.
Gambar 3.5. Jumlah Host
Penjelasan dari gambar 3.5 ialah sebuah jaringan yang memiliki jumlah host sebanyak 500 host. Nilai jumlah host yang sudah ditentukan, kemudian dicari nilai yang
berdekatan dengan nilai host, maka nilai pendekatan yang terdekat adalah 29 = 512. Pendekatan nilai jumlah host didapat dari perpangkatan dua.
3.3.5. Menghubungkan perangkat jaringan ke router
Jaringan yang sudah dibangun, apabila ingin menghubungkan antar jaringan maka diperlukanlah sebuah router yang bertujuan menghubungkan dua atau beberapa
jaringan. Menghubungkan jaringan ke router bertujuan agar setiap jaringan dapat berbagi data atau informasi sehingga data atau informasi dapat disalurkan ke luar
jaringan. Menentukan hubungan jaringan ke router biasanya tidak terbatas. Penentuan
tersebut biasanya didasarkan pada jumlah jaringan yang terhubung ke router sesuai dengan kegunaan jaringan. Penentuan jaringan untuk setiap router dapat dilihat pada
tabel 3.10. 500 Host
512 Host
Di pangkatkan 29 menjadi
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.10. Hubungan jaringan dengan router No.
Router Jaringan
1 1
2,3,5 2
2 4,1
3 3
6 4
4 7
5 5
8,9 6
6 10
Pada tabel 3.10 terlihat bahwa jaringan dua 2, tiga 3 dan lima 5 terhubung ke router satu 1, jaringan empat 4 dan satu 1 terhubung ke router dua 2 sampai
ke jaringan ke sepuluh 10 yang terhubung ke router enam 6.
3.3.6. Menghubungkan antar router ke router
Jaringan yang sudah terhubung ke salah satu router akan berbagi informasi dan data di dalam router itu sendiri, tetapi jaringan tersebut tidak dapat berkomunikasi dengan
jaringan yang berada diluar router, agar jaringan yang terhubung ke salah satu router dapat bebagi informasi dengan jaringan yang berada di luar router maka setiap router
harus dihubungkan ke router yang menyimpan jaringan tujuan, sehingga menjadi sebuah routing jaringan yang dapat berbagi informasi data lebih luas. Routing juga
memiliki alamat unik seperti jaringan, tetapi pengalokasian IP address pada routing hanya sebatas kedua router yang saling terhubung seperti yang terlihat pada tabel 3.11.
Tabel 3.11. Hubungan Router ke Router Router A
Router T IP Address
Subnet Mask
1 2
192.168.12.2 dan 192.168.12.3 255.255.255.254
2 3
192.168.14.2 dan 192.168.14.3 255.255.255.254
1 3
192.168.16.2 dan 192.168.16.3 255.255.255.254
2 4
192.168.18.2 dan 192.168.18.3 255.255.255.254
2 5
192.168.20.2 dan 192.168.20.3 255.255.255.254
3 5
192.168.22.2 dan 192.168.22.3 255.255.255.254
3 6
192.168.24.2 dan 192.168.24.3 255.255.255.254
Universitas Sumatera Utara
Keterangan : Router A
: Router Awal untuk pengalokasian IP address Router T
: Router Tujuan untuk pengalokasian IP address Dalam table 3.11 terlihat dari router A ke router T saling terhubung satu sama
lain atau sebaliknya dari router T ke router A. Pada tabel 3.11 terlihat bahwa router A terhubung ke router T atau sebaliknya,
dengan alokasi IP address sebesar empat 4 host dengan range IP address 192.168.12.0 - 192.168.12.3 dan memiliki nilai subnet mask 255.255.254. Nilai IP address untuk
router A 192.168.12.2 dan nilai IP address router T 192.168.12.3.
3.3.7. Pengalamatan dan alokasi IP address
Pengalamatan dan pengalokasian IP address didapat melalui blok IP address. Pengalamatan dan pengalokasian IP address dilakukan pertama sekali pada jaringan
yang memiliki jumlah host paling besar sampai yang paling kecil. Selanjutnya jaringan yang sudah dialokasikan dan diberi alamat IP address akan diblok melalui pemberian
alamat subnet mask yang didapat berdasarkan jumlah host, sehingga IP address yang sudah dialokasikan tidak dapat digunakan dilain jaringan, sebab sudah dimiliki salah
satu jaringan. Seperti terlihat pada tabel 3.12. yang menampilkan pengalamatan dan pengalokasian IP address berdasarkan jumlah host terbesar sampai terkecil.
Tabel 3.12. Pengalamatan dan Pengalokasia Alamat IP Address Jaringan Jumlah
Host IP Address
Broadcast Network
Subnet Mask
2000 192.168.1.1
– 192.168.8.254
192.168.8.255 192.168.1.0
2555.255.248.0 1000
192.168.9.1 –
192.168.12. 254
192.168.9.255 192.168.9.0
2555.255.252.0
500 192.168.13.1
– 192.168.14.
254 192.168.14.
255 192.168.13.0
2555.255.254.0
128 192.168.15.1
– 192.168.15.
126 192.168.15.
127 192.168.15.0
2555.255.255.128
64
192.168.15. 129
– 192.168.15. 190
192.168.15. 191
192.168.15. 128
2555.255.255.64
Universitas Sumatera Utara
Tabel 3.13. Pegalamatan dan Pengalokasian IP Address Routing Router
A Router
T Network
IP Address Subnet Mask
1 2
192.168.15.192 192.168.12.3 dan
192.168.12.4 255.255.255.254
2
3 192.168.15.196
192.168.15.197 dan 192.168.15.198
255.255.255.254
1 3
192.168.15.200 192.168.15.201 dan
192.168.15.202 255.255.255.254
2 4
192.168.15.204 192.168.15.205 dan
192.168.15.206 255.255.255.254
Pada tabel 3.12 terlihat bahwa alokasi IP address yang pertama sekali dijalankan adalah nilai host paling banyak yaitu 2000 host, maka jaringan yang memiliki jumlah
host 2000 akan mendapatkan nilai IP address pertama yaitu 192.168.1.0 sebagai IP network, 192.168.8.2 sampai 1921.168.8.254 sebagai IP address, 192.168.8.255
sebagai IP broadcast dan terakhir 255.255.248.0 sebagai subnet mask. Pengalokasian dan pengalamatan IP address terus akan bertambah sampai batas jumlah jaringan yang
dialokasikan, penambahan IP address dapat dilihat pada jumlah host yang memiliki nilai 1000 host, terlihat nilai IP network pada jaringan tersebut meneruskan nilai IP
broadcast pada jaringan sebelumnya sampai pada jaringan terakhir yang memiliki nilai host 64 dengan nilai IP network 192.168.15.128 dan IP broadcast 192.168.15.191.
Setelah itu pada tabel 3.13 terlihat IP address pada jaringan routing juga meneruskan nilai IP address jaringan, sebab IP address routing berada pada satu range IP address
dengan jaringan, maka routing secara otomatis meneruskan nilai IP address jaringan, tetapi pengalamatan IP address routing dilakukan diakhir pengalamatan jaringan,
karena nilai host yang berada pada routing hanya sedikit yaitu hanya empat 4 host. Adapun penambahan alamat IP address pada jaringan terlihat pada IP address routing
yang terjadi dalam hubungan router satu 1 ke router dua 2 dengan nilai IP network 192.168.15.192 dan IP address masing-masing kedua router ialah 192.168.15.193 -
192.168.15.193. Pangalamatan akan terus bertambah sampai hubungan router dua 2 ke empat 4.
Universitas Sumatera Utara
3.4. Peracanngan antarmuka sistem