BAB IV SIKAP POLITIK FUNGSIONARIS PARTAI BULAN BINTANG PBB
TENTANG KEBEBASAN BERAGAMA KASUS PELARANGAN PENYEBARAN AHMADIYAH DI INDONESIA
A. Pandangan Fungsionaris Partai Bulan Bintang PBB Terhadap Kebebasan
Beragama
Berbicara kebebasan beragama di negara Republik Indonesia, sudah di jamin oleh konstitusi yang menjamin kebebasan umat beragama dalam
menjalankan kegiatan kepercayaan agamanya itu. Tanpa gangguan, dari setiap agama lainnya. Kebebasan beragama juga berarti, setiap agama bebas
menjalankan agamanya sesuai dengan dasar-dasar pokok ajaran agamanya itu. Tidak boleh agama umat yang banyak pengikutnya, memaksa umat yang sedikit
untuk masuk ikut agama mereka itu karena hal ini sudah di jamin oleh konstitusi negara RI.
91
Agama Islam menyatakan bahwa setiap pemeluk agama mempunyai kebebasan untuk mengamalkan syari’at agamanya masing-masing. Bagi orang
Islam adalah amalan menurut syari’at Islam, dan bagi penganut agama lain, adalah amalan menurut syari’at agama mereka masing-masing. Sebagaimana
Firman Allah Subhanahu wa Ta’ala dalam surat Al-kafirun ayat 1-6 :
91
Wawancara pribadi dengan anggota Majelis Syura PBB, M. Amin Djamaluddin, Jakarta, tanggal 9 Maret 2009. di kantor LPPI
[ -[ 6 [ [-ﺏ 6[ Hﻥ [ -[- [ [ 6 [ [- [
[3F P[ [ 6 [ [-ﺏ 6[ Hﻥ [ -[ 6[ [ﺏ 6[ ﻥ
P[ -[ h
- i
jkl [m
j -
n O
“Katakanlah : Hai orang-orang kafir, Saya tidak akan menyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu juga bukan penyembah Tuhan yang saya sembah, Dan
saya bukan penyembah apa yang kamu sembah, Dan kamu bukan pula penyembah Tuhan yang saya sembah, Untukmulah agamamu, dan bagikulah
agamaku.
QS. Al-Kafiruun109: 1-6 Dalam kehidupan beragama, umat Islam tidak boleh mengganggu umat
lain, dan umat lain pun tidak boleh mengganggu umat Islam, dalam bentuk gangguan apapun, baik fisik maupun non fisik. Umat Islam harus memberi
kebebasan umat lainnya untuk beribadat menurut agamanya masing-masing dan juga sebaliknya. Apabila umat Islam diganggu kebebasannya, kehormatannya
atau kepentingannya maka Islam membenarkan untuk mempertahankan diri, dalam rangka membela kesucian agama hifz al-din, mempertahankan jiwa hifz
al-nafs menghindari kerusakan dan menjaga kesehatan akal hifz al-aql,
mempertahankan harta hifzl-mal, dan membela untuk mempertahankan kesucian keturunan hifz-nasl
92
. Namun ketika menjalankan kebebasan beragama ini sudah masuk ranah
menodai suatu agama. Bahwa fungsionaris PBB berpendapat, kehadiran Ahmadiyah dinilai telah menyelewengkan ajaran agama Islam. Karena adanya
pengakuan nabi setelah Nabi Muhammad SAW hal ini sudah tidak masuk hal
92
Suparman Usman, Hukum Islam : Asas-asas dan Studi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia,
Jakarta, Gaya Media Pratama, 2001, h. 201
sebatas kebebasan beragama saja, namun juga merusak dasar pokok ajaran Islam karena sudah mengacak-acak agama Islam.
93
Sebab Allah Subhanallahu wa Ta’ala mengutus Nabi Muhammad SAW adalah sebagai penutup para nabi
sebagaimana firman Allah Subhanallahu wa Ta’ala dalam surat Al-Ahzab ayat 40:
[ 22 [ 1-[0 [ .ر[ -[
,ر[ [ﺡ [ ﺏ [ [ [ 5206[ 4[3 ﺏ[0 [ -
h[ 8 `ﺡo
i pp
[m qk
O
“Muhammad itu bukanlah bapak dari seseorang di antara kamu, tetapi dia adalah urusan Allah dan penutup para nabi. Dan Allah Maha Mengetahui segala
sesuatu” QS. Al-Ahzab33 : 40
Dari ayat di atas jelas menunjukkan bahwa Nabi Muhammad SAW adalah utusan Allah yang terakhir yang menyempurnakan nabi dan rasul sebelumnya.
Tidak ada nabi dan rasul setelah kerasulan Muhammad SAW. Rasulullah di ibaratkan seperti batu bata terakhir yang memperindah istana, yang jika tidak ada
Muhammad SAW berarti tidak ada istana yang indah dan megah.
94
Apabila umat Islam diganggu kebebasannya, kehormatannya atau kepentingannya maka Islam membenarkan untuk mempertahankan diri, dan juga
dalam rangka membela kesucian agama hifz al-din
95
.
93
Wawancara pribadi dengan anggota Majelis Syura PBB, M. Amin Djamaluddin, Jakarta, tanggal 9 Maret 2009. di kantor LPPI
94
Armansyah, Jejak Nabi “Palsu”. Jak-sel: Penerbit Hikmah PT Mizan Publika, cet, 1. h. 21
95
Suparman Usman, Hukum Islam : Asas-asas dan Studi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia
h. 201
Negara Indonesia adalah negara yang mejemuk, termasuk kemajemukan agama. Islam mengajarkan kemajemukan itu tidak perlu menyebabkan timbulnya
konflik dan permusuhan, karena sampai akhir zaman pun di muka bumi akan terus di jumpai kemajemukan etnik, bangsa dan agama. Warga Bulan Bintang
mencari kesepakatan-kesepakatan bersama dalam menyelenggarakan kepentingan bersama dan demi mencapai kemaslahatan bersama pula.
96
Kemajemukan negara RI ini pun, janganlah melupakan untuk menghormati kebebasan umat beragama
dalam menjalankan keyakinannya, agar berjalan kebebasan beragama.
97
Bangsa Indonesia adalah bangsa yang beragama, bangsa yang percaya kepada Tuhan Yang Maha Esa. Agama yang dianut oleh bangsa Indonesia adalah
Islam, Kristen Protestan, Katolik, Hindhu dan Budha.
98
Agama-agama yang telah ada ini dapat menjalankan kebebasan beragama maksudnya, orang Hindu bebas
menjalankan ajaran Hindu sesuai dengan dasar-dasar ajarannya agama Hindu Orang Budha bebas menjalankan ajaran dasar-dasar agama Budha, orang Kristen
katolik bebas menjalankan ajaran katolik sesuai dengan ajaran dasar-dasar ajaran agama Kristen katolik. Orang Islam juga bebas menjalankan ajaran Islam sesuai
dengan ajaran dasar-dasar agama Islam.
99
96
Penulis kutip dari TafsirAsas, diterbitkan oleh Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang, Jakarta, 11 Januari 2009, h.56
97
Wawancara pribadi dengan anggota Majelis Syura PBB, M. Amin Djamaluddin, Jakarta, tanggal 9 Maret 2009. di kantor LPPI
98
Suparman Usman, Hukum Islam : Asas-asas dan Studi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia, h.193
99
Wawancara pribadi dengan anggota Majelis Syura PBB, M. Amin Djamaluddin, Jakarta, tanggal 9 Maret 2009. di kantor LPPI
Namun lahirnya ajaran Ahmadiyah dinilai umat Islam telah menyimpang karena telah bertentangan dengan dasar pokok agama Islam, seperti adanya
pengakuan nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Ajaran ini pun sudah keluar dari Islam dan harus dilarang atau bikin agama sendiri
100
dan jangan mengatas namakan Islam.
101
Jemaah Ahmadiyah memang satu rumah dengan agama Islam,
102
namun karena dengan segala pemahaman kepercayaannya itu menyebabkan banyaknya
tindakan-tindakan masyarakat untuk melarangnya. Yang pada akhirnya pemerintah telah mengeluarkan SKB 3 Menteri untuk menghentikan segala
bentuk kegiatan penafsiran tentang adanya nabi setelah Nabi Muhammad SAW, bagi aliran Ahmadiyah. Dengan alasan beragama dan kebebasan menjalani
keyakinan itu merupakan hak asasi manusia. Ajaran Ahmadiyah tetap menjadi ormas keagamaan dan beribadah sesuai dengan pahamnya.
103
Kebebasan agama adalah hak yang paling asasi di antara hak-hak manusia sebagai makhluk ciptaan
Tuhan. Hak kebebasan agama bukan pemberian negara atau bukan pemberian golongan. Agama dan kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa itu sendiri
tidak memaksa setiap umat manusia untuk memeluk dan menganutnya.
104
Agama
100
Ibid
101
Ibid
102
Ibid
103
Wawan H. Purwanto, Menusuk Ahmadiyah, hal.10
104
Ibid, h.178
Islam sendiri tidak membenarkan adanya paksaaan dalam memeluk suatu agama, firman Allah SWT :
[ A ﺏ[ = [ [ a [ [4 [ 2 [F[ [ [r [
[0 -[ [ م g=ﻥ [ [ ;Lﺙ [ E- ﺏ[ CQH. [ L [ 0 ﺏ[ ] -
206[s2. h[
E L i
t [m
tun O
”Tidak ada paksaan dalam menganut agama Islam, sesungguhnya telah jelas perbedaan antara jalan yang benar dengan jalan yang sesat. Barangsiapa
ingkar kepada Tagut dan beriman kepada Allah, maka sesungguh, dia telah berpegang teguh pada tali yang sangat kuat yang tidak akan putus. Allah Maha
Mendengar, Maha mengetahui
”QS. Al-Baqarah2 : 256 Agama Islam diacak-acak umat Islam sudah punya nabi dari Mekkah
datang mereka nabi dari India.
105
Kalau benturan pemahaman agama sudah terjadi, telebih menodai sebuah agama, lalu di mana letak arti kebebasan
beragama. Karena hak umat beragama untuk membela agama yang telah dianut atas penodaan tersebut.
Umat beragama dituntut untuk memerankan fungsi agama sebagai kemaslahatan manusia. Sejatinya mereka mengembangkan interpretasi tafsir
yang memiliki semangat perdamaian dan kerukunan antarumat beragama. Pengembangan interpretasi semacam ini, diyakini mampu mencerahkan
keberagaman umat. Ini diyakini mampu menciptakan kedamaian, keadilan,
105
Wawancara pribadi dengan anggota Majelis Syura PBB, M. Amin Djamaluddin, Jakarta, tanggal 9 Maret 2009. di kantor LPPI
toleransi, dan nilai-nilai kemanusiaan lainnya dalam kehidupan bermasyarakat dan berbangsa.
106
Perdamaian dan kerukunan adalah hal yang di inginkan semua manusia, begitu pun dalam hidup beragama. Namun kehadiran Ahmadiyah membuat hal itu
seolah tak berarti. Karena umat Islam tidak bisa menerima dengan adanya penodaaan agama yang dilakukan oleh Ahmadiyah. Sehingga kehadiran
Ahmadiyah telah merusak makna dari kebebasan beragama itu sendiri, membuat perdamian dan kerukunan menjadi sulit terwujud. Dan yang terjadi adalah segala
perusakan dan kekrasan terhadap mereka. Kebebasan beragama yang selama ini tidak ada masalah
107
namun sekarang hal itu telah di cederai dengan makna perusakan agama oleh
Ahmadiyah. Jika memang ingin mengatas namakan kebebasan beragama, kemurnian ajaran Islam harus dikembalikan. Dan Ahmadiyah harus meninggalkan
keyakinan mereka selama ini, serta mengakui bahwa tidak ada nabi Setelah Nabi Muhammad SAW. Dalam pandangan Islam bentuk kerukunan, toleransi dan kerja
sama antarumat beragama dibedakan dalam bidang akidah, dan muamalah. Dalam bidang akidah adalah semua hal yang berkaitan dengan prinsip-
prinsip agama, termasuk di dalamnya masalah ketauhidan dan pelaksanaan ibadah mahdhah. Bidang ini yang membedakan syari’at agama Islam dengan agama lain,
106
Wawan H. Purwanto, Menusuk Ahmadiyah, h. 191
107
Wawancara pribadi dengan anggota Majelis Syura PBB, M. Amin Djamaluddin, Jakarta, tanggal 9 Maret 2009. di kantor LPPI
seperti ucapan syahadat, kaifiat cara shalat, haji, serta pengakuan Nabi Muhamad SAW sebagai nabi terakhir khatamin Nabiyyin. Dalam bidang akidah
dan ibadah mahdah ini, bentuk kerukunan, toleransi dan kerjasama tidak boleh mengaburkan dan merusak akidah dan atau ibadah itu sendiri, baik dengan cara
tindakan orang lain yang mengkaburkan akidah dan ibadah syaria’at Islam tersebut maupun dengan cara orang Islam mengikuti upacara keagamaan orang
non Islam.
108
Uraian di atas telah jelas memberikan penjelasan bahwa sesungguhnya tidak boleh kita merusak atau istilah di atas mengaburkan akidah bagi umat
beragama yang telah di yakini. Namun begitu, tak terkecuali dengan ajaran Ahmadiyah selama kehadirannya terus menjadi konflik yang berkepanjangan.
Karena kehadiran ajarannya telah mengacak-acak agama Islam itulah yang disampaikan M. Amin Djamaluddin anggota dari majelis syura Partai Bulan
Bintang yang juga ketua LPPI ini kepada penulis, kalau berbicara kebebasan beragama bikin saja agama Ahmadiyah jangan mengacak-ngacak agama Islam,
bikin agama baru biar berjalan kebebasan beragama.
B. Pandangan Fungsionaris Partai Bulan Bintang PBB Terhadap Paham