Sejarah Berdirinya Partai Bulan Bintang PBB

BAB III PROFIL PARTAI BULAN BINTANG PBB

A. Sejarah Berdirinya Partai Bulan Bintang PBB

Dalam situasi dan kondisi apapun, walaupun sangat krisis dan kritis, umat Islam tidak boleh berdiam diri, umat Islam harus segera tampil ke gelanggang tampil ke tengah-tengah umat manusia untuk melakukan amar ma’ruf nahi munkar. Untuk malaksanakan amar ma’ruf nahi munkar itulah para Ulama dan Zuama serta para Pimpinan Lembaga Da’wah dan Organisasi Massa Islam tingkat nasional, tanggal 15 Muharam 1419 Hijriah bertepatan tanggal 12 Mei 1998 Miladiyah, mereka sepakat mendirikan “Badan Koordinasi Umat Islam Indonesia” selanjutnya disebut BKUI. Keanggotaan pada BKUI bersifat kelembagaan, maka kedudukan para anggota pengurus di BKUI atas nama lembaga da’wah dan organisasi massa pendukungnya. Untuk pertama kali yang menjadi pendiri BKUI, adalah : 1. Ikatan Cendikiawan Muslim se-Indonesia ICMI 2. Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia DDII 3. Forum Ukhuwah Islamiyah FUI 4. Persatuan Islam PERSI 5. Sarikat Islam SI 6. Persatuan Tarbiyah Indonesia PERTI 7. Al-Irsyad Al-Islamiyah Al-Irsyad 8. Persatuan Umat Islam PUI 9. Badan Kerja Sama Pondok Pesantren Indonesia BKSPPI Anggota khusus non-Nasional, yaitu : 10. Forum Silaturahmi Ulama Habaib dan Tokoh Masyarakat 11. Komite Indonesia untuk Solidaritas Dunia Islam KISDI Keanggotaan biasa dan khusus di atas bertambah mencapai 34 anggota lembaga da’wah dan organisasi massa Islam, untuk menampung aspirasi dan potensi umat Islam, yaitu : 12. Muhammadiyah 13. Keluarga Besar Gerakan Pemuda Islam KB-GPI 14. Keluarga Besar Pelajar Islam Indonesia KB-PII 15. Keluarga Besar – Badan Komunikasi Mubaligh Indonesia KB- BAKOMUBIN 16. Ittihadul Muballighin 17. Jam’iyatul Washliyah 18. Mathla’ul Anwar 19. Nahdlatul Wathan 20. Wanita Islam 21. Badan Komunikasi Pemuda Remaja Masjid Indonesia BKPRMI 22. IMIM 23. PPMI 24. Ikatan Masjid Indonesia IKMI 25. Cides 26. MASIKA 27. Hidayatullah 28. Al-Khairat 29. Asy-Syafiiyah Masjid dan Pondok Pesantren 30. At-Tahiriyah 31. At-Taqwa Masjid dan Pondok Pesantren 32. GPI Gerakan Pemuda Islam 33. HMI Himpunan Mahasiswa Islam 34. PII Pelajar Islam Indonesia Tujuan utama BKUI, adalah Pasal I adalah : 1. Menggalang kerjasama antara lembaga-lembaga da’wah da organisasi massa Islam tingkat nasional untuk memperkuat ukhuwah dan kebersamaan. 2. Mewadahi aspirasi umat Islam Indonesia secara kaafah totalitas dalam bidang-bidang politik, ekonomi, hukum, sosial, budaya, pendidikan dan da’wah Pasal II, ialah : Badan koordinasi Umat Islam adalah Badan Permusyawaratan yang tetap dan melakukan koordinasi kekeluargaan di antara organisasi-organisasi Umat Islam Indonesia, agar kesamaan persepsi dan keseragaman sikap dan langkah dalam peristiwa-peristiwa nasional. Pasal III Dasar, ialah : Badan Koordinasi Umat Islam bekerja atas dasar saling menghormati di antara segenap organisasi yang menjadi anggota dan menjunjung tinggi hikmah musyawarah dalam segenap usahanya. BKUI Menyamakan Persepsi Tantangan situasi dan kondisi dibidang politik, ekonomi, keuangan terkenal dengan istilah Krismon artiya “krisis moneter” dan lemahnya penegakan hukum pelanggaran terhadap system demokrasi dan Hak Asasi Manusia semakin merajalela, krena itulah diselenggarakn MUNAS I BKUI; sidAng kesatu, hari kamis, tanggal 4 Juni 1998 tempat di Jalan Marabahan No. 3 Jakarta. Tujuan Tujuan diselenggarakan Munas I BKUI, adalah : 1. Menyamakan persepsi seluruh organisasi di bawah naungan BKUI dalam menghadapi peristiwa-peristiwa nasional yang terjadi semenjak Pemilihan Umum 1997 Sidang Umum Majelis Permusyawaratan Rakyat SU-MPR TAHUN 1998, Pemilihan dan Pelantikan Presiden H.M. Soeharto dan Wakil Presiden B.j Habibie, Pernyataan Berhenti Presiden H.M. Soeharto, dan Pelantikan Wapres B.J. Habibie sebagai Presiden RI ke-III sampai dengan penentuan sikap-sikap mengahadapi “gerakan-gerakan baru” terhadap Pemerintahan B.J. habibie, yang telah mendapat tugas melaksanakan reformasi dibidang politik, ekonomi, dan hukum. 2. Menyelenggarakan sikap dan langkah seluruh organisasi di daerah di lingkungan BKUI dalam perkembangan politik, ekonomi, keuangan, dan da’wah. Tema Menjadikan Umat Islam sebagai ummatan washatan yang merupakan rahmatan lil’aalamin. MUNAS I BKUI pada siding Pleno Kesatu membentuk dua Komisi yaitu : 1. Komisi Sosial Politik Pada Komisi Sosial Poltik dibahas langkah-langkah yang diambil oleh segenap jajaran organisasi dalam lingkungan BKUI, dalam rangka pemenuhan misi Izzul Islam wal Muslimin Membangun kejayaan Islam dan kekuatan Muslimin . 2. Komisi Organisasi Komisi organisasi membahas konsolidasi organisasi ke dalam dan keluar. Penyelenggara Penyelenggara Munas I BKUI, adalah Pimpinan Pusat DDII, FUI dan ICMI. BKUI Mendirikan Partai MUNAS I BKUI, dilanjutkan dengan sidang Pleno, Kedua, hari Rabu, tangal 10 Juni 1998, tempat di Gedung Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia. Jalan Kramat Jaya No. 45 Jakarta Pusat. Pengantar dan pembukaan Sidang Pleno Kedua, oleh Dr. Anwar Harjono, menyatakan : “BKUI tidak akan menjadikan dirinya Partai Politik, tetapi akan mempelajari kemungkinan mendirikan Partai Politik”. Kesimpulan MUNAS I BKUI pada sidang pleno kedua, adalah : 1. Mengukuhkan keanggotaan Pendiri BKUI, yaitu lembaga da’wah dan organisasi massa Islam pendukung pertama ketika pembentukan BKUI, terdiri 11 lembaga da’wah dan organisasi massa Islam, selanjutnya disebut Anggota Badan BKUI. 2. Membentuk “Tim Partai”, untuk mempelajari kemungkinan mendirikan Partai Politik; dipimpin oleh Mohammad Soeleiman ketua 3. Ditetapkan Ir. A. M. Luthfi Sekretaris Umum dan Anwar Shaleh Wakil Sekretaris Umum BKUI . Pimpinan Sidang 1. Mohammad Soleiman Ketua 2. Anwar Shaleh Sekretaris Pelaksana dari keputusan MUNAS I BKUI pada Sidang Pleno Kedua, diselenggarakan Rapat “Tim Partai” oleh Sub Tim ADART Partai, hari Rabu, tanggal 12 Rabiul Awal 1419 Hijriah bertepatan tanggal 8 Juli 1998 Miladiyah, tempat Gedung Dewan Da’wah Islamiyah Indonesia Jalan Kramat Raya No. 45- Jakarta Pusat. 1. Atas permintaan peserta rapat, sebelum tanggapan peserta rapat, agar Dr. Anwar Harjono menyampaikan hasil “sounding” atau “penjagan” tentang nama partai yang akan didirikan, yaitu usul dari “orang-orang” maupun “orang-orang pusat” yang berada di Jakarta dari Keluarga Besar Bulan Bintang. Dari keterangan Dr. Anwar Harjono, dapat disimpulkan : nama partai yang diusulkan adalah “Partai Bulan Bintang”. 2. Tanggapan dari peserta rapat, ialah : - M. Daud Ali, SH ICMI, mengusulkan nama Partai Bulan Bintang. Asas Pancasila dengan asas ciri Aqidah Islam - Bambang Setyo Persis secara pribadi setuju asas Pancasila dengan asas cirri Aqidah Islam, namun secara jama’i Persis menghendaki Asas Islam; - Rahman N. PPMI: Asas yang roformis adalah Islam. Nama partai boleh Masyumi ataupun yang lainnya Partai Bulan Bintang - Mohammad Soleiman : Asas Aqidah Islam dan Pancasila : Nama Partai : Masyumi atau Partai Bulan Bintang. 3. Pimpinan rapat mengingatkan, pendirian partai harus mengacu pada Undang- undang Partai Politik yang mewajibkan ber-“asas tunggal” dengan kewajiban menyebutkan “ciri” . Pada tahap awal harus mengikuti Undang-undang Partai Politik yang ada. Jika terjadi perubahan oleh DPRMPR yang akan datang acuan pun tentu berubah dan AD ART asasnya dapat dirubah. 4. Tanggapan lanjutan : - Agus Sutomo Hidayatullah : Mengusulkan nama Masyumi; Asas: Islam; - Muslim Halil Perti : Nama : Bulan Bintang; Asas disesuaikan dengan Undang-undang Partai Politik; - Ahmad Sumargono KISDI Nama Masyumi; Prioritas Asas Islam, atau disesuaikan dengan Undang-undang Partai Politik agar partai yang didirikan segera diumumkan. - M. Yamin Amna BKPRMI : Tegaskan secara eksplisit dalam Muqaddimah Delarasi bahwa Partai Bulan Bintang adlah Partai Islam; Asas Pancasila bercirikan Islam; - Amin Jamaluddin LPPI : nama Masyumi; asas Perjuangkan Islam; - Afandi Ridhwan PUI : perjuangkan dulu nama Masyumi, kemudian Bulan Bintang, dan Asas Islam. Jika tak mungkin, sesuaikan dengan Undang-undang Partai Politik. 5. Kesimpulan pendapat, nama : Masyumi atau Partai Bulan Bintang; Asas disesuaikan dengan Undang-undang atau perjuangkan dulu Asas Islam. Berhubung ada dua pendapat yang seimbang, pimpinan menawarkan usul agar keputusan mengenai pilihan nama Partai diserahkan kepada dua orang senior Masyumi yang hadir dalam rapat ini, yaitu Dr. Anwar Harjono, selaku juru bicara Partai Masyumi, dan Afandi Ridhwan. Setelah rapat menyatakan setuju atas tawaran pimpinan, Afandi Ridhwan menyatakan bahwa haknya untuk memilih nama partai dilimpahkan kepada Dr. Anwar Harjono. Atas pertanyaan Pimpinan, kemudian Dr. Anwar Harjono menyatakan : “nama partai yang dipilhnya adalah Partai Bulan Bintang” . 6. Setelah Pimpinan Rapat menyatakan kembali ketentuan Undang-undang Partai Politik yang masih berlaku mengenai Asas, rapat kemudian menyepakati rumusan Asas dalam Anggaran Dasar Partai Bulan Bintang: “beraqidah Islam dan berasas Pancasila”. Partai Bulan Bintang akan memperjuangkan perubahan Undang-undang Partai Politik mengenai asas ini, dan segera merubahnya apabila rumusan Asas Islam dimungkinkan oleh Undang-undang atau ketentuan konstitusional lainnya. Kesimpulan pimpinan disetujui seluruh peserta rapat Kesimpulan Keputusan Rapat 1. Rapat “Tim Partai” Sub Tim ADART memutuskan BKUI melahirkan partai politik dengan nama “Partai Bulan Bintang” 2. Asas Partai : Aqidah Islam dan Asas Pancasila. Rumusannya akan dimasukkan di dalam Anggaran Dasar; 3. Meskipun belum ada Undang-undang kepartaian yang baru, rapat menyepakati berdirinya Partai Bulan Bintang langsung tanpa terlebih dahulu membentuk badanpanitia yang mempersiapkan berdirinya partai politik; 4. Deklarasi berdirinya Partai Bulan Bintang dilaksanakan di halaman Masjid Agung Al-Azhar, Kebayoran Baru-Jakarta, tanggal 26 Juli 1998, pk. 08.30. Kenapa Bukan Masyumi Dalam diskusi pada forum FUI dan BKUI semangat menghidupkan kembali Partai Masyumi adalah sama. Ketika berbagai pihak tokoh nasional telah menghidupkan partai lama dan ada yang mendirikan partai baru, maka FUI dan bkui mendesak Dr. Anwar Harjono mendorong Keluarga Besar Bulan Bintang menghidupkan kembali Partai Masyumi. Dr. Anwar Harjono menjawab : “Partai Masyumi memegang prinsip demokrasi polit6ik dan menegakkan huku. Paket Undang-undang yang mengenai partai politik tidak sesuai dengan hajk demokrasi rakyat dan hak asasi manusia. Karena itu, sebelum paket Undang-undang poltik dirubah, tidak perlu menghidupkan partai Masyumi”. Lebih lanjut Anwar Harjono berkata : “Kita perlu menjaga nama baik Partai Masyumi dan para pemimpin-pemimpinnya, yang sebagian besar telah berpulang ke rahmatullah”. Mendirikan partai harus sesuai dengan Undang-undang Partai Politik yang berlaku, yaitu: “wajib ber-“asas tunggal” ; dengan tegas wajib mencantumkan Asas Partai adalah “Pancasila”; Sementara “Dasar Islam” hanya dicantumkan sebagai “ciri” khas partai. Kalau tidak sesuai dengan perintah Undang-undang Partai Politik “berasas tunggal pancasila” , maka partai itu tidak diakui oleh pemerintah. itulah sebabnya partai yang didirikan itu tidak bernama “Masyumi”. Pihak yang bertahan agar Partai Bulan Bintang dicoba “Asas Partai” adalah “Asas Islam”; kalau tidak diterima pemerintah, maka digunakan “Asas Pancasila”, katanya “coba-coba” . Dr. Anwar Harjono menjawab: “Sebagai umat Islam, tampil berjuang jangan main coba-coba”. Selanjutnya Anwar Harjono berkata: “Tetapi kita wajib tetap berjuang menegakkan Aqidah Islam, merubah perundang-undangan yang ada, agar diluruskan Deklarasi Partai Bulan Bintang Partai Bulan Bintang didirikan pada hari Jum’at, tanggal 23 Rabi’ul Awal 1419 Hijriah bertepatan dengan tanggal 17 Juli 1998 Miladiyah, di Jakarta. Nama Bulan Bintang dipilih dan disepakati, karena selama ini disebut sebagai “Keluarga Bulan Bintang” , adalah sama atau identik dengan partai “Masyumi”. Deklarasi Partai Bulan Bintang diselenggarakan di halaman Masjid agung Al-Azhar, Kebayoran Baru – Jakarta, hari Ahad, Pk.09.00, tanggal 02 Rabiul Akhir 1419 Hijriah bertepatan dengan 26 Juli 1998 Miladiya. Pembawa acara adalah Reza Pahlawan pembawa acara berita Televisi Republik Indonesia – TVRI; yang membacakan deklarasi atau ikrar yaitu pernyataan terbuka di hadapan umat atau masyarakat dan memberikan keterangan adalah : Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra SH., memberikan sambutan ialah Dr. Anwar Harjono SH., yaitu Juru Bicara terakhir Partai Masyumi dan Ketua Dewan Dakwah Islamiyah Indonesia setelah M.Natsir berppulang ke rahmatullah. Hadir pada acara Deklarasi Paratai Bulan Bintang dari berbagai kelompok pendukung, di antaranya pelajar, mahasiswa, pemuda, wartawan Media Massa, Telvisi dan Radio. FUI dan BKUI yang berikhtiar membina umat Islam sekitar “sepuluh tahun” dan ternyata berhasil mendirikan Partai Politik Islam untuk umat Islam terutama pendukung Masyumi yang belum bergabung pada berbagai partai Politik yang telah ada, dengan meletakkan dasar atau landasan untuk “Izzul Islam wal- Muslimin” – “Ketinggian Islam dan kejayaan Muslimin”, untuk disumbangkan bagi pembangunan bangsa dan negara serta seluruh rakyat Indonesia, sesuai dengan tekad dan cita-cita Proklamasi Kemerdekaan tanggal 17 Agustus 1945, dengan prinsip utama “ rahmatan li “l-“alamin – menyebarkan kasih sayang bagi alam semesta” . Partai Bulan Bintang didirikan dengan prinsip sebagai berikut : 1. Tujuan Partai Bulan Bintang : a. Tujuan Umum : - Mewujudkan cita-cita nasional bangsa Indonesia seperti yang dimaksud dalm pembukaan Undang-undang Dasar 1945. - Membangun dan mengembangkan kehidupan berbangsa dan bernegara secara demokratis dengan menjunjung tinggi kedaulatan rakyat dalam Negara Kesatuan Republik Indonesia yang mendapat maghfirah dan ridhaAllah Subhanu wa Ta’ala. b. Tujuan Khusus Memperjuangkan cita-cita anggotanya dalam kehidupan bermasyaraka, berbangasa dan berbangsa dan bernegara. 2. Khittah PerjuanganIslam Plat Form Partai - Keislaman dan Keindonesiaan - Menjadikan Islam sebagai inspirasi dan sumber motivasi yang ditransformasikan ke dalam system nasional untuk memecahkan masalah yang dihadapi umat dan bangsa Indonesia, sebagai upaya membangaun izzul Islam wa-‘I-Muslimin untuk menyebarkan rahmatan li ‘l-‘alamin. 3. Watak dan Karakter : Mandiri, Bebas dan Aktif melaksanakan amar ma’ruf nahi munkar. 4. Lambang Partai Bulan Bintang : Partai berlambang “Bulan Bintang” berwarna emas di atas dasar warna hijau dan di bawahnya tertulis “Partai Bulan Bintang” 5. Ikrar : Bismillahirrahmanirrahiim Pada hari ini, Jum’at tanggal 23 Rabi’ul Awwal 1419 Hijriyah atau bertepatan dengan tanggal 17 Juli 1998 Miladiyah, kami yang bertanda tangan di bawah ini, setelah bermusyawarah yang berlangsung sejak tanggal 18 Zulkaidah 1418 Hijriyah atau bertepatan dengan tanggal 16 Maret 1998 Miladiyah dan setelah masing-masing memohon petunjuk ke hadirat Allah subhanhu wa Ta’ala , dengan tulus dan ikhlas telah bersepakat bulat untuk mendirikan dan menandatangani ikrar Pendirian “Partai Bulan Bintang”, yang kami maksud dan harapkan dapat menjadi wadah bagi perjuangan kaum muslimin Indonesia khususnya dan rakyat Indonesia pada umumnya untuk mewujudkan masyarakat Indonesia berdasarkan cita-cita Proklamasi Kmerdekaan Bangsa Indonesia 17 Agustus 1945, yaitu masyarakat yang beriman dan bertakwa kepada Allah subhanu wa Ta’ala, berakhlak mulia, sejahtera lahir dan batin, adil dan makmur yang merata serta maju, berhikmad dan bertanggung jawab bagi kepentingan rakyat, bangsa dan negaraya, dengan penuh ampunan dan ridha Allah subhanu wa Ta’ala, dengan Anggaran Dasar dan Anggaran Rumah Tangga sebagaimana yang dilampirkan pada dan menjadi satu kesatuan yang tak terpisahkan dari Ikrar ini. Semoga Allah subhanu wa Ta’ala, melimpahkan rahmat dan ridha-Nya. Amin, amiin, amiin ya rabbal ‘l-‘alamin 23 Rabi’ul Awwal 1419 Hijriyah 17 Juli 1998 83 Keterangan Ketua Umum PARTAI BULAN BINTANG Partai Bulan Bintang adalah : “Kesinambungan historis perjuangan Islam Indonesia” Berikut ini keterangan Ketua Umum Partai Bulan Bintang, Prof. Dr. Yusril Ihza Mahendra, SH., tentang prinsip perjuangan partai yang disampaikan dalam pidato deklarasi, tanggal 26 Juli 1998. Assalamualaikum wa rahmatullahi wa barakatuh Upaya-upaya untuk merumuskan dan mendirikan sebuah partai Islam telah dirintis sejak 1989, ketika Forum Ukhuwah Islamiyah FUI didirikan, 83 Penulis kutip dari Pengantar Penerbit Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang Jakarta, 18 Januari 2001 h. 62- 72 kemudian dilanjutkan Badan Koordinasi Umat Islam BKUI.Seperti diketahui pada masa itu kita tidak mempunyai kesempatan untuk mendirikan partai politik, karena berhadapan dengan peraturan perundang-undangan yang berlaku. Sekarang setelah kesempatan itu ada, semua anggota BKUI, perorangan- perorangan, pribadi-pribadi yang terhimpun dalam Badan Koordinasi Umatr Islam itu akhirnya sepakat bulat pada tanggal 17 Juli 1998, mengikrarkan Partai Bulan Bintang. Susunan Struktur Organisasi Susunan struktur organisasi Partai Bulan Bintang terdiri dua bagian: Mejelis Syura dan Dewan Pimpinan Pusat. Mejelis Syura adalah majelis musyawarah yang terdiri dari sesepuh para ulama, para cendikiawan. Di samping Mejelis Syura, ada Dewan Pimpinan Pusat.yang terdiri dari Ketua Umum, Wakil-wakil Ketua Umum, para ketua, Sekretaris Jendral,Wakil Sekretaris Jendral, dan para Sekretaris, Bendahara Umum, Wakil Bendahara Umum dan Bendahara. Susunan Dewan Pimpinan Pusat Partai Bulan Bintang dilengkapi dengan Departemen-departemen, Seksi-seksi, Badan Otonom menurut keperluan. Simbol Bulan Bintang Yang menjadi pertanyaan, mengapa partai ini mempergunakan nama Partai Bulan Bintang. Bulan Bintang semata-mata adalah symbol, semata-mata adalah lambang. Dalam masyarakat Islam pada umumnya baik di Afrika utara, Timur Tengah, Afrika Selatan, maupun Asia Tenggara, Bulan Bintang mengesankan sebagai simbol Islam. Tetapi itu terserah bagaimana orang mengartikan simbol itu sendiri. Kalau bapak-bapak dan ibu-ibu pergi ke gedung DPR, di depannya ada patung di tengah-tengah kolam. Kalau kita lihat dan kita bertanya, patung ini simbol apa dan lambang apa. Seribu orang bingung menafsirkannya. Tapi kata yang bikin patung-patung itu adalah simbol musyawarah mufakat. Kalau saya sendiri bingung, saya tidak tahu ini patung apa. Jadi kalau di sini digunakan simbol Bulan Bintang , mudah-mudahan dipahami simbol ini identik dengan Islam, walaupun kami tidak menutup kemungkinan adanya tafsiran lain. Bendera-bendera negara di dunia ini ada juga yang menggunakan simbol bulan Bintang ini, yang mungkin juga berarti Islam, tapi mungkin juga berarti bukan Islam. Maksud kami menggambarkan simbol Bulan Bintang ini, tidak lain adalah untuk menggambarkan: “kesinambungan historis perjuangan Islam sejak berabad-abad lampau, sejak kaum Muslimin mulai tumbuh dan berkembang di masyarakat kita ini, kemudian, berjuang mendirikan kesultanan-kesultanan Muslim, kemudian bertempur melawan penjajah, dan akhirnya bahu-membahu dengan segala komponen kekuatan bangsa kita mencapai kemerdekaan pada tahun 1945. Dan dilanjutkan dengan perjuangan politik setelah kita merdeka, sampai dengan sekarang ini”. Penggunaan simbol Bulan Bintang adalah menggambarkan kepada para pendukung partai ini, bahwa partai ini adalah simbol perjuangan umat Islam sejak berabad-abad lampau sampai sekarang, dan di masa yang akan datang. Penggunaan simbol Bulan Bintang adalah semata-mata simbol historis perjuangan bangsa. Dan kita tahu pula, simbol Bulan Bintang di masa yang lalu, pernah digunakan Partai Masyumi, partai politik umat Islam yang semula dimaksudkan akan menjadi satu-satunya partai poltik Islam di Indonesia, ketika partai politk itu diumumkannya pada awal November 1945. pernah digunakan oleh Bapak Anwar Harjono adalah kesinambungan historis. Partai ini seperti diharapkan akan dipimpin oleh kaum muda, disupport oleh kaum muda, dan direstui generasi tua di tengah-tengah masyarakat sekarang ini. Partai ini memang akan dipimpin oleh kaum muda yang Insya Allah bebas KKN Kolusi, Korusi, Nepotisme. Berbagai harapan orang mendirikan partai. Salah satunya adalah dimaksudkan sebagai wahana untuk masuk dalam struktur kekuasaan poltik. Karena itu kita menggunakan simbol Bulan Bintang, agar kita dengan segera bisa memanggil kembali jamaah kita, sehingga kita tidak sulit mensosialisasikan partai baru ini ketengah-tengah masyarakat. Sebab, tidak semua masyarakat kita ini berpendidikan S1, S2, S3 atau guru besar. Kebanyakan masyarakat kita adalah masyarakat awam yang tinggal di desa-desa. Dan bagi masyarakat kita itu simbol menjadi hal yang penting, sehingga kita memutuskan menggunakan simbol Bulan Bintang, dan kita menamakan partai ini dengan Partai Bulan Bintang. Seperti yang disebut dalam Anggaran Dasarnya, partai ini berdasarkan Pancasila, demikianlah sementara ini sambil kita menunggu Undang-undang Partai Poltik yang baru. Dirumuskan juga, partai ni beraqidah islamiya, sekarang partai beraqidah dan berasas Islam, dan bertujuan untuk merumuskan apa yang telah dirumuskan dalam alinea terakhir pembukaan UUD ’45 sekarang ini, yaitu mencerdaskan kehidupan bangsa, ikut serta memelihara ketertiban dunai, untuk kemajuan, untuk kesejahteraan dan akhirya unrtuk kemakmuran dan keadilan sosial bagi seluruh rakya Indonesia. 84

B. Asas, Visi Dan Misi Partai Bulan Bintang PBB