Latar Belakang Masalah Sikap politik fungsionaris Partai Bulan Bintang tentang kebebasan beragama kasus pelarangan penyebaran Ahmadiyah

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah

Setiap agama mengandung ajaran untuk beriman kepada Tuhan yang mengajarkan dan mengharuskan kepada setiap pemeluknya untuk berperilaku benar, adil dan jujur. Setiap agama menghendaki kedamaian, cinta kasih, kerukunan, tolong-menolong dan saling menghormati antar sesama umat manusia, apapun agamanya. Tidak ada agama yang membenarkan apalagi mengharuskan kepada pemeluknya untuk berbuat jahat, membenci, memusuhi, dan merugikan sesama umat manusia 1 . Agama Islam merupakan agama Rahmatan Lil’alamin mengapa harus ada perbuatan yang menyakitkan sampai tindak kekerasan bagi seseorang atau pun kelompok lainnya, yang berpegangan teguh terhadap agama yang mereka yakini. Jemaah Ahmadiyah Indonesia JAI telah mengalami hal-hal pertentangan sampai terjadinya tindak kekerasan dari mayoritas umat Islam lainnya. Tentang paham Ahmadiyah bukan saja diperdebatkan tetapi juga di tuntut untuk dibubarkan. Hal yang menyebabkan terjadinya tindak kekerasan itu karena Ahmadiyah yang telah merusak akidah umat Islam, lantaran Ahmadiyah itu agama buatan nabi palsu Mirza Ghulam Ahmad 1835-1908 2 , namun di atas namakan Islam. Ahmadiyah 1 Suparman Usman, Hukum Islam : Asas-asas dan Studi Hukum Islam dalam Tata Hukum Indonesia, Jakarta : Gaya Media Pratama, 2001, hal. 196 2 Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Klarifikasi atas tela’ah Buku Tadzkirah, Bogor:: Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 2003, h. 1 yang didirikan oleh seorang Qadiyan yang mengaku dirinya nabi, bernama Mirza Ghulam Ahmad pada tanggal 23 Maret 1889 azar 3 di sebuah kota yang bernama ludhiana di Punjab India. Negeri ini oleh orang-orang Ahmadi disebut “Darul Bai’at”. Selain itu yang membuat paham atau ajaran ini banyak ditentang oleh kaum muslimin di berbagai belahan dunia, karena ajaran ini juga memiliki kitab suci yang mereka namakan Tadzkirah yang merupakan kumpulan wahyu suci. Penamaan ini diambil dari kitab Tadzkirah halaman 1, yang menyatakan bahwa Mirza Ghulam Ahmad menerima wahyu dari Tuhan yang telah dikumpulkan menjadi satu kitab dengan judul Tadzkirah yakni wahyu muqoddas = Tadzkirah ialah wahyu suci. 4 Fatwa dan penolakan bagi keberadaan Ahmadiyah tak hanya dari ormas- ormas Islam namun juga dari pemerintah yang disikapi beragam. Satu sisi Ahmadiyah hanya dianggap sebagai organisasi yang berbadan hukum dan karena itu pula berhak hidup dan menjalankan kegiatan sebagaimana ormas-ormas lain, namun di sisi lain, seiring dengan desakan sejumlah ormas, Ahmadiyah dinyatakan sebagai ajaran yang menyimpang dari ajaran Islam dan masuk kategori “menodai agama” 5 . 3 Pengurus Besar Jemaat Indonesia, Kami Orang Islam, Bogor : Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1983, h. 17 4 Pengurus Besar Jemaat Ahmadiyah Indonesia Klarifikasi atas tela’ah Buku Tadzkirah, h, 4 5 Wawan H. Purwanto, Menusuk Ahmadiyah, aktim: CMB Pres, 2008 h. 10 Penolakan Ahamadiyah pun, dapat kita lihat juga di dalam peraturan hukum yaitu, UU No.5 Th.1969 tentang pencegahan penyalahgunaan danatau Penodaan Agama 6 menyebutkan; 1. Pasal 1 : setiap orang dilarang dengan sengaja di muka umum menceritakan, menganjurkan atau mengusahakan dukungan umum, untuk melakukan penafsiran tentang sesuatu agama yang dianut di Indonesia atau melakukan kegiatan keagamaan yang menyerupai kegiatan-kegiatan keagamaan dari agama itu: penafsiran dan kegiatan mana menyimpang dari pokok-pokok ajaran itu. 2. Pasal 4 : Pada Kitab Undang-Undang Hukum Pidana diadakan pasal baru yang berbunyi sbb : PASAL 156 a: Dipidana dengan Pidana penjara selama-lamanya lima tahun barang siapa dengan sengaja di muka umum mengeluarkan perasaan atau melakukan perbuatan : a. yang pokoknya bersifat permusuhan. Penyalahgunaan atau penodaan terhadap suatu agama di Indonesia. 7 Peraturan di atas dengan segala pertentangan yang ada, bukan berarti menyurutkan keyakinan mereka, dengan alasan beragama dan kebebasan menjalani keyakinan, itu merupakan hak asasi manusia. Dan dengan adanya ajaran HAM dalam Islam pun, bahwa Islam sebagai agama telah menempatkan 6 Berdasarkan Penetapan Presiden Nomer 1 tahun 1965 yang telah menjadi UU No.5 Th.1969 tentang pencegahan penyalahgunaan danatau Penodaan Agama, lihat M. Amin Djamaluddin, Ahmadiyah dan Pembajakan Al-Qur’an, Jakarta: LPPI, 2008 hal. 87 7 Andi Hamzah, KUHP KUHAP, Jakarta: PT. Asri Mahasatya, 2005 hal. 63 manusia sebagai makhluk terhormat dan mulia. Karena itu, perlindungan dan penghormatan terhadap manusia merupakan tuntunan dari ajaran Islam itu sendiri yang wajib dilaksanakan oleh umatnya terhadap sesama manusia tanpa terkecuali 8 . Sejalan dengan desakan yang begitu kuat untuk pembubaran Ahmadiyah pemerintah pun akhirnya, pada tanggal Senin 9 Juni 2008 mengeluarkan Surat Keputusan Bersama SKB 3 Menteri. Yaitu ditandatangani oleh Menteri Dalam Negeri Mardiyanto, Mentri Agama Maftuh Basyuni, dan Jaksa Agung Hendarman Supandji. Terbitnya SKB ini yang berisikan 6 butir, tidak disebutkan bahwa pemerintah membubarkan JAI. “Tidak dibubarkan,” kata Menteri Agama Maftuh Basyuni kepada wartawan seusai pengumuman SKB 3 Menteri tersebut. Menag juga membantah bahwa SKB itu multitafsir. “Gak ada multitafsir,” ujar Menag singkat. Hal senada juga disampaikan Jaksa Agung Hendarman Supandji. “tidak ada pembubaran aliran Ahmadiyah,” tegasnya. Keputusan ini, Maftuh menambahkan, bukan intervensi tapi kewenangan pemerintah untuk menertibkan kehidupan. SKB itu tidak secara tegas melarang Ahmadiyah, kata-kata yang digunakan cukup lentur. Pada poin 2 SKB tersebut, misalnya tertulis: “Memberi peringatan dan memerintahkan bagi seluruh penganut, pengurus Jemaat Ahmadiyah Indonesia JAI sepanjang menganut agama Islam agar menghentikan 8 Dede Rosyada dkk, Civic Educaution : Demokrasi, dan Hak Asasi Manusia Masyarakat Madani , Jaktim : Prenada Media, 2003, h. 219 semua kegiatan yang tidak sesuai dengan penafsiran agama Islam pada umumnya. Seperti pengakuan adanya Nabi setelah Nabi Muhammad SAW. Meski demikian, Menteri Agama memastikan bahwa inti dari SKB itu larangan Ahmadiyah di Indonesia. “Intinya memberi peringatan dan perintah kepada penganut JAI untuk menghentikan seluruh kegiatannya. Kalau dia mengaku Islam maka dia harus melakukan semua ajaran agama Islam” tandas Menteri Agama. Dengan SKB 3 Menteri ini, pemerintah meminta JAI untuk menghentikan aktivitas. Bila JAI tidak juga menghentikan aktivitasnya, maka polisi yang bertindak. “Mulai berlaku hari ini, JAI harus menghentikan kegiatannya. ”Ujar Hendarman Supandji. Tetapi, sampai kapan JAI diberi kesempatan untuk menghentikan kegiatannya, tidak dijelaskan. Hendarman menambahkan, jika mereka tetap melakukan kegiatan, berarti ada penodaan agama. Dan hal itu menjadi kewenangan polisi. 9 Keberadaan Ahmadiyah menuai kontroversi, dan di anggap sesat oleh umat Islam. Namun jika kita melihat di masyarakat, ada pula sebagian kelompok yang bersuara untuk melindungi hak Ahmadiyah untuk hidup beragama, seperti Aliansi Kebangsaan untuk Kebebasan Beragama dan Berkeyakinan AKKBB. AKKBB berpendapat bahwa kebebasan berkeyakinan adalah hak yang paling asasi yang dianugerahkan Tuhan kepada manusia dan sama sekali bukan pemberian negara atau kelompok. 10 Selain AKKB yang menyuarakan untuk 9 Wawan H. Purwanto, Menusuk Ahmadiyah, hal. 159-161 10 Ibid, h. 137 kebebasan beragama, Sebagai negara hukum, Indonesia merupakan negara yang majemuk terhadap kehidupan beragama yang menjamin dan melindungi setiap hak-hak warga seperti bunyi UUD 1945 pasal 29 ayat 2, “Negara menjamin kemerdekaan tiap-tiap penduduk untuk memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agamanya dan kepercyaan itu”. 11 Selian itu juga yang termuat di dalam UU No. 39 tahun 1999 tentang HAM pasal 21 menyebutkan, “Setiap orang berhak atas keutuhan pribadi, baik rohani maupun jasmani. Dan karena itu tidak boleh ada objek penelitian tanpa persetujuan darinya.” Pasal 22 menegaskan , 1 setiap orang bebas memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadah menurut agamanya dan kepercayaanya itu, 2 negara menjamin kemerdekaan setiap orang memeluk agamanya masing-masing dan untuk beribadat menurut agama dan kepercayaan itu. Pasal 18 Deklarasi Universal tentang Hak Asasi Manusia menyatakan; “Setiap orang berhak atas kebebasan pikiran, kesadaran batin dan agama , hak ini mencakup pula kebebasan pikiran, kesadaran batin dan agama, hak ini mencakup pula kebebasan untuk berganti agama atau kepercayaan dengan cara mengajarkan, mengamalkan,beribadah, dan melakukan upacara, baik sendiri maupun bersama, secara terbuka ” 12 Kehadiran JAI pun sudah dilegalkan pada tahun 1953 berdasarkan surat keputusan Mentri Kehakiman RI No J.A.523137 tgl 13 Maret, yang kemudian 11 UUD 1945 Hasil Amandemen dan Proses Amandemen UUD 1945 Secara Lengkap, pertama 1999-keempat 2002 12 Wawan H. Purwanto, Menusuk Ahmadiyah, h. 179 dimuat dalam tambahan berita Negara RI No 26 tgl 31 Maret 1953, sehingga menjadi bukti legalitas sebagai komunitas umat bergama yang diakui. 13 Segala bentuk peraturan hukum di atas bisa menjadi alasan hukum dalam hidup beragama, dan kebebasan menjalani sebuah keyakinan itu merupakan hak asasi manusia. JAI yang sudah lahir sejak tahun 1925 terus berkembang, dengan menjalani ibadah sesuai dengan pahamnya. Jika aktivitas orang-orang Ahmadiyah terus di pertentangkan terlebih dengan tidak kekerasan, berarti kita telah mengganggu kebebasan mereka menjalankan keyakinannya yang dilindungi oleh konstitusi dan perundang-undang lainnya. Meski demikian, Kehadirannya pun membawa polemik yang berkepanjangan bagi Negara Indonesia. Namun begitu, tak membuat mereka pindah agama. Hingga sampai pertentangan dari segala pihak tak membuat surut keyakinan mereka. Melihat permasalahan Ahmadiyah sampai dikeluarkannya SKB 3 Menri, berbagai pihak pun mengeluarkan pandangan dan pendapat terkait dengan lahirnya SKB 3 Mentri bagi Ahmadiyah, penulis mengharapkan hal itu datangnya dari parpol. Karena parpol adalah sebagai suatu kelompok yang terorganisir yang anggota-anggotanya mempunyai orientasi, nilai-nilai, dan cita-cita yang sama. Tujuannya adalah untuk memperoleh kekuasaan politik dan merebut kedudukan politik untuk melaksanakan kebijakan-kebijakan mereka. Melihat dari fungsi partai politik adalah partai sebagai sarana komunikasi politik. Partai menyalurkan aneka ragam pendapat dan aspirasi masyarakat. Partai 13 M. Amin Djamaluddin, Ahmadiyah dan Pembajakan Al-Qur’an, hal.198 melakukan penggabungan kepentingan masyarakat interest aggregation dan merumuskan kepentingan tersebut dalam bentuk yang teratur interest articulation . Rumusan ini dibuat sebagai koreksi terhadap kebijakan penguasa atau usulan kebijakan yang disampaikan kepada penguasa untuk dijadikan kebijakan umum yang diterapkan pada masyarakat. Partai sebagai sarana sosialisasi politik. Partai memberikan sikap, pandangan, pendapat, dan orientasi terhadap fenomena kejadian, peristiwa dan kebijakan politik yang terjadi di tengah masyarakat. Sosialisasi politik mencakup juga proses menyampaikan norma-norma dan nilai-nilai dari satu generasi ke generasi berikutnya. Bahkan, partai politik berusaha menciptakan image citra bahwa ia memperjuangkan kepentingan umum. 14 Partai yang berasaskan Islam adalah yang dimaksud penulis, untuk memberikan pandangan dan kebijakan atas fenomena yang terjadi terhadap Ahmadiyah. Pandangan dan sikap yang berbeda pun disampaikan oleh Partai Bulan Bintang terhadap kasus Ahmadiyah ini. Yang memberikan kebijakan tentang keberadaan Ahmadiyah. Partai Bulan Bintang PBB adalah sebuah partai politik Indonesia yang berasaskan Islam dan menganggap dirinya sebagai partai penerus Masyumi yang pernah jaya di masa Orde Lama. Partai Bulan Bintang didirikan pada 17 Juli 1998. Partai ini telah ikut pemilu selama dua kali yaitu pada Pemilu tahun 1999 dan 2004. Partai pada pemilu 2004 memenangkan suara hanya sebesar 2.970.487 14 Miriam Budiardjo, Dasar-Dasar Ilmu Politik, Jakarta: PT Gramedia Pustaka Utama, 2001, h. 63 pemilih 2,62 dan mendapatkan 11 kursi di DPR. Partai ini sebelumnya diketuai oleh Yusril Ihza Mahendra, tokoh yang pernah menjabat Menteri Sekretaris Kabinet di masa Presiden Soesilo Bambang Yudhoyono. Berikutnya MS Kaban dipilih sebagai ketua umum pada 1 Mei 2005. MS Kaban sendiri adalah Menteri Kehutanan di Kabinet Indonesia Bersatu. 15 Tentang eksistensi JAI ini sekretaris majelis syura Partai Bulan Bintang PBB Fuad Amsyari, memberikan pandangannnya yaitu bahwa pemerintah cepat mengambil keputusan terkait kasus Ahmadiyah sehingga segera ada kepastian kasus Ahmadiyah dan segera ada kepastian. “Agar gejolak sosial yang ada saat ini tidak lebih berkembang dan menimbulkan gangguan bagi stabilitas politik dan keamanan nasional,” kata sekretaris majelis syura PBB Fuad Amsyaridi Jakarta, selasa13508. Menurut PBB, penyelesaian kasus Ahmadiyah ada dua. Pertama, melarang eksistensi organisasi Ahmadiyah sebagai bagian dari Islam sehingga tidak lagi menggunakan simbol-simbol dari Islam seperti Masjid, Al-Qur’an, dan sunnah nabi. Kedua, melarang penyebaran dan pengedaran buku Tadzkirah kitab suci Ahmadiyah, karena dinilai melecehkan Al-Qur’an. “Ahmadiyah masih bisa mengajukan diri sebagai organisasi sosial atau LSM non Islam di Indonesia tanpa mengunakan simbol-simbol Islam dan tidak lagi mengedarkan buku Tadzkirah, kata Fuad Menurut PBB, pelarangan suatu aliran yang menodai, melecehkan, menghina, menyelewengkan Islam yang dipeluk mayoritas penduduk Indonesia sama sekali tidak melanggar hak asasi 15 Di akses pada tanggal 12 November 2008 dari situs http:pemilu.inilah.compartaipbb manusia HAM. “Apalagi diajukan untuk menyelamatkan akidah umat Islam. Hal serupa selaras dengan MPR RI yang melarang PKI dan paham komunisme di seluruh wilayah NKRI.” Kata Fuad. Dikatakannya, dulu sebelum ada pelarangan resmi terhadap PKI dan ajaran komunis terjadi keributan yang luar biasa, namun setelah ada pelarangan situasi menjadi lebih baik. “Mungkin yang berideologi komunis atau ateis masih ada sampai saat ini, tapi mereka kan tidak menyebarkannya kepada masyarakat,” katanya. Menurut Fuad, majelis syura PBB telah berkirim surat kepada presiden Susilo Bambang Yudhoyono terkait penyelesaian kasus ahmadiyah tersebut. 16 Dari apa yang telah di sampaikan sekretaris majelis syura Partai Bulan Bintang PBB Fuad Amsyari, bahwa PBB telah melakukan desakan terhadap pemerintah dan memberikan dua hal yang dapat membantu pemerintah untuk menyelesaikan kasus Ahmadiyah. PBB telah menjalankan tugas dan fungsinya yaitu memberikan usulan, sikap maupun pandangan dan juga koreksi dari setiap kebijakan pemerintah. Dan hal tersebutlah yang akan penulis teliti dan cermati lebih dalam, melalui penulisan skripsi ini. Maka atas dasar konsep pemikiran di atas, penulis tertarik untuk melakukan penulisan skripsi dengan judul “Sikap Politik Fungsionaris Partai Bulan Bintang Tentang Kebebasan Beragama Kasus Pelarangan Penyebaran Ahmadiyah” 16 Di akses pada tanggal 2 Desember 2008 dari situs www.depag.go.id

B. Perumusan dan Pembatasan Masalah