Perkembangan dan Penyebaran Ahmadiyah

orang Islam yang tidak bai’at kepada Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad adalah kafir dan berada di uar Islam. 41 Dengan terpilihnya Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad sebagai kahlifah II tidaklah mendapat dukungan penuh dari seluruh warga Ahmadiyah. Tampaknya, perpecahan akibat perbedaan pandangan tersebut sangat sulit untuk dipersatukan kembali. Meski demikian, kedua golongan tersebut sangat aktif dan intensif dalam usaha mewujudkan cita-cita kemahdian, terutama di kalangan masyarakat Kristen barat. Terpilihnya khalifah II Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad yang memangku jabatan tersebut dari tahun 1914 hingga 1965 kemudian, digantikan oleh khalifah III Hadhrat Hafiz Nasir Ahmad yang meninggal dunia 1982. Selanjutnya kekhalifahan di jabat oleh khalifah IV Hadhrat Mirza Taher Ahmad 42 dan khalifah V yaitu Hz. Mirza Masroor Ahmad, atba, hinga sekarang. 43

B. Perkembangan dan Penyebaran Ahmadiyah

Khalifatul Masih I, yaitu Hz. Mlv. Hafiz Hakim Nuruddin ra. Pertablighan Islam dan perkembangan misi Ahamdiyah ke Eropa sudah dimulai pada masa beliau ini. Khalifatul Masih I wafat pada tahun 1914 dan digantikan oleh khalifatul Mash II, yaitu Hz Mirza Bashirudin Ahmad ra. Pertablighan Islam 41 S. Ali Yasir, Pengantar Pembaruan dalam Islam, Yogyakarta: P.P Yayasan Perguruan Islam Republik Indonesia, 1981, h.50 42 M. Amin Djamaluddin, Ahmadiyah dan Pembajakan Al-Qur’an, h.196 43 Munasir Sidik, Dasa-Dasar Hukum dan Legalitas Jemaat Ahmadiyah Indonesia, Banten: IKAHAI, 2007, h.19 dan pengembangan misi Ahmadiyah ke seluruh dunia lebih teroganisir. Pengorganisasian itu beliau wujudkan pada tahun 1935 dalam bentuk suatu gerakan yang dikenal dengan nama Tahrik Jadid Gerakan Baru. Di dalam gerakan ini beliau menghimpun dana sukarela dari para anggota dan mengumpulkan tenaga-tenaga sukarela yang mewakafkan diri mereka untuk pengembangan Islam ke seluruh dunia. Pada Khalifatul Masih II ini Jemaat Ahmadiyah telah berkembang di Asia, Eropa, Afrika dan Amerika. 44 Kemudian setelah Ahmadiyah muncul dan berkembang di India, beberapa waktu kemudian disusul dengan menyebarnya Ahmadiyah hampir ke seluruh dunia, dengan mendirikan mesjid-mesjid di berbagai negara seperti London, di kota Zurich Switzerland, di Den Haag Belanda di kota Frankurt dan Hamburg Jerman dan masih banyak negara- negara lainnya termasuk di benua Afrika. 45 Konferensi organisasi-organisai Islam se-Dunia pada tanggal 6-10 April 1974, di bawah anjuran Rabitah al-Alm al-Islami, merekomendasikan antara lain: 1 setiap lembaga Islam harus melokasikan kegiatan kelompok Qadiani dalam tempat ibadah, sekolah, panti, dan semua tempat kegiatan mereka yang destruktif.2. Menyatakan sekte Ahmadiyah kafir dan keluar dari Islam. 3. Memutuskan segala hubungan bisnis dan melaksanakan pemboikotan ekonomi, sosial, dan budaya terhadap mereka. 4 Mendesak pemerintah-pemerintah Islam untuk melarang segala kegiatan pengikut Mirza Ghulam Ahmad dan menganggap mereka sebagai minoritas non Islam serta melarang mereka memangku jabatan yang penting dalam negara.5 menyiarkan salinan semua penerbitan yang dijadikan sekte ini sebagai tempat penyelewengan ayat-ayat Al-Qur’an dan 6. 44 Wawan H. Purwanto, Menusuk Ahmadiyah, hal. .33 45 Ahmadiyah, Kami Orang Islam, Jemaat Ahmadiyah Indonesia, 1989, cet. IV, hal.20 Semua golongan yang menyelewengkan Islam diperlakukan sama seperti Qadiani. 46 Karena ditentang di Pakistan, para pengikut Ahmadiyah mengalami banyak penganiayaan. Mereka dikucilkan, tidak boleh menjadi makmum dalam jamaah atau sahalat Jumat, mesjid-mesjidnya dirusak dan dibakar, bahkan mengalami pembunuhan sangat kejam dari umat Islam fanatik di Pakistan. Karena itu, gerakan Ahmadiyah hijrah ke Inggris dan menyebar ke negara-negara Eropa barat. Misi dan pusat pertabligan Jamaah Ahmadiyah selain didapati di Pakistan, India dan Bangladesh tersebar pula di Amerika dengan mesjid-mesjidnya di Dayton, Chicago, Washington, dan beberapa kota di Kanada dan lain-lain. 47 Di benua Afrika, misi Jamaah Ahmadiyah telah banyak membangun proyek pendidikan dan kesehatan. Seperti di Nigeria, Ghana, Siera Leon, Gambia, Pantai Gading, Kenya, Zambia, Uganda, Tanzania, Mauritius, demikian pula terdapat pusat misi dan mesjid-mesjid di Guyana, Trinidad, Suriname, Kep.Fiji, Srilangka, Malaysia, Singapore, Filipina, Jepang dan lain-lain. 48 Pengikut masing-masing golongan mendirikan masjid-masjid sebagai pusat kegiatan, menerjemahkan Al-Qur’an dengan komentarnya ke dalam bahasa asing. Selain itu, mereka juga menerbitkan buku-buku tentang Islam. Golongan 46 HA. Hafizh Anshari AZ dkk. Ensiklopedia Islam, Jakarta: lehtiar Baru Van Hoeve, 1999, h. 82 47 A. Fajar Kurniawan, Teologi Kenabian Ahmadiyah, h. 8 48 Ibid, h.23 Lahore di bawah pimpinan Maulana Muhammad Ali menerbitkan The Religion of Islam. Golongan Qadiani di bawah pimpinan Mirza Bashiruddin Mahmud Ahmad menulis sebuah buku Ahmadiyah for the True Islam pada tahun 1924. Dalam penerbitannya yang terakhir disebut dengan 8500 Precious Gems From World’s Best Literature yang berisi catatan-catatan dari literatur lama dan modern, baik dari Islam maupun non-Islam. Buku itu juga memuat masalah agama dan moral. 49 Gerakan Ahmadiyah juga aktif mendirikan berbagai pendidikan dan pusat- pusat kesehatan di berbagai kawasan Afrika dan Asia, termasuk Indonesia. 50 Dengan melihat perkembangan Ahmadiyah yang pesat, salah satu organisasi Islam yang mempunyai jaringan terluas adalah Ahmadiyah. Kemajuan organisasi ini telah hampir ke seluruh dunia dan kantornya berada di sekitar 200 negara. 51 Jemaat Ahmadiyah telah berkembang dan tersebar di 185 negara di seluruh benua di dunia. Sebagai organisasi yang hanya berkiprah dalam bidang kerohanian dan sama sekali tidak memiliki tujuan-tujuan politik, Jemaat Ahmadiyah telah berhasil menyebarluaskan dakwah Islam di daratan Eropa, Australia dan Amerika dengan mendirikan masjid-masjid dan pusat-pusat dakwah di kota-kota penting ketiga benua tersebut. 52 49 Iskandar Zulkarnaen,Gerakan Ahmadiyah di Indonesia, h. 74 50 Ibid, h.74-75 51 Saleh A. Nahdi, Ahmadiyah Selayang Pandang, h. 75-81 52 Munasir Sidik, Dasar-Dasar Hukum dan Legalitas Jemaat Ahmadiyah Indonesia, h.19 Khalifah yang yang ke-4 yang bermaskas di London Hadhrat Mirza Taher Ahmad, bagi semua anggota Ahmadiyah di seluruh dunia wajib tunduk dan taat tanpa reserve kepada peritah dia. 53 Tanggal 27 Januari 1986 “khalifah” mendirikan bagian bahasa arab dalam jemaat Islam Ahmadiyah salah satu yang penting dari tujuan-tujuan seksi bahasa arab ini adalah berhubungan dengan orang-orang Ahmadi Arab dan menyerahkan bantuan yang dibutuhkan mereka dalam menyebarluaskan aqidah-aqidah Ahmadiyah di dalam negara-negara Arab atau di luarnya sesuai dengan direncanakan oleh khalifah dan langsung di bawah pengarahannya. 54 Wajib kepada setiap pembai’at yang masuk kepada Ahmadiyah baik laki- laki atau perempuan, untuk menandatangani perjanjian dari 10 syarat. Syarat yang paling akhir adalah berjanji untuk menaati Mirza Ghulam Ahmad dan khalifah sesudahnya, dalam setiap perkara kebaikan yang diperintahkannya pada mereka. Dengan menaatinya, setiap orang Ahmadiyah harus menyerahkan paling sedikit 6 dari penghasilannya, dan menyerahkan 10 nya jika orang Ahmadiyah tersebut ingin Mushi 55 orang-orang yang berjanji menyerahkan minimal 110 dari penghasilan mereka kepada administrasi Ahmadi dan mereka berwasiat dengan menggalkan 110 dari harta mereka untuk administrasi Ahmadiyah ini. 53 Hartono Ahmad Jaiz,Aliran dan Paham Sesat di Indonesia, Jak-tim: Pustaka Al-Kautsar, 2008, h. 61 54 Hasan bin Mahmud Audah, Ahmadiyah kepercayaan kepercayaan dan pengalaman- pengalaman , Jakarta: LPPI 2006, h. 81 55 Ibid, h. 121-122 Namun betapa luasnya penyebaran semua anggoata Ahmadiyah tak luput dari berbagai larangan dari berbagai negara. Seperti misalnya Malaysia telah melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh Malaysia tanggal 18 Juni 1975, Brunei Darussalam juga telah melarang ajaran Ahmadiyah di seluruh Negara Brunei Darussalam, selanjutnya pemerintah Kerajaan Arab Saudi telah mengeluarkan keputusan bahwa Ahmadiyah adalah kafir dan tidak boleh pergi haji ke Makkah. Pemerintah Pakistan telah mengeluarkan keputusan bahwa Ahmadiyah golongan minoritas non muslim. Rabithah ‘Alam Islamy yang berkedudukan di Makkah telah mengeluarkan fatwa bahwa Ahmadiyah adalah kafir dan keluar dari Islam. 56 Tak terkecuali Indonesia, Majelis Ulama Indonesia MUI pada tahun 1980 mengeluarkan fatwa bahwa Ahmadiyah adalah jamaah di luar Islam dan menyesatkan. Fatwa sesat itu berdasar pada hasil kajian MUI terhadap fakta dan data yang ditemukan dalam 9 buku tentang Ahmadiyah, dalam menghadapi persoalan Ahmadiyah, mukernas merekomendasikan agar MUI selalu berhubungan dengan pemerintah. 57 Dan yang terakhir, pelarangan bagi Ahmadiyah di Indonesia adalah dengan dikeluarkannya SKB 3 Menteri. Terlepas dari adanya segala pelarangan, periode 1990-an menjadi periode perkembangan pesat JAI. Perkembangan itu menjadi lebih cepat setelah Hadhrat Khalifatul Masih IV atba, Hadhrat Tahir Ahmad, merencanakan program Bai’at Internasional dan mendirikan Moslem Television Ahmadiyah MTA. Meski 56 Hartono Ahmad Jaiz, Aliran dan Paham Sesat di Indonesia h. 64 57 Wawan H. Purwanto, Menusuk Ahmadiyah, h. 69-70 demikian, perkembangan pesat JAI tidak sepesat Jemaat Ahmadiyah secara internasional di seluruh dunia. Walau demikian, perkembangan JAI tetap luar biasa dibandingkan masa lalu. Kemajuan Jemaat Ahmadiyah Indonesia menjadi makin pesat setiap tahun. 58

C. Keberadaan Ahmadiyah di Indonesia