BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Universitas Islam Negeri UIN Syarif Hidayatullah adalah sebuah lembaga pendidikan tinggi yang terkemuka di seluruh Indonesia, khususnya di
JABODETABEK. Institute ini bergerak dalam bidang ilmu pengetahuan secara universal yang menciptakn berbagai sarjana yang mempunyai keunggulan kompetitif
dalam persaingan global, begitu pula mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan agama Islam serta mengupayakan penggunaannya dalam meningkatkan
kehidupan bermasyarakat dan juga membumikan kebudayaan nasional.
1
Berdirinya UIN Syarif Hidayatullah berdasarkan pada gagasan dan hasrat masyarakat Indonesia yang mayoritas umat Islam untuk menciptakan pemimpin-
pemimpin yang berpegang teguh pada ajaran agama Islam dalam membangun Negara Indonesia. Pada mulanya nama UIN adalah ADIA Akademik Dinas Ilmu Agama
yang hanya memiliki dua jurusan, yaitu jurusan Syariah dan Bahasa Arab. Namun dengan perkembangan zaman ADIA membuka beberapa jurusan yang bukan hanya
menciptakan guru agama saja, tetapi juga dalam bidang ilmu pengetahuan.
2
Dalam perkembangan selanjutnya, dalam rangka peningkatan Pendidikan Tinggi Agama Islam, ADIA berubah nama menjadi IAIN Institut Agama Islam
1
Pedoman Akademik Tahun 20062007 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hal.12
1
2
Profil 2006, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta edisi ke lima Jakarta: UIN Jakarta Press, 2006, hal. 6
2
Negeri yang tidak hanya membatasi pada mahasiswa tugas belajar bagi pegawai atau guru agama dalam lingkungan Departemen Agama,
3
tetapi mencakup semua lapisan masyarakat bagi yang berminat untuk mendalami ilmu agama dan ilmu pengetahuan
serta yang lainnya. Seiring dengan perkembangan IAIN, maka dipandang perlu adanya IAIN yang berdiri sendiri.
4
Oleh karena itu, dengan dibukanya berbagai fakultas dan beberapa jurusan, maka IAIN berganti nama menjadi Univesrsitas Islam
Negeri UIN sebagai lembaga pendidikan tinggi terkemuka dalam mengintegrasikan aspek keilmuan, keislaman dan keindonesiaan
5
dan sebagai upaya untuk mengintegritasikan ilmu umum dan ilmu agama. Lembaga pendidikan ini mulai
mengembangkan diri dengan konsep IAIN dengan mandate yang lebih luas menuju terbentuknya Universitas Islam Negeri UIN.
Sejalan dengan perubahan nama dan peningkatan pendidikan yang ada pada Universitas Islam Negeri khususnya di Fakultas Syariah Prodi Muamalat konsentrasi
Perbankan Syariah, tidak terlepas pula perubahan kurikulum Perbankan Syariah FSH UIN Jakarta untuk menyesuaikan dengan apa yang ada pada Bank Syariah dan
kebutuhannya agar terbentuk SDM yang mempunyai kompetensi lebih unggul dalam bidangnya dan menghasilkan para lulusan yang berkualitas, menghasilkan output
3
Idris Thaha. dkk, Kampus Perbaharu Menuju Universitas Riset, Jakarta: Lembaga Penelitian UIN dengan UIN Jakarta Press, 2006, hal. 9
4
Pedoman Akademik Tahun 20062007 UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, hal.5
5
Pedoman Akademik UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Tahun 20082009, hal.14
3
sebagai SDM bankir Syariah profesional yang andal dan siap pakai, serta up to date sesuai kebutuhan dan permintaan pasar dan Industri Perbankan Syariah.
Selanjutnya perkembangan Bank Syariah semakin meluas dengan membuka cabang-cabang diberbagai daerah dimana pertahunnya membutuhkan beberapa kader
yang mempunyai banyak pengetahuan dan professional. Perkembangan Perbankan Syariah ini tentunya juga harus didukung oleh sumber daya insani yang memadai,
baik dari segi kualitas maupun kuantitasnya
6
. Pertumbuhan Perbankan Syariah terkendala dengan minimnya sumber daya manusia SDM. Hal tersebut menjadi
penghalang industri ini untuk bertumbuh di tengah tingginya permintaan bankir dalam rangka melakukan perluasan jaringan. Dengan tingginya permintaan sumber
daya, seberapa kompetensi bankir dalam industri tersebut menjadi concern, saat ini bankir di Perbankan Syariah mencapai sekitar 15.000 bankir. Namun, kebutuhan saat
ini mencapai lebih dari 20.000 bankir. Permintaan tahun depan akan kebutuhan bankir syariah bisa mencapai di atas 30.000 bankir, tidak mudah dalam jangka
pendek ini memenuhi kebutuhan bankir Bank Syariah, terutama bankir yang kompeten. Perlu beberapa langkah yang dilakukan bersama untuk menciptakan
bankir syariah yang kompeten. Salah satunya dengan lebih banyak melakukan kerjasama dengan lembaga pendidikan dan Perbankan Syariah.
7
6
Adiwarman A. Karim, Bank Islam Analisis Fiqh dan Keuangan edisi ke empat, Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada,2010, hal. 27
7
ISM, “Pertumbuhan Perbankan Syariah Terkendala Minimnya SDM”, Artikel diakses pada 05072010 dari http:www.niriah.comberitasdm1id644.h
4
Salah satu indikator bahwa Perbankan Syariah nasional bakal kian berkembang dan berbuah cukup manis adalah perkembangan jaringan kantor. Jumlah
BUS dari tiga buah dengan 304 kantor pada 2005 ketika Perbankan Syariah mulai tumbuh naik menjadi enam buah dengan 711 kantor pada Desember 2009. Jumlah
BUS terus bertambah menjadi 10 buah dengan 1.111 kantor pada Agustus 2010. Sementara itu, jumlah UUS dari 23 buah dengan 236 kantor pada Agustus 2010.
Demikian pula Bank Pembiayaan Rakyat Syariah BPRS bertambah dari 138 buah dengan 225 kantor pada Desember 2009 menjadi 146 buah dengan 277 kantor pada
Agustus 2010.
8
Sumber daya insani SDI. Menurut prediksi BI, kebutuhan SDI Perbankan Syariah hingga 2011 mencapai 50 ribu-60 ribu orang SINDO, 4 Oktober 2010.
Untuk itu, BI wajib mendorong BUS dan UUS untuk meningkatkan kompetensi sekaligus kualitas SDI. Salah satu kiat yang strategis adalah dengan melatih SDM
perbankan konvensional untuk menjadi SDI. Saat ini industri-industri ekonomi Syariah membutuhkan lebih banyak akan
sumber daya manusia SDM yang kompeten dan professional terhadap ekonomi Islam serta mengerti dan berpengalaman di bidang ekonomi tersebut, mengingat
semakin meluas dan meningkatnya industri ekonomi syariah. Akan tetapi SDM yang kompeten dan professional akan ekonomi syariah masih terbatas jumlahnya dan
belum bisa memenuhi kriteria industri ekonomi syariah tersebut. Untuk memenuhi
8
Paul Sutaryono, “Melirik Rapor Perbankan Syariah Nasional”, Artikel diakses pada 25112010 dari http:economy.okezone.comread20101007279380019melirik-rapor-perban-kan-
syariah-nasional
5
kebutuhan industri ekonomi syariah, maka perlu menyiapkan SDM yang berpandidikan secara bermutu
9
, dan berkopetensi agar lebih paham tentang ekonomi syariah. Maka dari itu mata kuliah ekonomi syariah sangat penting agar mahasiswa
dapat mempelajari dan mengetahui tentang ekonomi syariah dan diharapkan dapat menjadi SDM yang kompeten dan professional terhadap ekonomi syariah serta
mempunyai ciri khas dibanding dengan bank konvensional. Karena yang menjadi tujuan bukan hanya bankir syariah yang profesional saja, tetapi juga tenaga ahli dan
terampil yang siap pakai di bidang lembaga-lembaga keuangan syariah lainnya, baik di sektor riil maupun konvensional. Masing-masing industri atau dunia kerja
memiliki aspek-aspek tersendiri terhadap SDM. Dan tentunya para SDM harus dapat memenuhi aspek-aspek tersebut guna untuk memenuhi kebutuhan industri syariah.
10
Pada sektor Perbankan Syariah selama ini dari sisi keilmuan, latar belakang pendidikan para karyawan bank-bank syariah lebih didominasi oleh pemilik ilmu
konvensional 90, dan sebagian direkrut dengan latar belakang pengalaman bekerja di bank-bank konvensional 70. Berkenaan dengan hal ini, peran
perguruan tinggi dalam mensuplai SDM dan masukan berbasis keilmuan untuk pengembangan Perbankan Syariah adalah keniscayaan.
9
Sudarman Danin, Ekonomi Sumber Daya Manusia Analisis Pendidikan, Isu-Isu Ketenagakerjaan, Pembiayaan Investasi, Ekuitas Pendidikan dan Industri Pengetahuan, Bandung:
CV. Pustaka Setia, 2003, hal 32
10
Sandra, “Seminar Ekonomi Islam”, Artikel diakses pada 07062010 dari http:sandra26. ngeblogs.com 20100221seminar-ekonomi-Syariah
6
Industri Perbankan Syariah membutuhkan sekitar 7.100 SDI tahun 2010 ini atau butuh 40 ribu orang untuk lima tahun ke depan, dengan pertumbuhan SDI 23
persen per tahun. Kebutuhan tersebut, menurut Direktur Utama Bank Syariah Bukopin, Riyanto, dihitung berdasar skenario moderat BI Bank Indonesia dengan
pertumbuhan aset Rp 97 triliun.
11
Penyerapan tenaga kerja di Industri Perbankan Syariah yang terus meningkat ditunjukkan oleh angka pertumbuhan pegawai dengan rata‐rata pertahunnya dalam 4
tahun terakhir dari tahun 2005 hingga 2008 sebesar 22,8. Penyerapan pegawai ini seiring dengan peningkatan pertumbuhan jumlah kantor Perbankan Syariah yang
rata‐rata peningkatannya dalam 4 tahun terakhir sebesar 23,8
12
. Sedangkan pada tahun 2009 dan 2010 diproyeksikan sebesar 40 ribu SDM berdasarkan perhitungan
dalam 5 tahun ke depan karena pertumbuhan SDM per tahunnya 23 persen, Muliaman dalam Seminar Awal Tahun Ekonomi Syariah MES bertema Penyiapan
SDM Yang Handal Sebagai Pondasi Berkembangnya Ekonomi Syariah.
13
Perbankan Syariah masih membutuhkan sekitar 7.000 sumber daya manusia untuk memenuhi kebutuhan sekitar 15.000 SDM di tahun 2010. Bank Indonesia
menargetkan aset Rp97 trilyun untuk Perbankan Syariah pada tahun 2010. Tercatat
11
Edy Setlyoko, “Ladang Empuk SDI Syariah”, artikel diakses pada 25112010 dari http:bataviase.co.idnode165891
12
Masyarakat Ekonomi Syariah MES, “Strategi Pengembangan Kualitas SDM Keuangan Syariah Berbasis Kompetensi”, Makalah Seminar Bulanan, Jakarta, 21 Oktober 2009
13
Jembatani Kebutuhan SDM Syariah, IMZ Gelar SHARE, artikel diakses pada 15122010 dari
http:www.republika.co.idberitabisnis-syariahberita100408110205-jembatani-kebutuhan- sdm-syariah-imz-gelar-share
7
Rp63,4 trilyun telah dibukukan oleh Perbankan Syariah pada November 2009. Dengan jumlah aset saat ini, Perbankan Syariah mampu menyerap sekitar 15 ribu
SDM, sehingga untuk mencapai target Rp97 trilyun tersebut masih dibutuhkan sekitar 7.000 SDM.
14
Ada empat kompetensi yang harus dimiliki oleh SDM perbankan. Pertama, kompetensi inti; yaitu SDM yang memiliki pandangan dan keyakinan yang
sesuai dengan visi dan misi Perbankan Syariah. Kedua, kompetensi perilaku; yang diutamakan dari kompetensi ini ialah kemampuan SDM untuk bertindak efektif,
memiliki semangat Islami, fleksibel dan memiliki jiwa ingin tahu yang tinggi. Ketiga, kompetensi fungsional; kompetensi ini berbicara tentang background dan keahlian
dalam bidang operasi perbankan, administrasi keuangan, dan analisis keuangan. Keempat, ialah kompetensi manajerial; yaitu SDM yang mampu menjadi team leader,
cepat menangkap perubahan dan mampu membangun hubungan dengan yang lain.
15
Untuk menetapkan kompetensi lulusan. Kompetensi lulusan bisa didapat lewat kajian terhadap tiga unsur yaitu nilai-nilai yang dicanangkan oleh perguruan
tinggi university values, visi keilmuan dari program studinya scientific vision, dan kebutuhan masyarakat pemangku kepentingan need assesment. Kompetensi ini
terbagi dalam tiga katagori, yaitu kompetensi utama, kompetensi pendukung dan kompetensi lainnya, yang kesemuanya akhirnya menjadi rumusan kompetensi lulusan
sebagaimana yang dijelaskan dalam pasal 2 ayat 1 dan pasal 3 ayat 2 sub a
14
M.Ei-Azzahra, “Seminar Perkembangan Perbankan Syariah dan kebutuhan SDI “ Artikel di akses pada 15062010 dari http:mei-azzahra.com201002147000-sdm-baru-dibutuhkan-perbankan-
Syariah-pada-2010
15
Jembatani Kebutuhan SDM Syariah, IMZ Gelar SHARE
8
KEPMENDIKNAS SRI.NO 045U2002. Kompetensi utama merupakan kompetensi sebagai ciri lulusan sebuah program studi, sedangkan kompetensi pendukung adalah
kompetensi yang ditambahkan oleh program studi sendiri untuk memperkuat kompetensi utamanya dan memberi ciri keunggulan program studi tersebut. Sedang
kompetensi lainnya adalah kompetensi lulusan yang ditetapkan oleh perguruan tinggiprogram studi sendiri sebagai ciri lulusannya dan untuk memberi bekal lulusan
agar mempunyai keluasan dalam memilih bidang kehidupan serta dapat meningkatkan kualitas hidupnya.
Fakta yang terjadi saat ini adalah banyaknya lulusan perguruan tinggi yang menganggur. Namun, di sisi lain, Industri Perbankan Syariah juga sulit untuk
mendapatkan pegawai. Hal ini terjadi karena kurangnya kompetensi yang dimiliki lulusan perguruan tinggi saat ini. Oleh karena itu, lulusan bermutu dan berkompetensi
ialah sebuah keharusan untuk bergabung di Perbankan Syariah. Hal ini dapat diasah selama masih berada di perguruan tinggi.
16
Perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta paling awal membuka jurusan Perbankan Syariah, yang setiap tahun mengeluarkan para sarjana baru
khususnya Sarjana Ekonomi Islam. Tetapi dalam kenyataannya para lulusan Perbakan Syariah FSH UIN Jakarta masih kurang pengalaman dan sangat sulit sekali untuk
bersaing dalam dunia kerja dengan para lulusan perguruan tinggi lainnya yang notabene bukan dari jurusan Perbankan Syariah.
16
M.Ei-Azzahra, “Seminar Perkembangan Perbankan Syariah dan Kebutuhan SDI” Artikel di akses pada 15062010 dari http:mei-azzahra.com201002147000-sdm-baru-dibutuhkan-
perbankan-Syariah-pada-2010
9
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk mengkaji melakukan penelitian membahas masalah tersebut lebih mendalam dengan menulis
skripsi dengan judul “KESESUAIAN KURIKULUM KONSENTRASI PERBANKAN SYARIAH FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN
JAKARTA DENGAN KEBUTUHAN BANK SYARIAH”
B. Pembatasan dan Perumusan Masalah