16
b. Sampel adalah bagian dari jumlah dan karakteristik yang dimiliki oleh
populasi,
24
yaitu adalah dengan cara menentukan sampel dengan teknik quota sampling dan kemudian purposif sampliang. Quota sampling adalah teknik
untuk menentukan sampel dari populasi yang mempunyai ciri-ciri tertentu sampai jumlah kuato yang diinginkan jumlah tertinggi untuk setiap kategori
populasi target. Dalam pembatasan ini quotanya dibatasi berdasarkan asset. Sedangkan sampel purposive adalah teknik penentuan sampel dengan
pertimbangan tertentu disesuaikan dengan tujuan dan masalah penelitian. Pembatasan elemen hanya kepada yang dapat memberikan informasi
berdasarkan petimbangan seperti direktur SDM atau wakilnya.
F. Kerangka Teori dan Konsep
Pertumbuhan Perbankan Syariah terkendala minimnya sumber daya manusia SDM. Hal tersebut menjadi penghalang lembaga ini untuk bertumbuh di tengah
tingginya permintaan bankir dalam rangka melakukan perluasan jaringan. Tingginya permintaan sumber daya manusia di Perbankan Syariah, membuat kompetensi
seorang bankir menjadi menurun, sehingga bisa berdampak pada kualitas pengelolaan lembaga itu.
Pengembangan ekonomi dalam menjawab kebutuhan sumber daya manusia atau insani pun sangat urgen keberadaannya. Pendidikan Ekonorni Islam telah
dilakukan di berbagai jenjang pendidikan baik di tingkat tinggi maupun tingkat
24
Eti Rochaety. dkk, Metodologi Penelitian Bisnis dengan Aplikasi SPSS, hal. 35
17
menengah dengan kompetensi yang mendasari pada standar. Yang menjadi persoalan adalah bagaimana penyususnan kurikulum yang ada pada konsentrasi Perbankan
Syariah FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta?, Kompetensi-kompetensi apa saja yang dibutuhkan oleh Bank Syariah?, Bagaimana kesesuaian kurikulum yang telah
diterapkan oleh konsentrasi Perbankan Syariah FSH UIN Syarif Hidayatullah Jakarta dengan kebutuhan Bank Syariah saat ini?
Dalam penerapan pelajaran Ekonomi Islam di Perbankan Syariah FSH UIN Jakarta kurikulum yang digunakannya belum sepenuhnya mengacu pada standar
kompetensi yang yang dimiliki oleh Bank Syariah. Maka dengan demikian konsep yang digunakan Perbankan Syariah FSH UIN Jakarta ini merupakan satu hal yang
harus dicarikan jawabannya dalam penelitian ini agar sesuai dengan kebutuhan Bank Syariah dan menjadi SDM yang lebih unggul dalam bidang lembaga keuangan
Syariah.
G. Sistematika Penulisan
Untuk mempermudah dalam penulisan skripsi ini, penulis menyusun sistematika penulisan menjadi beberapa bab, yaitu;
BAB I PENDAHULUAN
Bab ini menguraikan tentang latar belakang masalah, identifikasi masalah, pembatasan dan perumusan masalah, tujuan dan manfaat penelitian, kajian
18
kepustakaan review study terdahulu, kerangka teori dan konsep, metodologi penelitian dan sistematika penulisan.
BAB II LANDASAN TEORI
Bab ini memberikan dua gambaran yaitu; tentang kurikulum, mulai dari
pengertian kurikulum, kurikulum berbasis kompetensi KBK, peran dan fungsi kurikulum, kurikulum ideal dan kurikulum aktual, serta komponen
kurikulum. Sedang yang kedua yaitu; Lembaga Keuangan Syariah mulai dari pengertian Lembaga Keuangan Syariah dan macam-macam Lembaga
Keuangan Syariah, konsep link end match serta struktur dalam bidang dan kompetensinya.
BAB III GAMBARAN UMUM Bab ini memberikan gambaran tentang sejarah singkat Konsentrasi
Perbankan Syariah Faklultas Syariah dan Hukum FSH UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta, visi, misi dan tujuan serta sasaran Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta,
stuktur kurikulum Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta serta pembagian konsentrasi
program studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif
Hidayatullah Jakarta. BAB IV PENJELASAN
Bab ini menjelaskan bagaimana acuan penyusunan kurikulum yang ada pada Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN
19
Syarif Hidayatullah Jakarta, penjelasan tentang kompetensi-kompetensi yang dibutuhkan oleh Bank Syariah dan Lemabaga Keuangan Syariah saat
ini, menjelaskan bagaimana kesesuaian kurikulum yang telah diterapkan pada Konsentrasi Perbankan Syariah Fakultas Syariah dan Hukum UIN
Syarif Hidayatullah Jakarta dengan kebutuhan Bank Syariah.
BAB V PENUTUP
Bab ini penulis menyimpulkan kesimpulan dari semua hasil penelitian yang telah dipaparkan pada bab-bab sebelumnya, serta saran-saran untuk
pengembangan program ke depan yang dapat penulis sampaikan.
BAB II LANDASAN TEORI
A. Kurikulum
1. Pengertian Kurikulum
Kurikulum adalah seperangkat rencana dan pengaturan mengenai isi maupun kajian dan pelajaran serta cara penyampaian dan penilaiannya yang digunakan
sebagai pedoman penyelenggaraan kegiatan belajar mengajar di perguruan tinggi Kepmendiknas 232U2000.
Kurikulum sebagai mata pelajaran yang harus dikuasi oleh peserta didik, dalam proses perencanaannya memiliki ketentuan sebagai berikut:
1
a. Perecanaan kurikulum biasanya menggunkan judment ahli bidang studi. Dengan
mempertimbangkan faktor-faktor sosial dan faktor pendidikan, ahli tersebut menentukan mata pelajaran apa yang harus diajarkan pada siswa.
b. Dalam menentukan dan menyeleksi kurikulum perlu dipertibangkan beberapa hal
seperti tingkat kesulitan, minat siswa, urutan pelajaran dan lain sebagainya. c.
Perencanaan dan implementasi kurikulum ditekankan kepada pengguna metode dan strategi pembelajaran yang memungkinkan anak didik dapat menguasai
materi pelajaran, semacam menggunakan pendekatan ekspositori. Kurikulum merupakan suatu naskah panduan mengenai pengalaman yang
harus didapatkan oleh para pelajar agar menjadi para lulusan berkompeten yang
1
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori Praktek Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, Jakarta: Kencana, 2008, hal. 5
20
seharusnya. Oleh karena itu kurikulum merupakan kondisi ideal dibandingkan
kondisi real. Kurikulum diibaratkan sebagai “jalur pacu” atau “kendaraan” untuk
mencapai tujuan pendidikan dan kompetensi lulusan.
Menurut Grayson 1978, kurikulum adalah suatu perencanaan untuk
mendapatkan keluaran outcomes yang diharapkan dari suatu pembelajaran. Perencanaan tersebut disusun secara terstruktur untuk suatu bidang studi sehingga
memberikan pedoman dan instruksi untuk mengembangkan strategi pembelajaran. Oleh karena itu isi dari kurikulum harus diorganisasikan dengan baik agar sasaran
goals dan tujuan objectives pendidikan yang telah ditetapkan dapat tercapai. Sedangkan menurut Harsono 2005, kurikulum merupakan gagasan
pendidikan yang diekspresikan dalam praktek. Kurikulum tidak hanya mengacu kepada teori semata tetapi juga harus mengacu kepada prakteknya. Saat ini definisi
kurikulum semakin berkembang, sehingga yang dimaksud kurikulum tidak hanya gagasan pendidikan tetapi juga termasuk seluruh program pembelajaran yang
terencana dari suatu institusi pendidikan. Kurikulum merupakan program aktivitas guru dan murid yang dirancang sedemikian rupa sehingga mahasiswa akan mencapai
sebanyak mungkin tujuan akhir kegiatan pendidikan atau institusi pendidikan. Kurikulum bukan hanya susunan sederhana mengenai perencanaan yang akan
diimplementasikan, namun juga terdiri dari proses yang aktif terdiri dari perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi yang saling berhubungan timbal balik dan terintergrasi
sebagai suatu proses.
2. Kurikulum Berbasis Kompetensi
Kurikulum Berbasis Kompetensi merupakan perangkat standar pendidikan
yang dapat mengantarkan pendidikan siswa untuk menjadi kompeten dalam bidang kehidupan yang dipelajarinya. Kurikulum berbasis kompetensi merupakan kerangka
inti yang memiliki empat komponen, yaitu; kurikulum dan hasil belajar, penilaian berbasis sekolah, kurikulum berbasis mengajar, kurikulum berbasis mengajar dan
pengelolaan kurikulum berbasis sekolah.
2
Oleh karena itu kurikulum harus dikembangkan berdasarkan pada kemampuan atau tindakan cerdas penuh tanggung
jawab dari profesi tertentu dalam melaksanakan tugasnya di tempat kerja standar kompetensi.
Kurikulum berbasis kompetensi juga diarahkan untuk mengembangkan pengetahuan, pengalaman, kemampuan, nilai, sikap dan minat peserta didik agar
dapat melakukan suatu kemahiran, ketetapan dan keberhasilan dengan penuh tanggung jawab.
3
3. Peran dan Fungsi Kurikulum
Kurikulum dipersiapkan dan dikembangkan untuk mencapai tujuan pendidikan, yakni mempersiapkan peserta didik agar mereka dapat hidup di
masyarakat umumnya khususnya di dunia kerja. Dengan demikian dalam sistem pendidikan kurikulum merupakan komponen yang sangat penting, sebab di dalamnya
2
Pengelolaan Kurikulum Berbasis Kompetensi Duskur Balitbang Diknas Jakarta April 2004, hal. 4
3
E. Mulyasa, Kurikulum Berbasis Kompetensi, Konsep, Karakteristik dan Implementasi Bandung: PT. Remaja Rosda Karya, 2003, hal. 39
bukan hanya menyangkut tujuan dan arah pendidikan saja akan tetapi juga pengalaman belajar yang harus dimiliki oleh setiap siswa serta bagaimana
mengorganisasi pengalaman itu sendiri. Sebagai salah satu komponen dalam sistem pendidikan, paling tidak kurikulum memiliki 3 tiga peran, yaitu:
4
a. Peran konservatif.
Adalah melestarikan berbagai nilai budaya sebagai warisan masa lalu. Dikaitkan dengnan era globalisasi sebagai akibat kemajuan ilmu pengetahuan dan tegnologi.
b. Peran kreatif.
Untuk menjawab setiap tantangan sesuai dengan perkembangan dan kebutuhan masyarakat yang cepat berubah. Dalam peran kreatifnya kurikulum harus
mengandung hal-hal baru sehingga dapat membantu siswa untuk dapat mengembangkan setiap potensi yang dimilikinya agar dapat berperan aktif dalam
kehidupan. c.
Peran kritis dan evaluatif. Berperan dalam menyeleksi dan mengevaluasi segala sesuatu yang dianggap
bermanfaat untuk kehidupan anak didik.
4. Kurikulum Ideal dan Kurikulum Aktual
Setiap guru seharusnya dapat melaksanakan kegiatan sesuai dengan tuntutan kurikulum. Kurikulum tersebut diharapkan dapat dilaksanakan dan berfungsi sebagai
acuan atau pedoman guru dalam proses belajar dan mengajar. Sebagai sebuah
4
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori Praktek Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, hal. 10
pedoman kurikulum berperan penting dalam merancang pembelajaran yang dapat dilakukan oleh guru dan siswa. Oleh karena itu guru dapat menentukan hal-hal
sebagai berikut:
5
a. Merumuskan tujuan dan kompetensi yang harus dimiliki oleh siswa.
b. Menentukan isi atau materi yang harus dikuasai untuk mencapai tujuan atau
penguasaan kompetensi. c.
Menyusun strategi pembelajaran untuk guru dan siswa sebagai upaya pencapaian tujuan.
d. Menentukan kebrhasilan pencapaian tujuan atau kompetensi.
Sedangkan kurikulun actual nyata adalah pembatasan yang dilakukan oleh guru terhadap penerapan kurikulum yang ada. Kurikulum ini secara riil dapat
dilaksanakan oleh guru sesuai dengan keadaan kondisi yang ada.
5. Komponen Kurikulum
a. Kompetensi
Kompetensi adalah seperangkat tindakan cerdas penuh tanggung jawab yang
dimiliki seseorang sebagai syarat untuk dianggap mampu oleh masyarakat dalam melaksanakan tugas-tugas dalam bidang pekerjaan tertentu Kepmendiknas
045U2002. Kompetensi merupakan suatu tugas yang memadai atau pemilikan suatu pengetahuan, keterampilan dan kemampuan yang dituntut oleh jabatan
seseorang dan dititkberatkan kepada tugas kinerjanya.
5
Wina Sanjaya, Kurikulum dan Pembelajaran: Teori Praktek Pengembangan Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan KTSP, hal. 22
Kompetensi menurut standar nasional adalah apa yang dibutuhkan oleh seorang individu untuk kinerja yang efektif dalam melaksanakan pekerjaan atau
tugas perusahaan, dimana secara umum merupakan:
6
1. Sikap, keterampilan dan pengetahuan pribadi yang merupakan apa yang
dibawa orang untuk bekerja, meliputi kualitas pribadi, keterampilan, pengetahuan, pengalaman dan tanggung jawab.
2. Keterampilan mengelola tugas, cara bersikap dan berorganisasi merupakan
apa yang dilakukan orang ditempat kerja, meliuti tugas proses dan prilaku yang menyangkut perencanaan, pelaksanaan, pengendalian, pengadaan mesin-
mesin, pengelasan, pemasangan dan sebagainya. 3.
Pencapaian tingkat standar hasil yang yang merupakan apa yang telah dicapai oleh tiap individu, meliputi hasil akhir sesuai standar yang diharapkan untuk
selayaknya dapat diraih oleh individu yang berkompetensi. 4.
Landasan keberhasilan strategi bisnis perusahaan. b.
Standar Kompetensi Standar kompetensi merupakan rumusan tentang kemampuan yang dimiliki
seseorang untuk melakukan suatu pekerjaan atau tugas yang didasari atas pengetahuan, keterampilan yang didukung sikap kerja dan penerapannya sesuai untuk
kerja yang dipersyaratkan.
7
6
Mangkuprawira, S. Tb, Manajemen Sumber Daya Manusia Strategik, Jakarta: Ghalia Indonesia, 2002, hal. 154
7
www. Pusdiknakes.or.id. 8 oktober 2009
Standar ini merupakan acuan keunggulan mutu sistem pembelajaran di program studi sarjana. Kurikulum adalah rancangan studi sarjana dalam
merencanakan, melaksanakan, memonitor dan mengevaluasi seluruh kegiatan untuk mencapai tujuan program studi sarjana. Kurikulum disusun berdasarkan kajian
mendalam tentang hakekat keilmuan bidang studi dan kebutuhan pemangku kepentingan terhadap bidang ilmu dan penjaminan tercapainya kompetensi lulusan
yang dicakup oleh suatu program studi sarjana dengan memperhatikan masing- masing program studi sarjana. Progran studi sarjana menetapkan kurikulum dan
pedoman yang mencakup struktur, tataurutan, kedalaman, keluasan dan penyertaan komponen tertentu.
Ada beberapa kompetensi yang harus di miliki oleh seseorang dalam beraktivitas Moran dan Riesenberger,1994, sebagai jaminan untuk dapat bekerja
dengan rasa aman dan sejahtera ketika bekerja sebagai karyawan yang dapat beradaotasi dengan era-globalisasi.
1. Kompetensi Lingkungan, mampu beradaptasi dengan perubahan lingkungan.
2. Kompetensi Analitik, kemampuan menganalisa permasalahan menjadi peluang.
3. Kompetensi Stratejik, mengembangkan disiplin ilmu yang dimiliki.
4. Kompetensi Fungsional, kemampuan merancang program.
5. Kompetensi Manajerial, kemampuan mengelola setiap aktivitas individu atau
kegiatan organisasi. 6.
Kompetenasi Profesi, kemampuan mengausai keterampilan.
7. Kompetensi Intelektual, kemampuan mengembangkan intelektualitas dan daya
nalar. 8.
Kompetensi Individu, kemampuan mengarahkan dan menggunakan keunggulan yang dimiliki.
9. Kompetensi perilaku, kemampuan untuk bersifat terbuka dan objektif dalam
beraktifitas. Berdasarkan pada berbagai referensi dan pertimbangan keterbacaan
kemudahan dalam penggunaannya, disepakati struktur standar kompetensi sebagai berikut:
8
STANDAR KOMPETENSI
Sejumlah unit kompetensi yang diperlukan untuk melaksanakan melakukan pekerjaan
tertentu
UNIT KOMPETENSI
Merupakan uraian fungsi dan tugas atau pekerjaan yang mendukung tercapainya
standar kompetensi
SUB KOMPETENSI
Merupakan sejumlah fungsi tugas atau pekerjaan yang mendukung ketercapaian
unit kompetensi dan merupakan aktivitas yang dapat diamati
8
www. Pusdiknakes.or.id. 8 oktober 2009
KRITERIA UNJUK KERJA
Merupakan pernyataan sejauh mana subkompetensi yang dipersyaratkan tersebut
terukur berdasarkan pada tingkat yang diinginkan
ACUAN PENILAIAN
Pernyataan-pernyataan kondisi atau konteks sebagai acuan dalam melaksanakan
penilaian
B. Lembaga Keuangan Syariah