Respon Kognitif,Afektif dan Konatif Pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Minat Berasuransi Syariah

(1)

RESPON KOGNITIF, AFEKTIF DAN KONATIF PEGAWAI

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF

HIDAYATULLAH JAKARTA TERHADAP MINAT

BERASURANSI SYARIAH

SKRIPSI

Diajukan Kepada Fakultas Syariah dan Hukum untuk Memenuhi Salah Satu Syarat Memperoleh Gelar Sarjana Ekonomi Syariah (S.E.Sy)

MUNAWAROTUL KIPTIAH NIM. 1111046200044

KONSENTRASI ASURANSI SYARIAH

PROGRAM STUDI MUAMALAT

FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI

JAKARTA


(2)

(3)

(4)

(5)

v

Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Minat Berasuransi Syariah. Penelitian ini mempunyai tujuan untuk menganalisa respon pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi syariah yang diukur dari tiga aspek variabel yaitu, aspek kognitif (pengetahuan), aspek afektif (sikap) dan aspek konatif (tindakan). Kemudian setelah itu mencari tahu aspek atau variabel mana yang mempunyai nilai yang paling baik terhadap minat berasuransi syariah tersebut.

Model penelitian ini adalah model penelitian kuantitatif dan penelitian ini dilakukan dengan membagikan kuesioner kepada 31 responden pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, kemudian data yang didapatkan diolah dengan bantuan SPSS 21.00. Metode pengambilan sampel yang digunakan adalah Accidential Sampling atau metode pengambilan sampel secara acak.

Hasil dari penelitian ini menunjukan bahwa respon pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang diukur dengan tiga variabel (kognitif, afektif dan konatif) secara parsial (uji t) menunjukan variabel kognitif (2,137>1,703), afektif (0,375<1,703) dan konatif (2,768>1703), hal ini menunjukan bahwa respon kognitif dan konatif mempunyai nilai yang baik terhadap minat berasuransi syariah, sedangkan respon afektif tidak mempunyai nilai yang baik terhadap minat berasuransi syariah. Jika dihitung secara keseluruhan (Uji F) mempunyai nilai yang baik dan terdapat hubungan yang positif dan signifikan antara variabel independen dengan variabel dependennya. Dan variabel yang paling baik nilainya terhadap minat berasuransi syariah adalah variabel konatif (Tindakan) dengan nilai thitung sebesar 2,768 >ttabel 1,703 yang berarti respon pegawai Fakultas

Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi syariah yang dilihat dari segi tindakan mempunyai nilai yang paling baik.

Kata Kunci : Respon, Kognitif, Afektif, Konatif, dan Minat Berasuransi Syariah

Pembimbing : Muhammad Zen, S.Ag, Lc, MA dan Nurul Handayani, S. Pd, M.Pd


(6)

vi

Alhamdulillahirabbil’alamin, segala puji bagi Allah SWT atas berkat, rahmat, taufik dan hidayah-Nya, penyusunan skripsi yang berjudul “Respon Kognitif, Afektif dan Konatif Pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta Terhadap Minat Berasuransi Syariah” dapat diselesaikan dengan baik. Penulis menyadari bahwa dalam proses penulisan skripsi ini banyak mengalami kendala, namun berkat bantuan, bimbingan, kerjasama dari berbagai pihak dan berkah dari Allah SWT sehingga kendala-kendala yang dihadapi tersebut dapat diatasi.

Skripsi ini disusun untuk melengkapi dan memenuhi persyaratan dalam memperoleh gelar Sarjana Ekonomi Syariah pada Program Studi Muamalat, Jurusan Asuransi Syariah, Fakultas Syariah dan Hukum, Universitas Islam Negeri Syarif Hidayatullah Jakarta.

Dalam proses penyusunan skripsi ini, penulis memperoleh dukungan,motivasi dan bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, penulis ingin menyampaikan ucapan terimakasih kepada pihak-pihak tersebut sebagai berikut: 1. Bapak Asep Saepudin Jahar, MA, Ph. D. sebagai Dekan Fakultas Syariah dan

Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

2. Bapak Ah. Azharuddin Lathif, M.Ag, M.H sebagai Ketua Progam Studi Muamalat Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. 3. Bapak Abdurrauf, M.A sebagai Sekretaris Progam Studi Muamalat Fakultas


(7)

vii

selama saya menjadi mahasiswa di UIN Syarif Hidayatullah jakarta.

5. Terimakasih kepada bapak Muhammad Zen, MA dan ibu Nurul Handayani, S.Pd. M.Pd yang telah membimbing saya dengan penuh kesabaran dan memberikan masukan-masukan yang sangat bermanfaat bagi penelitian ini. 6. Terimakasih kepada seluruh dosen yang ada di Fakultas Syariah dan Hukum

yang sudah memberikan ilmu yang bermanfaat serta memberikan pengetahuan yang bermanfaat buat kedepannya.

7. Terimakasih kepada seluruh pegawai Fakultas Syariah dan Hukum yang telah memperbolehkan saya melakukan penelitian skripsi dan mau manjadi responden dalam penelitian ini.

8. Terimakasih kepada bapak Abdul Rozak yang bekerja di layanan ruang dosen yang senantiasa telah membantu saya dalam menyebarkan kuesioner kepada seluruh pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Sayarif Hidayatullah Jakarta.

9. Terimakasih kepada perpustakaan utama dan perpustakaan fakultas yang telah memberikan fasilitas untuk mahasiswanya dan memberikan banyak informasi didalamnya.

10.Terimakasih kepada kedua orang tua saya terutama Ibu saya tercinta yang tidak pernah berhenti memanjatkan doanya kepada Allah SWT agar saya diberikan kemudahan dalam menyelesaikan skripsi ini.


(8)

viii masukan .

12.Terimakasih kepada seluruh keluarga besar yang telah membantu dan memberi dukungan serta motivasi, baik moril maupun materil.

13.Terimakasih kepada sahabat saya tercinta Lia yang selalu memberikan saya masukan, nasehat dan dukungan.

14.Terimakasih kepada sahabat saya tercinta Iin, Puput, Vina, dan Memel yang selalu bersama sama berjuang dalam mengejar S1 ini.

15.Terimakasih kepada keluarga besar asuransi syariah angkatan 2011 seperjuangan Deden, Icad, Kinoy, Jaka, Pongo, Bagus, Ikrom, Juber dll yang tidak bisa saya sebutkan satu persatu.

16.Terimakasih untuk semua teman-teman KBAS dari angkatan 2009-2012 yang turut serta menjadi motivasi bagi penulis agar bisa cepat menyelesaikan perkuliahan.

Penulis juga tidak lupa untuk meminta dibukakan pintu maaf yang sebesar-besarnya jika dalam penulisan skripsi ini terdapat hal yang kurang berkenan. Penulis hanya dapat mendoakan kepada semua pihak yang telah berpartisipasi dengan tulus dalam penyusunan skripsi ini dan semoga menjadi amal shaleh yang akan dibalas oleh Allah SWT.

Karya tulis yang sangat sederhana ini tentunya masih belum sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang bersifat kontruktif penulis harapkan. Penulis berharap semoga karya tulis ini bermanfaat bagi diri pribadi khususnya dan para


(9)

ix sendiri, kebenaran hanya milik Allah SWT.

Wassalaamu’alaikum Warohmatullohi Wabarokatuh

Jakarta, 13 Mei 2015


(10)

x

LEMBAR PENGESAHAN ... ii

PENGESAHAN PANITIA UJIAN ... iii

LEMBAR PERNYATAAN ... iv

ABSTRAK ... v

KATA PENGANTAR ... vi

DAFTAR ISI ... x

DAFTAR TABEL ... xiv

DAFTAR GAMBAR ... xv

BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah ... 1

B. Identifikasi Masalah ... 7

C. Pembatasan dan Rumusan Masalah ... 9

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian ... 10

E. Review Studi Terdahulu ... 11

F. Kerangka Pemikiran ... 13

G. Sistematika Penulisan ... 16

BAB II LANDASAN TEORI A. Pengertian Asuransi ... 18


(11)

xi

3. Perbedaan Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional ... 25

4. Asuransi Dalam Perspektif Islam ... 26

5. Peluang Asuransi Syariah ... 27

C. Konsep Tentang Respon ... 28

1. Pengertian Respon ... 28

2. Macam-macam Respon ... 30

3. Faktor-faktor Terbentuknya Respon... 31

D. Minat ... 32

1. Pengertian Minat ... 32

2. Unsur-unsur Minat ... 35

BAB III METODELOGI PENELITIAN A. Jenis dan Pendekatan Penelitian ... 36

B. Lokasi Penelitian ... 36

C. Populasi ... 36

D. Variabel Penelitian ... 37

1. Variabel Independent ... 37

2. Variabel Dependent ... 38

E. Teknik Pengumpulan Data ... 39

1. Data Primer ... 39


(12)

xii

2. Coding atau Scoring ... 41

3. Entry Data ... 41

G. Tehnik Analisa Data ... 41

1. Uji Validitas dan Reliabilitas ... 42

2. Uji Asumsi Klasik ... 43

3. Analisis Model Regresi ... 46

4. Pengujian Hipotesis ... 49

5. Hipotesis ... 51

H. Sejarah Umum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 53

BAB IV HASIL PENELITIAN DAN PEMBAHASAN A. Profil Responden ... 57

B. Respon Kognitif, Afektif dan Konatif Pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta ... 60

1. Uji Validitas ... 60

2. Uji Reliabilitas ... 63

3. Uji Asumsi Klasik ... 64

4. Persamaan Regresi Linear Berganda ... 69

5. Uji Koefisien Determinasi ... 72

6. Uji Hipotesis ... 73


(13)

xiii

B. Saran ... 79

DAFTAR PUSTAKA ... 81


(14)

xiv

Tabel 3.2 Skala Likert ... 40

Tabel 3.3 Kaidah Reliabilitas Guilfor ... 43

Tabel 3.4 Format Pegawai Untuk Pernyataan Positif ... 48

Tabel 3.5 Pedoman Interpretasi Nilai Koefisien Korelasi ... 48

Tabel 4.1 Identitas Responden Berdasarkan Jenis Kelamin ... 57

Tabel 4.2 Identitas Responden Berdasarkan Usia ... 58

Tabel 4.3 Identitas Responden Berdasarkan Pendidikan ... 58

Tabel 4.4 Identitas Responden Berdasarkan Status Perkawinan... 59

Tabel 4.5 Identitas Responden Berdasarkan Penghasilan ... 59

Tabel 4.6 Hasil Pengujian Validitas Variabel X1 (Kognitif/Pengetahuan) .... 61

Tabel 4.7 Hasil Pengujian Validitas Variabel X2 (Afektif/Sikap) ... 62

Tabel 4.8 Hasil Pengujian Validitas Variabel X3 (Konatif/Tindakan) ... 62

Tabel 4.9 Hasil Pengujian Validitas Variabel Y (Minat Berasuransi Syariah) ... 63

Tabel 4.10 Hasil Uji Reliabilitas ... 63

Tabel 4.13 Hasil Uji Multikolinearitas ... 67

Tabel 4.14 Klasifikasi Nilai d (digunakan untuk n<15) ... 68

Tabel 4.15 Hasil Uji Autokorelasi... 69

Tabel 4.16 Hasil Regresi ... 70

Tabel 4.17 Uji Koefisien Determinasi (R2) ... 72

Tabel 4.18 Uji T ... 73


(15)

xv

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran ... 15 Gambar 4.11 Hasil Uji Normalitas ... 65 Gambar 4.12 Hasil Uji Heteroskedastisitas... 66


(16)

1

A. Latar Belakang

Dalam kehidupan sehari-hari, manusia senantiasa dihadapkan pada kemungkinan terjadinya musibah dan bencana yang dapat menyebabkan kerugian baik materi maupun immateri. Setiap musibah yang menimpa manusia tersebut adalah merupakan qadha dan qadhar yang telah ditetapkan Allah SWT atas setiap makhluk-Nya. Namun setiap manusia khususnya muslim wajib berikhtiar atau berusaha untuk melakukan tindakan berjaga-jaga serta memperkecil terjadinya resiko yang akan dihadapi dari terjadinya musibah dan bencana tersebut. Kebutuhan manusia yang semakin lama semakin banyak dan beragam, maka resiko yang kemungkinan dialami pun akan semakin banyak dan beragam pula. Untuk meminimalisir dampak dari resiko dan ketidakpastian tersebut, manusia melakukan berbagai upaya proteksi. Upaya proteksi dan perlindungan terhadap diri ini bisa dilakukan dengan cara berasuransi.

Konsep asuransi syariah pada dasarnya tidak jauh berbeda dengan sistem proteksi yang dibuat oleh manusia pra-sejarah tersebut. Asuransi merupakan persiapan yang dibuat oleh sekelompok orang dalam menghadapi sebuah beban kerugian yang kedatangannya tidak bisa diprediksikan. Apabila kerugian itu menimpa salah seorang dari anggota kelompok tersebut, maka


(17)

kerugian itu akan ditanggung bersama.1 Begitu pula halnya dengan asuransi

syariah, asuransi syariah adalah prinsip hidup saling melindungi dan saling menolong atas dasar ukhuwah islamiyah antara sesama anggota peserta asuransi syariah dalam menghadapi malapetaka, di mana para peserta mendonasikan sebagian atau seluruh kontribusi/premi yang mereka bayar yang digunakan untuk membayar klaim atas musibah yang dialami oleh peserta yang lain.2

Kehadiran asuransi syariah bisa menjadi alternatif model proteksi bagi warga masyarakat adapun dalam pengelolaan dan penangguan resiko, asuransi syariah tidak diperbolehkan unsur perjudian (maisyir), unsur ketidakjelasan (gharar), dan unsur (riba). Ketiga larangan ini, Gharar, Maisir, dan Riba adalah area yang harus dihindari dalam praktik asuransi syariah, dan yang menjadi pembeda ulama dengan asuransi konvensional. Konsep dasar asuransi syariah adalah berdasarkan takaful, yaitu perpaduan rasa tanggung jawab dengan persaudaraan di antara sesama peserta asuransi. Karena itu, semua peserta asuransi sudah mempunyai niat dari awal dalam bentuk persetujuan untuk memberikan sumbangan keuangan sebagai derma (tabarru).3

Di Asia sendiri, asuransi syariah pertama kali diperkenalkan oleh Malaysia pada tahun 1985 mulai sebuah perusahaan asuransi jiwa bernama

1

Muhammad Firdaus, dkk, Sistem Operasional Asuransi Syariah (Jakarta: Renaisan, 2005), h. 13

2

Amrin Abdullah, Asuransi Syariah Keberadaan dan Kelebihannya di Tengah Asuransi Konvensional, (Jakarta: PT. Elex Media Komputindo, 2006), h. 4

3

Iqbal Muhaimin, Asuransi Umum Syariah Dalam Praktik Upaya Menghilangkan Gharar, Maisir, dan Riba, (Jakarta: Gema Insani Press, 2005), cet-1, h. 2-3


(18)

Takaful Malaysia. Sedangkan di Indonesia sendiri, asuransi syariah baru muncul pada tahun 1994 seiring dengan diresmikannya PT Asuransi Takaful Keluarga dan PT. Asuransi Takaful Umum pada tahun 1995. Pemilik saham dari kedua perusahaan asuransi syariah tersebut adalah PT. Asuransi Takaful Indonesia. Sedangkan saham PT. Asuransi Takaful Indonesia sendiri, sebagai holding company, oleh PT. Abadi Bangsa, PT. Bank Muamalat Indonesia. Ormas-ormas Islam, dan para pengusaha Muslim.4

Walaupun asuransi syariah belum terlalu banyak dikenal seperti halnya bank syariah, akan tetapi jumlah perusahaan asuransi syariah tidak kalah banyak dengan bank syariah. Perbankan syariah memiliki kaitan yang cukup erat dengan asuransi syariah. Semakin besar perkembangan perbankan syariah, maka akan berdampak positif terhadap perkembangan asuransi syariah. Saat ini, perbankan syariah masih menguasai lebih dari 90% pasar syariah di Indonesia. Sedangkan asuransi syariah baru memiliki market share di bawah 5%. Perkembangan asuransi syariah dalam lingkup nasional bisa dikatakan cukup signifikan, dilihat dari pertambahan premi dari tahun ke tahun dan bertambahnya perusahaan asuransi konvensional yang unit layanan syariah.

Asuransi dapat menjadi investasi jangka panjang dan juga proteksi diri akan hal-hal yang tidak diinginkan. Produk keuangan sendiri sudah menjadi kebutuhan manusia dan dewasa ini orang-orang lebih selektif untuk menggunakan produk keuangan tersebut dengan menghindari hal-hal yang

4

Karnaen A. Pertaatmadja, Sejarah Berdirinya Asuransi Syariah. (Depok: Usaha kami, 1996), h. 47-48


(19)

berunsur riba. Bagi masyarakat Muslim, menghindari hal-hal yang bersifat riba itu wajib sehingga hal ini juga mendorong pertumbuhan berbagai macam produk keuangan syariah termasuk asuransi syariah. Sekarang ini perusahaan asuransi syariah sudah berkembang dengan pesat meskipun tidak terlalu banyak dikenal seperti perbankan syariah.

Indonesia merupakan suatu negara yang mayoritas penduduknya adalah beragama Islam, yang di dalamnya terdapat ribuan institusi Islam seperti Sekolah, Perguruan Tinggi, dan Yayasan. Komunitas-komunitas seperti inilah yang menjadi sasaran sosialisasi yang optimal bagi asuransi syariah di Indonesia. Kalangan asuransi syariah menyadari bahwa masih ada berbagai kelemahan dan tantangan yang masih harus dihadapi oleh asuransi syariah, adapun kelemahan yang ada pada asuransi syariah masih terbatas dibandingakan pola konvensional, sedangkan tantangan bagi asuransi syariah diantaranya sarana investasi syariah yang ada sekarang belum mendukung secara optimal untuk perkembangan asuransi syariah.5

dan juga untuk pengembangan asuransi syariah dibutuhkan komitmen yang tinggi dari semua pihak guna bersama-sama memajukan asuransi syariah, diantara kelemahan tersebut adalah masih terbatas dan kurangnya pengetahuan dan pemahaman masyarakat mengenai produk dan jasa asuransi syariah. Masih banyak segmen masyarakat yang harus menjadi sasaran sosialisasi yang optimal, termasuk segmen masyarakat yang dinilai sebagai lingkungan yang berpotensi dalam menumbuhkan dan menerapkan nilai-nilai syariah,

5

http://jenispelajaran.blogspot.com/analisis-swot-asuransi-syariah. data diakses pada 27 oktober 2014


(20)

khususnya ekonomi syariah, salah satunya yaitu perguruan tinggi Islam. Keberhasilan sistem dalam asuransi syariah hingga sekarang ini karena didukung oleh kualitas dan pelayanan yang diberikan oleh perusahaan tersebut. Oleh sebab itu faktor-faktor pengambilan keputusan dari calon nasabah dalam menggunakan asuransi syariah sangat penting diperhatikan demi kelangsungan dan tetap eksisnya suatu lembaga tersebut. Diminati atau tidaknya suatu lembaga dapat diketahui dengan faktor-faktor psikologi yang menyangkut aspek-aspek prilaku, sikap dan selera. Bukan hanya faktor psikologi saja, ada banyak faktor yang mendorong masyarakat untuk memilih asuransi syariah. Faktor-faktor masyarakat dalam menggunakan jasa layanan asuransi syariah adalah pendapatan, produk, lokasi, pelayanan, dan promosi. Sebuah lembaga dipandang mempunyai reputasi apabila lembaga itu diakui atau dipercaya sebagai perusahaan jasa dan nama baiknya di mata masyarakat.

Namun minat individu akan muncul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya. Dengan demikian minat seseorang khususnya responden yang saya ambil yaitu pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta muncul karena suatu kecenderungan yang erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang (positif) terhadap sesuatu yang dianggapnya berharga atau sesuai kebutuhan dan memberi kepuasan kepadanya. Sesuatu itu dapat berupa aktifitas, orang, pengalaman atau suatu benda yang dapat dijadikan sebagai stimuli atau


(21)

rangsangan yang memerlukan respon terarah. Respon terarah timbul karena seseorang merasa bahwa asuransi penting sekali bagi kehidupan dimasa mendatang. Karena dalam kehidupan sehari-hari, manusia selalu dihadapkan pada kemungkinan terjadinya musibah dan bencana yang dapat menyebabkan kerugian baik materi maupun immateri. Mungkin dengan ada kehadiran asuransi syariah bisa menjadi alternatif model proteksi bagi pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta adapun dalam pengelolaan dan penangguanan resiko dan kelebihan serta keunggulan pada asuransi syariah tersebut.

Perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta merupakan salah satu dari sekian banyaknya perguruan tinggi Islam di Indonesia, dan di dalam perguruan tinggi Islam tersebut terdapat sekian banyak umat muslim, mulai dari dosen, mahasiswa, pegawai, office boy/girl, bahkan sampai penjaga keamanan atau satpam. Mereka tersebut merupakan sasaran sosialisasi yang cukup besar bagi asuransi syariah, dalam usahanya menggaet nasabah guna meningkatkan asuransi syariah.

Salah satu hal yang menarik dari permasalahan ini dengan mengkhususkan pada pegawai Fakultas Syariah dan Hukum di perguruan tinggi UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. (Lampiran) berdasarkan data yang ada pada Subbag Umum (TU) yang terdiri dari 31 Pegawai diantaranya 4 responden dari Subag Akademik dpk Perpust. FSH, 3 responden Subag Akademik dpk layanan R.Dosen, 2 responden Subag Akademik dpk prodi FSH, 3 responden Subag AUK dpk Staf prodi Magister, 3 responden Subag


(22)

Perencanaan Akuntan Keuangan, 4 responden Subag Adm Umum & Kepegawaian, 4 responden Office Boy/Girl, 1 responden Subag. AUK dpk P2M, dan 7 responden Subag Umum, lebih menekankan pada respon kognitif, afektif dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi syariah, serta hubungannya dengan penggunaan produk-produk, akad, sistem, dan konsep asuransi syariah itu sendiri. Adapun yang menjadi judul dalam skripsi ini adalah “RESPON KOGNITIF, AFEKTIF DAN KONATIF PEGAWAI FAKULTAS SYARIAH DAN HUKUM UIN SYARIF HIDAYATULLAH

JAKARTA TERHADAP MINAT BERASURANSI SYARIAH”.

B. Identifikasi Masalah

Berdasarkan tema dalam penelitian ini, masalah yang diteliti adalah mengenai respon Kognitif, Afektif dan Konatif Pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi syariah. Peneliti memilih judul tersebut karena untuk mengetahui seberapa penting dan minatnya pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi syariah bagi kehidupan yaitu untuk memberikan perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya kerugian pada masa mendatang, karena pada dasarnya asuransi mengurangi konsekuensi-konsekuensi yang tidak pasti dari suatu keadaan yang merugikan yang sudah diperkirakan sebelumnya, sehingga biaya atau akibat finansial dari kerugian tersebut menjadi pasti dan relatif pasti.


(23)

Kelebihan dan keuntungan di asuransi syariah adalah selain mendapatkan keuntungan finansial yang menjanjikan, juga akan terbebas dari praktik riba yang ada pada perusahaan asuransi konvensional. Oleh karena itu, peserta asuransi syariah perlu betul-betul memahami akan pentingnya berasuransi, di perusahaan asuransi syariah dan peserta juga perlu mengetahui manfaat yang diberikan pada perusahaan asuransi syariah.

Dari uraian pada latar belakang di atas, didapat banyak permasalahan dalam uraian tersebut, diantaranya:

1. Apakah respon kognitif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berpengaruh parsial terhadap minat berasuransi syariah.

2. Apakah respon afektif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berpengaruh parsial terhadap minat berasuransi syariah.

3. Apakah respon konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berpengaruh parsial terhadap minat berasuransi syariah.

4. Apakah respon kognitif, afektif dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berpengaruh simultan terhadap minat berasuransi syariah.


(24)

C. Pembatasan Masalah dan Rumusan Masalah 1. Pembatasan Masalah

Pembatasan masalah dilakukan untuk menghindari kerancuan dan ketidakjelasan faktor peneliti dan agar penelitian lebih terarah. Fokus penelitian ini dibatasi pada beberapa aspek yaitu, hanya mengenai respon Kognitif, Afektif dan Konatif Pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi syariah, objek penelitian dibatasi hanya di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu khususnya pegawai UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang berada di Fakultas Syariah dan

Hukum sedangkan data responden yang diteliti diambil dengan rentang waktu 5-20 maret 2015. Hal tersebut dimaksudkan agar penelitian yang dilakukan dapat lebih fokus dan dapat dianalisa secara lebih mendalam.

2. Perumusan Masalah

Adapun rumusan masalahnya adalah sebagai berikut:

a. Apakah respon kognitif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berpengaruh parsial terhadap minat berasuransi syariah?

b. Apakah respon afektif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berpengaruh parsial terhadap minat berasuransi syariah?

c. Apakah respon konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berpengaruh parsial terhadap minat


(25)

berasuransi syariah?

d. Apakah respon kognitif, afektif dan konatif Pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berpengaruh simultan terhadap minat berasuransi syariah?

D. Tujuan dan Manfaat Penelitian 1. Tujuan Penelitian

Secara umum penelitian ini bertujuan untuk menganalisa lebih jauh tentang respon kognitif, afektif dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berpengaruh parsial terhadap minat berasuransi syariah dan untuk menganalisa respon kognitif, afektif dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta berpengaruh simultan terhadap minat berasuransi syariah?

2. Manfaat Penelitian

Penelitian ini mempunyai manfaat akademis dan praktis diantarannya:

a. Bagi mahasiswa UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tulisan ini diharapkan dapat menjadi salah satu sumber bacaan yang dapat dipertimbangkan untuk menjadi nasabah Asuransi Syariah.

b. Bagi akademik, semoga bermanfaat untuk memperkaya khazanah kepustakaan khususnya di bidang yang penulis teliti. dan menjadi acuan bagi kalangan akademik penelitian dalam menunjang penelitian


(26)

selanjutnya yang mungkin cakupannya jauh lebih luas sebagai bahan perbandingan.

c. Bagi penulis, untuk mengetahui respon kognitif, afektif dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi Syariah.

d. Bagi para pembaca umumnya, dapat dijadikan informasi tambahan bagi para pembaca untuk menambahkan referensi bagi penelitian khususnya mengenai respon kognitif, afektif dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi Syariah.

E. Review Studi Terdahulu

Dari hasil pengamatan dan pengkajian yang telah dilakukan terhadap beberapa sumber kepustakaan yang terkait dengan permasalahan yang dibahas dalam penulisan skripsi ini, penulis menemukan beberapa literatur yang membahas tentang respon pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah jakarta terhadap minat berasuransi syariah, di antaranya:

1. Nurul Fatkiyyah, Mahasiswa pada prodi muamalat kosentrasi perbankan syariah UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2012 dalam skripsipnya yang berjudul Respon pondok pesantren Jakarta terhadap ekstensi Bank Syariah. Berdasarkan hasil penelitian ini, terhadap respon yang tinggi antara kyai dan ustad hal tersebut mendukung dengan hadirnya bank syariah. Dari segi pengetahuan,


(27)

sikap, dan kecenderungan bertindak selalu pada nilai positif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah dengan menggunakan metode analisis deskiptif, pengumpulan data tersebut dari wawancara dan kuesioner dan penulis mengumpulkan data tersebut kemudian mendeskripsikannya. Perbedaannya dengan penlitian ini adalah respon pengetahuan terhadap perbankan syariah, respon terhadap Bank Syariah dan respon kecenderungan bertindak terhadap Bank Syariah. 2. Maria Ulfa Sitorus, Mahasiswa pada prodi muamalat konsentrasi

Perbankan syariah, UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2011 dalam skripsinya yang berjudul respon nasabah terhadap pembelian logam mulia pada pegadaian syariah cabang Margonda. Berdasarkan penelitian diperoleh hasil antara status sosial ekonomi nasabah dengan responnya terhadap pembelian logam mulia pada pegadaian Syariah cabang Margonda terdapat korelasi yang signifikan. Penelitian ini menggunakan metode pengambilan sampel dengan teknik accidental sampling. Dan metode dalam melakukan analisis data menggunakan analisis korelasi. Peneliti lebih fokus dan tertuju untuk mengetahui bagaimana respon nasabah terhadap pembelian logam mulia pada pegadaian Syariah cabang Margonda dan menguji adakah hubungan antara status sosial ekonomi nasabah dan responnya terhadap pembelian logam mulia.

3. Nurkholis, Mahasiswa pada prodi muamalat konsentrasi ekonomi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, tahun 2013 dalam skripsinya


(28)

yang berjudul respon mahasiswa prodi muamalat terhadap tabungan ummat pada bank muamalat Indonesia (Studi kasus pada mahasiswa prodi muamalat UIN Syarif Hidayatullah Jakarta). Dari hasil penelitian ini diperoleh kesimpulan bahwasanya minat menabung mahasiswa prodi muamalat sangat tinggi yaitu sekitar 10% menganggap untuk investasi. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode analisis deskriptif, dan teknik pengumpulan data yang digunakan adalah kuesioner dan wawancara. Perbedaannya dengan penelitian ini adalah untuk mengetahui potensi mahasiswa prodi muamalat terhadap bank muamalat Indonesia.

F. Kerangka Pemikiran

Penelitian ini dilakukan untuk menganalisa respon kognitif, afektif dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi syariah, untuk mengetahui pengaruh tersebut digunakan metode analisa regresi linear berganda. Tetapi sebelum melakukan uji regresi terlebih dahulu dilakukan Uji Validitas dan Uji Reliabilitas, lalu pengujian persyaratan analisis (uji asumsi klasik) yakni Uji Normalitas, Uji Multikolinearitas, Uji Heterokedasitas, dan Uji Autokorelasi. Uji yang dapat dilihat dari tingkat signifikansinya melalui uji koefisien determinasi (R2) atau adjusted R square. Kemudian uji pengaruh yang dihitung dengan uji T untuk melihat pengaruh variabel independen (X) secara parsial (terpisah) terhadap variabel dependen (Y) dan selain itu juga


(29)

dilakukan perhitungan dengan uji F untuk mengetahui pengaruh variabel independen (X) secara simultan (keseluruhan) terhadap variabel dependen (Y).


(30)

Gambar 1.1 Kerangka Pemikiran

Respon pegawai (X)

Kognitif (X1)

Respon kognitif berkaitan dengan

- Pengetahuan - keterampilan - dan informasi

mengenai respon

Afektif (X2)

Respon afektif berkaitan dengan - emosi

- sikap dan - nilaimengenai respon

Konatif (X3)

Respon Konatif berkaitan dengan - Tindakan - Kegiatan - Dan kebiasaan

berprilaku

mengenai respon

Uji Validitas dan Realibilitas

Minat Berasuransi Syariah (Y)

Uji Asumsi Klasik

- Uji Multikolinearitas - Uji Heteroskedastisitas - Uji Normalitas

Uji Hipotesis - Uji t - Uji F

Uji Regresi Berganda - R koefisien Korelasi - R Koefisien Determinasi


(31)

Penelitian ini menggunakan metode analisis regresi linear berganda dimana variabel terikatnya (Y) adalah minat berasuransi syariah yang dipengaruhi oleh tiga variabel bebas yaitu Kognitif (X1), Afektif (X2) dan

Konatif (X3).

G. Sistematika Penulisan

Untuk memperoleh analisa materi dalam penulisan skripsi ini, maka berikut penulis menjelaskan dalam sistematika penulisan. Secara garis besar, skripsi ini terdiri dari lima bab yang dibagi dalam sub-bab dan setiap sub-bab mempunyai pembahasan masing-masing yang saling berkaitan antara yang satu dengan yang lainnya.

Bab I Pendahuluan, menjelaskan permulaan dilakukannya penelitian. Latar belakang masalah memaparkan secara sederhana sebab timbulnya tema penelitian. Kemudian diruncingkan dalam bentuk permasalahan dan dilakukan pembatasan terhadap masalah yang timbul. Setelah itu dijelaskan tujuan penelitian dan manfaat penelitian, review studi terdahulu, kerangka pemikiran dan sistematika penulisan.

Bab II Landasan Teori, dalam bab ini, dipaparkan teori-teori yang relevan dengan pembahasan penelitian. Sesuai tema yang mengangkat tentang respon kognitif, afektif, dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi syariah, maka teori yang dijelaskan tidak terlepas dari teori-teori mengenai asuransi syariah, respon, dan minat.


(32)

Bab III Metode Penelitian, Bab ini memaparkan tentang metode penelitian yang digunakan dalam penelitian. Penjelasan tersebut menyangkut jenis dan sumber data, variabel yang diukur serta analisa yang digunakan. Dimana dalam bab ini juga akan dicantumkan data-data lapangan.

Bab IV Analisis terhadap data hasil penelitian, merupakan analisis terhadap data yang diperoleh. Data-data tersebut akan diolah kemudian akan dianalisa dan dilakukan pembahasan sesuai dengan rujukan teori dan metodelogi yang telah ditentukan

Bab V Penutup, merupakan bagian terakhir dari ruang kerja penelitian yang akan menyimpulkan hasil penelitian serta memuat saran-saran yang diperlukan.


(33)

18

A. Pengertian Asuransi

Pengertian asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung kerena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.1

Dalam bukunya Pokok-Pokok Hukum Perdata memberikan definisi mengenai asuransi yaitu asuransi atau pertanggungan sebagai suatu perjanjian yang termasuk dalam golongan perjanjian untung-untungan. Suatu perjanjian untung-untungan ialah suatu perjanjian yang dengan sengaja digantungkan pada suatu kejadian yang belum tentu terjadi, kejadian mana akan menentukan untung-ruginya salah satu pihak.2 Sedangkan dalam bukunya

Asuransi dan Manajemen Resiko memberikan definisi sebagai berikut, asuransi ialah suatu kemauan untuk menetapkan kerugian-kerugian kecil (sedikit) yang sudah pasti sebagai pengganti (subtitusi) kerugian-kerugian besar yang belum pasti.

1

Muhammad Amin Suma,Asuransi Syariah & Asuransi Konvensional, (Jakarta: Khalam Publising, 2006), h. 40

2


(34)

B. Pengertian Asuransi Syariah

Secara etimologi, asuransi syariah atau takaful berasal dari bahasa Arab. Takaful berasal dari akar kata kafala atau tafaa’ala yang berarti saling mengandung.3 sementara ada yang mengartikan dengan makna saling

menjamin. Dalam bidang muamalah, Muhammad mengatakan bahwa asuransi syariah (takaful) adalah: “saling memikul resiko diantara sesama orang’’, sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas resiko yang lainnya. Saling pikul resiko itu dilakukan atas dasar saling tolong dalam kebaikan dengan cara masing-masing, seperti mengeluarkan dana ibadah (tabarru) yang ditunjukkan untuk menanggung resiko tersebut.4

Dalam asuransi syariah tidak hanya melibatkan dua pihak yang bertakaful, yakni orang-orang yang saling mengikatkan dirinya untuk saling menjamin resiko yang diderita masing-masing, melainkan diperlukan pihak ketiga. Pihak ketiga yang dimaksud ini adalah lembaga atau badan hukum atau perusahaan yang menjamin kegiatan kerja sama atau asuransi dapat berjalan dengan baik dan tidak termasuk kegiatan yang dilarang oleh syariah, seperti: al- gharar, al-maisir, dan al-riba. Berkaitan dengan ini, menurut Praja ada unsur-unsur penting yang mesti ada demi terlaksananya asuransi syariah, yaitu:

1) Pihak yang berasuransi

2) Pengelola asuransi (perusahaan asuransi). Dalam hal ini, perusahaan asuransi hanya bertindak sebagai fasilitator, saling menanggung di antara

3

Muhammad, Kebijakan Fiskal & Moneter Dalam Ekonomi Islam, (Jakarta: Salemba Empat, 2002), h. 105-106

4


(35)

para peserta asuransi.5

Asuransi ini merupakan transaksi antara PT. Asuransi dengan tertanggung (insured). Di mana pihak tertanggung meminta kepada perusahaan agar memberikan janji untuk ganti rugi (pertanggungan) kepada yang bersangkutan. Sebagai ganti rugi barang yang hilang atau berupa harganya, apabila terkait dengan barang atau hak milik, atau dapat berupa uang.6 Jadi asuransi syariah dalam pengertian muamalah adalah saling

memikul resiko di antara sesama peserta sehingga antara satu dengan yang lainnya menjadi penanggung atas resiko yang muncul. Saling pikul resiko ini dilakukan atas dasar saling tolong menolong dalam kebaikan, dengan cara masing-masing mengeluarkan dana tabarru’ (dana kebajikan/derma) yang ditunjukkan untuk menanggung resiko tersebut.7

Menurut Mushtafa Ahmad Zarqa,8 asuransi syariah adalah cara atau

metode untuk memelihara manusia dalm menghindari resiko (ancaman) bahaya yang beragam yang akan terjadi dalam hidupnya, dalam perjalanan kegiatan hidupnya atau dalam aktivitas ekonominya. Sedangkan menurut Husain Hamid Hisan9 mengatakan bahwa asuransi syariah adalah sikap

ta’awun yang telah diatur dengan sistem yang sangat rapi, antara sejumlah besar manusia. Semuanya telah siap mengantisipasi suatu peristiwa. jika

5

Gamala Dewi, Aspek-Aspek Hukum Dalam Perbankan dan Perasuransian Syariah di Indonesia, (Jakarta: Pranada Media, 2004), h. 15

6

Nabhani, Taqyuddin An, Membangun Sistem Ekonomi Alternatif Persfektif Islam, (Surabaya, tp, 1996), h. 190

7

Sofyan Syafri Harahap, Akuntansi Islam, (Jakarta: Bumi Aksara, 1997), cef ke-1, h. 99 8

Musthofa Ahmad Zarqa, Al-Ightishodi Al-Islamiyah –Nidzomutta’min …, Bairut, Dar Al- Fikr, 1968

9

Husain Hamid Hisan, Hukmu asy-Syarii’ah al- Islamiyah Fii’ Uquudi at-Ta’miin, Daru al-I’tisham, Kairo, h. 2


(36)

sebagian mereka mengalami peristiwa tersebut, maka semuanya saling menolong dalam menghadapi peristiwa tersebut dengan sedikit pemberian (derma) yang diberikan oleh masing-masing peserta. Dengan pemberian (derma) tersebut, mereka dapat menutupi kerugian-kerugian yang dialami oleh peserta yang tertimpa musibah. Dengan demikian, asuransi adalah

ta’awun yang terpuji, yaitu saling menolong dalam berbuat kebajikan dan takwa. Dengan ta’awun mereka saling membantu antara sesama, dan mereka takut dengan bahaya (malapetaka) yang mengancam mereka.

Para Ulama mengatakan bahwa sistem asuransi adalah sistem ata’wun dan tadhammun yang bertujuan untuk menutupi kerugian, peristiwa-peristiwa atau musibah. Tugas ini dibagikan kepada kelompok tertanggung dengan cara memberikan santunan kepada orang yang tertimpa musibah. Santunan tersebut diambil dari kumpulan dan kebajikan. Asuransi bertujuan agar suatu masyarakat hidup berdasarkan asas saling tolong menolong dan menjamin dalam pelaksanaan hak dan kewajiban.

Dengan demikian asuransi dilihat dari segi teori dan sistem, tanpa melihat sarana atau cara-cara kerja dalam merealisasikan sistem dan mempraktekkan teorinya, sangat relevan dengan tujuan-tujuan umum syariah. Demikian karena asuransi dalam arti tersebut adalah sebuah gabungan menghilangkan atau meringankan kerugian yang tertimpa sebagian mereka. Dimana, jalan yang mereka tempuh adalah dengan memberikan sedikit pemberian (derma) dari masing-masing individu.


(37)

Dewan Syariah Nasional MUI dalam Fatwa DSN No. 21/ DSN-MUI/III/ 2002 tentang pedoman umum asuransi syariah mendefinisikan usaha saling tolong menolong diantara sejumlah orang atau pihak melalui investasi dalam bentuk tabarru yang memberikan pola pengembalian untuk menghadapi resiko tertentu melalui akad yang sesuai dengan syariah.10

Dari beberapa definisi di atas dapat disimpulkan bahwa asuransi syariah adalah saling melindungi dan tolong menolong yang disebut dengan

“ta’awun”. Yaitu, prinsip hidup saling melindungi dan saling tolong menolong atas dasar ukhuwah islamiah antara sesama anggota peserta asuransi dalam menghadapi malapetaka (resiko).

Akad yang sesuai dengan syariah adalah akad yang tidak mengandung unsur gharar, maisir dan riba. Dalam asuransi ada 2 jenis akad, yakni: akad tijaroh (semua bentuk akad yang dilakukan untuk tujuan komersial dan akad tabarru’ (semua bentuk akad yang dilakukan dengan tujuan kebijakan dan tolong menolong, bukan semata-mata untuk tujuan komersial).

Dengan akad tijarah perusahaan bertindak sebagai mudharib atau pengelola dan peserta bertindak sebagai shahibul mal atau pemegang polis. Sedangkan dalam akad tabarru’ peserta memberikan hibah yang akan digunakan untuk menolong peserta lain yang terkena musibah, dan perusahaan bertindak sebagai pengelola dan hibah. Jenis akad tijarah dapat diubah menjadi jenis akad tabarru’, bila pihak yang bertindak haknya dengan

10

Fatwa Dewan Syariah Nasional No.21/DSN-MUI/X/2001, Tentang Pedoman Umum Asuransi Syariah, Dewan Syariah Nasional MUI, 2001


(38)

rela melepaskan haknya sehingga menggugurkan kewajiban pihak yang belum menunaikan kewajibannya. Sedangkan jenis akad tabarru’ tidak dapat diubah menjadi akad tijarah.

1. Landasan Hukum Asuransi Syariah

Sedangkan Undang-undang yang harus diatasi oleh ummat Islam selama tidak bertentangan dengan AL-Quran dan Hadist Nabi, diantarannya:

a) Peraturan perasuransian telah di atur dalam pasal 1774 Kitab Undang-Undang Hukum Perdata Asuransi digambarkan secara umum dalam suatu persetujuan untung-untungan yaitu suatu perbuatan yang hasilnya, mengenai untung ruginya baik untuk semua pihak maupun beberapa pihak, tergantung pada suatu kejadian yang belum tentu.11

b) UU No. 2 tahun 1992, tentang usaha perasuransian, dijelaskan bahwa. “asuransi adalah perjanjian antara dua pihak atau lebih, dimana pihak penanggung mengikatkan diri kepada tertanggung, dengan menerima premi asuransi, untuk memberikan penggantian kepada tertanggung karena kerugian, kerusakan atau kehilangan keuntungan yang diharapkan, atau tanggung jawab hukum kepada pihak ketiga yang mungkin akan diderita tertanggung, yang timbul dari suatu peristiwa yang tidak pasti, atau untuk memberikan suatu pembayaran yang didasarkan atas meninggal atau hidupnya seseorang yang dipertanggungkan.

11

R. Subekti dan R. Tjirosudibio, Kitab Undang-Undang Hukum Dagang (KUHD) dan Undang-Undang Kapitalis, (Jakarta, PT. Pradnya Paramita, 1992), cet. 25, h. 380


(39)

c) Peraturan pemerintah RI No. 73 tahun 1992 tentang penyelenggaraan usaha perasuransian.

2. Prinsip Dasar Asuransi Syariah

Takaful atau asuransi syariah dalam menjalankan usahanya bertujuan memberikan perlindungan kepada peserta yang bermaksud menyediakan sejumlah dana bagi ahli warisnya dan atau penerima hibah, wasiat, bila peserta tersebut meninggal dunia. Selain itu takaful/asuransi syariah berfungsi pada sebagai penyedia dana yang dapat digunakan untuk berjaga-jaga apabila kesulitan di saat mendatang, akibat sakit, kecelakaan maupun karena sebab lainnya. Takaful atau asuransi memiliki tiga konsep dasar, yaitu.12

a) Saling bertanggung jawab, dimana sesama peserta mampu merasakan banwa antara satu dengan yang lainnya adalah bersaudara.

b) Saling bekerja sama dan saling membantu, artinya sesama peserta harus semakin meningkatkan kepeduliannya dalam upaya meringankan beban saudara yang lain. Jadi dengan bertakaful, diharapkan azaz kebersamaan akan tercipta dengan sendirinya, sehingga komitmen saling membantu benar-benar tercipta.

c) Saling melindungi, dimana komitmen membela dan saling mensejahterakan sangat diharapkan tercipta melalui kepesertaannya di takaful atau asuransi syariah.

12


(40)

3. Perbedaan Asuransi Syariah dengan Asuransi Konvensional

Hal yang membedakan asuransi syariah dengan asuransi konvensional adalah konsep keduanya. Asuransi konvensional memiliki konsep transfer of risk di mana nasabah memindahkan resiko yang dimilikinya kepada perusahaan asuransi. Bila nanti nasabah mengalami kerugian, maka perusahaan dengan dana yang dimilikinya akan mengganti kerugian yang dialami nasabah. Sementara, asuransi syariah memiliki konsep sharing of risk di mana para nasabah berakad untuk saling tolong menolong dan saling melindungi atas resiko yang mungkin akan dihadapi. Dana yang dikeluarkan apabila ada nasabah yang mengalami kerugian berasal dari dana tabarru, yaitu dana kumpulan peserta, bukan dana perusahaan.

Perbedaan lain antara asuransi konvensional dengan asuransi syariah juga terletak pada sumber penghasilan yang diperoleh masing-masing perusahaan. pada asuransi konvensional, sumber penghasilan lebih didasarkan pada sistem bunga yang sangat mungkin mengandung unsur spekulatif dan riba, sedangkan pada asuransi syariah, penghasilan perusahaan lebih bersumberkan pada sistem upah dan bagi hasil.13

Dalam operasional asuransi syariah perusahaan asuransi hanya bertindak sebagai pemegang kepercayaan (amanah), sedangkan yang seharusnya saling tolong menolong, saling melindungi, membantu, dan saling bertanggung jawab adalah para peserta sendiri. Sebagai pemegang kepercayaan (amanah) oleh para peserta untuk mengelola premi serta

13

M. Amin Suma, Asuransi Syariah dan Asuransi Konvensional, (Ciputat: Kholam Publishing, 2006), h. 42


(41)

mengembangkannya dengan jalan yang halal.14 4. Asuransi Dalam Perspektif Islam

Ada beberapa kalangan Islam yang meragukan kebenaran konsep asuransi dilihat dari kacamata Islam. Menurut kalangan tersebut, asuransi dianggap merupakan bentuk usaha yang menentang takdir (qadla dan qadar), karena pada dasarnya Islam mengakui bahwa musibah, kecelakaan dan kematian merupakan takdir Allah. Memang alasan tersebut tidak dapat disalahkan, akan tetapi Islam juga selalu melihat segala sesuatu secara universal. Berbagai interprestasi mengenai makna ayat-ayat Al-quran dan Hadits yang bersifat konstan-absolut dapat digunakan menjadi modal utama dalam menjawab tantangan dan perkembangan jaman yang bersifat positif relatif, termasuk menanggapi masalah asuransi ini.

Jadi sistem proteksi atau asuransi dibenarkan sejauh telah memenuhi syarat-syarat lain dalam konsep muamalat secara Islami. Dalam konsep muamalat secara Islami, setidaknya ada beberapa hal yang jelas diharamkan, yaitu adanya unsur gharar (ketidakjelasan dana), unsur maisir (judi/gambling), riba, zhulum (penganiayaan) risywah (suap), barang haram dan pembuatan maksiat.

Sementara itu, hukum bilangan besar yang menjadi teori dasar dari cara kerja asuransi dalam memperkirakan masa depan, merupakan aplikasi dari kaidah fiqhiyyah, al-„adah muhakkamah. Di mana kaidah tersebut menjelaskan bahwa dijadikan landasan hukum bagi peristiwa berikutnya.

14

M. Syakir Sula, Asuransi Syariah, Konsep dan Sistem Operasional, (Jakarta: Gema Insani, 2004), h. 176


(42)

Interaksi ini mengharuskan adanya persesuain dengan nilai dasar yang ada dalam syariah Islam.15

5. Peluang Asuransi Syariah

Seiring dengan kemajuan dunia perbankan syariah, asuransi syariah juga berkembang pesat, seperti pembentukan Syarikat Takaful Indonesia pada tahun 1994, sedangkan asuransi konvensional yang ditandai dengan pembentukan asuransi jiwa bersama Bumi Putra, didirikan tahun 1912. Walaupun asuransi syariah lebih muda dari asuransi konvensional. Faktanya menunjukkan bahwa asuransi konvensional sejak tahun 1912 hingga tahun 2005 rata-rata hanya mencapai 1,69 perusahaan (1%) untuk setiap tahunnya, sedangkan asuransi syariah ternyata bisa mencapai pertumbuhan rata-rata 2,45 perusahaan (8%) dalam satu tahun.16

Puncak kenaikannya asuransi syariah secara kuantitatif terjadi pada awal-awal hingga pertengahan tahun 2002-an, tepatnya pada tahun 2002 sampai tahun 2006, bila diakhir tahun 1990an, di Indonesia baru terdapat dua perusahaan asuransi syariah (Syarikat Takaful dan Mubarakah), maka pada tahun pertama tahun 2000-an justru meningkat menjadi 29 perusahaan. Terhitung sejak tahun 1994 hingga tahun 2007 bahkan meningkat mencapai 130 perusahaan asuransi syariah pertahun di Indonesia (17%).17

15

Hasan Ali, Asuransi dalam Perspektif Hukum Islam suatu tinjauan analisis historis, teoritis, dan praktisis, (Jakarta: permada media, 2004). h. 26

16

M. Amin Suma, Menggali Akar, Mengurai Serat Ekonomi dan Keuangan Islam (Tangerang: Kholam Publishing, 2008), h. 408-409

17


(43)

C. Konsep Tentang Respon 1. Pengertian Respon

Ditinjau dari segi gramatika, kata “respon” berasal dari kata “response”, yakni kosakata bahasa Inggris yang diserap dan telah mengalami penyesuaian ke dalam bahasa Indonesia. “Response” merupakan sinonim “jawaban”, “balasan”, “tantangan”, “reaksi”.18 “Kamus Besar Bahasa Indonesia”, mengartikan “respon” sebagai “tanggapan; reaksi; jawaban.19 Tanggapan adalah sesuatu yang muncul

akibat adanya suatu gejala atau peristiwa. Reaksi merupakan tanggapan terhadap suatu aksi.20 Sedangkan jawaban memiliki arti sesuatu yang

timbul karena adanya suatu pernyataan.

Menurut “Kamus Besar Ilmu pengetahuan”, respon adalah “reaksi psikologis-metabolik terhadap tibanya suatu rangsangan. Ada yang bersifat otomotis seperti reflex dan reaksi emosional langsung, ada pula yang bersifat terkendali”.21 Senada dengan itu, Astrid Susanto menguraikan bahwa “respons” adalah reaksi penolakan atau penganiayaaan ataupun sikap acuh tak acuh yang terjadi dalam diri seseorang telah menerima “pesan”. Sedangkan Ahmad Subandi mengemukakan respon dengan istilah “umpan balik” (feed back) yang

18

John M. Echols dan Hasan Shadily, Kamus Inggris-Indonesia, cet.28 (Jakarta: Gramedia Pustaka Utama, 2006), h. 481

19

Dapertemen Pendidikan dan Kebudayaan, Kamus Besar Indonesia, ed II, cet.7 (Jakarta: Balai Pustaka, 1995), h.838. Lihat juga:Poerwadinata, Psikologi Komunikasi, cet.3 (Jakarta:UI, 1999), h. 43

20

Peter Salim, Kamus Besar Bahasa Indonesia Kontemporer, (Jakarta: English Modern Press, 1991), h. 43

21

Save D. Dagun, Kamus Besar Ilmu Pengetahuan, (Jakarta: Lembaga Pengkajian dan Kebudaaan Nusantara, 2007), h. 964


(44)

memiliki peranan atau pengaruh yang besar dalam menentukan baik tidaknya suatu komunikasi.22

Menurut Louis Thursone, respon merupakan jumlah kecenderungan dan perasaan, kecurigaan dan prasangka, pemahaman yang mendeteil, ide-ide, rasa takut, ancaman dan keyakinan tentang suatu hal yang khusus. Pengertian tersebut dapat diketahui bahwa cara pengungkapan sikap dapat melalui, yaitu:

1. Pengaruh atau penolakan 2. Penilaian

3. Suka atau tidak suka

4. Kepositifan atau kenegatifan suatu objek psikologi.

Perubahan sikap dapat menggambarkan bagaimana respon seseorang atau sekelompok orang terhadap objek-objek tertentu seperti perubahan lingkungan atau situasi lain. Sikap yang muncul dapat positif yakni cenderung menyenangi, mendekati dan mengharapkan suatu objektif, seseorang disebut mempunyai respon positif dilihat dari tahap kognisi, afeksi, dan psikomotorik.

Sebaliknya seseorang mempunyai respon negatif apabila informasi yang didengarkan atau perubahan suatu objek tidak mempengaruhi tindakan atau malah menghindar dan membenci objek tertentu. Ada dua jenis variabel yang dapat mempengaruhi respon, yaitu :

1. Variabel struktural, yaitu faktor-faktor yang terkandung dalam

22


(45)

rangsangan fisik, misalnya jawaban dari responden yang di pengaruhi oleh suasana hati seperti marah dan bingung.

2. Variabel fungsional, yaitu faktor-faktor yang terdapat pada diri sipengamat, misalnya kebutuhan suasana hati dan pengalaman masa lalu.

Dalam Dollard dan Miller mengemukakan bahasa memegang peranan penting dalam pembentukan respon masyarakat. Respon-respon tertentu terikat dengan kata-kata, dan oleh karena itu, ucapan dapat berfungsi sebagai mediator atau menentukan hirarki mana yang bekerja. Artinya sosialisasi yang mempergunakan bahasa, baik lisan maupun tulisan merupakan media strategis dalam pembentukan respon masyarakat. Apakah respon tersebut berbentuk respon positif atau negatif, sangat tergantung pada sosialisasi dari objek yang akan direspon. Berdasarkan pengertian di atas, dapat disimpulkan bahwa respon adalah sesuatu yang timbul akibat adanya peristiwa atau kejadian.

2. Macam-macam Respon

Berdasarkan teori yang dikemukakan oleh Steven M. Chaffe maka respon itu sendiri terbagi menjadi tiga diantaranya adalah23:

a) Komponen Kognitif (pengetahuan) Respon kognitif berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, dan informasi sesorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap apa yang dipahami atau dipersepsikan oleh khayalak.

23

Drs. Jalaludin Rakhmat, M.Sc, Psikologi Komunikasi, (Bandung: PT. Remaja Rosdakarya, 1999), h. 214


(46)

b) Komponen Afektif (sikap) Respon afektif berhubungan dengan emosi, sikap dan nilai sesorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan pada apa yang disenangi khayalak terhadap sesuatu.

c) Komponen Konatif (tindakan) Respon yang berhubungan dengan perilaku nyata, meliputi tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berprilaku. Dengan kata lain respon ini menunjukan intensitas sikap, yaitu kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.

d) Suatu sikap terbentuk pada diri seseorang akan dipengaruhi oleh faktor internal maupun eksternal. Mengenai reaksi yang dapat diberikan individu terdapat objek sikap dapat dijelaskan bahwa objek akan dipersespsi oleh individu yang bersangkutan.

3. Faktor- Faktor Terbentuknya Respon

Tanggapan yang dilakukan seseorang dapat terjadi jika terpenuhi faktor penyebabnya. Hal ini perlu diketahui supaya individu yang bersangkutan dapat menanggapi dengan baik. Pada proses awalnya individu mengadakan tanggapan tidak hanya dari stimulus yang ditimbulkan oleh keadaan sekitar. Tidak semua stimulus itu mendapat respons individu, sebab individu melakukan terhadap stimulus yang ada persesuaian atau yang menarik dirinya. Dengan demikian maka akan ditanggapi adalah individu selain tergantung pada stimulus juga bergantung pada keadaan individu itu sendiri.


(47)

akan bergantung pada 2 faktor, yaitu:

a) Faktor internal, yaitu faktor yang ada di dalam diri setiap individu manusia terdiri dari unsur, yaitu jasmani dan rohani. Kondisi kedua unsur tersebut sangat berpengaruh ketika seseorang mengadakan respons terhadap suatu keadaan. Apabila salah satu unsur mengalami gangguan, maka respon yang dihasilkan akan berbeda intensitasnya. b) Faktor eksternal, yaitu faktor yang ada di luar diri setiap individu

(lingkungan) atau lazim disebut sebagai stimulus. Stimulus merupakan kegiatan bagian penting dalam proses terbentuknya suatu respons. Namun demikian, tidak semua stimulus mendapat respon dari individu. Supaya stimulus dapat disadari oleh individu, maka stimulus harus cukup kuat. Bila tidak, bagaimanapun besarnya perhatian dari individu, stimulus tidak akan ditanggapi atau disadari. Dengan demikian, ada batas kekuatan minimal tertentu yang harus dimiliki stimulus agar bisa memindahkan kesadaran pada individu. Batas kekuatan minimal stimulus tersebut lazim diistilahkan dengan “ambang absolut sebelah bawah” atau bisa juga disebut “ambang stimulus”.24

D. Minat

1. Pengertian minat

Setiap individu mempunyai kecenderungan fundamental untuk berhubungan dengan sesuatu yang berada dalam lingkungannya. Jika

24


(48)

suatu itu memberikan kesenangan pada dirinya kemungkinan ia akan berminat sesuatu itu. Minat muncul apabila individu tertarik kepada sesuatu karena sesuai dengan kebutuhannya atau merasakan bahwa sesuatu yang akan dipelajari dirasakan berarti bagi dirinya. Kebutuhan disini yaitu seperti kebutuhan akan aktualisasi diri, kebutuhan estetis, kebutuhan kognitif, kebutuhan akan penghargaan, kebutuhan cinta dan rasa memiliki, kebutuhan akan keamanan dan kebutuhan fisiologi.25

Dilihat dari segi bahasa minat berarti “ kecenderungan hati yang tinggi terhadap sesuatu; gairah; keinginan”.26

Dalam ensiklopedi umum disebutkan bahwa minat adalah “kecenderungan bertingkah laku yang terarah pada obyek kegiatan atau pengalaman tertentu”.27 WJS. Poerwadarminta dalam Kamus Umum Bahasa Indonesia menyatakan bahwa minat adalah perkataan atau ungkapan, kesukaan (kecenderungan hati) kepada sesuatu.28

Sedangkan minat menurut istilah, penulis kemukakan dari beberapa ahli psikologi sebagai berikut:

a. Menurut Drs. Mahfudin Shalahuddin minat adalah “perhatian yang mengandung unsur-unsur perasaan, minat adalah suatu sikap yang menyebabkan seseorang berbuat aktif dalam suatu kegiatan”.29

25

Nigel C. Benson dan Simon Grove, Mengenal Psikologi For Beginners, (Bandung: Mizan, 2000), cet. Ke- 1 h. 110

26

Tim Penyusun Kamus Besar Indonesia, (Jakarta: Balai Pustaka, 19990), ce. Ke-3, h. 583 27

Hasan Shadily, Ensiklopedi, (Jakarta: Ichtiar Barn- Van Heeve, (983), jilid IV, h. 2252 28

W.J.S. Poerwadarminta, Kamus Besar Bahasa Indonesia, (Jakarta: PN, Balai Pustaka, 1984) h. 650

29

Mahfudhn Shalahuddin, Pengantar Psikologi Pendidikan, (Surabaya: PT. Bina Ilmu, (1990), h. 90


(49)

b. Menurut Alisuf Sabri minat adalah “suatu kecenderungan untuk selalu memperhatikan dan mengingat sesuatu secara terus menerus”.30

c. Menurut Muhibbin Syah minat adalah “kecenderungan dan kegairahan yang tinggi atau keinginan yang besar terhadap sesuatu”.31

d. Slameto berpendapat minat adalah ”Suatu rasa lebih suka dan rasa keterkaitan pada suatu hal atau aktifitas tanpa ada yang menyuruh”.32

e. Crow & Crow mengatakan “Minat atau interest bisa berhubungan dengan daya gerak yang mendorong kita untuk cenderung atau merasa tertarik pada orang, benda, kegiatan, ataupun bias berupa pengalaman yang efektif yang dirangsang oleh kegiatan itu sendiri.33

Dari beberapa pendapat yang dikemukakan para ahli psikologi diatas maka penulis menyimpulkan bahwa minat adalah suatu kecenderungan yang erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang (positif) terhadap sesuatu yang dianggapnya berharga atau sesuai kebutuhan dan memberi kepuasan kepadanya. Sesuatu itu dapat berupa aktifitas, orang, pengalaman atau benda yang dapat dijadikan sebagai stimuli atau rangsangan yang memerlukan respon terarah. Apabila sesuatu itu dianggapnya sesuai dengan kebutuhan atau menyenangkan baginya maka sesuatu itu akan dilaksanakan. Namun sebaliknya, apabila sesuatu itu tidak menyenangkan maka sesuatu itu akan ditinggalkannya.

30

Alisuf Sabri, Psikologi Pendidikan, (Jakarta: Pedoman Ilmu Jaya, (1996), cet. Ke-2, h. 84 31

Muhibbin Syah, Psikologi Pendidikan dengan Pendeketan Baru, (Bandung: Pt. Remaja Rosdakarya, 2001), cet. Ke-6, h. 136

32

Slameto, Belajar dan Faktor-faktor yang Mempengaruhinya, (Jakarta: PT. Adi Mahasatya. 2002), cet. Ke-4, h. 180

33

L. Crow & A. Crow, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: Nur Cahya, 1989), Terjemahan dari Education Psycologi, cet. Ke-1, h. 302


(50)

2. Unsur-unsur minat

Sebagaimana yang dikemukakan oleh Abdurrahman Abror dalam bukunya Psikologi Pendidikan bahwa minat itu mengandut tiga unsur, yaitu:

a. Unsur kognisi (mengenal) dalam pengertian bahwa minat itu didahului oleh pengetahuan dan informasi mengenai obyek yang dituju oleh minat tersebut.

b. Unsur emosi (perasaan) karena dalam partisipasi atau pengalaman itu disertai dengan perasaan tertentu (biasanya perasaan senang)

c. Unsur konasi (kehendak) merupakan kelanjutan dari dua unsur diatas yaitu diwujudkan dalam bentuk kemauan dan hasrat untuk melakukan suatu kegiatan.34

Dengan unsur-unsur minat yang dikandung oleh minat tersebut maka minat dapat dianggap sebagai respon sadar, sebab kalau tidak demikian maka minat tidak akan berarti apa-apa.

34

Abdurrahman Abror, Psikologi Pendidikan, (Yogyakarta: PT. Tiara Wacana, 1993), cet. Ke-4 h. 112


(51)

78

A. Kesimpulan

Berdasarkan penelitian ini bertujuan untuk mengetahui respon kognitif, afektif dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukun UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi Syariah. Analisis menggunakan analisis regresi linear berganda dengan program Statistical Product and Service Solution (SPSS) Versi 21. maka diperoleh kesimpulan sebagai berikut:

Jika dilihat dari hasil uji t atau uji secara parsial, variabel kognitif (pengetahuan), dan konatif (tindakan) menunjukan hasil dan nilai ujit t yang baik terhadap minat berasuransi Syariah akan tetapi pengaruhnya tidak signifikan. Dan untuk variabel afektif (sikap) menunjukan hasil yang kurang baik terhadap minat berasuransi Syariah dan pengaruhnya tidak signifikan.

Untuk pengujian secara simultan diperoleh hasil bahwa hipotesis penelitian ini yaitu respon pegawai yang diukur dari tiga variabel yaitu, kognitif, afektif, dan konatif menunjukan nilai yang baik dan hasilnya signifikan terhadap minat berasuransi Syariah.

Yang perlu dicermati dalam hasil penelitian ini adalah perbedaan hasil signifikansi dari masing-masing uji statistik, yaitu uji t dan uji f. Pada uji t, ketiga variabel menujukan hasil yang tidak signifikan walaupun ada dua variabel yang mempunyai nilai t hitung lebih besar dari t tabel. Dalam hal ini


(52)

penyebabnya bisa dari beberapa faktor, antara lain berasal dari instrument pengukur penelitian itu sendiri (pertanyaan di kuesioner) atau bisa juga itu memang benar-benar jawaban dari responden berdasarkan apa yang mereka tahu, rasakan, dan mereka lakukan pada kenyataan sebenarnya.

Perlu diperhatikan pula perbedaan antara signifikansi statistik (statistical significance) dan signifikansi praktis (practical significance). Kedua signifikansi ini tidak selalu memiliki makna yang seiring. Signifikansi statistik memang dapat dihitung dan karenanya dapat ditunjukkan secara objektif, namun dari sisi praktis, adanya signifikansi praktis perlu dilandasi oleh pertimbangan akal.1 Hal itu antara lain dikarenakan signifikan-tidaknya suatu statistik yang diuji tergantung antara lain pada ukuran sampel (n) dan variabilitas data. Akhirnya baik juga dicermati apa yang dikatakan oleh Hays

bahwa: “Statistical significance is a statement about the likelihood of the observed result, nothing else. It does not guarantee that something important, or even meaningful, has found”.

B. Saran

Berdasarkan hasil kesimpulan penelitian bahwa terdapat pengaruh respon kognitif, afektif, dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi syariah. Maka peneliti akan memberikan beberapa saran yang mungkin dapat menjadi bahan pertimbangan bagi pembaca dan bagi penelitian selanjutnya antara lain:

1

G. Diekhoff, Statistics for the Social and Behavioral Sciences: Univariate, Bivariate, Multivariate, (Dubuque, IA.: Wm. C. Brown Publishers, 1992).


(53)

1. Perusahaan Asuransi Syariah di harapkan dapat memberikan sosialisasi secara langsung, dengan datang ke berbagai perguruan-perguruan tinggi di Indonesia khususnya perguruan tinggi Islam dan memberikan pengetahuan secara jelas tentang apa dan bagaimana asuransi syariah, baik dari segi operasional, produk-produk, akad, sistem, dan konsep asuransi yang ditawarkan, dan juga mekanisme yang dilakukan oleh asuransi syariah. 2. Kurangnya minat asuransi syariah dalam penelitian ini khususnya

pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, namun dengan adanya penelitian tersebut pegawai banyak yang berminat terhadap asuransi syariah dibandingkan asuransi konvensional.

3. Pada penelitian selanjutnya, diharapkan menggunakan sampel yang lebih besar sehingga hasil yang akan diperoleh lebih meyakinkan.


(54)

36

A. Jenis dan Pendekatan Penelitian

Jenis penelitian yang dilakukan merupakan penelitian deskriptif yaitu jenis penelitian yang memberikan gambaran atau uraian atas suatu keadaan sejelas mungkin tanpa ada perlakuan terhadap objek yang diteliti.1 Adapun

pendekatan penelitian yang digunakan penulis adalah penelitian kuantitatif yaitu penelitian yang informasi atau datanya dianalisis menggunakan statistik.2

B. Lokasi Penelitian

Lokasi atau daerah yang menjadi obyek dalam penelitian ini adalah kampus UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yang beralamat di Jl. Ir. H. Juanda 95 Ciputat 15412 Tangerang Selatan, Banten. Penelitian dilakukan di UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yaitu pada pegawai Fakultas Syariah dan Hukum.

C. Populasi

Populasi merupakan keseluruhan dari unit analisis yang diperoleh berdasarkan ciri-ciri yang diduga dari sampel yang hendak

1

Ronny Kountur, Metode Penelitian Untuk Penulisan Skripsi dan Tesis, (Jakarta: PPM, 2007), h. 109

2


(55)

digeneralisasikan atau dianalisis secara umum.3 Dalam penelitian ini yang

menjadi objek populasi sebanyak 31 responden dan kuesioner disebarkan pada pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta.

D. Variabel Penelitian

Untuk menghindari adanya perbedaan penafsiran, maka dibawah ini akan dijelaskan mengenai variabel yang akan digunakan.

1. Variabel Independen (X)

Variabel bebas (Independent Variabel) merupakan variabel stimulus atau variabel yang mempengaruhi variabel lain. Variabel ini merupakan variabel yang diukur, dimanipulasi atau dipilih oleh peneliti untuk menentukan hubungannya dengan suatu gejala yang akan diobservasi.4

Dalam hal ini yang menjadi variabel independen adalah sebagai berikut: a. Respon Kognitif (X1)

Respon Kognitif yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu. respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak.

b. Respon Afektif (X2)

Respon Afektif yaitu respon yang berkaitan erat dengan pengetahuan keterampilan dan informasi seseorang mengenai sesuatu.

3

Sugiyono, Metode Penelitian Bisnis. (Bandung: Alpha Belta, 2007), h. 73 4


(56)

Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap yang dipahami atau dipersepsi oleh khalayak.

c. Respon Konatif (X3)

Respon Konatif yaitu respon yang berhubungan dengan prilaku nyata yang meliputi tindakan atau perbuatan.

2. Variabel Dependent (Y)

Variabel ini sering disebut sebagai variabel stimulus, prediktor, Accident.5 Dalam bahasa Indonesia sering disebut sebagai variabel bebas.

Variabel bebas adalah merupakan variabel yang mempengaruhi atau yang menjadi sebab perubahannya atau timbulnya variabel dependen (terikat) dalam penelitian ini yang merupakan variabel dependen adalah (Y) minat berasuransi syariah.

a. minat berasuransi syariah (Y)

Tabel 3.1

Operasional Variabel Penelitian

Variabel Definisi Indikator

Kognitif

(Pengetahuan) (X1).

oleh Steven M. Chaffe (Wilhoit & Harold de Bock, Tahun 1980.

Respon kognitif berkaitan dengan pengetahuan, keterampilan, dan informasi sesorang mengenai sesuatu. Respon ini timbul apabila adanya perubahan terhadap apa yang dipahami atau dipersepsikan oleh khayalak.

a. Pengetahuan tentang keberadaan asuransi syariah.

b. Pemahaman mengenai asuransi syariah dan asuransi

konvensional.

c. Pengetahuan tentang prinsip asuransi syariah.

d. Pengetahuan tentang akad-akad dan produk-produk asuransi syariah

e. Pengetahuan tentang landasan hukum asuransi syariah dalam perspektif Islam.

5


(57)

Afektif (Sikap) (X2).

oleh Steven M. Chaffe (Wilhoit & Harold de Bock, Tahun 1980.

Respon afektif berhubungan dengan emosi, sikap dan nilai sesorang terhadap sesuatu. Respon ini timbul apabila ada perubahan pada apa yang disenangi khayalak terhadap sesuatu.

a. Penilaian terhadap asuransi syariah

b.Keyakinan bahwa prinsip yang digunakan di dalam asuransi syariah akan menguntungkan semua pihak.

Konatif (Tindakan) (X3). Oleh oleh Steven

M. Chaffe (Wilhoit & Harold de Bock, Tahun 1980.

Respon yang berhubungan dengan perilaku nyata, meliputi tindakan, kegiatan, atau kebiasaan berprilaku. Respon ini menunjukan intensitas sikap, yaitu kecenderungan bertindak atau berperilaku seseorang terhadap objek sikap.

a. keinginan untuk berasuransi syariah.

b. Kecendrungan untuk mencari informasi seputar tentang asuransi syariah

c. Keinginan memiliki produk asuransi syariah.

Minat Berasuransi Syariah (Y), oleh L. Crow & A. Crow, Tahun 1989

suatu kecenderungan yang erat kaitannya dengan perasaan terutama perasaan senang (positif) terhadap minat berasuransi syariah khususnya pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta yaitu untuk memberikan perlindungan terhadap kemungkinan terjadinya suatu kerugian pada masa mendatang.

a. Minat terhadap produk-produk asuransi syariah

b. Minat terhadap asuransi jiwa (life)

c. Minat terhadap produk-produk yang ada pada asuransi umum (general)

d. Minat terhadap asuransi syariah e. Minat terhadap manfaat yang ada

di asuransi syariah.

E. Teknik Pengumpulan Data 1. Data Primer

Data primer merupakan data yang dihimpun secara langsung dari sumbernya dan diolah sendiri oleh lembaga bersangkutan untuk dimanfaatkan.6 Adapun metode yang digunakan untuk mendapatkan data primer ini adalah:

a. Kuesioner dan Angket

Angket merupakan daftar pertanyaan yang diberikan kepada orang lain dengan maksud agar orang yang diberi angket tersebut bersedia

6Burhan Bungin, “Metode Penelitian Kuantitatif” Komunikasi, Ekonomi, dan Kebijakan


(58)

memberikan respon sesuai dengan permintaan.7 Dalam penelitian ini

angket diberikan kepada pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta. Skala yang digunakan adalah skala likert untuk mengukur sikap, pendapat dan persepsi seseorang tentang kejadian atau gejala sosial.8

Jawaban dari penelitian ini dapat diberi skor :

Tabel 3.2 Skala Likert

Sangat Tidak Setuju

Tidak Setuju

Ragu Setuju Sangat Setuju

(STS) 1 (TS) 2 (R) 3 (S) 4 (SS) 5

2. Data Sekunder

Data sekunder adalah data penelitian yang diperoleh secara tidak langsung melalui media perantara (dihasilkan pihak lain) atau digunakan lembaga lainnya yang bukan merupakan pengolahnya, tetapi dapat dimanfaatkan dalam suatu penelitian tertentu.9 Data tersebut didapat

dengan cara mempelajari literatur-literatur yang berhubungan dengan masalah penelitian yaitu riset kepustakaan, penelitian kepustakaan merupakan penelitian yang dilakukan dengan mencari data atau informasi

7

Muhammad Idrus, Metode Penelitian Ilmu Sosial: Pendekatan Kualitatif dan Kuantitatif, (Yogyakarta: Erlangga, 2009), edisi ke-2, h. 100

8

Sugiyono, Metode Penelitian Kuantitatif Kualitatif dan R&B , (Bandung: Alpha Belta, 2007), h. 93

9

Mudrajad Kuncoro, Metode Riset untuk Bisnis & Ekonomi, (Jakarta: Erlangga, 2009), edisi ke-3, h. 122


(59)

riset melalui membaca jurnal ilmiah, buku-buku referensi dan bahan-bahan publikasi yang tersedia di perpustakaan.10

F. Teknik Pengelolaan Data

Cara pengelolaan data dalam penelitian ini meliputi beberapa tahap, yaitu 1. Editing, yaitu dari data yang telah dikumpulkan akan dilakukan

pemilihan-pemilihan untuk menjaga validitas, reliabilitas dan akurasinya. 2. Coding atau scoring, yaitu dari data yang telah diedit tersebut kemudian dilakukan pemberian kode dan skor sesuai dengan klasifikasi data yang telah ditentukan .

3. Entry data, yaitu dari data yang telah di edit diberi kode dan skor tersebut kemudian di entry dengan menggunakan bantuan komputer dengan menggunakan program spss, yaitu program pengelolaan statistik.

Hal ini didasarkan oleh beberapa pertimbangan, antara lain: 1. Mempercepat proses analisis.

2. Diharapkan memberikan hasil yang akurat dan tepat.

G. Tehnik Analisis Data

Untuk mengetahui sejauh mana respon kognitif, afektif dan konatif pegawai Fakultas Syariah dan Hukum UIN Syarif Hidayatullah Jakarta terhadap minat berasuransi syariah akan dianalisis dengan menggunakan

10

Rosady Ruslan, Metode Penelitian: Public Relations dan Komunikasi, (Jakarta: Rajawali Pers, 2010), cet ke-5, h. 31


(60)

model analisis regresi linier berganda yaitu dengan menggunakan pengujian validitas dan realibilitas, uji asumsi klasik, dan uji statistik.

1. Uji Validitas dan Reliabilitas

a. Uji Validitas

Uji Validitas digunakan untuk mengukur valid tidaknya suatu kuesioner. Suatu kuesioner dikatakan valid jika pertanyaan pada kuesioner mampu untuk mengungkapkan suatu yang akan diukur oleh kuesioner tersebut.11 Jika validitas tinggi, maka data yang ada akan

menunjukkan tidak adanya penyimpangan. Rumus yang digunakan untuk mengukur validitas adalah:

Keterangan:

Rxy =

rxy = Koefisien korelasi X dan Y

N = Jumlah responden X = Skor tiap item Y = Skor total

Validitas data diukur dengan rnembandingkan r hitung dengan r tabel (r product moment). Jika r hitung > r table, dan nilai positif maka butir atau pertanyaan tersebut dinyatakan valid.12

b. Uji Reliabilitas

11

Imam Ghozali, Aplikasi Analisis Multinariate Dengan Program SPSS, Cetakan IV, Undip, Semarang, 2006, h. 45

12


(61)

Uji reliabilitas data adalah suatu uji yang dilakukan untuk mengukur suatu kuesioner yang merupakan indikator dari suatu variabel atau konstruk. Dengan kata lain alat ukut tersebut mempunyai hasil yang konsisten apabila digunakan berkali-kali pada waktu yang berbeda. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika jawaban seseorang dalam kuesioner konsistensi atau stabil dari waktu ke waktu. Suatu kuesioner dikatakan reliabel atau handal jika memberikan nilai Cronbach Alpha> dari 0,60.13 Standarisasi

relialibilitas ini didasari oleh kaidah relialibilitas Guilfor. Adapun bagan kaidah Guilfor adalah sebagai berikut.

Tabel 3.3

Kaidah Realibilitas Guilfor14

Koefisien Kriteria

< 0.2 Tidak Reliabel

0.2 – 0.39 Kurang Reliabel

0.4 – 0.59 Cukup Reliabel

0,6 – 0.79 Reliabel

> 0.8 Sangat Reliabel

2. Uji Asumsi Klasik

Untuk memperoleh hasil yang lebih akurat pada analisis regresi linier berganda ini, maka dilakukan pengujian asumsi klasik agar hasil yang diperoleh memliki sifat Best Linier Unbiased Estimator (BLUE). Beberapa asumsi klasik yang harus dipenuhi terdiri dari:

13

Imam Ghozali. “Aplikasi Analisis Multivariate dengan Program SPSS”. Badan Penerbit Universitas Diponerogo: Semarang, 2005), h. 45

14

Eva Rosdiana Dewi, Pengaruh Gaya Kepemimpinan dan Motivasi Kerja Terhadap Kepuasan Kerja Karyawan, Skripsi, (studi di Bank Syariah Mandiri Cabang BSD), Fakultas Syariah dan Hukum UIN Jakarta, 2013, h. 38


(62)

a. Uji Normalitas

Uji Normalitas bertujuan untuk menguji apakah model regresi, variabel terikat dan variabel bebas keduanya mempunyai distribusi normal atau tidak. Model regresi ini yang baik adalah memiliki distribusi data normal atau mendekati normal. Normalitas dapat dideteksi dengan melihat histogram dari residualnya.

Menurut Priyatno menyatakan bahwa kriteria pengambilan keputusan yaitu sebagai berikut:15

1) Jika data menyebar disekitar garis diagonal dan mengikuti garis diagonal atau grafik histogramnya menunjukan pola distribusi normal regresi memenuhi asumsi normalitas.

2) Jika data menyebar jauh dari garis diagonal dan atau tidak mengikuti arah garis diagonal atau grafik histogram tidak menunjukan pola distribusi normal, maka model regresi tidak memenuhi asumsi normalitas.

b. Uji Heteroskedastisitas

Heteroskedatisitas adalah keadaan dimana terjadinya ketidaksamaan varian dari residual pada model regresi. Model regresi yang baik mensyaratkan tidak adanya masalah heteroskdastisitas. Heteroskedastisitas menyebabkan penaksir atau estimator menjadi tidak efisien dan nilai koefisien determinasi akan menjadi sangat tinggi.

15

Duwi Priyatno, Analisis Korelasi, Regresi, dan Multivariate dengan SPSS, (Yogyakarta: Gava Media, 2013), h. 59


(63)

Untuk mendeteksi ada tidaknya heteroskedastisitas dengan melihat pola titik-titik pada scatterplots regresi. Jika titik-titik menyebar dengan pola yang tidak jelas di atas dan di bawah angka 0 pada sumbu Y maka tidak terjadi masalah heteroskedastisitas. Scatterplot dapat dilihat pada output regresi.16

c. Uji Multikoliniearitas17

Uji Multikoliniearitas merupakan uji yang ditunjukan untuk menguji apakah model regresi ditemukan adanya korelasi antar variabel bebas (variabel independen). Model uji regresi yang baik selayaknya tidak terjadi multikoliniearitas. Untuk mendeteksi ada atau tidaknya multikoliniearitas18

:

1) Menganalisis korelasi antar variabel bebas. Jika antar variabel bebas ada korelasi yang cukup tinggi (diatas 0,90) maka hal ini merupakan indikasi adanya multikoliniearitas.

2) Multikoliniearitas dapat juga diukur dengan VIF, jika VIF < 10 maka tingkat koliniearitas dapat ditoleransi.

d. Uji Autokorelasi

Menurut Priyatno menyatakan bahwa autokorelasi adalah keadaan dimana terjadinya korelasi dari residual untuk pengamatan yang satu dengan pengamatan yang lain yang disusun menurut runtun waktu.

16

Duwi Priyatno, Ibid. h. 103 17

Tony Wijaya, Analisis Multivariant, (Yogyakarta: Penerbit Universitas Atma Jaya, 2010), h. 51

18

Tony Wijaya, Cepat Menguasai SPSS 19 Untuk Olah dan Interpretasi, (Yogyakarta: Cahaya Atma, 2011), h. 123


(1)

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Kognitif (X

1

)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,795 8

Hasil Uji Validitas Variabel Afektif (X

2

)

Jawaban P1 Jawaban P2 Jawaban P3 Jawaban P4 Jawaban P5 total Jawaban P1 Pearson Correlation 1 .786** .685** .639** .575** .876**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .001 .000

N 31 31 31 31 31 31

JawabanP2 Pearson Correlation .786** 1 .653** .638** .633** .869**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 31 31 31 31 31 31

Jawaban P3 Pearson Correlation .685** .653** 1 .546** .565** .803**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .001 .000

N 31 31 31 31 31 31

JawabanP4 Pearson Correlation .639** .638** .546** 1 .719** .850**

Sig. (2-tailed) .000 .000 .001 .000 .000

N 31 31 31 31 31 31

Jawaban P5 Pearson Correlation .575** .633** .565** .719** 1 .827**

Sig. (2-tailed) .000 .001 .001 .000 .000

N 31 31 31 31 31 31

total Pearson Correlation .876** .869** .803** .850** .827** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 31 31 31 31 31 31


(2)

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Afektif (X

2

)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,815 6

Hasil Uji Validitas Variabel Konatif (X

3

)

Jawaban P1 Jawaban P2 Jawaban P3 Jawaban P4 Jawaban P5 Total

Jawaban P1 Pearson Correlation 1 .272 .146 .259 .032 .441*

Sig. (2-tailed) .138 .434 .159 .865 .013

N 31 31 31 31 31 31

Jawaban P2 Pearson Correlation .272 1 .711** .672** .542** .897

Sig. (2-tailed) .136 .000 .000 .000 .000

N 31 31 31 31 31 31

Jawaban P3 Pearson Correlation .146 .711** 1 .637** .501** .793**

Sig. (2-tailed) .434 .000 .000 .004 .000

N 31 31 31 31 31 31

Jawaban P4 Pearson Correlation

.259 .672 .637** 1 .482** .813

Sig. (2-tailed) .159 .000 .000 .006 .000

N 31 31 31 31 31 31

Jawaban P5 Pearson Correlation .032 .642** .501** .482** 1 .753**

Sig. (2-tailed) .865 .000 .004 .006 .000

N 31 31 31 31 31 31

Total Pearson Correlation .441* .897** .793** .813** .753** 1

Sig. (2-tailed) .013 .000 .000 .000 .000

N 31 31 31 31 31 31

*. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed). **. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed).


(3)

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Konatif (X

3

)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,790 6

Hasil Uji Validitas Variabel Minat Berasuransi Syariah (Y)

Correlations

Jawaban P1 Jawaban P2 Jawaban P3 Jawaban P4 Jawaban P5

Minat Berasuransi

Syariah

Jawaban P1 Pearson Correlation 1 .398* .464** .456* .493** .653**

Sig. (2-tailed) .027 .009 .010 .005 .000

N 31 31 31 31 31 31

Jawaban P2 Pearson Correlation .398 1 .819** .793** .521** .871**

Sig. (2-tailed) .027 .000 .000 .003 .000

N 31 31 31 31 31 31

Jawaban P3 Pearson Correlation .464** .819** 1 .847** .659** .926**

Sig. (2-tailed) .009 .000 .000 .000 .000

N 31 31 31 31 31 31

Jawaban P4 Pearson Correlation .456* .793** .847** 1 .631** .911**

Sig. (2-tailed) .010 .002 .000 .000 .000

N 31 31 31 31 31 31

Jawaban P5 Pearson Correlation .493** .521** .659** .631** 1 .776**

Sig. (2-tailed) .005 .003 .000 .000 .000

N 31 31 31 31 31 31

Minat Berasuransi Syariah

Pearson Correlation .653** .871** .926** .911** .776** 1

Sig. (2-tailed) .000 .000 .000 .000 .000

N 31 31 31 31 31 31

**. Correlation is significant at the 0.01 level (2-tailed). *. Correlation is significant at the 0.05 level (2-tailed).


(4)

Hasil Uji Reliabilitas Variabel Minat Berasuransi Syariah(Y)

Reliability Statistics

Cronbach's Alpha N of Items

,813 6

Lampiran 5

HASIL OUTPUT SPSS REGRESI, UJI ASUMSI KLASIK, KOEFISIEN

DETERMINASI, UJI t, dan UJI F

Model Summaryb

Model R R Square

Adjusted R Square

Std. Error of the

Estimate Durbin-Watson

1 ,852a ,727 ,696 2,074 2,114

a. Predictors: (Constant), konatif, kognitif, afektif b. Dependent Variable: Minat Berasuransi Syariah (Y)

Coefficientsa

Model

Unstandardized Coefficients

Standardized Coefficients

t Sig.

Collinearity Statistics

B Std. Error Beta Tolerance VIF

1 (Constant) -2,074 2,533 -,819 ,420

kognitif ,299 ,140 ,355 2,137 ,042 ,366 2,731

afektif ,075 ,199 ,074 ,375 ,711 ,259 3,856

konatif ,602 ,217 ,492 2,768 ,010 ,320 3,122


(5)

ANOVAa

Model Sum of Squares df Mean Square F Sig.

1 Regression 308,624 3 102,875 23,927 ,000b

Residual 116,086 27 4,299

Total 424,710 30

a. Dependent Variable: Minat Berasuransi Syariah (Y) b. Predictors: (Constant), konatif, kognitif, afektif


(6)