Faktor Yang Menyebabkan Remaja Suka Menongkrong

Melihat penjelasan Nabi di atas, nongkrong bukanlah kegiatan yang dilarang sama sekali dalam Islam, namun ada batasan-batasan disana yang harus ditaati seperti menundukkan pandangan, menjawab salam dan lain sebagainya. namun dikalangan masyarakat umum, nongkrong lebih banyak dilakukan oleh anak-anak muda atau remaja untuk menghabiskan waktu senggang mereka. jika saja hal yang mereka lakukan mengacu pada apa yang telah nabi anjurkan dalam menongkrong, itu akan menjadi kegiatan nongkrong yang positif. Namun faktanya, nongkrong tak lagi banyak memberi manfaat baik bagi pengguna jalan ataupun warga sekitar. kejahatan seperti mabuk-mabukan, mengggoda pengguna jalan, merokok bahkan berjudi menjadi pemandangan yang biasa ditemukan ketika ada sekelompok orang nongkrong di pinggir jalan. Dengan fenomena remaja yang suka nongkrong di tepi jalan, hendaklah ada tindakan-tindakan pencegahan yang dapat mengurangi penjamuran remaja yang suka nongkrong ini karena jika dibiarakan akan menimbulkan hal-hal yang tidak diinginkan. Hendaklah para remaja-remaja ini dibimbing dan dibina ke perkumpulan ceramah-ceramah atau tausiah agama, karena selain mempererat kekuatan umat Muslim juga akan menghindari dari dampak negatif nongkrong yang tidak bermanfaat ini.

B. Faktor Yang Menyebabkan Remaja Suka Menongkrong

Perkembangan sosial pada masa remaja menuntut remaja untuk memisahkan diri dari orang tuanya dan menuju ke arah teman-teman sebayanya. Hal itu merupakan proses perkembangan remaja, yaitu bahwa secara naluriah anak itu mempunyai dorongan untuk berkembang dari posisi “dependent” ketergantungan ke posisi “independent” bersikap mandiri. Melepaskan diri dari orang tuanya merupakan salah satu bentuk dari proses perkembangan tersebut. 8 Menurut Erikson ditinjau dari perkembangan sosial menamakan proses ini sebagai pencarian identitas diri, yaitu menuju pembentukan diri ke arah individualitas yang mantap dimana hal ini merupakan aspek penting dalam perkembangan diri menuju kemandirian. Remaja adalah tingkat perkembangan anak yang telah mencapai jenjang menjelang dewasa, pada jenjang ini kebutuhan remaja telah cukup kompleks, cakrawala interaksi sosial dan pergaulan remaja telah cukup luas. Dalam penyesuaian diri terhadap lingkungannya, remaja telah mulai memperlihatkan dan mengenal berbagai norma pergaulan, yang berbeda dengan norma yang berlaku sebelumnya di dalam keluarganya, Remaja menghadapi berbagai lingkungan, bukan saja bergaul dengan berbagai umur. Dengan demikian, remaja mulai memahami norma pergaulan dengan kelompok remaja, kelompok anak-anak, kelompok dewasa, dan kelompok orang tua. 8 Syamsu Yusuf, Psikologi perkembangan Anak dan Remaja Jakarta: Citra Press, 2001, h. 123. Kehidupan sosial remaja ditandai dengan menonjolnya fungsi intelektual dan emosional. Remaja sering mengalami sikap hubungan sosial yang tertutup sehubungan dengan masalah yang dialaminya. Menurut Erick Erison, bahwa masa remaja terjadi masa krisis, masa pencarian jati diri. Dia berpendapat bahwa penemuan jati diri seseorang didorong oleh sosiokultural.Pergaulan remaja banyak diwujudkan dalam bentuk kelompok-kelompok, baik kelompok besar maupun kelompok kecil. 9 Faktor yang mempengaruhi kenakalan remaja terbagi menjadi dua bagian, yakni faktor remaja itu sendiri internal dan faktor dari luar eksternal. 1. Faktor Internal Krisis identitas: Perubahan biologis dan sosiologis pada diri remaja memungkinkan terjadinya dua bentuk integrasi. Pertama, terbentuknya perasaan akan konsistensi dalam kehidupannya. Kedua, tercapainya identitas peran. Kenakalan ramaja terjadi karena remaja gagal mencapai masa integrasi kedua. Kontrol diri yang lemah: Remaja yang tidak bisa mempelajari dan membedakan tingkah laku yang dapat diterima dengan yang tidak dapat diterima akan terseret pada perilaku „nakal‟. Begitupun bagi mereka yang telah mengetahui perbedaan dua tingkah laku tersebut, namun tidak bisa mengembangkan kontrol diri untuk bertingkah laku sesuai dengan pengetahuannya. 2. Faktor Eksternal Faktor ini sangat berpengaruh besar terhadap remaja saat ini, antara lain: 9 Sari Yunita, Fenomena dan tantangan Remaja Menjelang Dewasa Yogyakarta: Brilliant Books, 2011, h. 30-31. a. Keluarga dan Perceraian orangtua, tidak adanya komunikasi antar anggota keluarga, atau perselisihan antar anggota keluarga bisa memicu perilaku negatif pada remaja. Pendidikan yang salah di keluarga pun, seperti terlalu memanjakan anak, tidak memberikan pendidikan agama, atau penolakan terhadap eksistensi anak, bisa menjadi penyebab terjadinya kenakalan remaja. Ini menunjukkan bahwa faktor yang berkenaan dengan orangtua secara umum tidak mendukung banyak, sedangkan sikap sekolah ternyata dapat menjembatani hubungan antara kenakalan teman sebaya dan prestasi akademik. 10 b. Teman sebaya yang kurang baik Teman sebaya adalah hubungan individu pada anak-anak atau remaja dengan tingkat usia yang sama serta melibatkan keakraban yang relatif besar dalam kelompoknya. 11 c. Komunitaslingkungan tempat tinggal yang kurang baik. 12

C. Dampak Positif dan Negatif dari Nongkrong