BAB 1 PENDAHULUAN
1.1. Latar belakang
Menurut Soegijanto 2008 penyakit campak adalah penyakit akut yang disebakan oleh virus campak yang sangat menular pada anak-anak. ditandai
dengan panas, batuk, pilek, konjungtivitis dan ditemukan spesifik enantem koplik’s spot, diikuti dengan erupsi makulopapular yang menyeluruh. Bertahun-
tahun kejadian penyakit campak terjadi pada anak-anak balita meminta banyak korban tetapi masyarakat belum menyadari bahayanya Ranuh dkk, 2008.
Di Dunia diperkirkan setiap tahun terdapat 30 juta orang yang menderita campak. Pada tahun 2002 dilaporkan kematian campak di dunia sebanyak 777.000
dan 202.000 diantaranya berasal dari negara ASEAN serta 15 dari kematian campak tersebut dari Indonesia. Tahun 2005 diperkirakan 345.000 kematian di
seluruh Dunia, yang terbanyak terjadi pada anak-anak Depkes, dalam Hartati, 2008.
Kejadian penyakit campak sangat berkaitan dengan keberhasilan program imunisasi campak. Indikator yang bermakna untuk menilai ukuran kesehatan
masyarakat di Negara berkembang adalah imunisasi campak. Bila cakupan imunisasi mencapai 90, maka dapat berkontribusi menurunkan angka kesakitan
dan angka kematian sebesar 80-90. Amerika Serikat mencapai eradikasi campak pada tingkat cakupan sekitar 90. Indonesia pada saat ini berada pada tahap
reduksi dengan pengendalian dan pencegahan Kejadian Luar Biasa KLB. Tingkat penularan infeksi campak sangat tinggi sehingga sering menimbulkan
KLB. Penyakit ini dapat dicegah dengan pemberian Imunisasi Campak. Tanpa program imunisasi attack rate 93,5 per 100.000 Depkes, dalam Hartati, 2008.
Kasus Campak dengan gizi buruk akan meningkatkan Case Fatality Rate Depkes, dalam Hartati, 2008.
Universitas Sumatera Utara
Pada awal tahun 1980, pada waktu angka cakupan Imunisasi Camapk global hanya 20, didapatkan lebih dari 90 juta kasus.pada pertengahan tahun
1990, dengan angka cakupan 80, angka tersebut turun tajam sampai 20 juta kasus. Jadi, bahkan dengan angka cakupan 80,masih sulit untuk mencapai target
eradikasi Global. Sesuai dengan Resolusi Majelis Kesehatan Dunia World Health Assembly tahun 2003, Indonesia berkomitmen menurunkan angka kematian
akibat penyakit yang dapat dicegah dengan Imunisasi diantaranya penyakit campak hingga 90 pada tahun 2010 dibandingkan dengan tahun 2000 Depkes
RI, 2009. Menurut Soegijanto 2008 World Health Organization WHO dengan
Programnya The Expanded Programme on Immunization telah mencanangkan target global untuk mereduksi insidens Campak sampai 90,5 dan mortalitas
sampai 95,5 dari pada tingkat pre-EPI pada tahun 1995. Beberapa negara berhasil hampir mendekati fase eliminasi. Beberapa macam jadwal Imunisasi dan
strategi telah digunakan, tetapi ada beberapa Negara yang tidak berhasil. Kegagalan ini biasanya disebabkan oleh kegagalan dalam meng-implementasikan
rencana strategi secara adekuat. Prioritas utama untuk penanggulangan penyakit Campak adalah melaksanakan program Imunisasi lebih efektif. Pada saat ini di
negara yang sedang berkembang, angka kejadian Campak masih tinggi dan seringkali dijumpai penyulit,maka WHO menganjurkan pemberian Imunisasi
Campak pada bayi berumur 9 bulan, dan strategi untuk eliminasi penyakit Campak adalah melakukan Imunisasi massal pada anak umur 9 bulan sampai 12
tahun, meningkatkan cakupan Imunisasi rutin pada bayi umur 9 bulan, melakukan surveilens secara intensif dan follow-up Imunisasi massal Ranuh dkk, 2008.
Universitas Sumatera Utara
1.2. Rumusan Masalah