BAB 2 TINJAUAN PUSTAKA
2.1. Campak
2.1.1. Definisi
Campak adalah suatu penyakit infeksi virus akut yang sangat menular, yang ditandai dengan demam, batuk, konjungtivitis dan ruam kulit. Cara
penularan dengan dropblet dan kontak. Penderita bias menularkan infeksi ini dalam waktu 2 - 4 hari sebelum timbulnya ruam kulit dan selama ruam kulit ada
Behrman dkk, 2000.
2.1.2. Etiologi
Menurut Soegijanto 2008 penyakit Campak disebabkan oleh karena virus Campak. Virus campak termasuk di dalam famili paramyxovirus. Virus Campak
sangat sensitif terhadap panas, sangat mudah rusak pada suhu 37°C. Toleransi terhadap perubahan pH baik sekali. Bersifat sensitif terhadap eter, cahaya, trysine.
Virus mempunyai jangka waktu hidup yang pendek short survival time yaitu kurang dari 2 jam. Apabila disimpan pada laboratorium, suhu penyimpanan yang
baik adalah pada suhu -70ºC Ranuh dkk, 2008.
2.1.3. Gejala klinis
Masa tunas campak mencapai 10 - 20 hari. Gejala Penyakit Campak dapat dibagi dalam 3 stadium yaitu :
1. Stadium Kataral Prodomal Pada stadium kataral ini Biasanya berlangsung selama 4 - 5 hari disertai
gejala panas, malaise, batuk, fotophobia, konjungtivitis. Menjelang akhir stadium kataral dan 24 jam sebelum timbul enantema, timbul bercak koplik’s spot yang
patognomonik bagi morbili. Lokalisasinya dimukosa bukalis berhadapan dengan molar bawah. Gambaran darah tepi ialah limfositosis dan leukopenia. Secara
klinis gambaran penyakit menyurupai influlensa dan sering di diagnosis sebagai influenza Behrman dkk, 2000.
Universitas Sumatera Utara
2. Stadium Erupsi Pada stadium erupsi ini Timbul enantema atau titik merah di palatum
durum dan palatum mole. Terjadinya eritema yang berbentuk makula papula disertati meningkatnya suhu badan. Mula-mula eritema timbul dibelakang telinga,
dibagian atas lateral tengkuk, sepanjang rambut dan bagian belakang bawah. Kadang-kadang terdapat perdarahan ringan pada kulit, Rasa gatal, dan muka
bengkak. Ruam mencapai anggota bawah pada hari ke tiga dan akan menghilang dengan urutan seperti terjadinya Behrman dkk, 2000.
3. Stadium Konvalensi Pada stadium konvalensi Erupsi berkurang meninggalkan bekas yang
berwarna lebih tua yang lama kelamaan akan hilang sendiri. Hiperpigmentasi ini merupakan gejala pathognomonik untuk morbili. Suhu tubuh menurun sampai
menjadi normal kecuali bila ada komplikasi Behrman dkk, 2000.
2.1.4. Penularan