mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU memiliki tingkat pengetahuan yang tergolong sedang. Namun hal ini tentu masih wajar karena responden pada penelitian
tersebut belum mendapat pelajaran mengenai SADARI dalam perkuliahan mereka. Hasil penelitian Erniati dan Suci Serniatika 2004 menyatakan bahwa tingkat
pengetahuan ibu-ibu di daerah perkotaan dan pedesaan terhadap SADARI masih tergolong kurang. Hasil penelitian ini sama dengan penelitian Nina Munawaroh
Damanik 2009 yang menyatakan bahwa tingkat pengetahuan wanita usia20-40 tahun di kelurahan Polonia terhadap SADARI masih tergolong kurang. Hal ini sesuai dengan
hasil penelitian ini, dimana responden yang merupakan mahasiswi Fakultas Kedokteran yang masih dekat dengan dunia kedokteran saja masih memiliki pengetahuan yang
tergolong sedang, jadi wajar saja jika pengetahuan masyarakat awam yang tidak begitu dekat dengan dunia kedokteran juga masih rendah.
5.2.2 Sikap Mahasiswi FK USU Angkatan 2005 Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI
Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus, yang melibatkan pendapat dan emosi orang yang bersangkutan. Sikap juga dapat didefinisikan sebagai
kesiapan saraf sebelum memberikan respons Notoatmodjo, 2005. Dari hasil penelitian diketahui bahwa sikap Mahasiswi FK USU Angkatan 2005
Terhadap SADARI sebagian besar termasuk dalam kategori baik dengan persentase sebesar 97,1 dan sisanya termasuk dalam kategori sedang dengan persentase sebesar
2,9. Dari 5 pertanyaan yang diajukan untuk mengetahui sikap responden terhadap
SADARI, didapati hasil yang relatif baik. Sebanyak 68 responden 97,1 menyetujui pernyataan mengenai perlunya melakukan SADARI meskipun tidak ada keluhan yang
terjadi pada payudara, segera memeriksakan diri ke dokter saat menemukan adanya kelainan pada payudara, dan dengan melakukan SADARI secara teratur setiap bulan
dapat memudahkan menemukan adanya kelainan pada payudara. Sebanyak 65 responden 92,9 menyetujui pernyataan bahwa kanker payudara stadium dini
Universitas Sumatera Utara
prognosanya akan lebih baik. Sebanyak 64 responden 91,4 menyetujui pernyataan bahwa SADARI perlu dilakukan secara rutin setiap bulan.
Hal ini berarti mahasiswi FK USU angkatan 2005 sudah bersikap baik dan benar. Sikap responden yang baik tidak sejalan dengan pengetahuan mereka. Hal ini
dikarenakan sikap seseorang tidak hanya dipengaruhi oleh pengetahuan. Masih banyak faktor lain yang mempengaruhinya, misalnya kesadaran dari diri mereka sendiri,
kebiasaan, lingkungan, pikiran, perasaan, serta perhatian mereka terhadap suatu objek sehingga mereka memiliki kepercayaan, penilaian, serta kecenderungan untuk
melakukan SADARI. Hasil penelitian ini sama dengan hasil penelitian yang didapatkan oleh Dahliana
Manulang 2008, dimana hasil penelitiannya menyatakan bahwa tingkat sikap mahasiswi Fakultas Kesehatan Masyarakat USU memiliki tingkat sikap yang tergolong
baik. Hasil penelitian Erniati dan Suci Serniatika 2004 juga menyatakan bahwa tingkat sikap ibu-ibu di daerah perkotaan dan pedesaan terhadap SADARI tergolong baik.
Hasil tersebut sama dengan hasil penelitian ini, dimana sikap responden juga termasuk baik. Namun, sikap yang baik pada penelitian tersebut kemungkinan hanya faktor
kebetulan saja, karena tidak sejalan dengan pengetahuan mereka yang tergolong sedang dan kurang.
5.2.3 Tindakan Mahasiswi FK USU Angkatan 2005 Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri SADARI