Perilaku Gambaran Perilaku Mahasiswi FK USU Angkatan 2005 Terhadap Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI)

Gambar 2.2.2 Cara melakukan SADARI dengan palpasi Yayasan Kesehatan Payudara Jakarta, 2005 Jika pada tahap-tahap pemeriksaan tersebut ditemukan adanya kelainan pada payudara dan daerah aksila ketiak berupa benjolan, nyeri, kemerahan, ulkus, perubahan pada puting, dan perubahan pada kulit payudara, maka sebaiknya segera memeriksakan diri ke dokter untuk mendapatkan pemeriksaan yang lebih akurat. Dengan begitu diharapkan diagnosa pasti dapat segera diketahui dan dapat segera dilakukan langkah yang tepat untuk pengobatan serta diharapkan prognosisnya akan lebih baik.

2.3 Perilaku

2.3.1 Konsep Perilaku Berdasarkan pandangan biologis, perilaku adalah suatu kegiatan makhluk hidup yang bersangkutan. Dengan begitu, yang dimaksud perilaku manusia adalah segala tindakan ataupun kegiatan manusia itu sendiri, yang memiliki bentangan yang sangat luas, termasuk berjalan, menangis, berbicara, tertawa, bekerja, kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya. Dengan kata lain, perilaku manusia adalah segala kegiatan manusia itu sendiri, baik yang dapat diamati langsung, maupun yang tidak dapat diamati oleh pihak lain Notoatmodjo, 2005. Perilaku terbentuk dari dua faktor utama, yaitu faktor eksternal stimulus yang berasal dari luar diri manusia, dan faktor internal respons yang berasal dari dalam diri Universitas Sumatera Utara manusia itu sendiri. Faktor eksternal didapatkan dari lingkungan, seperti sosial, budaya, politik, ekonomi, dan sebagainya. Faktor internal menentukan respons seseorang terhadap stimulus yang ia terima, seperti perhatian, pengamatan, persepsi, motivasi, fantasi, sugesti, dan sebagainya Notoatmodjo, 2005. Benyamin Bloom 1908 dalam Notoatmodjo 2005, membagi perilaku dalam 3 domain perilaku, yaitu kognitif cognitive, afektive affective, dan psikomotor psychomotor. Kemudian dalam perkembangan selanjutnya oleh para ahli pendidikan dan demi kepentingan pendidikan praktis, maka ketiga domain tersebut dikembangkan menjadi 3 domain perilaku sebagai berikut : 1. Pengetahuan Knowledge 2. Sikap Attitude 3. Tindakan atau Praktik Practice 2.3.2 Domain Perilaku 2.3.2.1 Pengetahuan knowledge Pengetahuan merupakan hasil tahu seseorang yang didapatkan dari hasil penginderaan orang tersebut terhadap suatu objek melalui indera yang ia miliki. Penginderaan yang dimiliki manusia berupa indera penglihatan, penciuman, pengecapan, pendengaran, rasa dan rabaan. Penginderaan yang paling banyak berperan dalam proses pengetahuan adalah penglihatan dan pendengaran Notoatmodjo, 2005. Tingkat pengetahuan setiap orang pada dasarnya berbeda-beda. Secara garis besar tingkat pengetahuan dibagi dalam beberapa tingkatan, yaitu : 1. Tahu know Tahu adalah suatu keadaan dimana seseorang dapat mengingat kembali apa yang sudah dipelajari sebelumnya. Tahu merupakan tingkatan pengetahuan yang paling rendah. 2. Paham comprehension Paham bukan berarti hanya sekedar mengetahui sesuatu ataupun dapat menyebutkan sesuatu, tetapi juga dapat menginterpretasikan sesuatu secara benar. Universitas Sumatera Utara 3. Aplikasi application Aplikasi merupakan suatu kemampuan dalam menggunakan materi yang telah dipelajari dalam situasi sebenarnya. 4. Analisis analysis Analisis merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menjabarkan atau memisahkan dan menghubungkan antara komponen- komponen yang masih ada kaitannya antara satu sama lain. 5. Sintesis synthesis Sintesis merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam merangkum atau meletakkan dalam suatu hubungan yang logis komponen- komponen yang dimilikinya. 6. Evaluasi evaluation Evaluasi merupakan suatu kemampuan yang dimiliki seseorang dalam menilai suatu objek. Menurut Notoatmodjo 2005, ada beberapa faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang, yaitu : 1. Pengalaman Pengalaman dapat diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang lain. Semakin banyak pengalaman, semakin banyak pengetahuan seseorang. 2. Tingkat Pendidikan Orang yang berpendidikan tinggi memiliki ilmu yang lebih banyak dan luas daripada orang yang berpendidikan rendah. 3. Keyakinan Seringnya keyakinan didapatkan secara turun temurun tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu. 4. Fasilitas Adanya fasilitas yang memadai dapat menambah pengetahuan seseorang. Contoh : majalah, televisi, radio, koran, dan sebagainya. Universitas Sumatera Utara 5. Penghasilan Secara tidak langsung penghasilan menyokong tingginya pengetahuan melalui pemenuhan fasilitas yang lebih baik. 6. Sosial budaya Kebudayaan serta kebiasaan baik dalam lingkungan keluarga maupun sosial dapat mempengaruhi pengetahuan, persepsi, dan sikap seseorang terhadap sesuatu. 2.3.2.2 Sikap attitude Sikap adalah respons tertutup seseorang terhadap stimulus, yang melibatkan pendapat dan emosi orang yang bersangkutan. Sikap juga dapat di definisikan sebagai kesiapan saraf sebelum memberikan respons Notoatmodjo, 2005. Menurut Campbell 1950 dalam Notoatmodjo 2005, sikap merupakan kumpulan dari gejala dalam merespons suatu stimulus sehingga melibatkan perasaan, pikiran dan gejala kejiwaan lainnya. Menurut Newcomb dalam Notoatmodjo 2005, sikap merupakan kesiapan untuk bertindak dan bukan merupakan pelaksanaan motif tertentu. Sikap belum merupakan aktivitas, tetapi merupakan predisposisi perilaku. Allport 1954 dalam Notoatmodjo 2005 menyatakan bahwa sikap terdiri atas 3 komponen utama, yaitu : a. Kepercayaan, ide, dan konsep terhadap suatu objek b. Kehidupan emosional atau evaluasi seseorang terhadap suatu objek c. Kecenderungan untuk bertindak tend to behave Ketiga komponen utama tersebut secara bersamaan akan membentuk suatu sikap yang utuh total attitude. Menurut Notoatmodjo 2005, sikap juga memiliki beberapa tingkatan seperti yang dimiliki oleh pengetahuan, yaitu : a. Menerima receiving Menerima memiliki arti bahwa seseorang atau suatu subjek mau menerima suatu stimulus yang diberikan oleh suatu objek. Universitas Sumatera Utara b. Menanggapi responding Menanggapi berarti dapat memberikan jawaban serta tanggapan terhadap pertanyaan atau objek yang dihadapi. c. Menghargai valuing Menghargai berarti memberikan penilaian positif terhadap suatu hal, baik itu objek maupun stimulus. d. Bertanggung jawab responsible Bertanggung jawab merupakan tingkatan sikap yang paling tinggi. Dalam hal ini seseorang dikatakan bertanggung jawab jika ia berani mengambil resiko atas setiap sikap yang ia pilih. 2.3.2.3 Tindakan atau Praktik Practice Seperti dikatakan sebelumnya, sikap merupakan kecenderungan untuk melakukan suatu tindakan. Namun, suatu sikap belum tentu dapat terwujud dalam suatu tindakan. Hal ini disebabkan dalam mewujudkan suatu tindakan diperlukan beberapa faktor lain, seperti sarana fasilitas dan prasarana Notoatmodjo, 2005. Berdasarkan kualitasnya, Notoatmodjo 2005 membagi tingkatan tindakan atau praktik dibedakan menjadi 4, yaitu : a. Persepsi perception Persepsi merupakan tindakan tingkatan pertama, dimana dalam hal ini seseorang dapat mengenali dan memilih berbagai objek yang berhubungan dengan tindakan yang akan ia lakukan. b. Respon terpimpin guided response Respon terpimpin merupakan tindakan tingkatan kedua, dimana seseorang mampu melakukan sesuatu sesuai dengan contoh dan urutan yang benar. c. Mekanisme mechanism Mekanisme merupakan tindakan tingkatan ketiga, dimana seseorang baru dikatakan mencapai tingkatan ini jika ia mampu melakukan sesuatu secara otomatis dan benar karena sudah terbiasa. Universitas Sumatera Utara d. Adopsi adoption Adopsi atau adaptasi merupakan tindakan yang sudah dimodifikasi dengan tidak mengurangi kebenaran tindakan tersebut Pengukuran perilaku dapat dilakukan secara tidak langsung melalui wawancara terhadap kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan dalam beberapa waktu yang lalu recall. Selain itu, pengukuran juga dapat dilakukan secara langsung melalui observasi terhadap tindakan responden Notoatmodjo, 2007. Universitas Sumatera Utara BAB 3 KERANGKA KONSEP PENELITIAN DAN DEFINISI OPERASIONAL

3.1 Kerangka Konsep Penelitian