3. Perencanaan Pemulangan Pasien
3.1 Pengertian Perencanaan Pemulangan Perawatan di rumah sakit akan bermakna jika dilanjutkan dengan
perawatan di rumah. Untuk itu, perlu dilakukan persiapan pulang di rumah sakit sesegera mungkin setelah dirawat serta diintegrasikan dalam proses keperawatan.
Perencanaan pemulangan adalah proses dimana pasien mendapatkan pelayanan kesehatan yang diikuti dengan kesinambungan perawatan baik dalam
proses penyembuhan maupun dalam mempertahankan derajat kesehatannya sampai pasien merasa siap untuk kembali ke lingkungannya Pemila, 2009.
Sedangkan menurut Yosep 2007, perencanaan pulang merupakan komponen yang terkait dengan rentang perawatan atau sering disebut perawatan
yang berkelanjutan. Rentang perawatan continuum of care adalah integrasi sistem perawatan yang terfokus pada klien terdiri dari mekanisme pelayanan
perawatan yang membimbing dan mengarahkan klien sepanjang waktu kehidupan melalui perencanaan yang komprehensif yaitu pelayanan yang meliputi kesehatan
mental, sosial dalam rentang semua tingkat perawatan Yose, 2007 dikutip dari Chasca, 1990. Perencanaan pulang ini akan membantu proses transisi klien dari
satu lingkungan ke lingkungan yang lain Potter Perry, 2005.
3.2 Tujuan dan Prinsip Tujuan perencanaan pemulangan adalah meningkatkan kontinuitas
perawatan, meningkatkan kualitas perawatan dan memaksimalkan manfaat sumber pelayanan kesehatan. Perencanaan pemulangan juga dapat mengurangi
Universitas Sumatera Utara
hari rawatan pasien, mencegah kekambuhan, meningkatkan perkembangan kondisi kesehatan pasien dan menurunkan beban perawatan pada keluarga
Pemila,2009 dikutip dari Naylor, 1999. Menurut Stuart 2001, perencanaan pemulangan pasien yang baik dapat mendorong fungsi kemandirian pasien serta
mendorong pasien untuk memiliki kemampuan koping yang adaptif. Selain itu, dengan adanya perencanaan pemulangan pasien dapat meningkatkan kemajuan
pasien, membantu pasien untuk mencapai kualitas hidup optimum sebelum dipulangkan. Perencanaan pemulangan pasien yang baik juga akan memberikan
efek yang penting dalam menurunkan komplikasi penyakit, pencegahan kekambuhan dan menurunkan angka mortalitas dan morbiditas Pemila, 2009
Menurut Yosep 2007, prinsip-prinsip dalam perencanaan pemulangan pasien adalah:
a. Klien sebagai fokus dalam perencanaan pulang. Nilai, keinginan, dan
kebutuhan klien perlu dikaji dan dievaluasi sehingga dapat dimasukkan dalam perencanaan pulang klien.
b. Kebutuhan klien diidentifikasi saat masuk, dirawat sampai sebelum
pulang. Kebutuhan ini dikaitkan dengan masalah yang mungkin timbul setelah pulang sehingga rencana antisipasi masalah dapat dianut untuk
dilaksanakan setelah pulang. c.
Perencanaan pulang dilakukan secara kolaboratif. Perencanaan pulang adalah proses multidisiplin dan tergantung pada kerja sama yang jelas dan
komunikasi lisan atau tertulis di antara peserta tim.
Universitas Sumatera Utara
d. Perencanaan pulang disesuaikan dengan sumber daya dan fasilitas yang
tersedia. e.
Perencanaan pulang dilakukan pada setiap tatanan pelayanan. Pengembangan perencanaan pemulangan yang komprehensif
membutuhkan kolaborasi dengan professional dari lembaga yang melakukan rujukan dan lembaga pelayanan masyarakat atau kesehatan masyarakat. Proses
ini termasuk mengidentifikasi kebutuhan pasien dan menyusun rencana yang menyeluruh untuk memenuhi kebutuhan ini Smeltzer Bare, 2001.
Dalam hal ini, perawat psikiatri dapat memfasilitasi perencanaan pemulangan ini dengan adanya pengkajian melalui observasi dan interaksi dengan
klien seperti respon pasien terhadap pengobatan, pola perilaku klien, intervensi yang efektif dalam proses perawatan klien, kepercayaan klien, dan lain-lain
Stuart, 2001. Menurut Potter dan Perry 2005, hasil yang diperoleh harus ditujukan
untuk keberhasilan perencanaan pulang dimana : a.
Pasien dan keluarga memahami diagnosa, antisipasi tingkat fungsi, obat- obatan dan tindakan pengobatan untuk kepulangan, antisipasi perawatan
tingkat lanjut, dan respon yang diambil pada kondisi kedaruratan. b.
Pendidikan khusus diberikan kepada pasien dan keluarga untuk memastikan perawatan yang tepat setelah klien pulang.
c. Sistem pendukung di masyarakat dikoordinasikan agar memungkinkan
pasien untuk kembali ke rumahnya dan untuk membantu klien dan
Universitas Sumatera Utara
keluarga membuat koping terhadap perubahan dalam status kesehatan pasien.
d. Melakukan relokasi klien dan koordinasi sistem pendukung atau
memindahkan klien ke tempat pelayanan kesehatan lain.
3.3 Perencanaan pemulangan pasien skizofrenia
Menurut Worret 2003, kriteria pemulangan harus disesuaikan untuk menemukan kebutuhan klien dan area masalah yang berfokus terhadap reintegrasi
ke dalam keluarga dan komunitas. Berikut ini adalah dasar kriteria yang dapat dimodifikasi ataupun dikembangkan untuk perencanaan pemulangan yang tepat
bagi pasien : a.
Pasien menunjukkan tidak adanya atau berkurangnya halusinasi dan perubahan sensori lainnya
b. Mengidentifikasi stressor, situasi, atau kejadian yang dapat memicu
halusinasi c.
Mengenali dan mendiskusikan hubungan antara peningkatan ansietas dan manajemen stress
d. Mendeskripsikan teknik-teknik untuk menurunkan ansietas dan
manajemen stress e.
Mengidentifikasi keluarga dan orang terdekat lainnya sebagai sistem pendukung
f. Komunikasi dengan ahli fisiologi, ahli terapi, dan lembaga lain untuk
mendiskusikan kebutuhan pasien
Universitas Sumatera Utara
g. Mendeskripsikan pentingnya pengobatan secara teratur dan kontiniu,
dosis, frekuensi, efek samping, dan efek yang diharapkan h.
Mendeskripsikan rencana untuk mengikuti kelompok sosial pendukung ataupun pusat rehabilitasi dalam batasan waktu tertentu
Yosep 2007 menyatakan bahwa perencanaan pemulangan pasien dengan skizofrenia juga memiliki standar pengkajian dimana data yang dikaji meliputi :
a. Aktivitas hidup sehari-hari
1. Makan dan minum penggunaan alat, cara makan dan minum, pola
makan 2.
Eliminasi kebiasaan, pola, dan kemampuan eliminasi 3.
Personal hygiene kemampuan, frekuensi, dan kebiasaan 4.
Berpakaian dan kerapian diri 5.
Aktivitas 6.
Istirahat pola, lamanya, dan kesulitan memulai tidur 7.
Keagaamaan kegiatan yang dilakukan b.
Tingkat kebutuhan perawatan klien 1.
Kondisi pasien yang membutuhkan perawatan intensif 2.
Kondisi pasien yang memerlukan modifikasi perawatan intensif 3.
Kondisi pasien yang memerlukan perawatan transisi 4.
Kondisi pasien yang memerlukan perawatan minimal c.
Pengetahuan dan kemampuan keluarga tentang : 1.
Penyakit pasien tanda dan gejala, stressor pencetus, cara penanganan 2.
Pengobatan manfaat, efek samping, waktu pemberian
Universitas Sumatera Utara
d. Hubungan interpersonal dalam keluarga
e. Kemampuan dan kemauan pasien dan keluarga dalam penerimaan
tindakan keperawatan f.
Sumber dan sistem pendukung di masyarakat g.
Sumber finansial dan pekerjaan Menurut Keliat 1999, kebutuhan persiapan pulang bagi pasien
skizofrenia mencakup : a.
Makan 1.
Observasi dan tanyakan tentang : jumlah, frekuensi, variasi, macam, dan cara makan
2. Observasi kemampuan pasien dalam menyiapkan dan memberikan
alat makan b.
BAB BAK Observasi kemampuan pasien untuk BAB BAK seperti pergi dan
menggunakan WC, membersihkan diri, dan merapikan pakaian. c.
Mandi 1.
Observasi dan tanyakan tentang frekuensi, cara mandi, menyikat gigi, cuci rambut, gunting kuku, dan cukur.
2. Observasi kebersihan tubuh dan bau badan
d. Berpakaian
1. Observasi kemapuan pasien dalam mengambil, memilih, dan
mengenakan pakaian. 2.
Observasi penampilan dandanan pasien.
Universitas Sumatera Utara
3. Tanyakan dan observasi frekuensi ganti pakaian.
4. Nilai kemampuan yang harus dimiliki pasien : mengambil, memilih,
dan mengenakan pakaian. e.
Istirahat dan tidur Observasi dan tanyakan tentang lama dan waktu tidur, persiapan sebelum
tidur sikat gigi, cuci kaki, dan berdoa, aktivitas sesudah tidur seperti merapikan tempat tidur, mandi, cuci muka dan sikat gigi.
f. Penggunaan obat
Observasi dan tanyakan pada pasien dan keluarga tentang : 1.
Penggunaan obat : frekuensi, jenis, dosis, waktu, dan cara pemberian 2.
Reaksi obat g.
Pemeliharaan kesehatan Tanyakan pada pasien dan keluarga tentang :
1. Apa, kapan, dan kemana perawatan lanjut
2. Siapa saja sistem pendukung yang dimiliki keluarga, teman, institusi,
dan lembaga pelayanan kesehatan dan cara penggunaannya. h.
Aktivitas di dalam rumah i.
Aktivitas di luar rumah, mencakup apa saja yang dapat dikerjakan oleh pasien secara mandiri di luar rumah.
Menurut Keliat 1996, beberapa tindakan keperawatan yang dapat dilakukan dalam persiapan pulang adalah :
a. Pendidikan edukasi, reedukasi, dan reorientasi untuk mencegah
kekambuhan dan mengurangi dampak gangguan jiwa bagi klien.
Universitas Sumatera Utara
Program yang dapat dilakukan adalah : 1.
Keterampilan khusus: ADL, perilaku adaptif, aturan makan obat, penataan rumah tangga, identifikasi gejala kambuh, pemecahan
masalah. 2.
Keterampilan umum: komunikasi efektif, ekspresi emosi yang konstruktif, relaksasi, pengelolaan stress.
b. Program pulang bertahap
Setelah klien mempunyai kemampuan dan keterampilan mandiri maka klien dapat mengikuti program pulang bertahap. Tujuannya adalah untuk
melatih klien kembali ke keluarga dan masyarakat. Yang dipersiapkan adalah apa yang harus dilakukan klien di rumah dan apa yang harus
dilakukan keluarga untuk membantu adaptasi. Kegiatan yang dilakukan klien dan keluarga di rumah dapat dibuatkan daftar dan dievaluasi
keberhasilannya sebagai data untuk rencana berikut. Lamanya pulang cuti ditentukan secara bertahap, misalnya dimulai dari satu kali
seminggu week end live, ditingkatkan dua kali seminggu, kemudian cuti seminggu. Setelah mengikutinya, klien dapat dipulangkan kembali ke
komunitasnya. c.
Rujukan Integrasi kesehatan jiwa di Puskesmas sebaiknya mempunyai hubungan
langsung dengan Rumah Sakit Jiwa.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Yosep 2007, standar evaluasi klien yang dapat pindah dari ruang intermediate ke ruang perawatan minimal persiapan pulang adalah :
a. Mampu berkomunikasi secara verbal dan non verbal, verbal dan
nonverbal sesuai. b.
Mampu berinteraksi dengan orang lain lingkungan konstruktif c.
Mampu melakukan kegiatan harian yang terprogram. d.
Mampu melaksanakan kegiatan harian dengan kontrol minimal. e.
Derajat ketergantungan pada perawat rendah minim. f.
Kegiatan harian dan pengisian waktu luang baik. g.
Mampu mengungkapkan perasaan dengan orang lain secara asertif. Sedangkan kondisi klien yang dapat pulang memiliki standar evaluasi
sebagai berikut: a.
Mampu melaksanakan aktivitas sehari-hari secara mandiri b.
Mempunyai jadwal kegiatan sehari-hari serta penggunaan waktu luang dengan kegiatan yang positif
c. Komunikasi verbal dan nonverbal sesuai
d. Klien sanggup mengatasi stressor pencetus dengan cara-cara
penanganan yang konstruktif e.
Klien dan keluarga mengetahui sistem pendukung yang ada di masyarakat : Puskesmas, Balai Latihan Kerja, dan perawat komunitas.
Universitas Sumatera Utara
Menurut Fortinash dan Worret 2003, hal-hal yang perlu diajarkan oleh perawat dalam perencanaan pemulangan kepada pasien dan keluarganya adalah:
a. Menjelaskan kepada pasien dan keluarga bahwa skizofrenia adalah
gangguan kronik dengan gejala-gejala yang mempengaruhi proses berpikir pasien, mood, dan fungsi sosial pasien.
b. Ajarkan pasien dan keluarga tentang gejala primer dari skizofrenia,
delusi dan halusinasi, dan bagaimana mengatasinya jika membahayakan pasien ataupun keluarganya
c. Menjelaskan pasien dan keluarga bagian-bagian dari skizofrenia,
psikosis tidak selalu muncul, dan fungsi pasien semakin baik jika tidak ada psikosis.
d. Menolong keluarga mengembangkan rencana untuk selalu
berinteraksiberhubungan dengan pasien selama tanda-tanda akut muncul untuk mencegah hospitalisasi kembali.
e. Menginstruksikan pasien keluarga untuk mengenali gejala kambuh
dan untuk menghubungi sistem pelayanan kesehatan darurat ketika pasien mulai membahayakan dirinya maupun orang lain.
f. Mengajarkan keluarga dan pasien tentang pentingnya
pengobatanmedikasi dan efek terapeutik serta non terapeutik pengobatan antipsikotik.
g. Mengatakan kepada keluarga bahwa pasien tidak selalu memiliki
motivasi untuk bergabung dalam aktivitas sosial dan keluarga karena proses penyakit dan efek sedatif dari pengobatan.
Universitas Sumatera Utara
h. Menginstruksikan keluarga untuk tetap bersabar dalam merawat
pasien terutama saat pasien dalam keadaan stress pikiran. i.
Menginformasikan kepada keluarga bahwa pasien akan lebih responsif dalam periode tertentu seperti ketika obat mulai bekerja.
j. Menjelaskan aspek hukum dari pengobatan yang dijalankan, hak-hak
pasien, dan suatu perjanjian sebagai jaminan. k.
Meminta klien dan keluarga untuk mengulangi apa yang sudah dijelaskan perawat sehingga perawat mengetahui apa yang dibutuhkan
oleh pasien dan hal-hal apa yang perlu ditegaskan. l.
Menggunakan metode yang berbeda untuk mengajarkan pasien karena beberapa pasien memiliki defisit kognitif sehingga membutuhkan
teknik alternatif yang lebih bermanfaat. m.
Mengajarkan pasien dan keluarga untuk mengidentifikasi stressor psikososial dan keluarga yang dapat memicu gejala-gejala gangguan
jiwa, serta mengajarkan metode untuk mencegahnya. n.
Menekankan kepada keluarga tentang pentingnya proses pengobatan yang kontinu setelah pemulangan dan untuk melaporkan efeknya.
o. Menolong anggota keluarga mengenali keterbatasan yang mereka
miliki dalam merawat pasien dengan skizofrenia. p.
Menginformasikan kepada keluarga tentang pelayanan kesehatan komunitas dan sumber-sumber yang dapat mendukung dan menolong
pasien memanajemen kegiatan harian, mencari pekerjaan, dan meningkatkan fungsi sosialnya.
Universitas Sumatera Utara
q. Mengajarkan pasien dan keluarga untuk mencari tahu pendidikan
kesehatan mental terbaru atau sumber-sumber terapeutik dari internet dan komunitas.
Selain itu menurut Isaacs 2004, hal-hal yang perlu diajarkan kepada keluarga meliputi:
a. Pengertian skizofrenia, penyebabnya, dan gejala-gejalanya.
b. Obat-obat antipsikotik yang digunakan dan efek samping yang
mungkin muncul. c.
Tindak lanjut perawatan dengan ahli terapi atau manajer perawatan. d.
Cara mengatasi gejala-gejala yang muncul pada klien dengan : 1.
Mengidentifikasi kejadian yang dapat mengecewakan pasien dan berikan bantuan ekstra sesuai kebutuhan
2. Mencatat kapan saja pasien menjadi marah
3. Melakukan tindakan-tindakan yang mengurangi ansietas seperti
istirahat, teknik relaksasi, keseimbangan antara aktivitas dan istirahat, dan diet yang tepat.
4. Tidak menyetujui pernyataan pasien mengenai halusinasinya dan
memberi tahu tentang realitas e.
Informasi tambahan meliputi : 1.
Mengajarkan keluarga dan pasien tentang perawatan diri 2.
Menganjurkan keluarga untuk mengungkapkan kekhawatiran mereka dengan penyedia layanan kesehatan
Universitas Sumatera Utara
3. Menganjurkan keluarga untuk mempertimbangkan bergabung
dengan kelompok pendukung atau bantuan masyarakat seperti National Alliance for Mental Ill NAMI.
Universitas Sumatera Utara
BAB 3 KERANGKA KONSEPTUAL