Perilaku Caring Perawat dalam memberikan Asuhan Keperawatan pada Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan
Perilaku Caring Perawat dalam Memberikan
Asuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan Jiwa
di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan.
SKRIPSI
Oleh
ANDI IRAWAN SIMARMATA NIM : 061101075
Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara
Medan
2010
(2)
Judul Perilaku Caring Perawat dalam memberikan Asuhan
Keperawatan pada Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan
Peneliti Andi Irawan Simarmata
Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
NIM 061101075
Tanggal Lulus: 03 Juli 2010
Pembimbing Penguji 1
………... .………... (Jenny M. Purba, S.Kp,MNS) (Iwan Rusdi, S.Kp, MNS) NIP. 19740108 200003 2 001 NIP. 19730909 200003 1 001
Penguji 2
………. (Anna Kasfi, S.Kep, NS)
Fakultas Keperawatan telah menyetujui skripsi ini sebagai bagian dari persyaratan kelulusan sarjana Keperawatan.
Medan, 10 Juli 2010
…...………. (Erniyati, S.Kp, MNS) NIP. 1967208 199903 2 001 Pembantu Dekan 1
(3)
Departemen Pendidikan Nasional Universitas Sumatera Utara Fakultas Keperawatan
Jl. Prof. Ma’as No.3 Medan – 20155 Telp. (061) 8213318
Nama : Andi Irawan Simarmata
LEMBAR PERSETUJUAN UJIAN SIDANG SKRIPSI
NIM : 061101075
Judul Penelitian : Perilaku Caring Perawat dalam
memberikan Asuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan
Telah memenuhi persyaratan penulisan skripsi sesuai Pedoman Penulisan Proposal Skripsi Mahasiswa S1 Keperawatan USU tahun 2009 dan dapat melaksanakan ujian siding skripsi.
Medan, Juli 2010 Pembimbing Penelitian,
(Jenny M. Purba, S.Kp, MNS) NIP. 19740108 200003 2002
(4)
PRAKATA
Puji syukur penulis panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa atas berkat dan rahmat-Nya sehingga penulis dapat menyelesaikan penelitian dan penulisan skripsi dengan judul “Perilaku Caring Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan“ Skripsi ini disusun sebagai salah satu syarat bagi penulis untuk menyelesaikan pendidikan dan mencapai gelar sarjana di Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara.
Dalam penyusunan skripsi ini penulis mendapatkan bantuan, bimbingan, dan dukungan dari berbagai pihak dengan memberikan butir – butir pemikiran yang sangat berharga bagi penulis baik secara langsung maupun tidak langsung. Oleh karena itu, penulis mengucapkan terima kasih kepada :
1. Bapak dr. Dedi Ardinata, M.Kes sebagai Dekan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
2. Ibu Erniyati, S.Kp, MNS sebagai Pembantu Dekan 1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara
3. Ibu Jenny M. Purba, S.Kp, MNS sebagai dosen pembimbing skripsi penulis yang telah meluangkan waktunya untuk memberikan arahan, bimbingan, dan ilmu yang bermanfaat dalam penyusunan proposal ini.
4. Bapak Iwan Rusdi, S.Kp, MNS selaku dosen penguji I dan dosen yang memvalidasi kuesioner saya, dan kepada Anna Kasfi, SKep, NS selaku dosen penguji II.
(5)
5. Seluruh Dosen Pengajar S1 Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara yang telah banyak mendidik penulis selama proses perkuliahan dan staf non-akademik yang membantu memfasilitasi secara administratif.
6. Ibu Lince Herawati, S.Pd, S.Kep, Ns sebagai koordinator keperawatan di Rumah Sakit Jiwa yang telah membantu peneliti dalam proses penelitian.
7. Teristimewa kepada kedua orang tuaku Bapak A.M. Simarmata dan Ibu S. br. Sibarani atas doa, semangat, dukungan, dan kasih sayangnya yang begitu berarti kepada saya. Terima kasih untuk doa dari abang-abangku dan kakak-kakakku (Era Henny F. br. Simarmata, Harry S. Simarmata, Anita J. br. Simarmata, Daniel P. Simarmata) dan untuk setiap dukungan yang kalian berikan buatku, juga terima kasihku buat lae Edu R. Sitepu untuk bantuan materi yang ia berikan kepada penulis sehingga penulis dapat melanjutkan penulisan skripsi ini dengan lancar. Serta buat keluarga besarku yang tidak dapat disebutkan namanya satu persatu, terimakasih buat doa dan dukungan yang kalian berikan selama ini. 8. Terima kasih juga untuk teman-teman apartemen – 08 (bang Agung, bang Jalich,
bang Taufik, bang Alfa, Jefry, dan Alfi) Terima kasih untuk doa, dukungan, dan semangat yang kalian beri untukku terkhusus dalam pembuatan skripsi ini. 9. Terima kasih juga untuk teman-teman mahasiswa S1 Fakultas Keperawatan
Universitas Sumatera Utara, khususnya stambuk 2006 yang telah memberikan semangat dan masukan dalam penyusunan skripsi ini dan menemani penulis saat pengambilan data (Yohana, Erika, Ledy, Yusrizal, Junita, Marsono, Paula, Merlyn, Anna, Evi, dll) dan terkhusus buat seseorang yang selalu mengisi
(6)
hari-hariku dengan indah, Theodora Irena br. Panjaitan yang senantiasa memberikan doa, dukungan, semangat, motivasi, dan penghiburannya kepada penulis.
10.Semua pihak yang dalam kesempatan ini tidak dapat disebutkan namanya satu per satu yang telah membantu penulis..
Penulis menyadari bahwa dalam penyusunan skripsi ini masih banyak terdapat kekurangan baik dalam penulisan, pengetikan maupun percetakan. Karena itu penulis mengharapkan kritik dan saran yang sifatnya membangun. Semoga skripsi ini dapat bermanfaat nantinya untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Medan, Juli 2010
(7)
DAFTAR ISI
Halaman Halaman Judul
Lembar Persetujuan ... i
Prakata ... ii
Daftar Isi ... v
Daftar Tabel ... vii
Daftar Skema ... viii
Abstrak ... ix
Bab 1 Pendahuluan ... 1
1.1 Latar Belakang ... 1
1.2 Tujuan Penelitian ... 3
1.3 Pertanyaan Penelitian ... 3
1.4 Manfaat Penelitian ... 4
Bab 2 Tinjauan Pustaka ... 5
2.1 Konsep Perilaku ... 5
2.1.1 Definisi perilaku ... 5
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku ... 6
2.2 Konsep Caring ... 7
2.2.1 Pengertian Caring dan Konsep Dasar Caring ... 7
2.2.2 Faktor-faktor Pembentuk Caring ... 12
2.3 Asuhan Keperawatan kesehatan Jiwa... 17
2.3.1 Pengkajian ... 18
2.3.2 Diagnosis ... 19
2.3.3 Perencanaan... 19
2.3.4 Implementasi...19
2.3.5 Evaluasi...20
Bab 3 Kerangka Penelitian ... 22
3.1 Kerangka Konseptual ... 22
3.2 Defenisi Operasional ... 24
Bab 4 Metodologi Penelitian ... 25
4.1 Desain Penelitian ... 25
4.2 Populasi dan Sampel Penelitian ... 25
4.2.1 Populasi ... 25
4.2.2 Sampel ... 25
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian ... 26
4.4 Pertimbangan Etik Penelitian ... 26
(8)
4.6 Validitas dan Reliabilitas Instrumen ... 28
4.7 Pengumpulan Data ... 30
4.8 Analisa Data ... 30
Bab 5 Hasil dan Pembahasan ... 32
5.1 Hasil Penelitian ... 32
5.1.1 Deskripsi karakteristik Responden ... 32
5.1.2 Perilaku caring perawat ... 33
5.2 Pembahasan ... 36
Bab 6 Kesimpulan dan Rekomendasi ... 42
6.1 Kesimpulan ... 42
6.2 Rekomendasi... 43
6.2.1 Bagi Pendidikan Keperawatan ... 43
6.2.2 Bagi Praktek Keperawatan ... 43
6.2.3 Bagi Penelitian Keperawatan ... 43
Daftar Pustaka ... 44
Lampiran-lampiran ... 63
1.Lembar Persetujuan Menjadi Responden Penelitian ... 63
2.Instrumen Penelitian 3.Jadwal Penelitian ... 64
4.Taksasi Dana ... 65
5.Lembar Konsultasi ... 66
6.Hasil Penelitian ... 67
7.Surat Izin Penelitian ... 72
8.Surat izin Telah Selesai Penelitian 9.Curriculum Vitae... 75
(9)
DAFTAR TABEL
Tabel 1. Defenisi operasional variabel penelitian... 24 Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Presentase berdasarkan karakteristik responden
di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan... 33 Tabel 3. Distribusi presentase perilaku caring perawat dalam memberikan
asuhan keperawatan berdasarkan komponen-komponen faktor karatif...34 Tabel 4. Distribusi frekuensi dan presentase perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa di Rumah sakit jiwa Daerah Provsu Medan...35
(10)
DAFTAR SKEMA
Skema 1 Perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa... ... .. 23
(11)
Judul : Perilaku Caring Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan
Nama : Andi Irawan Simarmata
NIM : 061101075
Program Studi : S1 Keperawatan
Tahun : 2010
ABSTRAK
Pelayanan keperawatan mempunyai posisi yang strategis dan merupakan faktor yang paling menentukan untuk tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal dengan asuhan keperawatan yang bermutu. Untuk mewujudkan asuhan keperawatan yang bermutu diperlukan beberapa komponen yang harus dilaksanakan oleh perawat, diantaranya adalah dengan memperlihatkan sikap caring ketika memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan. Dengan menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 36 responden sampel diambil dari perawat yang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan. Instrumen penelitian ini terdiri dari kuesioner karakteristik responden dan kuesioner perilaku caring perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58,3% responden menunjukkan perilaku caring yang cukup, dan 41,7% responden memperlihatkan perilaku caring yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan. Perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan harus lebih memperhatikan pentingnya perilaku caring yang mengindikasikan kesepuluh faktor karatif dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien untuk tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal dengan asuhan keperawatan yang bermutu.
(12)
Judul : Perilaku Caring Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan
Nama : Andi Irawan Simarmata
NIM : 061101075
Program Studi : S1 Keperawatan
Tahun : 2010
ABSTRAK
Pelayanan keperawatan mempunyai posisi yang strategis dan merupakan faktor yang paling menentukan untuk tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal dengan asuhan keperawatan yang bermutu. Untuk mewujudkan asuhan keperawatan yang bermutu diperlukan beberapa komponen yang harus dilaksanakan oleh perawat, diantaranya adalah dengan memperlihatkan sikap caring ketika memberikan asuhan keperawatan kepada pasien.
Penelitian deskriptif ini bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan. Dengan menggunakan teknik simple random sampling sebanyak 36 responden sampel diambil dari perawat yang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan. Instrumen penelitian ini terdiri dari kuesioner karakteristik responden dan kuesioner perilaku caring perawat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 58,3% responden menunjukkan perilaku caring yang cukup, dan 41,7% responden memperlihatkan perilaku caring yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan. Perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan harus lebih memperhatikan pentingnya perilaku caring yang mengindikasikan kesepuluh faktor karatif dalam pemberian asuhan keperawatan kepada pasien untuk tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal dengan asuhan keperawatan yang bermutu.
(13)
BAB 1
PENDAHULUAN
1.1Latar Belakang
Era globalisasi dan perkembangan ilmu dan teknologi kesehatan menuntut perawat sebagai suatu profesi, memberikan pelayanan kesehatan yang optimal dalam memberikan asuhan keperawatan yang bermutu. Asuhan keperawatan yang bermutu merupakan asuhan manusiawi yang diberikan kepada pasien, memenuhi standar dan kriteria profesi keperawatan, sesuai dengan standar biaya dan kualitas yang diharapkan rumah sakit serta mampu mencapai tingkat kepuasan dan memenuhi harapan pasien. Kualitas asuhan keperawatan sangat ditentukan oleh berbagai faktor antara lain: kondisi pasien, pelayanan keperawatan termasuk tenaga keperawatan di dalamnya, sistem manajerial dan kemampuan rumah sakit dalam melengkapi sarana prasarana, serta harapan masyarakat terhadap pelayanan kesehatan/keperawatan yang diberikan di rumah sakit tersebut (Nurachmah, 2001).
Perawat sebagai salah satu faktor yang mempengaruhi kualitas asuhan keperawatan tersebut merupakan faktor yang paling menentukan untuk tercapainya pelayanan kesehatan yang optimal dengan asuhan keperawatan yang bermutu. Untuk dapat melaksanakan asuhan keperawatan dengan baik seorang perawat perlu memiliki kemampuan untuk berhubungan dengan klien dan keluarga, serta berkomunikasi dengan anggota tim kesehatan lain, mengkaji kondisi kesehatan klien baik melalui wawancara, pemeriksaan fisik maupun menginterpretasikan hasil pemeriksaan penunjang, menetapkan diagnosis
(14)
keperawatan dan memberikan tindakan yang dibutuhkan klien, mengevaluasi tindakan keperawatan yang telah diberikan serta menyesuaikan kembali perencanaan yang telah dibuat, dan sebagainya (Copel, L.C. 2007). Asuhan keperawatan bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat dapat memperlihatkan sikap caring kepada klien. Dlam memberikan asuhan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada di samping klien, dan bersikap caring sebagai media pemberi asuhan (Curruth, dkk, 1999). Perilaku yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan ini akan lebih dituntut lagi apabila seorang perawat tersebut berhadapan dengan seorang yang sedang mengalami gangguan jiwa.
Perilaku caring perawat adalah perilaku perawat dalam memberikan asuhan keperawatan yang langsung (maupun tidak langsung) dan aktifitas yang memerlukan keterampilan penuh, proses, dan keputusan dalam mendampingi seseorang dengan cara yang merefleksikan atribut-atribut perilaku seperti empati, suportif, perasaan haru, melindungi, memberi pertolongan, edukasi dan lainnya tergantung pada kebutuhan, masalah, nilai dan tujuan dari orang atau kelompok yang didampingi tersebut (Leininger (1984), dikutip dari Kozier & Erb, 1985).
Berdasarkan studi pendahuluan yang dilakukan peneliti terhadap beberapa perawat di Rumah Sakit Jiwa, didapatkan data bahwa mereka masih sering mengabaikan standar pemberian di dalam asuhan keperawatan yang ada yang tidak sesuai dengan standar asuhan keperawatan yang ada. Perawat pada kenyataannya di dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien masih
(15)
jauh dari apa yang diharapkan. Hal itu didukung dengan pernyataan dari beberapa perawat yang mengatakan bahwa ketika mengobservasi kondisi pasien terkadang mereka melakukannya tanpa berkomunikasi ataupun mendekati pasien tersebut, bahkan terkadang melatih pasien untuk berinteraksi tidak dilakukan, pada saat strategi pertemuan selanjutnya, mereka juga terkadang tidak berada di tempat, dan hal-hal lainnya yang menyebabkan hilangnya rasa percaya pasien kepada perawat tersebut.
Berdasarkan latar belakang tersebut, maka peneliti tertarik untuk melakukan penelitian tentang perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan.
1.2Tujuan Penelitian
1.2.1 Mengidentifikasi karakteristik perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan? 1.2.2 Mendapatkan gambaran tentang perilaku caring perawat dalam
memberikan asuhan keperawatan kepada pasien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan.
1.3Pertanyaan Penelitian
1.3.1 Bagaimana karakteristik perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan?
1.3.2 Bagaimana perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan?
(16)
1.4Manfaat Penelitian
1.4.1 Bagi Pendidikan Keperawatan
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan gambaran kepada perawat mengenai bagaimana perilaku caring yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien di Rumah Sakit Jiwa.
1.4.2 Bagi Praktik Keperawatan
Manfaat dari penelitian ini bagi praktik keperawatan diharapkan agar perawat yang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan tersebut dapat memenuhi standar asuhan keperawatan yang sesuai kepada pasien.
1.4.3 Bagi Penelitian Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan terhadap penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan perilaku caring yang baikm dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa.
(17)
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
Pada bab ini peneliti akan menguraikan mengenai teori-teori sebagai pendukung dalam penelitian yang berhubungan dengan masalah yang akan diteliti yaitu:
2.1 Konsep Perilaku 2.1.1 Definisi Perilaku
Perilaku menurut Skinner (1938) adalah responb atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena perilaku itu terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme dan kemudian organisme tersebut merespon, maka teori Skinner ini disebut teori “S-O-R” atau Stimulus-Organisme-Respon (Skinner, 1938, dalam Notoadmodjo, 2003).
Perilaku merupakan faktor terbesar kedua setelah faktor lingkungan yang mempengaruhi kesehatan individu, kelompok, atau masyarakat (Blum, 1974 dalam Notoadmodjo, 2003). Oleh sebab itu dalam rangka membina dan meningkatkan kesehatan masyarakat, maka intervensi atau upaya yang ditujukan kepada faktor perilaku ini sangat strategis.
Skinner membedakan adanya dua jenis respon yaitu respondent respons dan operant respons. Respondent respons adalah respon yang ditimbulkan oleh rangsangan tertentu yang menimbulkan respon yang bersifat relatif tetap misalnya makanan yang lezat dan beraroma akan merangsang keluarnya air liur. Operant respons adalah respon yang timbul dan berkembang diikuti oleh
(18)
rangsangan tertentu karena bersifat memperkuat respon. Operant respons tersebut merupakan bagian terbesar dari perilaku manusia, serta kemampuan untuk dimodifikasi sangat besar dan tak terbatas (Suliha, 2001).
2.1.2 Faktor-faktor yang Mempengaruhi Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku manusia ditinjau dari tingkat kesehatan seseorang atau masdyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku (behaviour causes) dan faktor di luar perilaku (non-behaviour causes) (Notoadmodjo, 2003). Selanjutnya perilaku itu sendiri ditentukan oleh 3 faktor, yaitu :
a) Faktor-faktor predisposisi (predisposing faktors), yang terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya. b) Faktor-faktor pendukung (enabling faktors), yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidaknya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.
c) Faktor-faktor pendorong (reinforcing faktors), yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan, atau petugas yang lain, yang merupakan kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Secara teori memang perubahan perilaku atau mengadopsi perilaku baru itu disebabkan oleh faktor-faktor tersebut. Beberapa penelitian telah membuktikan hal itu, namun penelitian lainnya juga membuktikan bahwa proses tersebut tidak selalu seperti teori di atas, bahkan di dalam praktik sehari-hari
(19)
terjadi sebaliknya. Artinya, seseorang dapat berperilaku positif, meskipun pengetahuan dan sikapnya masih negatif.
2.2 Konsep Caring
2.2.1 Pengertian Caring dan Konsep Dasar Caring
Caring adalah esensi dari keperawatan yang berarti juga
pertanggungjawaban hubungan antara perawat-klien, dimana perawat membantu berpartisipasi, membantu memperoleh pengetahuan dan meningkatkan kesehatan. Caring adalah esensi dari keperawatan yang merupakan fokus dan sentral dari praktik keperawatan (Barnum, 1998). Caring dalam keperawatan adalah hal yang sangat mendasar. Caring merupakan “heart” profesi, artinya sebagai komponen yang fundamental dari fokus sentral serta unik dari keperawatan (Barnum, 1994). Meskipun perkataan caring telah digunakan secara umum, tetapi tidak terdapat definisi dan konseptualisasi yang universal mengenai caring itu sendiri (Swanson, 1991, dalam Leddy, 1998). Setidaknya terdapat lima perspektif atau kategori mengenai caring, yaitu caring sabagai sifat manusia (Benner & Wrubel, Leininger), caring sebagai intervensi terapeutik (Orem), dan caring sebagai bentuk kasih sayang (Morse et al., 1990, dalam Leddy, 1998).
Caring sulit untuk didefinisikan karena memilki makna banyak : sebagai kata benda atau kata kerja, sebagai sesuatu yang dapat dirasakan, sebagai sikap atau perilaku (Berger & Williams, 1992). Meskipun demikian, pakar-pakar keperawatan banyak yang telah melakukan pendekatan-pendekatan untuk
(20)
mendefinisikan dan menjabarkan perilaku caring. Sedangkan perilaku caring perawat adalah suatu perilaku yang meliputi seperti : mendengarkan penuh perhatian, hiburan, kejujuran, kesabaran, tanggung jawab, menyediakan informasi sehingga pasien dapat membuat keputusan (Watson, 2007).
Pada tahun 1970 Wiedenbach menyatakan bahwa tujuan dari seseorang pereawat adalah bagian dari efektifitasnya, dimana pekerjaan yang sama akan memiliki hasil yang berbeda apabila dilakukan dengan atau tanpa caring. Seni dari keperawatan terletak pada pemikiran dan perasaan yang digunakan perawat dalam mengobservasi pasiennya, mengidentifikasi dan melayani kebutuhannya, dan memvalidasi bahwa pertolongan yang diberikannya bermanfaat bagi pasien (Wiedenbach, 1963, dalam Barnum, 1994).
Leininger pada tahun 1981 berpendapat bahwa caring adalah komponen umum dalam keseluruhan pelayanan keperawatan, dan tanpa perilaku ekspresi, dan aktifitas terapeutik caring, pelayanan keperawatan menjadi tidak lengkap, tidak adekuat dan dapat dipertanyakan (Leininger, 1981, dalam Berger & Williams, 1992). Pada tahun 1984 Leininger kembali mendefinisikan caring yaitu merujuk kepada pemberian asuhan yang langsung (maupun tidak langsung) dan aktifitas yang memerlukan keterampilan penuh, proses, dan keputusan dalam mendampingi seseorang dengan cara yang merefleksikan atribut-atribut perilaku seperti empati, suportif, perasaan haru, melindungi, memberi pertolongan, edukasi dan lainnya tergantung pada kebutuhan, masalah, nilai dan tujuan dari orang atau kelompok yang didampingi tersebut (Leininger, 1984, dalam Kozier & Erb, 1985)
(21)
Pakar keperawatan yang dianggap telah membawa paradigma baru mengenai caring adalah Jean Watson yang pada tahun 1988 mengemukakan asumsi-asumsi mendasar mengenai caring di dalam bukunya yang pertama, Nursing : The Philosophy and Science of Caring, yaitu :
1. Human care hanya dapat diterapkan secara efektif melalui hubungan
interpersonal.
2. Caring terdiri dari faktor-faktor carative yang menghasilkan kepuasan di dalam pemenuhan kebutuhan manusia.
3. Caring yang efektif akan meningkatkan kesehatan dan pertumbuhan
individu maupun keluarga.
4. Respon-respon caring tidak hanya menerima keadaan seseorang saat itu, tetapi juga keadaan selanjutnya.
5. Lingkungan perawatan adalah lingkungan yang memacu pengembangan potensi dan kemungkinan seseorang untuk memilih kegiatan yang terbaik bagi dirinya.
6. Caring bersifat lebih “healthogenic” daripada “curing”. Artinya bahwa caring lebih menekankan pada peningkatan kesehatan daripada pengobatan. Di dalam praktiknya caring mengintegrasikan pengetahuan biofisik dan pengetahuan perilaku manusia untuk meningkatkan derajat kesehatan dan untuk menyediakan pelayanan bagi mereka yang sakit.
7. Caring merupakan sentral bagi keperawatan (Watson, 1988, dalam
(22)
Pada tahun 1988 di dalam bukunya yang kedua, Nursing Human Science and Human care: A Theory of Nursing. Watson mengemukakan 11 asumsi yang berhubungan dengan caring :
1. Perhatian dan kasih sayang merupakan kekuatan batin yang utama dan universal.
2. Kasih sayang yang bermutu dan caring adalah penting bagi kemanusiaan, tetapi sering diabaikan dalam hubungan antar sesama.
3. Kemampuan untuk menyokong ideologi dan ideal caring di dalam praktik keperawatan akan mempengaruhi perkembangan dari peradaban dan menentukan kontribusi keperawatan pada masyarakat.
4. Caring terhadap diri sendiri adalah prasyarat bagi caring terhadap orang lain.
5. Keperawatan selalu memegang konsep caring di dalam berhubungan dengan orang lain dalam rentang sehat-sakit.
6. Caring adalah esensi dari keperawatan dan merupakan fokus utama
dalam praktik keperawatan.
7. Praktik keperawatan secara signifikan telah menekankan pada Human care.
8. Fondasi caring keperawatan dipengaruhi oleh teknologi medis dan birokrasi institusi.
9. Penyediaan dan perkembangan dari Human care menjadi isu yang hangat bagi keperawatan untuk saat ini maupun masa yang akan datang.
(23)
10.Human care hanya dapat diterapkan secara efektif melalui hubungan interpersonal.
11.Kontribusi keperawatan kepada masyarakat terletak pada komitmen pada Human care. (dikutip dari Barnhart, et al., 1994, dalam Mariner-Tomey, 1994; Boyd & Mast, 1989 dalam Fitzpatrick & Whall, 1989).
Berbagai penelitian telah menyatakan tentang caring sebagai fokus sentral keperawatan (Wolf, et al., 2003). Stanizewska & Ahmed (1998) menyatakan di dalam penelitiannya bahwa harapan pasien akan asuhan keperawatan adalah asuhan keperawatan yang mencakup perilaku caring perawat di dalamnya (Stanizewska & Ahmed, 1998, dalam Wolf, et al., 2003; Redman & Lynn, 2005).
Valentine (1997) menyatakan bahwa perilaku caring perawat adalah bagian dari praktik keperawatan profesional yang holistik / menyeluruh. Di dalam penelitiannya ia mengemukakan bahwa pilihan pasien dalam mencari pusat pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh pengalaman positif terhadap perilaku caring perawat (Valentine, 1997, dalam Wolf, Miller, & Devine, 2003). Felgen (2003) juga menyatakan bahwa pasien / konsumen dari pusat pelayanan kesehatan mengharapkan perawat memiliki perilaku caring dalam memberikan pelayanan kesehatan.
(24)
2.2.2 Faktor-faktor Pembentuk Caring
Menurut Watson (2007), fokus utama dari keperawatan adalah faktor-faktor carative yang bersumber dari perspektif humanistik yang dikombinasikan dengan dasar pengetahuan ilmiah. Watson kemudian mengembangkan sepuluh faktor carative tersebut untuk membantu kebutuhan tertentu dari pasien dengan tujuan terwujudnya integritas fungsional secara utuh dengan terpenuhinya kebutuhan biofisik, psikososial dan kebutuhan interpersonal (dikutip dari Dwidiyanti, 1998).
Kesepuluh faktor carative tersebut adalah :
1. Pendekatan humanistik dan altruistik.
Pembentukan sistem nilai humanistik dan altruistik mulai berkembang di usia dini dengan nilai-nilai yang berasal dari orang tuanya. Sistem nilai ini menjembatani pengalaman hidup seseorang dan mengantarkan ke arah kemanusiaan. Perawatan yang berdasarkan nilai-nilai humanistik dan altruistik dapat dikembangkan melalui penilaian terhadap pandangan diri seseorang, kepercayaan, interaksi dengan berbagai kebudayaan dari pengalaman pribadi. Hal ini dianggap penting untuk pendewasaan diri perawat yang kemudian akan meningkatkan sikap altruistik (Dwidiyanti, 1998).
Melalui sistem nilai humanistik dan altruistik ini perawat menumbuhkan rasa puas karena mampu memberikan sesuatu kepada klien (Nurachmah, 2001; Barnhart, et al., 1994 dalam Mariner-Tomey, 1994, Kozier & Erb, 1985).
(25)
2. Menanamkan sikap penuh harapan.
Perawat memberikan kepercayaan dengan cara memfasilitasi dan meningkatkan asuhan keperawatan yang holistik. Dalam hubungan perawat-klien yang efektif, perawat memfasilitasi perasaan optimis, harapan, dan kepercayaan. Di samping itu, perawat meningkatkan perilaku klien dalam mencari pertolongan kesehatan (Nurachmah, 2001; Barnhart, et al., 1994, dalam Marimer-Tomey. 1994; Kozier & Erb, 1985).
Kepercayaan dan pengharapan sangat penting bagi proses karatif maupun kuratif. Perawat perlu memberikan alternatif-alternatif bagi pasien jika pengobatan modern tidak berhasil; berupa meditasi, penyembuhan sendiri, dan spiritual. Dengan menggunakan faktor karatif iniakan tercipta perasaan lebih baik melalui kepercayaan dan atau keyakinan yang sangat berarti bagi seseorang secara individu (Dwidiyanti, 1998).
3. Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain.
Pengembangan perasaan iniakan membawa pada aktualisasi diri melaluio penerimaan diri antara perawat dan klien (Barnhart, et al., 1994, dalam Mariner-Tomey, 1994; Kozier & Erb, 1985). Perawat belajar menghargai kesensitifan dan perasaan klien, sehingga ia sendiri dapat menjadi lebih sensitif dan , murni dan bersikap wajar pada orang lain (Nurachmah, 2001). Perawat yang mampu untuk mengenali dan mengekspresikan perasaannya akan lebih mampu untuk membuat orang lain mengekspresikan perasaan mereka (Kozier & Erb, 1985). Pengembangan kepekaan terhadap diri dan orang lain, mengeksplorasi kebutuhan perawat untuk mulai merasakan suatu emosi yang muncul dengan
(26)
sendirinya. Hal itu hanya dapat berkembang melalui perasaan diri seseorang yang peka dalam berinteraksi dengan orang lain. Jika perawat berusaha meningkatkan kepekaan dirinya, maka ia akan lebih autentik (tampil apa adanya). Autentik akan menambah pertumbuhan diri dan aktualisasi diri baik bagi perawat sendiri maupun bagi orang-orang yang berinteraksi dengan perawat itu (Dwidiyanti, 1998).
4. Hubungan saling percaya dan saling membantu.
Pengembangan hubungan saling percaya antara perawat dan klien adalah sangat krusial bagi transportal caring. Hubungan saling percaya akan meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif. Pengembangan hubungan saling percaya menerapkan bentuk komunikasi untuk menjalin hubungan dalam keperawatan. Karakteristik faktor ini adalah kongruen, empati, dan ramah. Kongruen berarti menyatakan apa adanya dalam berrinteraksi dan tidak menyembunyikan kesalahan. Perawat bertindak dengan cara yang terbuka dan jujur. Empati berarti perawat memahami apa yang dirasakan klien. Ramah berarti penerimaan positif terhadap orang lain yang sering diekspresikan melalui bahasa tubuh, ucapan tekanan suara, sikap terbuka, ekspresi wajah dan lain-lain (Nurachmah, 2001; Dwidiyanti, 1998; Barnhart, et al., 1994, dalam Mariner-Tomey, 1994;Kozier & Erb, 1985).
(27)
5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif.
Perawat menyediakan dan mendengarkan semua keluhan dan perasaan klien (Nurachmah, 2001). Berbagi perasaan merupakan pengalaman yang cukup beresiko baik bagi perawat maupun klien. Perawat harus siap untuk ekspresi perasaan positif maupun negatif bagi klien. Perawat harus menggunakan pemahaman intelektual maupun emosional pada keadaan yang berbeda (Barnhart, et al., 1994, dalam Mariner-Tomey, 1994; kozier & Erb, 1985).
6. Menggunakan problem solving dalam mengambil keputusan.
Perawat menggunakan metode proses keperawatan sebagai pola pikir dan pendekatan asuhan kepada klien, sehingga akan mengubah gambaran tradisional perawat sebagai “pembantu” dokter. Proses keperawatan adalah proses yang sistematis dan terstruktur, seperti halnya proses penelitian (Nurachmah, 2001; Barnhart, et al., 1994, dalam Mariner-Tomey, 1994; Kozier & Erb, 1985).
7. Peningkatan belajar mengajar interpersonal.
Faktor ini adalah konsep yang penting dalam keperawatan, yang membedakan antara caring dan curing. Perawat memberikan informasi kepada klien. Perawat bertanggungjawab akan kesejahteraan dan kesehatan klien. Perawat memfasilitasi proses belajar mengajar yang didesain untuk memampukan klien memenuhi kebutuhan pribadinya, memberikan asuhan mandiri, menetapkan kebutuhan personal klien (Nurachmah, 2001; Barnhart, et al., 1994, dalam Mariner-Tomey, 1994; Kozier & Erb, 1985).
(28)
8. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, spiritual yang mendukung.
Perawat perlu mengenali pengaruh lingkungan internal dan eksternal klien terhadap kesehatan dan kondisi penyakit klien. Konsep yang relevan terhadap lingkungan internal yang mencakup kesejahteraan mental dan spiritual, dan kepercayaan sosiokultural bagi seorang individu. Sedangkan lingkungan eksternal mencakup variabel epidemiologi, kenyamanan, privasi, keselamatan, kebersihan dan lingkungan yang astetik. Karena klien bisa saja mengalami perubahan baik dari lingkungan internal maupun eksternal, maka perawat harus mengkaji dan memfasilitasi kemampuan klien untuk beradaptasi dengan perubahan fisik, mental, dan emosional (Nurachmah, 2001; Barnhart, et al., 1994, dalam Mariner-Tomey, 1994;Kozier & Erb, 1985).
9. Memberi bantuan dalam pemenuhan kebutuhan manusia.
Perawat perlu mengenali kebutuhan komprehensif yaitu kebutuhan biofisik, psikososial, psikofisikal dan interpersonal klien. Pemenuhan kebutuhan yangh paling mendasar perlu dicapai sebelum beralih ke tingkat yang selanjutnya. Nutrisi, eliminasi, dan ventilasi adalah contoh dari kebutuhan biofisik yang paling rendah. Pencapaian dan hubungan merupakan kebutuhan psikososial yang tinggi, dan aktualisasi diri merupakan kebutuhan interpersonal yang paling tinggi (Nurachmah, 2001; Barnhart, et al., 1994, dalam Mariner-Tomey, 1994;Kozier & Erb, 1985).
(29)
10.Terbuka pada eksistensial fenomenologikal dan dimensi spiritual penyembuhan.
Faktor ini bertujuan agar penyembuhan diri dan kematangaan diri dan jiwa klien dapat dicapai. Terkadang klien perlu dihadapkan pada pengalaman / pemikiran yang bersifat proaktif. Tujuannya adalah agar dapat meningkatkan pemahaman lebih mendalam tentang diri sendiri (Nurachmah, 2001; Barnhart, et al., 1994, dalam Mariner-Tomey, 1994; Kozier & Erb, 1985). Diakuinya faktor karatif ini dalam ilmu keperawatan membantu perawat untuk memahami jalan hidup seseorang dalam menemukan arti kesulitan hidup. Karena adanya dasar yang irrasional tentang kehidupan, penyakit dan kematian, perawat menggunakan faktor karatif ini untuk membantu memperoleh kekuatan atau daya untuk menghadapi kehidupan atau kematian ( Dwidiyanti, 1998). Watson menyadari bahwa faktor ini sedikit sulit untuk dipahami, tetapi hal ini akan membawa perawat kepada pemahaman yang lebih baik mengenai diri sendiri dan orang lain (Barnhart, et al., 1994, dalam Mariner-Tomey, 1994; Kozier & Erb, 1985).
2.3 Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa
Perawat menggunakan teori yang tepat sebagai dasar pengambilan keputusan dalam praktik keperawatan.
Kriteria Struktur:
(30)
2. Program pendidikan berkelanjutan tentang teori perilaku manusia diselenggarakan dan dapat diperoleh.
3. Teori dasar tindakan keperawatan diakui di sarana praktik keperawatan dan sesuai dengan filosofi institusi.
Kriteria Proses:
1. Perawat menilai asumsi (landasan berpikir) tentang sifat manusia. 2. Perawat memperbaiki keyakinan yang salah.
3. Perawat menggunakan teori dan pemikiran kritis untuk merumuskan: a. Pendapat, anggapan dan asumsi.
b. Menguji hipotesa.
4. Perawat menggunakan kesimpulan, prinsip, dan secara operasional. 5. Perawat menerapkan teori yang tepat.
Kriteria hasil:
Tujuan yang dapat diukur dari tindakan yang relevan untuk pasien berdasarkan teori (Soeroyo, 2009).
2.3.1 Pengkajian
Pada tahapan ini tugas perawat adalah mengumpulkan data yang menyeluruh, akurat, dan sistematis secara berkesinambungan. Untuk melakukan pengkajian, perawat diharapkan dapat membina hubungan saling percaya dengan pasien.
Menurut Hamid (2009), penggunaan diri secara terapeutik sangat penting dalam menciptakan lingkungan ketika melakukan pengkajian. Ketepatan pengumpulan data bergantung pada kemampuan perawat untuk menciptakan
(31)
lingkungan yang mendukung wawancara. Berikut ini pedoman wawancara yang baik dalam mengumpulkan data mengenai pasien gangguan jiwa meliputi: (1) menggunakan pendekatan yang jujur dan berdasarkan fakta yang menyadari bahwa pasien sedang mempunyai masalah, (2) mempertahankan kontak mata dan duduk dekat pasien, (3) memberi waktu yang memadai untuk membahas masalah pasien dan jangan terburu-buru, dan (4) menggunakan pertanyaan terbuka, umum dan luas untuk mendapatkan informasi tentang pasien.
Beberapa hal yang perlu dikaji oleh perawat antara lain: identitas demografi pasien, alasan masuk, faktor predisposisi, konsep diri, hubungan sosial, spiritual, status mental, kebutuhan persiapan pulang, mekanisme koping, aspek medik (Keliat, 2008; Soeroyo, 2009).
2.3.2 Diagnosa Keperawatan
Perawat merumuskan diagnosa keperawatan untuk menarik kesimpulan yang didukung oleh data pada pengkajian. Pada tahap ini, perawat menganalisa data yang ada sesuai dengan kerangka teori yang dapat diterima, mengumpulkan data tambahan atau penunjang jika diperlukan, perawat mengidentifikasi masalah kesehatan aktual dan risiko, dan merumuskan diagnosa keperawatan dengan single statement diagnosis (Soeroyo, 2009).
2.3.3 Perencanaan
Perawat membuat rencana asuhan keperawatan dengan tujuan yang spesifik untuk mengatasi diagnosa keperawatan. Pada tahap perencanaan ini perawat bertugas untuk, menetapkan prioritas masalah atau diagnosis,
(32)
menetapkan tujuan yang realistis dan dapat diukur, menentukan tindakan sesuai standar yang ada yang terdiri dari terapi modalitas keperawatan dan tindakan kolaborasi, menentukan prioritas tindakan, dan memodifikasi rencana sesuai dengan respon pasien (Soeroyo, 2009).
2.3.4 Implementasi
Perawat melakukan tindakan keperawatan sesuai dengan rencana sehingga pasien memiliki kemampuan (1) kognitif seperti mengetahui, memahami, dan menyadari; (2) afektif seperti mau dan bersedia; dan (3) psikomotor yaitu memperagakan, melakukan, dan melaksanakan.
Kegiatan yang dilakukan oleh perawat pada tahap ini ialah: perawat memastikan kebutuhan pasien terpenuhi melalui tindakan keperawatan mandiri atau kolaborasi, perawat berperan sebagai advokat pasien jika diperlukan untuk memfasilitasi pencapaian kesehatan, meninjau dan memodifikasi tindakan berdasarkan perkembangan pasien, mendokumentasikan setiap tindakan keperawatan yang bersifat nursing order (perintah keperawatan), dan tidak mendokumentasikan standart approach (Soeroyo, 2009).
2.3.5 Evaluasi
Perawat mengevaluasi respon pasien terhadap tindakan keperawatan untuk meninjau kembali data, diagnosis dan rencana keperawatan.
Tindakan yang dilakukan oleh perawat pada tahap ini ialah: mengidentifikasi respon pasien setelah dilakukan tindakan keperawatan, baik subjektif maupun objektif, membuat analisis dengan membandingkan respon
(33)
pasien setelah tindakan dengan kriteria evaluasi pada tujuan, membuat rencana tindak lanjut atau rencana tindakan berikutnya sesuai analisis terhadap pencapaian tujuan, dan mendokumentasikan evaluasi pada catatan keperawatan (Soeroyo, 2009).
(34)
BAB 3
KERANGKA PENELITIAN
3.1 Kerangka Konseptual
Perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa tersebut sangat berperan dalam mempengaruhi tingkat kesembuhannya. Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku caring itu sendiri dibagi ke dalam sepuluh faktor yaitu, pendekatan humanistik dan altruistik, menanamkan sikap penuh harapan, kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain, hubungan saling percaya dan saling membantu, meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif, menggunakan problem solving dalam mengambil keputusan, peningkatan belajar mengajar interpersonal, menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spiritual yang mendukung, memberi bantuan dalam pemenuhan kebutuhan manusia, dan terbuka pada eksistensial fenomenologikal dan dimensi spiritual penyembuhan (Watson, 1998, dikutip dari Dwidiyanti, 1998). Dimana apabila salah satu dari ketiganya tidak berjalan dengan baik, maka begitu juga dengan asuhan keperawatan yang diberikan, maka asuhan keperawatan yang bermutu akan sulit untuk dicapai.
Dari uraian tersebut, penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi perilaku caring perawat dan mahasiswa keperawatan dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien di Rumah Sakit jiwa Daerah provsu Medan. Untuk itu dapat diuraikan kerangka konsep penelitian sebagai berikut :
(35)
Skema 1. Perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa.
Perilaku caring perawat :
1. Pendekatan humanistik dan altruistik. 2. Menanamkan sikap penuh harapan.
3. Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain. 4. Hubungan saling percaya dan saling membantu. 5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif
dan negatif.
6. Menggunakan problem solving dalam mengambil keputusan.
7. Peningkatan belajar mengajar interpersonal.
8. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spiritual yang mendukung.
9. Memberi bantuan dalam pemenuhan kebutuhan manusia.
10.Terbuka pada eksistensial fenomenologikal dan dimensi spiritual penyembuhan.
Asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa
(36)
3.2 Definisi Operasional
Tabel 1. Definisi Operasional Variabel Penelitian
No Variabel Definisi Operasional Alat Ukur
Hasil Ukur
Skala
1. Perilaku caring perawat
Sikap perawat di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Provsu Medan seperti mendengarkan dengan penuh perhatian keluhan yang dirasakan oleh pasien, membantu pasien dalam
menyelesaikan masalahnya, membantu pasien untuk melakukan
suatu tindakan dengan cara
mempraktekkannya, dan merefleksikan atribut - atribut
perilaku seperti empati, suportif, melindungi, memberi pertolongan dan pendidikan kesehatan yang terwujud dalam kesepuluh faktor karatif.
Kuesioner Baik = 145-192 Cukup = 97-144 Kurang = 48-96 Ordinal
(37)
BAB IV
METODOLOGI PENELITIAN
4.1 Desain Penelitian
Desain yang digunakan dalam penelitian ini adalah deskriptif yang bertujuan untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan.
4.2 Populasi dan Sampel 4.2.1 Populasi
Populasi pada penelitian ini adalah seluruh perawat yang terlibat langsung dalam perawatan pasien jumlah 143 orang perawat dan data tersebut didapat dari kepala perawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan pada tahun 2010.
4.2.2 Sampel
Sampel pada penelitian ini adalah staf perawat yang sedang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan. Penentuan jumlah sampel berdasarkan pada panduan umum penentuan jumlah sampel untuk penelitian deskriptif menurut Arikunto (2002), yaitu jika jumlah subjek lebih dari 100 dapat diambil antara 10-15% atau 20-25%. Maka sampel yang diambil sebanyak 25% yaitu 36 orang perawat jiwa yang sedang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan. Teknik pengambilan sampling
(38)
adalah dengan menggunakan teknik simple random sampling. Kriteria sampel adalah seluruh perawat yang sedang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan. Sampel yang menjadi responden dalam penelitian ini mempunyai kriteria sebagai berikut:
a. Perawat dengan latar belakang pendidikan minimal D3 keperawatan. b. Telah bekerja selama lebih dari 1 tahun.
c. Terlibat langsung dalam perawatan pasien.
4.3 Lokasi dan Waktu Penelitian
Penelitian akan dilakukan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan. pemilihan Rumah Sakit Jiwa Daerah Provinsi Sumatera Utara Medan ini sebagai lokasi penelitian karena rumah sakit tersebut merupakan rumah sakit pendidikan dan rumah sakit rujukan bagi pasien gangguan jiwa di wilayah NAD dan Sumatera Utara. Penelitian ini akan dilakukan pada bulan Maret sampai April 2010.
4.4 Pertimbangan Etik Penelitian
Etika dalam penelitian ditujukan untuk melindungi hak-hak subjektif untuk menjamin kerahasiaan identitas responden dan kemungkinan terjadi ancaman terhadap responden. Sebelum penelitian tersebut dilaksanakan, peneliti memperkenalkan diri terlebih dahulu serta menjelaskan maksud dan tujuan kepada responden kemudian menyerahkan lembar persetujuan penelitian kepada responden. Jika responden bersedia, maka responden akan menandatangani lembar persetujuan (informed consent) yang telah dipersiapkan oleh peneliti.
(39)
Responden berhak untuk menolak ataupun mengundurkan diri selama proses penelitian tanpa adanya tekanan. Peneliti tidak akan memaksa dan tetap menghormati hak-hak responden. Untuk menjaga kerahasiaan responden, peneliti tidak akan mencantumkan nama-nama responden pada lembar pengumpulan data yang telah diisi oleh responden. Lembar tersebut hanya diberi kode tertentu. Kerahasiaan informasi yang diberikan oleh responden dijamin oleh peneliti dan hanya kelompok data tertentu saja yang akan dilaporkan sebagai hasil penelitian (Nursalam, 2008).
4.5 Instrumen Penelitian
Instrumen penelitian yang akan digunakan dalam penelitian ini adalah dalam bentuk kuesioner yang terdiri dari dua bagian yaitu data demografi responden dan perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa yang disusun penulis sesuai dengan tinjauan pustaka.
Bagian pertama instrumen penelitian tentang pengumpulan data demografi calon responden yang meliputi kode responden, tanggal, umur, jenis kelamin, pendidikan terakhir, lama praktik, agama.
Sedangkan untuk menjelaskan variabel gambaran perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa akan disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan persentase untuk tiap item pertanyaan. Sedangkan untuk menjelaskan gambaran perilaku caring perawat sesuai tingkatan dengan menggunakan rumus (Sudjana, 1992), yaitu:
rentang Panjang kelas =
(40)
Dengan jumlah 48 pertanyaan didapat nilai terendah 48, nilai tertinggi 160, dan banyak kelas ada tiga, yaitu : perilaku caring baik, cukup, dan kurang. Sehingga didapatpanjang kelas sebesar 48. hasil yang didapat perilaku caring kurang berada dalam interval 48-96, perilaku caring cukup berada dalam interval 97-144, dan perilaku caring baik berada dalam interval 145-192. Akan disajikan sesuai dengan ketentuan pada instrumen penelitian.
Bagian kedua ini berisi 48 item pertanyaan yang berisi tentang macam-macam perilaku caring yang dapat menggambarkan perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa yang dimodifikasi dari tinjauan pustaka. Yang mana jawaban untuk setiap pertanyaan emosi yang dibuat dalam skala likert yaitu : tidak pernah (skor 1), kadang-kadang (skor 2), sering (skor 3), selalu (skor 4).
4.6 Validitas dan Reabilitas Instrumen
Instrumen penelitian dibuat oleh peneliti sehingga perlu dilakukan uji validitas dan reliabilitas untuk mengetahui seberapa besar derajat kemampuan alat ukur dalam mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur. Uji validitas kuesioner penelitian ini dilakukan dengan validitas isi. Validitas isi sebuah instrumen adalah validitas yang merujuk sejauh mana instrumen penelitian tersebut memuat rumusan-rumusan sesuai dengan isi yang dikehendaki menurut tujuan tertentu (Setiadi, 2007).
Validitas isi instrumen penelitian ini dilakukan hanya atas dasar pertimbangan peneliti dalam makna juga mengandung unsur subjektif tetapi
(41)
mengacu pada isi yang dikehendaki. Kuesioner akan divalidasi oleh pakar dari bagian manajemen keperawatan Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara. Uji reliabilitas terhadap instrumen akan dilakukan kepada beberapa orang yang memenuhi persyaratan sebagai kriteria calon responden. Responden yang diambil untuk uji reliabilitas tersebut tidak akan diikutkan lagi sebagai responden penelitian.
Reliabilitas sebuah instrumen adalah suatu kesamaan hasil apabila pengukuran dilakukan oleh orang yang berbeda ataupun waktu yang berbeda (Setiadi, 2007). Uji reliabilitas instrumen adalah uji yang dilakukan untuk mengetahui konsistensi dari instrumen sehingga dapat digunakan untuk penelitian selanjutnya dalam ruang lingkup yang sama.
Instrumen yang reliabel akan dapat menghasilkan data yang dapat dipercaya atau benar sesuai kenyataannya (Polit & Hungler, 1999). Test reliabilitas ini bertujuan untuk mengetahui seberapa besar derajat atau kemampuan alat ukur untuk mengukur secara konsisten sasaran yang akan diukur.
Uji reliabilitas ini dilakukan dengan menggunakan formula cronbach alpha dengan menggunakan bantuan program SPSS versi 17.00 terhadap kuesioner perilaku caring perawat. Instrumen ini akan dinyatakan layak (reliabel) jika hasil pengukuran menunjukkan angka lebih dari 0.70 (Polit & Hungler, 1999).
(42)
4.7 Pengumpulan Data
Pengumpulan data dilakukan setelah peneliti terlebih dahulu menerima surat izin pelaksanaan penelitian dari institusi pendidikan yaitu Fakultas Keperawatan Universitas Sumatera Utara dan surat izin penelitian yang diperoleh dari lokasi penelitian yaitu Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan. Peneliti menentukan responden berdasarkan kriteria yang telah ditentukan.
Setelah mendapatkan calon responden, selanjutnya peneliti menjelaskan kepada calon responden tersebut tentang tujuan, manfaat, dan proses pengisian kuesioner. Calon responden yang bersedia berpartisipasi diminta untuk menandatangani surat persetujuan (informed consent). Responden diminta untuk mengisi kuesioner yang diberikan oleh peneliti dan diberikan kesempatan untuk bertanya bila ada cara pengisian yang tidak dimengerti. Peneliti juga harus mendampingi responden saat mengisi kuesioner tersebut. Sertelah semua responden mengisi kuesioner tersebut, maka seluruh data dikumpulkan dan diperiksa kelengakapannya. Apabila ada yang belum lengkap maka kuesioner tersebut dilengkapi pada saat itu juga.
4.8 Analisa Data
Setelah semua data terkumpul, maka peneliti melakukan analisa data melalui beberapa tahap yang dimulai dari editing untuk memeriksa kelengkapan identitas dan data responden serta memastikan bahwa semua jawaban telah diisi, kemudian member kode (coding) untuk memudahkan dalam melakukan tabulasi.
(43)
Selanjutnya memasukkan (entry) data ke dalam komputer dan dilakukan pengolahan.
Data dianalisa dengan menggunakan statistik deskripsi kemudian selanjutnya data disajikan dalam bentuk tabel distribusi frekuensi dan presentase untuk mendeskripsikan perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan.
(44)
BAB 5
HASIL DAN PEMBAHASAN
5.1 Hasil Penelitian
Bab ini menguraikan tentang hasil penelitian mengenai perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa melalui proses pengumpulan data dari tanggal 22 Maret 2010 sampai 06 April 2010 terhadap 36 orang responden di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan. Penyajian data hasil penelitian meliputi karakteristik responden dan perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan.
5.1.1 Deskripsi Karakteristik Responden
Tabel 2 menunjukkan bahwa mayoritas responden (66,7%) berada pada rentang usia 35-60 tahun, jenis kelamin perempuan (69,4%), pendidikan D III keperawatan (86,1%), menikah (83,3%) dan beragama Islam (58,3%).
(45)
Karakteristik responden ini dapat dilihat seperti tabel di bawah ini:
Tabel 2. Distribusi Frekuensi dan Presentase berdasarkan karakteristik responden di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan (n=36)
No. Karakteristik Responden Frekuensi Persentase 1. Umur
18-34 tahun 35-60 tahun 12 24 33,3 66,7
2. Jenis Kelamin
Laki-laki Perempuan 11 25 30,6 69,4
3. Pendidikan Terakhir
D III keperawatan S1
31 15
86,1 13,9
4. Status Pernikahan
Menikah Belum menikah 30 6 83,3 16,7
5. Agama
Islam Kristen 21 15 58,3 41,7
5.1.2 Perilaku Caring perawat
Tabel 3 memperlihatkan bahwa perilaku caring perawat berdasarkan faktor-faktor karatif dengan persentase yang tertinggi yaitu (1) kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain (79,1%), diikuti oleh (2) menanamkan sikap penuh harapan (78,5%), dan (3) meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien (78,2%). Sedangkan tiga faktor karatif dengan frekuensi terendah adalah (1) meningkatkan belajar mengajar interpersonal (71,7%), (2)
(46)
terbuka pada eksistensial dan dimensi spiritual penyembuhan (72%), dan (3) hubungan saling percaya dan saling membantu (72,2%).
Tabel 3. Distribusi presentase perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan komponen-komponen faktor karatif.
Faktor-faktor karatif Persentase
1. Pendekatan humanistik dan altruistik. 76,8
2. Menanamkan sikap penuh harapan. 78,5
3. Kepekaan terhadap diri sendiri dan orang lain. 79,1 4. Hubungan saling percaya dan saling membantu. 72,2 5. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan
negatif klien.
78,2
6. Menggunakan problem solving dalam mengambil keputusan. 76,4 7. Meningkatkan belajar mengajar interpersonal. 71,7 8. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan
spiritual yang mendukung.
75,8
9. Memberi bantuan dalam pemenuhan kebutuhan kebutuhan manusia.
75,6
10.Terbuka pada eksistensial fenomenologikal dan dimensi spiritual penyembuhan.
(47)
Berdasarkan tabel 4, sebanyak 21 responden (58,3%) menunjukkan perilaku caring dalam kategori baik, dan 15 responden (41,7%) memperlihatkan perilaku caring dengan kategori cukup dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan gangguan jiwa. Sementara itu, tidak ada seorangpun responden yang memberikan perilaku caring dengan kategori kurang.
Tabel 4. Distribusi frekuensi dan presentase perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan (n=36)
Perilaku Caring Frekuensi Presentase
Baik 15 41,7
Cukup 21 58,3
Kurang 0 0
(48)
5.2 Pembahasan
Dari data hasil penelitian yang telah diperoleh, pembahasan dilakukan untuk menjawab pertanyaan penelitian tentang perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan.
5.2.1 Karakteristik Responden
Responden pada penelitian ini ialah perawat yang bekerja di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan. Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berada pada rentang usia 35-60 tahun (66,7%), jenis kelamin perempuan (69,4%), pendidikan D III keperawatan (86,1%). Mayoritas responden telah menikah (83,3%). Presentase agama terbesar ialah agama Islam (58,3%).
Bila dilihat dari data demografi keseluruhan didapatkan bahwa responden dalam penelitian ini umumnya berada pada rentang usia 35-60 tahun (66,7%). Havighurst (1998, dalam Astuti & Lubis, 2010) menyatakan bahwa pada rentang umur 35-60 tahun, seseorang sudah mulai mengalami penurunan fisik, mengatur rumah tangga dan membantu anak remaja yang akan memasuki tahap dewasa agar menjadi anak yang bertanggung jawab dan berbahagia, merawat orang tua yang sudah tua, dan lain sebagainya yang menyebabkan seseorang yang berada pada rentang tersebut mempunyai kesibukan tersendiri yang kemungkinan akan membuat ia menjadi stres yang kemudian akan menurunkan sikap dan perilaku caringnya kepada para pasien yang ia hadapi.
(49)
Melalui penelitian ini didapatkan bahwa mayoritas responden berjenis kelamin perempuan (69,4%). Menurut sebuah penelitian perempuan tidak hanya memiliki emosi yang lebih kuat, tetapi juga memiliki rasa bersalah yang lebih tinggi jika dibandingkan laki-laki, ketika mereka berperilaku buruk. Perempuan paruh baya cenderung merasa paling bersalah mengenai tindakan mereka Extebarria (2010). Oleh karena itu perempuan pada umumnya lebih berhati-hati dalam bersikap kepada orang lain dengan menunjukkan sikap yang lembut, perhatian dan penuh kasih sayang yang mana sikap tersebut bisa membuat orang lain merasa aman dan merasa dihargai dan diterima sebagai mana adanya oleh sosok perempuan tersebut. Sehingga perawat perempuan cenderung memiliki perilaku caring yang lebih baik dibandingkan perawat laki-laki.
Dalam penelitian ini mayoritas responden memiliki tingkat pendidikan Diploma III keperawatan (86,1%). Pada hakikatnya pendidikan akan memberikan kemampuan kepada seseorang untuk berpikir rasional dan objektif dalam menghadapi masalah. Pendidikan akan mempengaruhi seseorang yang belum dewasa untuk secara berangsur-angsur dibawa ke arah kedewasaan. Kedewasaan pada dasarnya adalah kemampuan untuk mandiri. Semakin tinggi tingkat pendidikan seseorang diharapkan diikuti oleh semakin tingginya kebijakan seseorang dalam menentukan sikap dan perilakunya. Seperti halnya bagi seorang perawat, pengetahuan tersebut sangatlah berperan dalam mengambil sikap dan perilaku dimana semakin tinggi tingkat pendidikan seorang perawat maka akan semakin bijak pula seorang perawat dalam mengambil suatu sikap maupun perilaku kepada pasien-pasiennya. Pendidikan juga merupakan
(50)
unsur modernisasi yang menuju kepada terciptanya suatu pola pikir rasional. Perawat yang pendidikan lebih tinggi diharapkan akan lebih tepat dalam mengambil keputusan tentang apa yang harus mereka lakukan, dengan demikian pendidikan yang tinggi mempengaruhi secara positif terhadap kemampuan mereka untuk memcahkan masalah yang sedang mereka hadapi (Sukamdi, 1990; Tarmizi, 1991).
Bila dilihat dari data pada penelitian ini mayoritas responden telah menikah (83,3%). Vaus (2010) melakukan penelitian mengenai perbandingan bagaimana cara individu yang sudah menikah dan yang belum dalam menangani stres dan hasilnya menunjukan bahwa individu yang menikah mampu menangani stres dengan baik dan mengontrol perilakunya . Sebaliknya, individu yang belum menikah lebih rentan dan kesulitan menangani stres. Pernikahan dapat menjadi terapi efektif meminimalkan stres. Sebab, dengan pernikahan, segala persoalan tidak lagi dihadapi sendiri dan dipecahkan secara bersama-sama.
Masyarakat Indonesia umumnya kuat dalam hal keimanan. Bila dilihat berdasarkan presentase agama dari responden menunjukkan bahwa responden secara keseluruhan beragama Islam dan Kristen. Potter & Perry (2006) menyatakan bahwa setiap orang mempunyai dimensi spiritual yang dapat berupa kepercayaan akan sesuatu yang maha besar, perasaan menyatu dengan alam dan dunia sebagai suatu kesatuan serta perasaan positif akan tujuan dan makna kehidupan, dimana kepercayaan-kepercayaan atau juga sikap tersebut dapat menjadi sumber kekuatan untuk beradaptasi dengan stres sehingga seseorang tersebut akan dapat mengontrol perilakunya ke arah yang baik.
(51)
Berdasarkan penelusuran terhadap faktor-faktor tersebut di atas dapat diasumsikan bahwa faktor-faktor tersebut sangat mempengaruhi perilaku caring seorang perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa.
5.2.2 Perilaku Caring Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Gangguan Jiwa
Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa 21 responden (58,3%) yang menunjukkan perilaku caring dengan kategori cukup dalam memberikan asuhan keperawatan di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan. Hal ini menunjukkan bahwa perawat di Rumah Sakit Jiwa tersebut belum memperlihatkan perilaku caring dalam memberikan asuhan keperawatan.
Pada kenyataannya masih ditemukan perawat yang hanya memberikan asuhan keperawatan berdasarkan rutinitas sehari-hari seperti memberikan obat, membersihkan tempat tidur, dan meminta pasien untuk mempersiapkan makan. Selain itu, sering ditemukan perawat yang berbicara dengan nada yang tinggi kepada pasien ketika meminta pasien untuk membersihkan ruangan, memaksa pasien untuk minum obat, dan melakukan pengekangan fisik pada pasien dengan perilaku kekerasan dan jarang memberikan asuhan yang berfokus pada kebutuhan psikososial pasien.
Hasil penelitian ini tidak sesuai dengan pernyataan Watson (2007), mengenai penempatan caring sebagai dasar dalam praktek keperawatan. Diperkirakan bahwa ¾ pelayanan kesehatan adalah caring sedangkan ¼ adalah
(52)
curing. Jika perawat sebagai suatu kelompok profesi yang bekerja selama 24 jam di rumah sakit lebih menekankan caring sebagai pusat dan aspek yang dominan dalam pelayanannya maka akan tercipta hubungan yang baik antara perawat-pasien. Kenyataan yang dihadapi saat ini adalah bahwa kebanyakan perawat terlibat secara aktif dan memusatkan diri pada fenomena medik seperti cara diagnostik dan cara pengobatan dan mengabaikan posisi dari perilaku caring tersebut.
Sementara itu, 15 responden (41,7%) menunjukkan perilaku caring dengan kategori baik. Hal ini menunjukkan bahwa sebagian kecil perawat masih menunjukkan perilaku caring yang sesuai dengan kesepuluh faktor karatif yang merupakan faktor-faktor pembentuk caring sehingga kebutuhan biofisik, psikososial, spiritual, dan interpersonal pada pasien gangguan jiwa tersebut dapat terpenuhi.
Pada penelitian ini ditemukan bahwa perawat peka terhadap dirinya sendiri dan orang lain. Hal ini berarti bahwa perawat mampu mengidentifikasi kebutuhan pasien dan membantu pasien untuk mengatasi masalahnya. Pearwat juga menanamkan sikap penuh harapan kepada pasien. Meskipun hal ini belum lakukan oleh semua perawat. Pada kenyataannya masih ditemukan perawat yang memberi harapan pada pasien bahwa penyakitnya dapat disembuhkan apabila pasien teratur minum obat dan mematuhi semua program pengobatan dan perawatan.
Hasil studi ini diperkuat oleh penelitian yang dilakukan oleh Curruth, et al. (1999, dalam Nurachmah, 2001) yang menyatakan bahwa asuhan
(53)
keperawatan bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat dapat memperlihatkan sikap “caring” kepada pasien. Dalam memberikan asuhan keperawatan, perawat harus merefleksikan atribut-atribut dari perilaku caring tersebut seperti empati, suportif, perasaan haru, melindungi, memberi pertolongan, edukasi dan lainnya sesuai dengan kebutuhan, masalah, nilai dan tujuan dari orang ataupun kelompok yang didampingi tersebut (Leininger, 1984, dikutip dari Kozier & Erb, 1985).
Hasil penelitian ini juga diperkuat oleh teori yang dikemukakan oleh Mayehoff (dalam Dwidiyanti, 1998) yang memandang caring sebagai suatu proses yang berorientasi pada tujuan membantu orang lain bertumbuh dan mengaktualisasikan diri. caring merupakan suatu affect yang digambarkan sebagai suatu emosi, perasaan belas kasih atau empati terhadap pasien yang mendorong perawat untuk memberikan asuhan keperawatan bagi pasien. Dengan demikian perasaan tersebut harus ada dalam diri setiap perawat supaya mereka bisa merawat pasien. Asuhan keperawatan bermutu yang diberikan oleh perawat dapat dicapai apabila perawat dapat memperlihatkan sikap “caring” kepada klien. Dalam memberikan asuhan, perawat menggunakan keahlian, kata-kata yang lemah lembut, sentuhan, memberikan harapan, selalu berada disamping klien, dan bersikap “caring” sebagai media pemberi asuhan keperawatan (Curruth, et al., 1999, dalam Nurachmah, 2001).
(54)
BAB 6
KESIMPULAN DAN REKOMENDASI
Berdasarkan hasil analisa dan pembahasan dapat diambil kesimpulan dan saran mengenai perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan.
6.1 Kesimpulan
Dengan Jumlah 36 responden, hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian besar responden berada pada rentang usia 31-40 tahun (41,7%), jenis kelamin perempuan (69,4%), pendidikan D III keperawatan (86,1%). Mayoritas responden telah menikah (83,3%). Presentase agama terbesar ialah agama Islam (58,3%).
Mayoritas responden yaitu sebanyak 21 responden (58,3%) memberikan perilaku caring yang baik, sisanya 15 responden (41,7%) memberikan perilaku caring cukup, dan tidak ada responden yang memberikan perilaku caring yang kurang.
6.2Rekomendasi
6.2.1 Bagi Pendidikan Keperawatan
Dengan dilakukannya penelitian ini diharapkan dapat bermanfaat dalam memberikan gambaran kepada perawat mengenai bagaimana perilaku caring yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien di Rumah Sakit Jiwa.
(55)
6.2.2 Bagi Praktik Keperawatan
Disarankan agar perawat lebih peduli dan sensitif dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien gangguan jiwa khususnya dan kepada keluarga. Perawat dapat memberikan asuhan keperawatan sesuai dengan masalah keperawatan yang dialami oleh pasien, mengikutsertakan pasien dalam kegiatan kelompok.
6.2.3 Bagi Penelitian Keperawatan
Penelitian ini diharapkan dapat menjadi acuan terhadap penelitian selanjutnya yang berkaitan dengan perilaku caring yang baik dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa di Rumah Sakit Jiwa.
(56)
DAFTAR PUSTAKA
Agustin, I, (2002). Perilaku Caring Perawat dan hubungannya dengan kepuasan klien di instalasi Rawat inap Bedah Dewasa di RS Dr. Muhammad Hoesin Palembang Tahun 2002. Jakarta: tesis FK UI. Dibuka pada situs:
Anjaswarni, T., dkk. (2002). Analisa Tingkat Kepuasan Klien Terhadap Perilaku Caring Perawat di RSUD Dr. Saiful Anwar Malang. Jurnal keperawatan Indonesia, vol. 6, no. 2, 41-49, Jakarta: Penerbit FIK UI.
Arikunto, S. (2002). Prosedur Penelitian: Suatu Pendekatan praktek. Jakarta: P.T. Rhineka Cipta.
Astuti, I. & Lubis, N.R. (2010). Tugas Perkembangan: Pekerjaan Rumah Seumur Hidup. Dibuka pada situs : Juni 2010
Barnum, B.J.S. (1994). Nursing Theory : Analysis, Application, Evaluation (4th ed.). Philadelphia : J.B. Lippincott.
Berger, K.J. & Williams, M.B. (1992). Fundamental of Nursing : Collaborating for Optimal Health. California : Appleton & Lange.
Copel, L.C. (2007). Kesehatan jiwa & Psikiatri. Jakarta : EGC.
Dwidiyanti, M. (1998). Aplikasi Model Konseptual Keperawatan. Semarang ; Akper Depkes Semarang.
(57)
Etxebarria, I. (2010). Wanita Lebih Merasa Bersalah Dibanding Pria. Dibuka pada situs: http://javaindoland.com. Pada tanggal 20 Juni 2010
Fitzpatrick, J.F. & Whall, A.L. (1989). Conceptual Models of Nursing : Analysis and Application. Connecticut : Apple & lange.
Hamid, A., Y. (2009). Proses Keperawatan Kesehatan Jiwa. Jakarta : Widia Medika.
Keliat, B.A., dkk. (2008). Proses keperawatan Kesehatan Jiwa (edisi 1). Jakarta : EGC.
Kozier, B. & Erb, G. (1985). Fundamental of Nursing : Concepts and Procedures. California : Addison-Wesley Publishing Company.
Leddy, S. (1998). Conceptual Bases for Profesional Nursing (4th ed.). Philadelphia : Lippincott.
Mariner, T. (1998). Nursing Theorist and Their Work (3rd ed.). Misouri : Mosby.
Nurachmah, E. (2001). Asuhan Keperawatan Bermutu di Rumah Sakit. Disajikan pada Seminar keperawatan RS Islam Cempaka Putih Jakarta. Jakarta, 2 Juni 2001. Dibuka pada situs : Oktober 2009
Nursalam. (2008). Konsep dan Penerapan Metodologi Penelitian Ilmu keperawatan. Jakarta : Salemba Medika.
Polit, F. D. & Hungler, B. F. (1999). Nursing Research Principles and Methods (6th ed.). Philadelphia : Lippincott.
(58)
Potter & Perry. (2006). Buku Ajar Fundamental Keperawatan: Konsep, Proses, dan Praktik (edisi 4). Jakarta: EGC (terjemahan).
Redman, R.W. Lynn, M.I. (2005). Assesment of Patient Expectations for Care. Research and Theory for Nursing Practice. New York : 2005. Dibuka pada situs
Setiadi. (2007). Konsep dan Penulisan Riset Keperawatan. Yogyakarta : Graha Ilmu.
Soeroyo. (2009). Standar Asuhan Keperawatan Kesehatan Jiwa. Dibuka pada situs :
. pada tanggal 22 Oktober 2009
Smart, G.W. & Sundeen, S.J. (1998). Buku Saku Keperawatan Jiwa (edisi 3). Jakarta: EGC (terjemahan).
Vaus, D. (2010). Waspadai ‘Bahaya Laten’ Status Belum Menikah. Dibuka pada Situ : bahaya-laten-status-belum-menikah pada tanggal 22 Juli 2010
Watson, Jean. (2007). Caring Theory Defined. Colorado. Dibuka pada situs: 30 Oktober 2009
Wolf, Z.R., Miller, P.A., Devine, M. (2003). Relationship Between Nurse Caring and Patient Satisfaction in Patients undergoing invasive cardiac Procedures. Medsurg Nursing. Piman : 2003. Iss.6:pg.391. Dibuka pada situs:
(59)
Lampiran 1
LEMBAR PERSETUJUAN MENJADI RESPONDEN PENELITIAN
Judul Penelitian : Perilaku Caring Perawat dalam Memberikan Asuhan
Keperawatan pada Pasien Gangguan Jiwa di Rumah
Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan. Peneliti : Andi Irawan Simarmata
NIM : 061101075
Saya adalah mahasiswa Fakultas Keperawatan Jalur A Universitas Sumatera Utara yang melakukan penelitian dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran tentang perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan kepada pasien di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan.
Partisipasi saudara dalam penelitian ini adalah bersifat sukarela dan tidak ada paksaan dari pihak manapun. Apabila saudara bersedia menjadi responden dalam penelitian ini maka saudara akan diberi formulir persetujuan menjadi responden untuk ditandatangani sebagai lembar persetujuan.
Peneliti akan menjaga kerahasiaan identitas dan data yang responden berikan. Informasi yang responden berikan akan saya simpan seaman mungkin dan apabila dalam pemberian informasi ada yang kurang mengerti maka responden dapat menanyakannya kepada peneliti.
Terima kasih atas partisipasi saudara/i dalam penelitian ini.
Medan, April 2010 Peneliti Responden
(60)
Lampiran 2
KUESIONER PENELITIAN
Perilaku Caring Perawat dalam Memberikan Asuhan Keperawatan pada Pasien Gangguan Jiwa di Rumah Sakit Jiwa Daerah Provsu Medan
No. Responden : Hari/ Tanggal : I. Kuesioner Data demografi (KDD)
Petunjuk Pengisian :
Bapak/ Ibu/ saudara/i diharapkan :
1. Menjawab setiap pernyataan yang tersedia dengan memberikan tanda checklist (√ ) pada tempat yang tersedia.
2. Semua pernyataan harus dijawab.
3. Tiap satu pernyataan ini diisi dengan satu jawaban.
4. Bila data yang kurang dimengerti dapat ditanyakan pada peneliti.
1. Umur : Tahun 2. Jenis Kelamin :
Laki-laki Perempuan 3. Pendidikan Terakhir :
D III/Akper S1
4. Status :
Menikah Janda/Duda
(61)
5. Agama :
Islam Hindu
(62)
II. Kuesioner Perilaku Caring Perawat
Petunjuk pengisian :
1. Bacalah pernyataan ini dengan baik, kemudian berilah tanda checklist (√) pada jawaban yang sesuai dengan pengalaman anda dalam memberikan asuhan keperawatan pada pasien gangguan jiwa.
No
. Pernyataan
Tindakan Tidak
Pernah
Kadang-kadang Sering Selalu 1 Memperkenalkan diri dengan
menyebutkan nama kepada pasien
atau keluarga.
2 Bicara dengan sopan dan suara
yang lembut.
3 Memberikan perhatian penuh dan minat yang tulus bagi pasien atau
keluarga.
4 Menemani keluarga pasien ketika
mereka mengunjungi pasien.
5 Merasa puas jika dapat
memberikan asuhan keperawatan pada pasien dengan baik.
(63)
No
. Pernyataan
Tindakan Tidak
Pernah
Kadang-kadang Sering Selalu 6 Memberikan semangat kepada
pasien dan meyakinkan bahwa dia bisa.
7 Menanamkan kepercayaan dan harapan akan keberhasilan program pengobatan.
8 Memfasilitasi pasien atau
keluarga untuk mencari alternatif
pengobatan yang paling tepat. 9 Memberikan semangat kepada
pasien saat mereka merasa putus asa.
10 Menghargai pasien atau keluarga. 11 Merasakan apa yang dirasakan
pasien atau keluarga. 12 Memberikan respons secara
verbal terhadap panggilan atau keluhan pasien atau keluarga.
(64)
No
. Pernyataan
Tindakan Tidak
Pernah
Kadang-kadang Sering Selalu 13 Memberikan perhatian kepada
pasien ketika mereka sedang
berbicara.
14 Mendorong pasien atau keluarga untuk mengekspresikan
perasaannya.
15 Memperlakukan pasien dan
keluarga secara wajar. 16 Dengan sigap dan tanggap dalam
memenuhi kebutuhan pasien ketika mereka sedang
membutuhkan bantuan.
17 Menjawab pertanyaan yang ditanyakan pasien dengan jujur. 18 Menepati janji kepada pasien
ketika menjanjikan sesuatu hal. 19 Memberikan tindakan yang
(65)
No
. Pernyataan
Tindakan Tidak
Pernah
Kadang-kadang Sering Selalu 20 Memberikan tindakan yang
memberi rasa nyaman secara privasi.
21 Menerima pasien atau keluarga apa adanya (negatif/positif). 22 Mendorong pasien untuk
mengekspresikan perasaannya. 23 Mendengarkan keluhan pasien
dengan sungguh-sungguh dan hati terbuka..
24 Mendiskusikan masalah atau isu yang menjadi kekhawatiran pasien.
25 Memberikan solusi akan keluhan maupun perasaan yang diutarakan oleh pasien tersebut.
26 Mengidentifikasi masalah yang dihadapi pasien.
27 Menetapkan masalah berdasarkan identifikasi yang ditemukan.
(66)
No
. Pernyataan
Tindakan Tidak
Pernah
Kadang-kadang Sering Selalu 28 Membantu pasien untuk
penyelesaian masalah.
29 Mengevaluasi keberhasilan dari penyelesaian masalah.
30 Menetapkan rencana tindak lanjut jika dibutuhkan.
31 Menjelaskan kepada pasien tentang kondisi yang sedang dialaminya.
32 Memberikan penjelasan sebelum melakukan suatu tindakan atau strategi pertemuan kepada pasien. 33 Membantu pasien untuk
melakukan suatu tindakan dengan mempraktekkannya.
34 Memberikan kesempatan pada pasien untuk melakukan tindakan sesuai dengan kemampuan pasien. 35 Menjaga kondisi lingkungan agar
(67)
No
. Pernyataan
Tindakan Tidak
Pernah
Kadang-kadang Sering Selalu 36 Menjaga agar kondisi lingkungan
tetap tenang/tidak ribut. 37 Memfasilitasi pasien untuk
beradaptasi dengan lingkungan (tempat dan orang).
38 Memfasilitasi pasien untuk dapat memenuhi kebutuhan spiritual. 39 Memperlakukan pasien sebagai
seorang individu yang unik. 40 Membantu pasien
mengidentifikasi kemungkinan kegiatan yang dapat dilakukan. 41 Memfasilitasi pasien untuk
bersosialisasi dengan lingkungan. 42 Membantu pasien dalam
pemenuhan kebutuhan sehari-hari misalnya makan, minum, dan sebagainya.
(68)
No
. Pernyataan
Tindakan Tidak
Pernah
Kadang-kadang Sering Selalu 43 Memfasilitasi pasien agar dapat
melakukan hal - hal yang dapat dikerjakan.
44 Memberikan tempat dan
mengajak pasien untuk beribadah menurut kepercayaannya masing-masing.
45 Menyusun jadwal kegiatan untuk pasien sesuai dengan
kemampuannya.
46 Membantu pasien memahami kekurangan dan kelebihannya. 47 Memberikan kesempatan kepada
pasien jika pasien memiliki keinginan untuk melakukan hal - hal positif.
48 Memberikan pelajaran rohani kepada pasien sesuai dengan kepercayaannya dan mensyukuri apa yang dimilikinya.
(69)
Lampiran 4 ANGGARAN BIAYA PENELITIAN
PROPOSAL
− Biaya kertas dan tinta print proposal Rp. 100.000
− Fotocopy sumber-sumber tinjauan pustaka Rp. 50.000
− Fotocopy perbanyak proposal Rp. 50.000
− Sidang Proposal Rp. 45.000
− Internet Rp. 100.000
PENGUMPULAN DATA
− Izin penelitian Rp. 60.000
− Transportasi Rp. 50.000
− Fotocopy kuisioner dan persetujuan penelitian Rp. 120.000
− Konsumsi Rp. 210.000
ANALISA DATA DAN PENYUSUNAN LAPORAN
− Biaya print Rp. 100.000
− CD Rp. 10.000
− Penjilidan Rp. 100.000
− Penggandaan laporan penelitian Rp. 150.000
BIAYA TAK TERDUGA Rp. 100.000
(70)
Tabel hasil olah data demografi Frequencies
Statistics
Umur Jenis kelamin
Pendidikan terakhir
Status
pernikahan Agama
N Valid 36 36 36 36 36
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 18-34 tahun 12 33.3 33.3 33.3
35-60 tahun 24 66.7 66.7 100.0
Total 36 100.0 100.0
Jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid laki-laki 11 30.6 30.6 30.6
perempuan 25 69.4 69.4 100.0
Total 36 100.0 100.0
Pendidikan terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid D III/Akper 31 86.1 86.1 86.1
S1 5 13.9 13.9 100.0
(71)
Status pernikahan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid menikah 30 83.3 83.3 83.3
belum menikah 6 16.7 16.7 100.0
Total 36 100.0 100.0
Agama
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid islam 21 58.3 58.3 58.3
kristen 15 41.7 41.7 100.0
Total 36 100.0 100.0
Uji Reliabilitas
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics
Cronbach's
Alpha N of Items
.797 48
Tabel hasil olah data kuesioner Frequencies Statistics
Perilaku caring
N Valid 36
(72)
Perilaku caring
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid cukup 21 58.3 58.3 58.3
baik 15 41.7 41.7 100.0
Total 36 100.0 100.0
Tabel Distribusi presentase, nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata (mean) perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan komponen-komponen faktor karatif.
Faktor-faktor karatif Persentase Min Maks Mean
11.Pendekatan humanistik dan altruistik. 76,81 1 20 15,35 12.Menanamkan sikap penuh harapan. 78,47 1 16 12,56 13.Kepekaan terhadap diri sendiri dan
orang lain.
79,07 1 28 22,12
14.Hubungan saling percaya dan saling membantu.
72,22 1 16 11,56
15.Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien.
78,24 1 12 9,39
16.Menggunakan problem solving dalam mengambil keputusan.
76,39 1 28 21,42
17.Meningkatkan belajar mengajar interpersonal.
(73)
18.Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spiritual yang mendukung.
75,83 1 20 15,2
19.Memberi bantuan dalam pemenuhan kebutuhan kebutuhan manusia.
75,58 1 24 18,12
20.Terbuka pada eksistensial fenomenologikal dan dimensi spiritual penyembuhan.
(74)
iran 3
JADWAL PENELITIAN
No Kegiatan September Oktober November Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mengajukan judul
2 Menetapkan judul penelitian 3 Menyiapkan proposal
penelitian
4 Mengajukan sidang proposal
5 Sidang proposal penelitian 6 Revisi proposal penelitian 7 Mengajukan izin penelitian
8 Pengumpulan data
9 Analisa data
10 Penyusunan laporan/skripsi 11 Pengajuan sidang skripsi
12 Ujian sidang
13 Revisi
14 Mengumpulkan skripsi
Diketahui Oleh, Dosen Pembimbing Jenny M. Purba, SKep, MKep
(75)
CURRICULUM VITAE
Nama : Andi Irawan Simarmata
Tempat/tanggal Lahir : Membang Muda / 24 September 1988 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Pembangunan, Gg.Rezeki No.08, Medan
Riwayat Pendidikan : 1.1994-2000 : SDN No.112286 Membang Muda 2. 2000-2003 : SLTP N 1 Kualuh Hulu
3. 2003-2006 : SMU N 1 Kualuh Hulu 4. 2006-2010 : Fakultas Keperawatan USU
(1)
Tabel hasil olah data demografi Frequencies
Statistics
Umur Jenis kelamin
Pendidikan terakhir
Status
pernikahan Agama
N Valid 36 36 36 36 36
Missing 0 0 0 0 0
Frequency Table
Umur
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid 18-34 tahun 12 33.3 33.3 33.3
35-60 tahun 24 66.7 66.7 100.0
Total 36 100.0 100.0
Jenis kelamin
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid laki-laki 11 30.6 30.6 30.6
perempuan 25 69.4 69.4 100.0
Total 36 100.0 100.0
Pendidikan terakhir
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid D III/Akper 31 86.1 86.1 86.1
S1 5 13.9 13.9 100.0
(2)
Status pernikahan
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid menikah 30 83.3 83.3 83.3
belum menikah 6 16.7 16.7 100.0
Total 36 100.0 100.0
Agama
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid islam 21 58.3 58.3 58.3
kristen 15 41.7 41.7 100.0
Total 36 100.0 100.0
Uji Reliabilitas
Scale: ALL VARIABLES
Case Processing Summary
N %
Cases Valid 30 100.0
Excludeda 0 .0
Total 30 100.0
a. Listwise deletion based on all variables in the procedure.
Reliability Statistics Cronbach's
Alpha N of Items
.797 48
Tabel hasil olah data kuesioner Frequencies Statistics
Perilaku caring
N Valid 36
(3)
Perilaku caring
Frequency Percent Valid Percent
Cumulative Percent
Valid cukup 21 58.3 58.3 58.3
baik 15 41.7 41.7 100.0
Total 36 100.0 100.0
Tabel Distribusi presentase, nilai minimum, nilai maksimum, dan nilai rata-rata (mean) perilaku caring perawat dalam memberikan asuhan keperawatan berdasarkan komponen-komponen faktor karatif.
Faktor-faktor karatif Persentase Min Maks Mean 11. Pendekatan humanistik dan altruistik. 76,81 1 20 15,35 12. Menanamkan sikap penuh harapan. 78,47 1 16 12,56 13. Kepekaan terhadap diri sendiri dan
orang lain.
79,07 1 28 22,12
14. Hubungan saling percaya dan saling membantu.
72,22 1 16 11,56
15. Meningkatkan dan menerima ekspresi perasaan positif dan negatif klien.
78,24 1 12 9,39
16. Menggunakan problem solving dalam mengambil keputusan.
76,39 1 28 21,42
17. Meningkatkan belajar mengajar interpersonal.
(4)
18. Menciptakan lingkungan fisik, mental, sosiokultural, dan spiritual yang mendukung.
75,83 1 20 15,2
19. Memberi bantuan dalam pemenuhan kebutuhan kebutuhan manusia.
75,58 1 24 18,12
20. Terbuka pada eksistensial fenomenologikal dan dimensi spiritual penyembuhan.
(5)
iran 3 JADWAL PENELITIAN
No Kegiatan September Oktober November Januari Februari Maret April Mei Juni
1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4 1 2 3 4
1 Mengajukan judul
2 Menetapkan judul penelitian 3 Menyiapkan proposal
penelitian
4 Mengajukan sidang proposal
5 Sidang proposal penelitian 6 Revisi proposal penelitian 7 Mengajukan izin penelitian
8 Pengumpulan data
9 Analisa data
10 Penyusunan laporan/skripsi 11 Pengajuan sidang skripsi
12 Ujian sidang
13 Revisi
14 Mengumpulkan skripsi
Diketahui Oleh, Dosen Pembimbing Jenny M. Purba, SKep, MKep
(6)
CURRICULUM VITAE
Nama : Andi Irawan Simarmata
Tempat/tanggal Lahir : Membang Muda / 24 September 1988 Jenis Kelamin : Laki-laki
Agama : Kristen Protestan
Alamat : Jl. Pembangunan, Gg.Rezeki No.08, Medan
Riwayat Pendidikan : 1.1994-2000 : SDN No.112286 Membang Muda 2. 2000-2003 : SLTP N 1 Kualuh Hulu
3. 2003-2006 : SMU N 1 Kualuh Hulu 4. 2006-2010 : Fakultas Keperawatan USU