BAB I PENDAHULUAN
Osteonekrosis pada rahang merupakan komplikasi yang jarang terjadi pada pasien-pasien kanker atau pada pasien yang menderita tumor atau emboli infeksi.
1
Osteonekrosis pada rahang merupakan kondisi yang spesifik, kelainan tulang yang telah dilaporkan sejak abad ke-19.
2
Akhir-akhir ini sering dilaporkan terjadinya osteonekrosis pada rahang pada pasien-pasien kanker yang mendapat terapi berupa
kemoterapi, terapi steroid, radioterapi pada leher dan kepala serta pemberian bifosfonat secara intravena. Terdapat bermacam-macam kondisi dan faktor resiko
yang menyebabkan terjadinya osteonekrosis pada pasien kanker. Hal itu meliputi trauma, jenis kelamin, umur, daerah yang tak bergigi, penyakit periodontal, kelainan
darah, anemia, koagulopati, prosedur pembedahan dental, alkohol, merokok dan infeksi.
1,2
Osteonekrosis pada rahang yang dihubungkan dengan pemakaian bifosfonat berupa asam zoledronic dan pamidronat mulai dikemukakan pada tahun 2003.
Banyak laporan kasus tentang osteonekrosis pada rahang dihubungkan dengan pamakaian bifosfonat dapat di diagnosa setelah dilakukan perawatan dental seperti
pencabutan gigi.
3
Bifosfonat digunakan pada perawatan penyakit osteoporosis, paget’s disease, multiple myeloma dan kelainan tulang akibat metastase dari kanker
payudara, kanker hati dan kanker prostat.
3,4
Bifosfonat menghambat resorbsi tulang, yang tidak dimetabolisme dan mempunyai waktu paruh yang panjang. Pasien-pasien
Universitas Sumatera Utara
yang menerima kemoterapi dan bifosfonat, khususnya secara intravena dapat menyebabkan terjadinya osteonekrosis pada rahang.
4
Osteonekrosis pada rahang tidak menimbulkan gejala sakit dalam beberapa minggu atau bulan dan hanya dapat diketahui setelah dilakukan roentgen pad rongga
mulut. Lesi ini menimbulkan rasa sakit apabila terjadi infeksi sekunder ataupun trauma jaringan lunak didaerah sekitarnya.
1,2
Hal ini dapat terjadi secara spontan atau yang lebih sering setelah dilakukan pencabutan gigi. Beberapa pasien mengeluhkan
hal ini dengan adanya rasa kaku pada rahang dan rahang terasa berat.
1
Tetapi, banyak pasien dapat mengurangi rasa sakit akibat dari pengobatan dengan cara melakukan
perawatan rutin rongga mulut sebelum mendapat terapi. Karena dokter gigi akan mempersiapkan perawatan yang tepat pada pasien-pasien tersebut.
5
Dalam penulisan skripsi ini akan membahas mengenai osteonekrosis pada rahang akibat pemakaian bifosfonat serta perawatan yang dilakukan. Dengan segala
keterbatasan yang ada diharapkan dapat menjadi bahan pemikiran dan menambah wawasan bagi kita seorang dokter gigi sehingga dapat dilakukan tindakan yang tepat
sebelum dilakukan prosedur yang berhubungan dengan rongga mulut.
Universitas Sumatera Utara
BAB 2 OSTEONEKROSIS