kelarutan dan laju pelarutan dari suatu obat adalah seperti pH, buffer, konsentrasi surfaktan dan volume.
Keadaan puasa dapat menyebabkan perubahan pH lambung. Dalam keadaan sehat pH lambung orang muda 90 berada di bawah pH 3 selama keadaan puasa
sekitar 1,4 – 2,1. Media disolusi yang sesuai untuk mendapatkan kondisi lambung saat puasa dilakukan dengan membuat media pH 1,5 – pH 2.
Tegangan permukaan cairan lambung cenderung lebih rendah dari air. Hal ini membuktikan adanya surfaktan di daerah ini. Nilai tegangan permukaan dalam
keadaan puasa biasanya 35 – 45 Nmm
-1
. Enzim yang ditemukan dalam cairan lambung adalah pepsin, eksopeptidase, lipase, amilase dan protease yang disekresi
oleh pankreas. Berdasarkan parameter secara fisiologi di atas maka dilanjutkan suatu media
disolusi untuk mendapatkan kondisi lambung dalam keadaan puasa. Komposisi medium cairan lambung buatan yang diusulkan adalah mengandung nata de coco.
Komposisi lengkap medium cairan buatan yang di usulkan kini adalah asam klorida 0,01 – 0,05 N.
2.8. Freeze Drying pengeringan beku
Freeze-drying liofilisasi adalah proses pengeringan yang dapat digunakan
untuk membuat sediaan farmasi dan biologis yang tidak tahan panas atau jika tidak stabil dalam larutan air untuk waktu penyimpanan yang lama, tetapi stabil dalam
keadaan kering Lachman, 1994
Suatu produk yang akan dikeringkan dengan pembekuan dibuat dan dikelolah dengan suatu larutan air atau suspensi. Pelarutan air dibekukan dengan cepat dan
didinginkan dengan suatu alat pendingin mekanik pada temperature di bawah – 40 C
Rawlins, 2002. Es dalam produk yang dibekukan perlahan-lahan akan menyublin dari
permukaan yang beku dan dikumpulkan dalam ruang pendinginan. Pada saat es meninggalkan produk, sisa pengeringan pada dasarnya mempertahankan volume
aslinya dan menjadi berpori karena hilangnya molekul-molekul es tersebut Lachman, 1994.
2.9. Ibuprofen 2.9.1. Uraian Bahan Ditjen POM, 1995
Rumus struktur :
CH
3
CHCH
2
CHCOOH
CH
3
CH
3
Rumus molekul : C
13
H
18
O
2
Berat molekul : 206,28
Nama kimia : 2-9- p-isobutilfenil asam propionate 15687-27-1
Pemerian : Serbuk hablur, putih hingga hampir putin, berbau khas lemah,
peka terhadap cahaya,meleleh pada suhu kering lebih 78 C.
Kelarutan : Praktis tidak larutan dalam air, sangat mudah larut dalam
etanol, metanol, aseton dan kloroform, sukar larut dalam etil asetat.
Penyimpanan : Dalam wadah tertutup rapat.
Pka : 4,4
UV : aqueous alkali - 265 nm
- 273 nm claker’s ,1969 .
2.9.2. Farmakologi
Ibuprofen merupakan obat anti-inflamasi nonsteroid AINS yang termasuk turunan asam fenil propionat dan pertama kali dipasarkan sebagai analgetik dan anti
inflamasi pada tahun 1974 di Amerika Serikat. Obat ini merupakan innibitor enzim sikloooksigenase yang menyebabkan sintesis prostaglandin menjadi terhambat
Gillman, 1996. Prostaglandin merupakan salah satu mediator kimiawi yang dilepaskan selama terjadi inflamasi. Dengan dihambatnya enzim siklooksigenase
maka konvesi asam arakhidonat menjadi prostaglandin menjadi terganggu sehingga terjadi pengurangan nyeri Wilmana, 1995.
Ibuprofen mempunyai dosis anti inflamasi 300 – 600 mg setiap 4-6 jam dan tidak lebih dari 2,4 g selama 24 jam, dosis analgesiknya 200-400 mg setiap 4-6 jam
dan tidak lebih dari 1,2 g selama 24 jam. Pada dosis 600-1800 mg perhari dapat meningkatkan perdarahan dan dosis 50 mg dilaporkan dapat menyebapkan
penyempitan saluran pernafasan pada pasien yang menderita penyakit ashma feldman, et al., 1996.
2.9.3. Efek Samping
Penggunaan ibuprofen menyebabkan efeksamping yang umum terjadi yakni berupa iritasi saluran cerna Katzung, 1998. Disamping itu menyebabkan
efeksamping pada bagian tubuh yang lain yaitu pada sistem saraf pusat dapat berupa sakit kepala, emosi, rasa tidak enak badan, mengantuk, rasa kebingungan, dan
depresi. Efek pada kardiovaskuler dapat berupa terjadinya hipertensi, palpitasi, gagal jantung kongestif, edema periperal. Efek pada gastrointestinal adalah mulut kering
dyspepsia dan terjadinya tukak lambung Shannon, 2000.
2.9. 4. Mekanisme terjadinya pendarahan pada lambung
Obat-obat anti inflamasi nonsteroid AINS termasuk ibuprofen dapat menyebabkan terjadinya pendarahan dimana kristal-kristal ibuprofen berkontak
langsung dengan mukosa lambung yang mengubah permeabilitas sawar epitel, memungkinkan difusi baik asam klorida dengan akibat terjadinya kerusakan jaringan
khususnya pembuluh darah. Histamin dikeluarkan , merangsang sekresi asam lebih lanjut sehingga fungsi sawar menurun. Mukosa kapiler dapat rusak, sehingga
mengakibatkan terjadinya pendarahan Price dan Wilson, 1994.
BAB III METODOLOGI
3.1. Bahan - bahan
Nata de coco , ibuprofen adalah prodak P.T. Indofarma Jakarta, Natrium klorida
p.a, CONH
2 2
diamin karbonil kalium di hidrogen fosfat p.a. Natrium hidroksida p.a. Asam Klorida p.a. E.merck, Etanol Merck kgaA 642 71 Damstadt Germany ,
Acetibacter xylium , gula pasir, air kelapa, asam cuka, alkohol, aquadest.
3.2. Alat - alat
Alat disolusi metode dayung dilengkapi thermostat, spektrofotometer UV Milton Roy Spectronic 1201, neraca listrik Mettler Toledo, freeze dryer Modulyo
Edwards, Hotplate, kompor gas.
3.3. Prosedur 3.3.1 Pembuatan NaOH 0,2 N
Natrium hidroksida sebanyak 8 g dilarutkan dalam akuades secukupnya sampai 1000 ml Ditjen POM, 1995.
3.3.2. Pembuatan Cairan Lambung Buatan Medium pH 1,2
Natrium klorida sebanyak 2 g ditambahkan asam klorida pekat sebanyak 7 ml ditambahkan akuades hingga 1000 ml ditjen POM, 1995.
26