32
BAB II KETENTUAN HUKUM PIDANA DALAM UNDANG-UNDANG
NOMOR 22 TAHUN 2009
A. Ketentuan Pidana Dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Dalam suatu peraturan perundang-undangan, adanya pengaturan tentang sanksi atau hukuman pidana menjadi hal yang sangat penting karena didalam
hukum pidana kita dapat mengetahui perbuatan-perbuatan mana yang tidak boleh dilakukan, dilarang, dan harus dilakukan dengan disertai ancaman atau sanksi
yang berupa pidana tertentu bagi barang siapa yang melanggar ketentuan tersebut.
20
Bagian terpenting dari suatu sistem pemidanaan adalah menetapkan sanksi, keberadannya akan memberikan arah dan pertimbangan mengenai apa
yang seharusnya dijadikan sanksi dalam suatu tindak pidana untuk menegakkan berlakunya norma.
Seperti undang-undang pada umumnya, Undang-undang No 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan juga memiliki sanksi-sanksi pidana.
21
Sanksi pidana didalam undang-undang ini dirumuskan menggunakan sistem perumusan alternative. Dari aspek pengertian dan substansinya, sistem
perumusan alternatif adalah sistem dimana pidana penjara dirumuskan secara alternatif dengan jenis sanksi pidana lainnya, berdasarkan urutan-urutan jenis
sanksi pidana dari yang terberat sampai yang teringan. Dengan demikian, hakim
20
Djoko Prakoso, Pembaharuan Hukum Pidana di Indonesia, Yogyakarta : Liberty, 1987, hlm 19
21
Teguh Prasetyo dan Abdul Halim Barkatullah ,Politik Hukum Pidana Kajian Kebijakan Kriminalisasi dan Dekriminalisasi, Yogyakarta : Pustaka Pelajar, 2005, hlm.82
Universitas Sumatera Utara
diberikan kesempatan memilih salah satu jenis pidana yang dicantumkan dalam Pasal yang bersangkutan.
22
Adapun sanksi pidana yang dikenakan pada pelaku pelanggaran lalu lintas dan angkutan jalan diatur dalam beberapa Pasal yaitu :
23
1. Pasal 281
“Pelanggaran dalam Pasal ini yaitu perbuatan pengendara kendaraan bermotor roda dua atau lebih yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi atau sering
disebut SIM sebagaimana dimaksud dalam Pasal 77 ayat 1 dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 4 empat bulan atau denda paling
banyak Rp.1.000.000 satu juta rupiah.”
Pada undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan sebelumnya yaitu UU Nomor 14 Tahun 1992 Pasal 59 ayat 2 disebutkan pengendara kendaraan
bermotor roda dua atau lebih yang tidak memiliki Surat Izin Mengemudi dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 enam bulan atau denda
setinggi-tingginya Rp.6.000.000 enam juta rupiah 2.
Pasal 282 “Pelanggaran dalam Pasal ini yaitu perbuatan pengendara kendaraan bermotor
roda dua atau lebih yang tidak mematuhi pemerintah yang diberikan oleh petugas kepolisian, sebagaimana dimaksud dalam Pasal 104 ayat 3 dan dapat
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu bulan atau denda paling banyak Rp.250.000 dua ratus lima puluh ribu rupiah.”
3. Pasal 283
“Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan secara tidak wajar dan melakukan kegiatan lain atau dipengaruhi oleh suatu keadaan yang
mengakibatkan gangguan konsentrasi dalam mengemudi di jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 1 dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 3 tiga bulan atau denda paling banyak Rp750.000,00 tujuh ratus lima puluh ribu rupiah.”
22
Lilik Mulyadi, Kapita Selekta Hukum Pidana Kriminologi dan Victimologi, Jakarta : Djambatan, 2004, hlm 19
23
Moeljatno, Asas-Asas Hukum Pidana, Jakarta: Rineka Cipta, 2008, hal 6
Universitas Sumatera Utara
4. Pasal 284
“Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor dengan tidak mengutamakan keselamatan pejalan kaki atau pesepeda sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 106 ayat 2 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 dua bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 lima ratus ribu
rupiah.”
5. Pasal 285
1 “Setiap orang yang mengemudikan sepeda motor di jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis dan laik jalan yang meliputi kaca spion,
klakson, lampu utama, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, knalpot, dan kedalaman alur ban
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 3 juncto Pasal 48 ayat 2 dan ayat 3 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu bulan
atau denda paling banyak Rp250.000,00 dua ratus lima puluh ribu rupiah.“
2 “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor beroda empat atau lebih di Jalan yang tidak memenuhi persyaratan teknis yang meliputi kaca
spion, klakson, lampu utama, lampu mundur, lampu tanda batas dimensi badan kendaraan, lampu gandengan, lampu rem, lampu penunjuk arah, alat
pemantul cahaya, alat pengukur kecepatan, kedalaman alur ban, kaca depan, spakbor, bumper, penggandengan, penempelan, atau penghapus
kaca sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 3 juncto Pasal 48 ayat 2 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 dua bulan atau denda
paling banyak Rp500.000,00 lima ratus ribu rupiah.”
6. Pasal 286
“Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor beroda empat atau lebih di jalan yang tidak memenuhi persyaratan laik jalan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 106 ayat 3 juncto Pasal 48 ayat 3 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 dua bulan atau denda paling banyak
Rp500.000,00 lima ratus ribu rupiah.”
7. Pasal 287
1 “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang melanggar aturan perintah atau larangan yang dinyatakan dengan rambu
lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 4 huruf a atau marka jalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 4 huruf b
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 dua bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 lima ratus ribu rupiah.”
Universitas Sumatera Utara
2 “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang melanggar aturan perintah atau larangan yang dinyatakan dengan alat
pemberi isyarat lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 4 huruf c dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 dua bulan
atau denda paling banyak Rp500.000,00 lima ratus ribu rupiah.”
3 “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang melanggar aturan gerakan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal
106 ayat 4 huruf d atau tata cara berhenti dan Parkir sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 4 huruf e dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 satu bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 dua ratus lima puluh ribu rupiah.”
4 “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang melanggar ketentuan mengenai penggunaan atau hak utama bagi
kendaraan bermotor yang menggunakan alat peringatan dengan bunyi dan sinar sebagaimana dimaksud dalam Pasal 59, Pasal 106 ayat 4 huruf f,
atau Pasal 134 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 dua ratus lima puluh ribu
rupiah.”
5 “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang melanggar aturan batas kecepatan paling tinggi atau paling rendah
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 4 huruf g atau Pasal 115 huruf a dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 dua bulan atau
denda paling banyak Rp500.000,00 lima ratus ribu rupiah.”
6 “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor di jalan yang melanggar aturan tata cara penggandengan dan penempelan dengan
kendaraan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 4 huruf h dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu bulan atau denda
paling banyak Rp250.000,00 dua ratus lima puluh ribu rupiah.”
8. Pasal 288
Didalam ayat 1 Pasal ini berisi ketentuan pidana terhadap pengemudi kendaraan bermotor yang tidak dilengkapi dengan surat tanda kendaraan bermotor
STNK atau surat tanda coba kendaraan bermotor sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 5 huruf a dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2
dua bulan atau denda paling banyak Rp.500.000 lima ratus ribu rupiah.
Universitas Sumatera Utara
Pada undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan sebelumnya yaitu UU No 14 tahun 1992 pelanggaran serupa dapat dipidana dengan pidana kurungan
paling lama 2 dua bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.2.000.000 dua juta rupiah.
Pada ayat 2 Pasal ini berisi ketentuan pidana terhadap pengemudi kendaraan bermotor yang tidak dapat menunjukkan surat izin mengemudi yang
sah sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 5 huruf b dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu bulan danatau denda paling banyak
Rp.250.000 dua ratus lima puluh ribu rupiah. Pada undang-undang lalu lintas dan angkutan jalan sebelumnya yaitu UU 14 tahun 1992 pelanggaran serupa dapat
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 dua bulan atau denda setinggi- tingginya Rp.2.000.000 dua juta rupiah.
9. Pasal 289
Pasal ini berisi ketentuan pidana terhadap pengemudi kendaraan roda empat atau lebih dan penumpang disampingnya yang tidak mengenakan sabuk
keselamatan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 6 dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu bulan atau denda paling banyak
Rp.250.000 dua ratus lima puluh ribu rupiah. Pada undang-undang lalu lintas dana ngkutan jalan sebelumnya yaitu UU
Nomor 14 Tahun 1992 pelanggaran serupa dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.1.000.,000
satu juta rupiah.
Universitas Sumatera Utara
10. Pasal 290 Pasal ini berisi ancaman pidana terhadap pengemudi dan penumpang
kendaraan bermotor selain sepeda motor yang tidak dilengkapi dengan rumah- rumah dan tidak mengenakan sabuk keselamatan dan mengenakan helm
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 7 dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu bulan atau denda paling banyak Rp.250.000 dua
ratus lima puluh ribu rupiah.
11. Pasal 291 Pada ayat 1 satu Pasal ini mengatur pidana terhadap pengendara
kendaraan bermotor roda dua yang tidak mengenakan helm Standard Nasional Indonesia SNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 8 , sementara pada
ayat 2 dua mengatur terhadap pengendara kendaraan bermotor roda dua yang membiarkan penumpangnya tidak mengenakan helm Standard Nasional Indonesia
SNI sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 8 dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu bulan atau denda paling banyak Rp.250.000
dua ratus lima puluh bribu rupiah. Pada undang-undang lalu lintas dan jalan yang sebelumnya yaitu UU
Nomor 14 Tahun 1992 pelanggaran serupa dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu bulan atau denda setinggi-tingginya Rp.1.000.000
satu juta rupiah. Di dalam Undang-Undang Nomor 22 Tahun 2009 telah diatur penggunaan
helm Standard Nasional Indonesia SNI, yang sebelumnya belum diatur dalam UU lalu lintas dan angkutan jalan yang lama. Helm Standard Nasional Indonesia
Universitas Sumatera Utara
maksudnya adalah helm yang memenuhi syarat keamanan oleh pemerintah dan memiliki tanda atau cap SNI di bagian tertentu dari helm tersebut
12. Pasal 292 Pasal ini berisikan ketentuan pidana terhadap pengemudi kendaraan
bermotor roda dua tanpa kereta samping yang mengangkut penumpang lebih dari 1 satu orang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 106 ayat 9 dipidana dengan
pidana kurungan paling lama 1 satubulan atau denda paling banyak Rp.250.000 dua ratus lima puluh ribu rupiah.
13. Pasal 293 Pada ayat 1 Pasal ini disebutkan pidana terhadap pengemudi kendaraan
bermotor yang tidak menyalakan lampu utama pada malam hari dan kondisi tertentu sebagaimana di maksud dalam Pasal 107 ayat 1 dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 satu bulan atau denda paling banyak Rp.250.000 dua ratus lima puluh ribu rupiah.
Pada ayat 2 yaitu pelanggaran terhadap pengemudi kendaraan bermotor roda dua tidak menyalakan lampu utama pada siang hari sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 107 ayat 2 dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 15 lima belas hari atau denda paling banyak Rp.100.000 seratus ribu rupiah.
Kewajiban menyalakan lampu utama pada siang hari bagi sepeda motor merupakan peraturan yang baru, kewajiban menghidupkan lampu utama pada
siang hari digunakan untuk mengurangi tingkat kecelakaan.
Universitas Sumatera Utara
14. Pasal 294 Pada ayat ini disebutkan pidana terhadap pengendara kendaraan bermotor
yang membelok atau berbalik arah tanpa memberikan isyarat dengan lampu penunjuk arah atau isyarat tangan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 ayat
1 dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu bulan atau denda paling banyak Rp.250.000 dua ratus lima puluh ribu rupiah.
15. Pasal 295 Pada ayat ini disebutkan pidana terhadap pelanggaran pengendara
kendaraan bermotor yang berpindah lajur atau bergerak kesamping tanpa memberikan isyarat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 112 dapat dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 1 satu bulan atau denda paling banyak Rp.250.000 dua ratus lima puluh ribu rupiah.
16. Pasal 296 Pada ayat ini disebutkan pidana terhadap pelanggaran pengendara
kendaraan bermotor yang tidak berhenti di lintasan kereta api ketika sinyal sudah berbunyi, palang pintu kereta api sudah mulai ditutup, dan atau ada isyarat lain
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 114 huruf a dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 3 tiga bulan atau denda paling banyak Rp.750.000 tujuh
ratus lima puluh ribu rupiah.
Universitas Sumatera Utara
17. Pasal 297 Pasal ini berisi ketentuan pidana bagi pengemudi kendaraan bermotor yang
berbalapan dijalan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 115 huruf b dapat dipidana dengan pidana kurunagan paling lama 1 tahun atau denda paling bannyak
Rp.3.000.000 tiga juta rupiah.
18. Pasal 298 Pasal ini berisi ketentuan pidana bagi pengemudi kendaraan bermotor yang
tidak memasang segitiga pengaman ,lampu isyarat peringatan bahaya, atau isyarat lain pada saat berhenti atau parkir dalam keadaan darurat di jalan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 121 ayat 1 dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 bulan atau denda paling banyak Rp.500.000 liam ratus ribu rupiah.
19. Pasal 299 Pasal ini berisi ketentuan pidana bagi pengendara kendaraan bermotor
yang dengan sengaja berpegang pada kendaraan bermotor untuk ditarik, menarik benda-benda yang dapat membahayakan pengguna jalan lain, danatau
menggunakan jalur-jalur kendaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 122 huruf a, huruf b atau huruf c dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 15 hari
atau denda paling banyak Rp.100.000 seratus ribu rupiah.
20. Pasal 300 Pasal ini berisi ketentuan pidana terhadap tindakan pengemudi kendaraan
bermotor yang tidak menggunakan lajur yang telah ditentukan atau tidak menggunakan lajur paling kiri, kecuali saat akan mendahului atau mengubah arah
Universitas Sumatera Utara
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 124 ayat 1 huruf c, bagi pengemudi kendaraan umum yang tidak memberhentikan kendaraannya selama menaikkan
danatau menurunkan penumpang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 124 ayat 1 huruf d, tidak menutup pintu kendaraan selama kendaraan berjalan sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 124 huruf e dapat dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 bulan atau denda paling banyak Rp.250.000 dua ratus lima puluh ribu
rupiah. 21. Pasal 301
Ayat ini berisikan pidana pidana terhadap pengemudi berkendaraan angkutan barang yang tidak mengemudikan Kendaraan Bermotor angkutan barang
yang tidak menggunakan jaringan jalan sesuai dengan kelas jalan yang ditentukan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 125 dipidana dengan pidana kurungan paling
lama 1 satu bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 dua ratus lima puluh ribu rupiah.
22. Pasal 302
Ayat ini berisikan pidana terhadap umum angkutan orang yang tidak berhenti selain di tempat yang telah ditentukan, mengetem, menurunkan
penumpang selain di tempat pemberhentian, atau melewati jaringan jalan selain yang ditentukan dalam izin trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 126
dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 dua ratus lima puluh ribu rupiah.
Universitas Sumatera Utara
23. Pasal 303 Ayat ini berisikan pidana terhadap setiap orang yang mengemudikan mobil
barang untuk mengangkut orang kecuali dengan alasan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 137 ayat 4 huruf a, huruf b, dan huruf c dipidana dengan pidana
kurungan paling lama 1 satu bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 dua ratus lima puluh ribu rupiah
24. Pasal 304 Pidana terhadap setiap orang yang mengemudikan kendaraan angkutan
orang dengan tujuan tertentu yang menaikkan atau menurunkan penumpang lain di sepanjang perjalanan atau menggunakan kendaraan angkutan tidak sesuai
dengan angkutan untuk keperluan lain sebagaimana dimaksud dalam Pasal 153 ayat 1 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 1 satu bulan atau denda
paling banyak Rp250.000,00 dua ratus lima puluh ribu rupiah.
25. Pasal 305 Pidana terhadap setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor
yang mengangkut barang khusus yang tidak memenuhi ketentuan tentang persyaratan keselamatan, pemberian tanda barang, parkir, bongkar dan muat,
waktu operasi dan rekomendasi dari instansi terkait sebagaimana dimaksud dalam Pasal 162 ayat 1 huruf a, huruf b, huruf c, huruf d, huruf e, atau huruf f dipidana
dengan pidana kurungan paling lama 2 dua bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 lima ratus ribu rupiah.
Universitas Sumatera Utara
26. Pasal 306 Pidana terhadap setiap orang yang mengemudikan kendaraan angkutan
barang yang tidak dilengkapi surat muatan dokumen perjalanan sebagaimana dimaksud dalam Pasal 168 ayat 1 dipidana dengan pidana kurungan paling lama
1 satu bulan atau denda paling banyak Rp250.000,00 dua ratus lima puluh ribu rupiah.
27. Pasal 307 Pidana terhadap setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor
angkutan umum .Orang yang tidak mematuhi ketentuan mengenai tata cara pemuatan, daya angkut, dimensi kendaraan sebagaimana dimaksud dalam Pasal
169 ayat 1 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 dua bulan atau denda paling banyak Rp500.000,00 lima ratus ribu rupiah.
28. Pasal 308 “Dipidana dengan pidana kurungan paling lama 2 dua bulan atau denda paling
banyak Rp500.000,00 lima ratus ribu rupiah, setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor Umum yang:
a. tidak memiliki izin menyelenggarakan angkutan orang dalam trayek
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173 ayat 1 huruf a; b.
tidak memiliki izin menyelenggarakan angkutan orang tidak dalam trayek sebagaimana dimaksud dalam Pasal 173 ayat 1 huruf b;
c. tidak memiliki izin dalam Pasal 173.”
29. Pasal 309 Ayat ini berisikan pidana terhadap setiap orang yang tidak
mengasuransikan tanggung jawabnya untuk penggantian kerugian yang diderita oleh penumpang, pengirim barang, atau pihak ketiga sebagaimana dimaksud
Universitas Sumatera Utara
dalam Pasal 189 dipidana dengan pidana kurungan paling lama 6 enam bulan atau denda paling banyak Rp1.500.000,00 satu juta lima ratus ribu rupiah.
30. Pasal 310 1 “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena
kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan kerusakan kendaraan danatau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat
2, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 enam bulan danatau denda paling banyak Rp1.000.000,00 satu juta rupiah.”
2 “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka ringan dan
kerusakan Kendaraan danatau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat 3, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 satu
tahun danatau denda paling banyak Rp2.000.000,00 dua juta rupiah.”
3 “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka
berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat 4, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak
Rp10.000.000,00 sepuluh juta rupiah.”
4 “Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana
penjara paling lama 6 enam tahun danatau denda paling banyak Rp12.000.000,00 dua belas juta rupiah “
31. Pasal 311 1 “Setiap orang yang dengan sengaja mengemudikan kendaraan bermotor
dengan cara atau keadaan yang membahayakan bagi nyawa atau barang dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 satu tahun atau denda
paling banyak Rp3.000.000,00 tiga juta rupiah.”
2 “Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan kerusakan Kendaraan danatau barang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat 2, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 dua tahun atau denda paling banyak
Rp4.000.000,00 empat juta rupiah.”
3 “Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka ringan dan kerusakan kendaraan
danatau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat 3, pelaku
Universitas Sumatera Utara
dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 empat tahun atau denda paling banyak Rp8.000.000,00 delapan juta rupiah.”
4 “Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 229 ayat 4, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 sepuluh tahun atau denda paling banyak Rp20.000.000,00 dua
puluh juta rupiah.”
5 “Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 mengakibatkan orang lain meninggal dunia, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling
lama 12 dua belas tahun atau denda paling banyak Rp24.000.000,00 dua puluh empat juta rupiah.”
Untuk lebih jelasnya, pengaturan tentang ketentuan sanksi pidana dalam Undang-undang No. 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
dapat dilihat dalam tabel berikut ini. Tabel 1.
Ketentuan Sanksi Pidana dalam UU No. 22 tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
NO PASAL
PERBUATAN SANKSI
DENDA KURUNGAN
PENJARA
1. 281
Tidak memiliki SIM Rp. 1.000.000,00
4 bulan -
2. 282
Tidak mematuhi perintah petugas
kepolisian NKRI Rp. 250.000,00
1 bulan -
3. 283
Mengemudikan kendaraan bermotor
dengan cara tidak wajar Rp. 750.000,00
3 bulan -
4. 284
Mengemudikan kendaraan bermotor
dengan tidak mengutamakan
keselamatan pejalan kaki
Rp. 500.000,00 2 bulan
-
5. 285 1
Pengendara sepeda motor tidak memenuhi
persyaratan teknis dan laik jalan
Rp. 250.000,00 1 bulan
-
6. 285 2
Pengendara kendaraan Rp. 500.000,00
2 bulan -
Universitas Sumatera Utara
bermotor beroda 4 atau lebih tidak memenuhi
persyaratan teknis
7. 286
Pengemudi kendaraan bermotor beroda 4 tidak
memenuhi persyaratan laik jalan
Rp. 500.000,00 2 bulan
-
8. 287 1
Melanggar perintah atau larangan rambu-
rambu lalu lintas Rp. 500.000,00
2 bulan -
9. 287 2
Melanggar perintah atau larangan alat
pemberi isyarat lalu lintas
Rp. 500.000,00 2 bulan
-
10. 287 3 Melanggar aturan
gerakan lalu lintas Rp. 250.000,00
1 bulan -
11. 287 4 Melanggar ketentuan
mengenai penggunaan atau hak utama bagi
kendaraan bermotor yang mngunakan bunyi
dan sinar Rp. 250.000,00
1 bulan -
12. 287 5 Melanggar aturan
kecepatan paling tinggi atau paling rendah
Rp. 500.000,00 2 bulan
-
13. 287 6 Melanggar aturan tata
cara pergandengan atau penempelan dengan
kendaraan lain Rp. 250.000,00
1 bulan -
14. 288 1 Tidak memiliki STNK
atau surat tanda coba kendaraan bermotor
Rp. 500.000,00 2 bulan
-
15. 288 2 Tidak memiliki SIM
yang sah Rp. 250.000,00
1 bulan -
16. 288 3 Kendaraan umum, bus,
mobil barang, kereta gandeng dan tempelan
yang tidak memiliki surat keterangan uji
berkala dan tanda lulusnya
Rp. 500.000,00 2 bulan
-
17. 289 Mengemudi atau
menumpang di sebelah pengemudi dengan
tidak mengenakan sabuk keselamatan
Rp. 250.000,00 1 bulan
-
Universitas Sumatera Utara
18. 290 Mengemudi dan
menumpang kendaraan bermotor selain sepeda
motor dengan tidak dilengkapi dengan
rumah-rumah, sabuk keselamatan dan helm
Rp. 250.000,00 1 bulan
-
19. 291 1 Mengemudikan sepeda
motor dengan tidak menggunakan helm SNI
Rp. 250.000,00 1 bulan
-
20. 291 2 Mengemudikan sepeda
motor dengan membiarkan
penumpangnya tidak mengenakan helm
Rp. 250.000,00 1 bulan
-
21. 292 Mengemudikan sepeda
motor tanpa kereta samping dengan
mengangkut lebih dari satu orang
Rp. 250.000,00 1 bulan
-
22. 293 1 Mengemudikan
kendaraan bermotor di jalan tanpa menyalakan
lampu utama pada malam hari atau pada
keadaan tertentu Rp. 250.000,00
1 bulan -
23. 293 2 Mengemudikan sepeda
motor di jalan tanpa menyalakan lampu
utama pada siang hari Rp. 100.000,00
15 hari -
24. 294 Mengemudikan
kendaraan bermotor yang akan berbelok
atau berbalik arah tanpa menyalakan lampu
penunjuk arah atau isyarat tangan
Rp 250.000,00 1 bulan
-
25. 295 Mengemudikan
kendaraan bermotor yang akan berpindah
lajur atau bergerak ke samping
Rp. 250.000,00 1 bulan
-
26. 296 Mengemudikan
kendaraan bermotor pada perlintasan antara
kereta api dan jalan Rp. 750.000,00
3 bulan -
Universitas Sumatera Utara
yang tidak berhenti saat sirine sudah berbunyi
27. 297 Mengemudikan
kendaraan bermotor dengan berbalapan di
jalan Rp. 3.000.000,00
1 tahun -
28. 298 Mengemudikan
kendaraan bermotor yang tidak memasang
segitiga pengaman dan lampu isyarat pada saat
berhenti darurat Rp. 500.000,00
2 bulan -
29. 299 Mengendarai kendaraan
tidak bermotor yang ditarik dengan
kendaraan bermotor, menarik benda-benda
yang dapat membahayakan
pengguna jalan lain, atau menggunakan jalur
jalan kendaraan Rp. 100.000,00
15 hari -
30. 300 Tidak menggunakan
lajur yang telah ditentukan, tidak
memberhentikan kendaraan saat
menurunkan penumpang, tidak
menutup pintu kendaraan selama
kendaraan berjalan Rp 250.000,00
1 bulan -
31. 301 Mengemudikan
kendaraan bermotor angkutan barang yang
tidak menggunakan jaringan jalan dengan
kelas yang ditentukan Rp.250.000,00
1 bulan -
32. 302 Mengemudikan
kendaraan bermotor umum angkutan orang
yang berhenti selain di tempat yang telah
ditentukan, mengetem, menurunkan
penumpang selain di Rp. 250.000,00
1 bulan -
Universitas Sumatera Utara
tempat yang ditentukan, melewati jaringan jalan
di luar trayek
33. 303 Mengemudikan mobil
barang untuk mengangkut orang
tanpa alasan yang diperbolehkan
Rp. 250.000,00 1 bulan
-
34. 304 Mengemudikan
kendaraan angkutan orang dengan tujuan
tertentu yang menaikkan dan
menurunkan penumpang di
sepanjang perjalanan atau menggunakan
kendaraan angkutan tidak sesuai dengan
angkutan untuk keperluan lain
Rp.250.000,00 1 bulan
-
35. 305 Mengemudikan
kendaraan bermotor yang mengangkut
barang khusus yang tidak memenuhi
ketentuan persyaratan keselamatan, pemberian
tanda barang, parkir, bongkar muat, waktu
operasi dan rekomendasi dari
instansi terkait Rp. 500.000,00
2 bulan -
36. 306 Mengemudikan
kendaraan angkutan barang yang tidak
dilengkapi surat muatan dokumen perjalanan
Rp. 250.000,00 1 bulan
-
37. 307 Mengemudikan
kendaraan bermotor angkutan umum barang
yang tidak mematuhi ketentuan tata cara
pemuatan, daya angkut, dimensi kendaraan
Rp. 500.000,00 2 bulan
-
38. 308 Tidak memiliki izin
Rp. 500.000,00 2 bulan
Universitas Sumatera Utara
untuk menyelenggarakan
angkutan orang dalam trayek, angkutan orang
tidak dalam trayek, angkutan barang khusus
dan alat berat, dan menyimpang dari izin
yang ditentukan
39. 309 Tidak mengasuransikan
tanggung jawabnya untuk penggantian
kerugian yang diderita penumpang, pengirim
barang atau pihak ketiga
Rp. 1.500.000,00 6 bulan
-
40. 310 1 Mengemudikan
kendaraan bermotor yang karena
kelalaiannya mengakibatkan
kecelakaan lalu lintas dengan kerusakan
kendaraan danatau barang
Rp. 1.000.000,00 -
6 bulan
41. 310 2 Mengemudikan
kendaraan bermotor yang karena
kelalaiannya mengakibatkan
kecelakaan lalu lintas dengan korban luka
ringan dan kerusakan kendaraan danatau
barang Rp. 2.000.000,00
- 1 tahun
42. 310 3 Mengemudikan
kendaraan bermotor yang karena
kelalaiannya mengakibatkan
kecelakaam lalu lintas dengan korban luka
berat Rp. 10.000.000,00
- 5 tahun
43. 310 4 Kecelakaan yang
mengakibatkan orang lain meninggal dunia
Rp. 12.000.000,00 -
6 tahun
Universitas Sumatera Utara
44. 311 1 Mengemudikan
kendaraan bermotor dengan cara yang
membahayakan nyawa atau barang
Rp. 3.000.000,00 -
1 tahun
45. 311 2 Melakukan perbuatan
yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas
dengan kerusakan kendaraan danatau
barang Rp. 4.000.000,00
- 2 tahun
46. 311 3 Melakukan perbuatan
yang menyebabkan kecelakaan lalu lintas
dengan korban luka ringan dan kerusakan
kendaraan danatau barng
Rp. 8.000.000,00 -
4 tahun
47. 311 4 Perbuatan yang
menyebabkan kecelakaan lalu lintas
dengan korban luka berat
Rp. 20.000.000,00 -
10 tahun
48 311 5
Melakukan perbuatan yang mengakibatkan
orang lain meninggal dunia
Rp. 24.000.000,00 -
12 tahun
B.
Kecelakaan sangat ditentukan oleh faktor pengemudi. Pengemudi memiliki peranan yang besar dalam terjadinya kecelakaan lalu lintas. Pengemudi
kurang antisipasi atau tidak mampu memperkirakan bahaya dapat menyebabkan kecelakaan lalu lintas. Laporan kecelakaan menunjukkan bahwa pengendaraan
yang tidak baik, seringkali disertai pelanggaran hukum, terletak di dalam rantai
Ketentuan Pidana Terhadap Pengemudi Dalam Kecelakaan Lalu Lintas Yang Mengakibatkan Orang Lain Meninggal Dunia Menurut Undang-
undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan.
Universitas Sumatera Utara
kejadian yang mengakibatkan 73 dari kecelakaan fatal dan 83 dari seluruh kecelakaan jalan raya.
24
4 “Dalam hal kecelakaan sebagaimana dimaksud pada ayat 3 yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia, dipidana dengan pidana
Ketentuan hukum mengenai kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia secara umum diatur dalam Pasal 359 KUHP dan
secara khusus adalah diatur dalam Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan. Beberapa ketentuan pidana dalam UU LLAJ
yang menjadi dasar hukum penjatuhan sanksi pidana bagi pengemudi dalam kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia yakni
Pasal 310, Pasal 311, dan Pasal 312. Pasal 310
1 “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan kerusakan
kendaraan danatau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat 2, dipidana dengan pidana penjara paling lama 6 enam bulan danatau
denda paling banyak Rp1.000.000,00 satu juta rupiah.”
2 “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka ringan dan
kerusakan Kendaraan danatau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat 3, dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 satu
tahun danatau denda paling banyak Rp2.000.000,00 dua juta rupiah.”
3 “Setiap orang yang mengemudikan kendaraan bermotor yang karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka
berat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat 4, dipidana dengan pidana penjara paling lama 5 lima tahun danatau denda paling banyak
Rp10.000.000,00 sepuluh juta rupiah.”
24
Clarkson H. Oglesby dan R. Gary Hicks, diterjemahkan oleh Purwo Setianto, 1988, Teknik Jalan Raya, Erlangga, Jakarta, hal. 489
Universitas Sumatera Utara
penjara paling lama 6 enam tahun danatau denda paling banyak Rp12.000.000,00 dua belas juta rupiah “
Pasal 311
1 “Setiap orang yang dengan sengaja mengemudikan kendaraan bermotor dengan cara atau keadaan yang membahayakan bagi nyawa atau barang
dipidana dengan pidana penjara paling lama 1 satu tahun atau denda paling banyak Rp3.000.000,00 tiga juta rupiah.”
2 “Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan kerusakan Kendaraan danatau barang
sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat 2, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 2 dua tahun atau denda paling banyak
Rp4.000.000,00 empat juta rupiah.”
3 “Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka ringan dan kerusakan kendaraan
danatau barang sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat 3, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 4 empat tahun atau denda
paling banyak Rp8.000.000,00 delapan juta rupiah.”
4 “Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat 1 mengakibatkan kecelakaan lalu lintas dengan korban luka berat sebagaimana dimaksud
dalam Pasal 229 ayat 4, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling lama 10 sepuluh tahun atau denda paling banyak Rp20.000.000,00 dua
puluh juta rupiah.”
5 “Dalam hal perbuatan sebagaimana dimaksud pada ayat 4 mengakibatkan orang lain meninggal dunia, pelaku dipidana dengan pidana penjara paling
lama 12 dua belas tahun atau denda paling banyak Rp24.000.000,00 dua puluh empat juta rupiah.”
Pasal 312 “Setiap orang yang mengemudikan Kendaraan Bermotor yang terlibat Kecelakaan
Lalu Lintas dan dengan sengaja tidak menghentikan kendaraannya, tidak memberikan pertolongan, atau tidak melaporkan Kecelakaan Lalu Lintas kepada
Kepolisian Negara Republik Indonesia terdekat sebagaimana dimaksud dalam Pasal 231 ayat 1 huruf a, huruf b, dan huruf c tanpa alasan yang patut dipidana
dengan pidana penjara paling lama 3 tiga tahun atau denda paling banyak Rp75.000.000,00 tujuh puluh lima juta rupiah.”
Universitas Sumatera Utara
Negara Indonesia merupakan negara hukum yang sangat menjunjung tinggi keadilan, maka dari itu demi penegakan hukum yang paling baik untuk
diterapkan, dibutuhkan pidana tambahan yang terdapat dalam Pasal 314 UU LLAJ.
Pasal 314
“Selain pidana penjara, kurungan, atau denda, pelaku tindak pidana lalu lintas dapat dijatuhi pidana tambahan berupa pencabutan surat izin mengemudi atau
ganti kerugian yang diakibatkan oleh tindak pidana lalu lintas.”
Pidana tambahan yang secara khusus disoroti adalah pidana tambahan berupa pencabutan surat izin mengemudi. Pencabutan surat izin mengemudi
mengakibatkan pelaku tindak pidana lalu lintas mendapat larangan mengemudi untuk kurun waktu tertentu bergantung pada berapa lama batas waktu dari
larangan oleh putusan hakim. Dengan hukuman pencabutan SIM, pelaku akan lebih berhati-hati dalam mengemudikan kendaraannya sebab ia telah dihukum
tidak dapat mengemudi yang walaupun mungkin bisa jadi singkat saja tetapi telah mencabut kebebasan dan haknya untuk mengemudi. Selama berlaku penjatuhan
pidana tambahan kepada pelaku maka selama itu masyarakat akan terhindar dari kejahatan yang mungkin dilakukan oleh pelaku kembali. Oleh karena SIM si
pelaku dicabut maka ia tidak dapat mengemudi, hal ini akan menghilangkan kesempatan bagi pelaku untuk mengulangi perbuatannya itu.
25
Pencabutan SIM pun merupakan alternatif pidana yang bersifat pembinaan terhadap pelaku kejahatan. Pembinaan ini tampak pada konsekuensi akibat dari
pencabutan SIM itu sendiri yang berujung pada perbaikan si pelaku yaitu
25
Ibid, hlm. 493
Universitas Sumatera Utara
memperbaiki tingkah laku si pelaku melalui pengujian kembali kompetensi pengemudi dalam berlalu lintas, hal ini dapat dilihat dari isi Pasal 32 Perkapolri
No. 9 Tahun 2012 tentang SIM. Penjatuhan sanksi pencabutan SIM sebaiknya tidak bersifat pilihan
melainkan bersifat keharusan. Maksud dari ia tidak lagi bersifat pilihan adalah agar penggunaan pidana tambahan berupa pencabutan SIM tidak menjadi
terabaikan oleh karena penegak hukum cenderung mengutamakan sanksi pidana pokok penjara atau kurungan.
Frase kata “dapat dijatuhi pidana tambahan” dalam Pasal 314 ditafsirkan bahwasanya pidana tambahan bersifat pilihan. Dari sini kemudian muncul suatu
pemikiran bahwa seharusnya frase kata tersebut diganti menjadi ”wajib”. Dapat dilihat dalam Pasal-Pasal dalam UU LLAJ cukup banyak pemakaian kata wajib
dalam hal menekankan agar terpenuhinya maksud dari suatu Pasal. Berangkat dari pemikiran untuk menghasilkan deterrence effect kepada pengemudi kecelakaan
lalu lintas terkhusus yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia maka pencabutan SIM sudah sewajarnya merupakan keharusan. Kewajiban penjatuhan
sanksi pidana tambahan pencabutan SIM urgensinya terletak pada kecelakaan lalu lintas yang mengakibatkan orang lain meninggal dunia. Demi mengurangi
fatalitas korban agar jangan sampai ada lagi nyawa melayang oleh karena kesalahan dari pengemudi.
Disamping penulis mengusung adanya kewajiban sanksi pencabutan SIM, pada kesempatan ini penulis juga ingin menyampaikan sedikit pandangan
Universitas Sumatera Utara
mengenai upaya perdamaian dalam kecelakaan lalu lintas.Berikut Pasal-Pasal di dalam UU LLAJ tentang upaya perdamaian kecelakaan lalu lintas :
Pasal 230
“Perkara Kecelakaan Lalu Lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat 2, ayat 3, dan ayat 4 diproses dengan acara peradilan pidana sesuai dengan
ketentuan peraturan perundang-undangan.”
Pasal 235 1 “Jika korban meninggal dunia akibat kecelakaan lalu lintas sebagaimana
dimaksud dalam Pasal 229 ayat 1 huruf c, pengemudi wajib memberikan bantuan kepada ahli waris korban berupa biaya pengobatan danatau biaya
pemakaman dengan tidak menggugurkan tuntutan perkara pidana.”
Pasal 236 2 “Kewajiban mengganti kerugian sebagaimana dimaksud pada ayat 1 pada
kecelakaan lalu lintas sebagaimana dimaksud dalam Pasal 229 ayat 2 dapat dilakukan di luar pengadilan jika terjadi kesepakatan damai di antara para pihak
yang terlibat.” Kesimpulan yang didapat dari isi ketiga Pasal tersebut diatas adalah upaya
perdamaian tidak menggugurkan tuntutan pidana. Hal yang paling ganjil adalah keberadaan akta perdamaian yang dibuat secara sukarela antara korban dan pelaku
pun tidak mewakili rasa keadilan, jika berkaca pada UU LLAJ ini. Selanjutnya yang menjadi perhatian adalah Pasal 230. Bahwa perkara
kecelakaan lalu lintas baik ringan, sedang, dan berat diproses dengan acara peradilan pidana. Isi ketentuan tersebut menurut penalaran tidaklah menghasilkan
daya guna. Beberapa kelemahan dari sistem peradilan pidana yang masih
Universitas Sumatera Utara
cenderung kepada vonis pidana penjara memunculkan gerakan untuk melakukan upaya penanggulangan kejahatan tanpa pemidanaan. Sejalan dengan pemikiran
tersebut maka dalam skripsi ini penulis berusaha mencari suatu upaya yang mampu mereduksi kecelakaan dengan upaya pencegahan yang bersifat mendidik
pelaku akan tetapi hal ini akan sangat bertentangan dengan keberadaan Pasal 230 yang bahkan menghendaki kasus kecelakaan lalu lintas ringan dan sedang
diharuskan melewati proses persidangan yang kita tahu sangat berbelit-belit, menyita waktu, dan biaya.
Alasan dimuatnya ketentuan dalam Pasal 230 yang memasukkan kecelakaan lalu lintas berat Pasal 229 ayat 4 diproses dengan acara peradilan
pidana sangat masuk akal mengingat ketentuan ini memiliki landasan yuridis yang berangkat dari Pasal 359 dan Pasal 360 KUHP. Selain itu akibat yang ditimbulkan
dalam kecelakaan lalu lintas berat sangat esensial karena mengakibatkan korban meninggal dunia atau luka berat. Bertolak belakang dengan kecelakaan lalu lintas
berat, ditinjau dari sudut politik hukum pidana dan melihat pada kelemahan sistem peradilan pidana pada masa sekarang dan juga kenyataan mengenai ovecapacity
lembaga permasyarakatan maka ketentuan pidana dalam Pasal 230 UU LLAJ memerlukan perubahan. Poin penting yang mesti diperhatikan adalah dengan
menggeser proses acara peradilan pidana terhadap kecelakaan lalu lintas ringan dan sedang terlebih dahulu kepada upaya perdamaian. Apabila upaya perdamaian
berhasil dijalankan kedua belah pihak maka dapatlah tuntutan pidana menjadi gugur terhadap pelaku.
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2. Jenis Tindak Pidana dalam Undang-Undang No. 22 Tahun 2009
No Jenis Tindak Pidana
Pasal dan Hukuman Pasal yang diancam
Sanksi Pidana 1
Tafo’Olo Lase als Tafo terbukti secara sah dan
menyakinkan bersalah melakukan tindak pidana
yang mengemudikan kendaraan bermotor yang
karena kelalaiannya mengakibatkan kecelakaan
lalu lintas yang mengakibatkan korban
meninggal dunia Pasal 310 ayat 2
Undang-undang No. 22 Tahun 2009
Tafo’Olo Lase als Tafo telah terbukti
secara sah dan meyakinkan
bersalah melakukan tindak
pidana karena kelalaiannya
mengakibatkan kecelakaan lalu
lintas menyebabkan
orang lain meninggal dunia,
menjatuhkan pidana kepada
Tafo’Olo Lase als Tafo dengan
penjara selama 6 enam bulan 15
lima belas hari
2 Sugeng Budi Prakoso
terbukti secara sah dan menyakinkan bersalah
melakukan tindak pidana kecelakaan lalu lintas
Pasal 310 ayat 2 Undang-undang No.
22 Tahun 2009 Telah terbukti
secara sah dan menyakinkan
bersalah melakukan
perbuatan pidana karena
kelalaiannya sehingga terjadi
kecelakaan lalu lintas
menyebabkan matinya orang,
oleh karenanya memidana dengan
pidana selama 3 tiga bulan
penjara
Sumber: Undang-undang Nomor 22 Tahun 2009 tentang Lalu Lintas dan Angkutan Jalan
Universitas Sumatera Utara
BAB I PENDAHULUAN