64
klasifikasi yang diamati, atau dapat dikatakan model mampu memprediksi nilai observasinya.
4.3.3 Koefisien Determinasi
Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabilitas variabel-variabel independen mampu menjelaskan variabilitas variabel
dependen.koefisien determinasi pada regresi logistik dapat dilihat pada Nagelker R Square. Nilai Nagelker R square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square
pada regresi berganda Ghozali,2006.
Tabel 4.7 Nagelker R square
Model Summary
Step -2 Log likelihood
Cox Snell R Square
Nagelkerke R Square
1 214,084
a
,220 ,330
a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001.
Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah
Tabel 4.7 menunjukkan nilai Nagelker R Square. Dilihat dari hasil output pengolahan data, nilai Nagelker R Square adalah sebesar 0,330 yang berarti
variabilitas variabel independen adalah sebesar 33, sisanya sebesar 67 100- 33 dijelaskan oleh variabilitas variabel-variabel lain diluar model penelitian.
4.4 Tabel Klasifikasi
Matriks klasifikasi akan memunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan melakukan hedging.
Universitas Sumatera Utara
65
Tabel 4.8
Sumber : output SPSS, 2016 data diolah
Dari tabel 4.8 tabel klasifikasi model menunjukkan bahwa prediksi observasi tidak melakukan aktivitas hedging sebanyak 192, sedangkan hasil
observasinya sebanyak 179 dengan ketepatan klasifikasi sebesar 93,2. Kemudian prediksi observasi yang melakukan aktivitas hedging sebanyak 60,
sedangkan hasil observasinya hanya 38 dengan ketepatan klasifikasi sebesar 36,7. Jadi secara keseluruhan ketepatan model ini sebesar 79,8 yang berarti
hasil penelitian ini cukup baik karena mendekati ketepatan 100.
4.5 Pengujian Hipotesis
Dalam uji regresi pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen dilihat pada variables in the Equiation. dalam uji hipotesis dengan
regresi logistik cukup dengan melihat tabel Variables in the Equiation pada kolom significant dibanding dengan tingkat kealphaan 0,05 5. Apabila tingkat
signifikan 0,05 maka hipotesis diterima.
Classification Table
Observed Predicted
HEDGING Percentage
Correct ,0
1,0 Step 1
HEDGING ,0
179 13
93,2 1,0
38 22
36,7 Overall Percentage
79,8 a. The cut value is ,500
Universitas Sumatera Utara
66
Tabel 4.9
Variables in the Equation
B S.E.
Wald df
Sig. ExpB
Step 1
a
DER ,083
,083 1,007
1 ,316
1,087 CR
-,081 ,136
,353 1
,552 ,923
MTBV ,044
,026 2,851
1 ,091
1,045 FS
,770 ,125
37,771 1
,000 2,159
MO ,120
,035 12,105
1 ,001
1,128 Constant
-23,546 3,705
40,378 1
,000 ,000
a. Variables entered on step 1: DER, CR, MTBV, FS, MO.
Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah
Tabel 4.9 menunjukkan hasilpengujian dengan regresi logistik pada tingkat signifikansi 5. Dari pengujian dengan regresi logistik diatas maka diperoleh
persamaan regresi logistik sebagai berikut ini : Li =HEDG = -23,546 + 0,083DER - 0,081CR + 0,044MTBV + 0,77FS +
0,12MO Persamaan regresi dapat dijelaskan sebagai berikut ini :
1. Nilai konstanta sebesar -23,546 yang dihasilkan negatif, artinya jika
pengambilan keputusan hedging tidak dipengaruhi oleh debt to equity ratio, current ratio, market to book value, firm size dan managerial
ownership maka kemungkinan perusahaan melakukan hedging akan menurun sebesar -23,546 satuan.
2. Debt to equity ratio DER sebesar 0,083 yang dihasilkan positif, artinya
jika DER naik satu satuan maka kemungkinan perusahaan melakukan hedging meningkat sebesar 0,083 satuan dengan syarat variabel lainnya
konstan.
Universitas Sumatera Utara
67
3. Current ratio CR sebesar -0,081 yang dihasilkan negatif, artinya jika CR
naik satu satuan maka akan menurunkan kemungkinan perusahaan untuk melakukan hedging sebesar 0,081 satuan dengan syarat variabel lainya
konstan. 4.
Market to book value MTBV sebesar 0,044 yang dihasilkan positif, artinya jika MTBV naik satu satuan maka akan meningkatkan
kemungkinan perusahaan melakukan hedging sebesar 0,044 satuan dengan syarat variabel lainnya konstan.
5. Firm size FS sebesar 0,77 yang dihasilkan positif ,artinya jika FS naik
sebesar satu satuan maka akan meningkatkan kemungkinan perusahaan melakukan hedging sebesar 0,77 satuan dengan syarat variabel lainnya
konstan. 6.
Managerial ownership MO sebesar 0,12 yang dihasilkan positif, artinya jika MO naik sat satuan maka akan meningkatkan kemungkinan
perusahaan untuk melakukan hedging sebesar 0,12 dengan syarat variabel lainnya konstan.
Dari hasil pengujian diatas maka diperoleh hasil pengujian hipotesis sebagai berikut :
Debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan melakukan hedging. Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai koefisien
regresi variabel DER bernilai positif sebesar 0,083 dengan nilai probabilitas p sebesar 0,316 0,05 yang berarti
H
diterima dan H ditolak. Hal ini berarti
bahwa variabel DER tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan
Universitas Sumatera Utara
68
melakukan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.
Current ratio tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan hedging. Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel CR
bernilai negatif sebesar -0,081 dengan probabilitas p sebesar 0,552 0,05 yang berarti
H
diterima dan H ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel CR tidak
berpengaruh terhadap pengambilan keputusan melakukan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.
Market to book value tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan hedging. Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bawha nilai koefisien regresi
variabel MTBV bernilai positif dengan koefisien regresi sebesar 0,044 dengan probabilitas sebesar 0,091 0,05 yang berarti
H
diterima dan H ditolak. Hal ini
berarti bahwa variabel MTBV tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan melakukan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode
2011-2013.. Firm size berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan hedging.
Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bawha nilai koefisien regresi variabel FS bernilai positif sebesar 0,77 dengan probabilitas sebesar 0,00 0,005 yang berarti
berarti
H
diterima dan H ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel FS berpengaruh
positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan melakukan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.
Managerial ownership berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan hedging. Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bawha nilai koefisien regresi
variabel MO bernilai positif sebesar 0,12 dengan probabilitas sebesar 0,01 0,005
Universitas Sumatera Utara
69
yang berarti
H
diterima dan H ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel MO
berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan melakukan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.
4.6 Pembahasan Hasil Penelitian 4.6.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Pengambilan Keputusan
Hedging
Variabel Debt to equity ratio menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,083 dengan nilai probabilitas p sebesar 0,316 0,05
yang berarti bahwa variabel debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap probabilitas pengambilan keputusan hedging. Tingginya DER suatu perusahaan
yang mengindikasikan bahwa besar hutang dibandingkan dengan besar ekuitas perusahaan. Semakin besar penggunaan hutang oleh sebuah perusahaan maka
semakin besar risiko yang harus diperhatikan perusahaan. Namun disatu sisi perusahaan tetap membutuhkan hutang untuk menambah modal kerja dan
memanfaatkan modal kerja tersebut untuk meningkatkan keuntungan. Hal ini menuntut perusahaan untuk bisa mengelola risiko dengan baik, salah satunya
menggunakan kebijakan hedging dengan instrumen derivatif Klimzack,2008. Dalam penelitian ini DER tidak berpengaruh secara signifikan namun
memiliki nilai positif terhadap probabilitas penggunaan instrumen derivatif sabagai pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di BEI. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Ahmad 2012, Paranita 2011, dan Klimzack 2008.
Universitas Sumatera Utara
70
4.6.2 Pengaruh Current Ratio Terhadap Pengambilan Keputusan Hedging.
Variabel current ratio menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi bernilai negatif sebesar 0,081 dengan nilai probabilitas p sebesar 0,552 0,05 yang
berarti bahwa variabel current ratio tidak berpengaruh terhadap probabilitas pengambilan keputusan hedging. Current ratio merupakan salah satu rasio
likuiditas yang bertujuan untuk melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya. Semakin besar CR suatu perusahaan mengindikasikan bahwa
semakin besar kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan masalah likuidasi, hal ini berarti semakin tinggi nilai CR suatu perusahaan akan berbanding terbalik
atau bernilai negatif terhadap pengambilan keputusan hedging perusahaan tersebut Gunniarti,2014.
Dalam penelitian ini CR tidak berpengruh secara signifikan dan bernilai negatif terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur
yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung oleh hasil peneltiian yang ditemukan oleh Paranita 2011, namum bertentangan dengan hasil penelitian yang ditemukan
oleh Ameer 2010.
4.6.3 Pengaruh Market to Book Value Terhadap Pengambilan Keputusan Hedging
Variabel Market to Book Value menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
bernilai positif sebesar 0,044 dengan nilai probabilitas p sebesar 0,091 0,05
yang berarti bahwa variabel Market to Book Value tidak berpengaruh terhadap
probabilitas pengambilan keputusan hedging. Market to book value mengambarkan kesempatan pertumbuhan perusahaan, semakin besar peluang
Universitas Sumatera Utara
71
pertumbuhan perusahaan semakin besar juga risiko yang dihadapi perusahaan maka pengambilan keputusan hedging akan semakin besar juga Ameer,2010.
Dalam penelitian ini MTBV tidak berpengaruh secara signifikan dan bernilai positif terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan
manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Paranita 2011, namun bertentangan dengan hasil penelitian
yang ditemukan oleh Ahmad 2012 dan Ameer 2010.
4.6.4 Pengaruh Firm Size Terhadap Pengambilan Keputusan Hedging Variabel Firm Size menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi bernilai
positif sebesar 0,77 dengan nilai probabilitas p sebesar 0,000 0,05 yang berarti bahwa variabel Firm Size berpengaruh secara signifikan terhadap probabilitas
pengambilan keputusan hedging. Semakin besar suatu perusahaan cendrung menghadapi risiko yang lebih besar pula, maka semakin besar ukuran perusahaan
akan berprngaruh terhadap pengambilan keputusan hedging nya Ahmad,2012. Dalam penelitian ini firm size berpengaruh secara signifikan dan bernilai
positif terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan
oleh Ahmad 2102, Paranita 2011, Guniarty 2011, Ameer 2010, Klimzack 2008 dan Clark 2005.
4.6.5. Pengaruh Managerial Ownership Terhadap Pengambilan Keputusan Hedging
Variabel managerial ownership menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi
bernilai positif sebesar 0,12 dengan nilai probabilitas p sebesar 0,001 0,05
Universitas Sumatera Utara
72
yang berarti bahwa variabel managerial ownership berpengaruh secara signifikan terhadap probabilitas pengambilan keputusan hedging. Kepemilikan manajerial
menunjukkan bahwa jumlah saham yang dimiliki oleh para manajer membuat para manajer akan lebih merasa memiliki perusahaan tersebut dan lebih hati-hati
terhadp risiko dan memilih melakukan tindakan hedging Ahmad,2012. Dalam penelitian ini managerial ownership berpengaruh secara signifikan
dan bernilai positf terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang
dilakukan oleh Ahmad 2102, Paranita 2011, Guniarty 2011, Ameer 2010, Klimzack 2008 dan Clark 2005.
Universitas Sumatera Utara
73
BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN
5.1 Kesimpulan
Berdasrkan analisis data dengan regresi logistik, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut; Debt to equity ratio DER, Current ratio CR,
Market to book value MTBV tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek
indonesia. Hal ini berarti perusahaan cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi dalam pengambilan keputusan hedging, sedangkan Firm size
FS dan Managerial ownership MO berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar pada Bursa Efek indonesia. Hal ini berarti semakin besar suatu perusahaan dan semakin tinggi kepemilikan manajerial suatu perusahaan secara
signifikan berpengaruh semakin tingginya pengambilan keputusan hedging suatu perusahaan.
5.2 Saran
Berdasarkan analisa yang telah penulis lakukan, maka perlu dilakukan penyempurnaan terhadap penelitian selanjutnya. Adapun saran yang dapat
diberikan adalah sebagai berikut; Bagi peneliti sejenis sebaiknya memperluas penelitian dengan menambah populasi penelitian dari seluruh perusahaan yang
terdaftar di Bursa Efek Indonesia atau pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia dengan tahun pengamatan yang lebih panjang
Universitas Sumatera Utara
74
sehingga hasil yang diperoleh akan lebih dapat digeneralisasikan dan akan lebih menggambarkan kondisi sesungguhnya selama jangka panjang. Serta menambah
variabel-variabel lain yang diprediksi mempengaruhi pengambilan keputusan hedging. Bagi manajemen perusahaan sebaiknya memperhatikan kebijakan
hedging untuk meningkatkan nilai pemegang sahamnya dan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan hedging untuk mengurangi
risiko keuangan perusahaan. Mengetahui seberapa terlindungnya suatu perusahaan terhadap risiko yang akan dihadapi perusahaan adalah informasi penting dan baik
bagi investor. Penulis menyarankan bagi para investor untuk lebih mempertimbangkan perusahaan yang melakukan tindakan hedging untuk
mengurangi risiko keuangan perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
13
BAB II TINJAUAN PUSTAKA.
2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Risiko dan Manajemen Risiko.
Risiko adalah ketidaktentuan atau uncertainty yang mungkin melahirkan kerugian loss Salim, 2007:199. Risiko diartikan sebagai kemungkinan
mengalami kerugian, yang biasanya di ukur dalam bentuk kemungkinan probability bahwa beberapa hasil akan muncul yang bergerak dalam kisaran
sangat baik misalnya asetnya berlipat ganda ke sangat buruk minsalnya, asetnya menjadi tidak bernilai sama sekali. Risiko juga dapat diartikan sebagai
kemungkinan terjadinya kerugian yang akan dialami investor atau ketidakpastian atas return yang akan diterima dimasa mendatang Gumamti, 2011:50.
Manajemen risiko adalah pengidentifikasian peristiwa-peristiwa yang dapat memberikan konsekuensi keuangan yang merugikan dan kemudian mengambil
tindakan untuk mencegah dan atau meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh
peristiwa-peristiwa tersebut Brigham dan Houston, 2006 : 333. Beberapa alasan perusahaan perlu melakukan pengelolaan risiko Brigham dan Houston 2006: 334
yakni : 1.
Kepastian utang, manajemen risiko dapat mengurangi ketidakstabilan arus kas sehingga akan menjaga nilai perusahaan tidak menurun dan dapat
mengurangi risiko kebangkrutan. 2.
Dampak perpajakan, pajak yang tinggi akan menurunkan laba perusahaan dan di sisi lain pajak slalu berfluktuasi sesuai dengan tingkat pendapatan. Untuk
inilah lindung nilai dibutuhkan agar dapat mengurangi dampak fluktuasi pajak perusahaan.
Universitas Sumatera Utara
14
Jenis-jenis risiko bermacam-macam antara lain risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko keuangan, risiko hukum, risiko reputasi,
risiko strategik, dan risiko kepatuhan. Salah satu risiko yang dapat dikurangi dalam manajemen risiko adalah risiko keuangan. Bentuk risiko keuangan sendiri
bermacam-macam dan salah saatunya adalah berubahnya nilai tukar mata uang terhadap mata uang asing valuta asing.
2.1.2 Eksposur Valuta Asing
Eksposur valuta asing merupakan suatu ukuran terhadap potensi perubahan profitabilitas, arus kas, dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan oleh
perubahan kurs. Eksposur valuta asing juga adalah kepekaan perubahan dalam
nilai riil aset, kewajiban atau pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata uang domestik terhadap perubahan kurs yang tidak terantisipasi. Eksposur valuta
asing akan dialami oleh perusahaan yang melakukan danatau menerima
pendapatan dalam vakuta asing.
Ada berbagai cara untuk menghadapi eksposur risiko nilai tukar seperti, lindung nilai alami; manajemen kas; penyesuaian transaksi antar perusahaan; serta
lindung nilai pendanaan internasional dan lindung nilai mata uang, melalui kontrak forward, kontrak berjangka futures contract, opsi mata uang, dan swap
mata uang Van Horne dan dan Wachowizt 2007 :558. Ada beberapa aspek eksposur valuta asing, eksposur berhubungan dengan
nilai mata uang domestik, ukuran kepekaan dari nilai mata uang domestik, eksposur terdapat dari nilai sediaan stock dan aliran flow, eksposur hanya
merujuk pada perubahan kurs yang tak terantisipasi, perubahan kurs akan
Universitas Sumatera Utara
15
menimbulkan keuntungan atau kerugian atas aset, kewajiban atau pendapatan operasi.
Menurut Van Horne dan Wachowizt 2007: 552 ditinjau dari dampak dan pengaruhnya, eksposur valuta asing dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :
2.1.2.1 Eksposur Transaksi
Eksposur transaksi mencakup keuntungan dan kerugian yang terjadi ketika menyelesaikan transaksi dengan menggunakan mata uang asing. Transaksi ini
dapat berupa pembelian atau penjualan produk, pemberian atau penerimaan dana, atau transaksi lainya yang melibatkan perolehan aktiva atau penanggungan
kewajiban yang menggunakan mata uang asing Van Horne dan wachowizt,
2007:557.
Eksposur transaksi mengukur perubahan pada nilai transaksi karena terdapat perbedaan antara kurs valuta asing pada saat transaksi disepakati dan transaksi
diselesaikandipenuhi. Jadi eksposur ini berhubungan dengan transaksi-transaksi yang sudah ada tapi belum jatuh tempo.
Pengukuran eksposur transaksi dapat dilakukan melalui dua tahapan yakni: A.
Memproyeksikan penerimaan dan pengeluaran dalam setiap mata uang asing, selama kurun waktu tertentu misal perbulan, semester dan tahun.
B. Menghitung keseluruhan eksposur dari semua penerimaan dan pengeluaran
bersih. Bagi perusahaan besar yang memiliki banyak anak perusahaan,
penghitungan eksposur transaksi harus didasarkan pada proyeksi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah konsolidasi. Hal ini perlu dilakukan untuk
menghidarkan perusahaan dari redudansi usaha pemagaran risiko.
Universitas Sumatera Utara
16
Eksposur transaksi dapat dihadapi dengan melakukan kontrak hedging
valuta asing atau menempuh strategi tertentu. Kontrak hedging dapat dilakukan
pada pasar foward, pasar futures, pasar uang, opsi, dan kesepakatan swap.
2.1.2.2 Eksposur Translasi
Eksposur translasi merupakan perubahan laba akuntansi dan neraca yang disebabkan oleh perubahan nilai tukar. Eksposur translasi terjadi jika perusahaan
khususnya perusahaan multinasional melakukan konversi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainya Van Horne dan Wachowizt, 2007;553.
Berkaitan dengan translasi dari perubahan mata uang asing di neraca dan laporan laba rugi. Menurut peraturan Financial Acounting Standart Board FASB Dewan
Standar Akuntansi Keuangan, perusaha an AS harus menentukan “mata uang
fungsional” untuk setiap anak perusahaan yang berada di luar negeri. Jika anak perusahaan tersebut mampu beroperasi mandiri yang diintegrasikan dalam neraca
tertentu, maka mata uang fungsionalnya bisa menggunakan mata uang lokal, jika tidak maka dapat digunakan mata uang dolar. Jika terjadi inflasi yang tinggi lebih
dari 100 pertahun, maka mata uang fungsional harus dalam dolar, apa pun kondisinya Van Horne dan Wachowizt 2007: 553.
Eksposur translasi atau yang disebut juga eksposur akuntansi tidak menimbulkan perubahan pada aliran kas riil perusahaan. Eksposur ini timbul saat
sebuah perusahaan membuat laporan keuangan konsolidasi dari seluruh anak perusahaan yang tersebar diberbagai negara.
Pembuatan mata uang fungsional penting untuk penentuan proses translasi. Jika mata uang lokal digunakan, semua aktiva dan kewajiban ditranslasikan pada
saat ini Van Horne dan Wachowizt, 2007:553. Pembuatan laporan keuangan
Universitas Sumatera Utara
17
konsolidasi memiliki dua tujuan utama. Pertama untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan, kedua untuk mengevaluasi kinerja
keuangan anak perusahaan. Dengan membandingkan laporan keuangan setiap anak perusahaan, manajemen dapat mengetahui kinerja keuangan masing-masing
anak perusahaan. Informasi ini sangat berguna untuk merumuskan strategi bersaing dan alokasi sumber daya ke setiap anak perusahaan.
Cara yang ditempuh untuk mengelola eksposur akuntansi adalah balance sheet hedge. Cara ini berupaya menetralisir eksposur dengan menyeimbangkan
sisi kekayaan dan kewajiban perusahaan, pada arah yang berlawanan. Selain balance sheet hedge, juga terdapat teknik lain yakni contractual hedge tetapi hasil
yang diperoleh seringkali melibatkan unsur spekulatif Haushalter et.al, 2007.
2.1.2.3 Eksposur Operasi atau Ekonomi
Eksposur ekonomi adalah perubahan nilai suatu perusahaan yang mengiringi perubahan nilai tukar yang tidak diantisipasi Van Horne dan
Wachowizt, 2007:557. Eksposur operasi mengukur setiap perubahan pada nilai sekarang perusahaan yang disebabkan oleh perubahan aliran kas operasi, karena
perubahan yang tidak terduga pada kurs valuta asing. Analisis eksposur operasi bertujuan untuk mengetahui dampak dari perubahan kurs valuta asing yang tak
terduga terhadap kegiatan operasi dan posisi bersaing perusahaan. Eksposur operasi memiliki kesamaan dengan eksposur transaksi, yaitu berhubungan dengan
perubahan aliran kas karena fluktuasi kurs valuta asing. Akan tetapi, eksposur operasi mempunyai cakupan yang lebih luas dari eksposur transaksi dan
dampaknya terhadap eksistensi perusahaan yang lebih fundamental dari eksposur transaksi dan eksposur akuntansi.
Universitas Sumatera Utara
18
Semakin tinggi eksposur operasi atau ekonomi yang dialami perusahaan, akan mempengaruhi arus kas perusahaan, yang akibatnya tingkat likuiditas
perusahaan akan memingkat, sehingga perusahaan perlu melakukan hedging untuk meminimalkan risiko tersebut.
2.1.3 Lindung Nilai Hedging
Lindung nilai atau hedging, atau hedge merupakan istilah yang sangat popular dalam perdagangan berjangka. Dimana hedging merupakan salah satu
fungsi ekonomi dari perdagangan berjangka, yaitu transfer of risk. Hedging merupakan suatu strategi untuk mengurangi risiko kerugian yang diakibatkan oleh
turun-naiknya harga. Menurut Van Horne dan Wachowicz 2007:557 untuk mengurangi risiko
nilai tukar adalah dengan menggunakan lindung nilai mata uang melalui instrumen derivatif atau kontrak seperti kontrak forward, kontrak berjangka
future contract, opsi mata uang, dan swap mata uang. Penggunaan derivatif dapat mengurangi risiko yang timbul akibat dari perubahan yang terjadi pada nilai
tukar uang.
2.1.3.1 Instrument Derivatif untuk Melakukan Hedging
Aktivitas lindung nilai hedging dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen derivatif, derivatif merupakan kontrak perjanjian antara dua pihak
untuk menjual dan membeli sejumlah barang baik komoditas, maupun sekuritas pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dengan harga yang telah
disepakati pada saat ini Brigham dan Houston, 2006: 308.
Universitas Sumatera Utara
19
Instrumen derivatif dapat dikelompokkan menjadi opsi, forward, futures, dan swap, dengan bahan dasar instrumen derivatif adalah saham, suku bunga,
obligasi, nilai tukar, komoditas, dan indeks.
1. Opsi option
Opsi adalah kontrak atau perjanjian yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual suatu aktiva dengan harga yang
ditentukan terlebih dahulu dalam periode waktu tertentu Brigham dan Houston 2006:309. Menurut Van Horne dan Wachowicz 2007:568 opsi merupakan
kontrak yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli call atau menjual put jumlah tertentu mata uang asing pada harga tertentu sampai suatu
tanggal kedaluarsa tertentu. Banyak dari opsi yang diperdagangkan di bursa opsi, tetapi sering kali opsi hanya berupa kesepakatan pribadi antara perusahaan
dan bank. D an frase yang terpenting dalam definisi ini adalah “hak” yang berarti
bukan kewajiban melainkan bahwa si pemilik opsi memiliki pilihan yang berharga. Pembeli kontrak harus membayar penjual suatu biaya, yang disebut
harga opsi Van Horne dan Wachowizt, 2007: 568. Ada dua tipe opsi menurut Brigham dan Houston 2006:310, yaitu:
a. Opsi beli call options adalah opsi untuk membeli, atau menarik
selembar saham dalam waktu tertentu selama jangka waktu tertentu. b.
Opsi jual put option adalah opsi untuk menjual selembar saham dengan harga tertentu dalam jangka waktu tertentu.
2. Kontrak Berjangka Future
Kontrak futures merupakan sebuah perjanjian untuk membeli atau menjual aset pada suatu periode tertentu di masa yang akan datang dengan kepastian harga
Universitas Sumatera Utara
20
yang telah disepakati sebelumnya. Menurut Van Horne dan John M.Wachowicz 2007:567 kontrak berjangka adalah kontrak untuk penyerahan komoditas, mata
uang asing, atau instrument keuangan dengan harga tertentu pada tanggal yang telah ditentukan pada tanggal yang telah ditentukan di masa mendatang. Harga
sebuah kontrak futures akan berlawanan dengan harga pasar spot, harga bisa lebih tinggi atau lebih rendah. Pada kontrak futures diperlukan sejumlah initial margin,
yang merupakan jumlah nominal uang yang perlu disetor oleh investor kepada broker. Mekanisme futures kontrak adalah pertama kali investor menyetor
sejumlah deposit sebagai initial margin dalam melakukan perdagangan futures. Kemudian investor akan melakukan kontrak futures dengan memperhatikan aset
yang diperdagangkan, ukuran kontrak, price limit dan position limits. Nilai dari kontrak futures di masa mendatang dipengaruhi oleh intrumen induknya yang ada
di pasar spot. Futures kontrak berbeda dengan kontrak forward karena kontrak futures dapat dieksekusi sebelum tanggal jatuh tempo dengan cara mengambil
posisi yang berlawanan sehingga tidak perlu terjadi adanya delivery. Pada bulan penyelesaian yang tertera di kontrak tidak lagi dilakukan perdagangan dan harga
ditentukan oleh bursa atas penyelesaian kontrak. Kontrak dapat diselesaikan dengan tanggal penyelesaian terdekat atau yang biasa disebut dengan kontrak
futures dekat waktu. Namun, pada kontrak futures diperlukan daily settlement di mana apabila nilai aset investor di bawah nilai initial margin maka broker akan
memberikan margin call pada investor tersebut. Kontrak dapat digunakan baik pada keuangan maupun komoditi. Di Amerika Serikat dan di bagian dunia yang
lain, kontrak futures untuk berbagai jenis item secara rutin di jual dan di beli. Jenis kontak tersedia secara tradisional di bagi menjadi dua kelompok, yaitu
Universitas Sumatera Utara
21
futures komoditas dan futures keuangan. Futures keuangan, barang yang diperdagangkan adalah aset keuangan seperti saham, obligasi atau mata uang.
Futures komoditi barang yang diperdagangkan adalah barang apa saja selain aset keuangan Fabozzi, 2000:408.
3. Forward
Forward hampir sama dengan kontrak futures pada perjanjian untuk membeli atau menjual aset pada waktu tertentu di masa yang akan datang dengan
harga tertentu. Menurut Van Horne dan Wachowicz 2007:564 kontrak forward adalah kontrak penyerahan komoditas, mata uang asing, atau instrument keuangan
pada harga yang ditentukan saat ini dengan penyerahan dan penyelesaian pada tanggal terntentu di masa mendatang. Meskipun mirip dengan kontrak berjangka
futures, kontrak ini tidak mudah ditransfer atau dibatalkan. Namun, kontrak futures diperdagangkan pada lantai bursa sedangkan kontrak forward
diperdagangkan pada pasar over-the-counter. Pasar over-the-counter OTC merupakan pasar perdagangan alternative yang menghubungkan dealers melalui
jaringan telepon dan komputer sehingga tidak terjadi pertemuan secara fisik antar dealers. Kontrak forward adalah salah satu alat paling mendasar dan paling tua
untuk mengelola risiko keuangan. Kontrak forward secara legal adalah perjanjian mengikat antara dua pihak yang meminta penjualan aset atau produk di masa yang
akan datang dengan harga yang disetujui pada hari ini. Pasal-pasal dalam kontrak meminta satu pihak untuk mengirimkan barang kepada yang lain untuk tanggal
tertentu di masa yang akan datang, disebut dengan tanggal penyerahan settlement
date. Pihak lain membayar harga forward yang sebelumnya telah disetujui dan mengambil barang tersebut. Kontrak forward dapat di beli dan di jual. Pembeli
Universitas Sumatera Utara
22
dari kontrak forward memiliki kewajiban untuk memiliki kewajiban untuk menerima pengiriman tersebut dan membayar untuk barang tersebut, penjual dari
kontrak forward memiliki kewajiban untuk melakukan pengiriman dan menerima pembayaran. Pembeli dari kontrak forward mendapatkan manfaat jika harga
meningkat karena pembeli akan memiliki harga terkunci yang lebih rendah. Hal yang sama, penjual akan menang jika harga turun karena harga jual yang lebih
tinggi telah dikunci Hull, 2008 dalam Putro, 2012.
4. Swap
Alat lain untuk menghindari risiko valuta asing adalah swap. Dalam swap, dua pihak menukar kewajiban utang yang menggunakan mata uang yang berbeda.
Masing –masing pihak setuju untuk membayar kewajiban bunga pihak lainnya.
Pada saat jatuh tempo, jumlah pokok yang ditukar biasanya sejumlah nilai tukar yang disepakati di awal. Pertukaran tersebut adalah nasional dalam arti bahwa
hanya selisih arus kas yang dibayar. Jika satu pihak melanggarnya, tidak ada kerugian pada pokoknya. Akan tetapi, ada biaya peluang yang berkaitan dengan
pergerakan mata uang setelah swap dilaksanakan. Swap biasanya dilakukan melalui perantara, seperti bank komersial. Beberapa jenis swap yang umum
dilakukan oleh perusahaan adalah back-to-back loans, currency swap, dan credit swap Van Horne dan Wachowicz, 2007:568.
Back-to-back loans merupakan jenis swap yang melibatkan dua pihak di negara yang berbeda, yang sepakat untuk saling meminjam sejumlah dana dalam
mata uang kedua negara, selama periode waktu tertentu. Pada akhir periode waktu yang telah disepakati, masing-masing pihak mengembalikan dana yang dipinjam.
Currency swap mirip dengan back-to-back loans kecuali bahwa currency
Universitas Sumatera Utara
23
swap tidak nampak di neraca. Biasanya, dua perusahaan sepakat untuk menukarkan sejumlah dana dalam mata uang yang berbeda, yang ekuivalen
nilainya, selama waktu tertentu. Jangka waktu berakhirnya currency swap dapat dinegosiasikan sampai minimal 10 tahun. Apabila dana disuatu negara lebih
mahal dari negara lain, currency swap dapat mempertimbangkan perbedaan tingkat bunga.
Credit swap merupakan pertukaran mata uang antar perusahaan dan bank seringkali bank sentral asing, yang berlangsung selama kurun waktu tertentu.
credit swap sebenarnya telah dipraktekkan antara bank-bank umum, dan bank umum dengan bank sentral, untuk memenuhi kebutuhan akan valuta asing. Daya
tarik dari credit swap adalah kemampuannya untuk mengurangi kebutuhan guna membiayai kegiatan dengan mata yang uang lemah dari sumber mata uang yang
kuat Hull, 2008 dalam Putro, 2012.
2.1.3.2 Keuntungan Melakukan Hedging
Hedging memberikan beberapa keuntungan ekonomis baik untuk pihak produsen, pabrikan, prosessor, eksportir, maupun konsumen Bappebti, 1997
dalam Putro, 2012 sebagai berikut: a.
Hedging merupakan sarana untuk mengurangi atau meminimalkan risiko harga apabila terjadi perubahan harga yang tidak sesuai dengan
yang diperkirakan, disebut “risk insrance”. b.
Bagi produsen atau pemilik komoditi, hedging merupakan alat pemasaran a marketing tool. Dengan melakukan hedging, para petani
dapat menentukan harga penjualan produknya, sebelum, selama, dan sesudah panen melalui pasar berjangka. Mereka dapat menentukan
Universitas Sumatera Utara
24
suatu jumlah penerimaan yang akan diperoleh dikemudian hari dengan menyimpan produk tersebut untuk dijual kemudian.
c. Bagi pengolah komoditi seperti prosseco atau miller, hedging tersebut
merupakan suatu alat pembelian a purchasing tools. Melalui pasar berjangka mereka menentukan harga pembelian bahan baku yang akan
diolah dikemudian hari, sehingga dapat menetapkan biaya produksi dan akhirnya dapat dengan pasti menetapkan harga jualnya untuk masa
yang akan datang. d.
Dengan adanya hedging pihak kreditor bank lebih berani memberikan kredit kepada produsen atau pemilik komoditi yang telah menghedge
komoditinya. Karena dengan melakukan tindakan tersebut, pemilik komoditi telah memperkecil risiko fluktuasi harga dari komoditi yang
akan dihasilkan atau bahan yang dibeli, sehingga profit yang ditargetkan lebih pasti dan hal ini merupakan jaminan bank bahwa uang
yang diberikan dapat kembali dan bunganya dapat dibayar. Biasanya bank hanya menyediakan 50 persen dari modal kerja bagi produk atau
persediaan yang tidak dihedge, sedangkan bagi yang melakukan hedging mendapat kredit 90 persen dari modal kerja.
e. Melalui hedging, konsumen akhir akan dibebankan harga jual yang
lebih rendah dan stabil hal ini dikarenakan baik produsen maupun processeor mampu memperkecil biaya akibat fluktuasi harga yang
merugikan, serta adanya kesempatan untuk memperbesar operting capital.
Universitas Sumatera Utara
25
2.1.3.3 Kerugian Melakukan Hedging
Selain keuntungan yang diperoleh, hedging juga mempunyai beberapa kerugian yang harus dihadapi hedger BAPPEBTI, 1997 dalam Putro 2012, yaitu:
a. Risiko basis
Perkembangan harga di pasar fisik kadang-kadang tidak berkorelasi secara wajar tidak searah dengan pasar berjangka, sehingga risiko yang
ada tidak sesuai dengan perencanaan sebelumnya. b.
Biaya Dengan melakukan hedging terdapat beban biaya bagi hedger, antara
lain, biaya angkut, biaya bunga bank, biaya gedung, biaya asuransi, pembayaran margin dan biaya transaksi. Oleh karena itu, hedger harus
mempertibangkan biaya-biaya tersebut sebelum melakukan hedging. c.
Ketidaksesuaian Ketidaksesuaian incompatible antara kondisi fisik dan futures Hal ini
terjadi mengingat mutu dan jumlah produk yang dihedge tidak selalu sama dengan mutu dan jumlah standar kontrak yang diperdagangkan.
Oleh karena itu hedger dituntut agar mampu menyesuaikan perbedaan- perbedaan tersebut dengan cara melakukan hedging yang sesuai dengan
volume produksinya
2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keptusan Hedging 2.1.4.1 Debt to Equity RatioDER
Debt to Equity Ratio DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal
sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang. Debt to Equity Ratio DER merupakan perbandingan antara total hutang yang dimiliki perusahaan
Universitas Sumatera Utara
26
dengan total ekuitasnya. Secara matematis Debt to Equity Ratio DER dapat diformulasikan sebagai berikut Brigham dan Houston, 2010:143 :
= � � � �
� Total debt merupakan total liabilities baik hutang jangka pendek maupun
jangka panjang, sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal
sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman hutang terhadap total modal yang dimiliki perusahaan.
Semakin tinggi Debt to Equity Ratio DER menunjukkan komposisi total hutang jangka pendek maupun jangka panjang semakin besar dibanding dengan total
modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar kreditur Klimzack, 2008
Rasio utang yang tinggi membuat perusahaan tersebut mempunyai banyak alternatif pendanaan dalam mendanai segala macam kegiatan perusahaan, baik
dari kebutuhan operasional maupun kebutuhan ekspansi yang membuat perusahaan tersebut semakin besar Brigham dan Houston, 2010:143.
Ketersediaan dana tersebut memperlancar aliran kas yang mendukung segala macam kegiatan untuk menjawab permintaan pasar dan meningkatkan
profitabilitas. Akan tetapi hal tersebut menimbulkan permasalahan baru yaitu meningkatnya biaya kebangkrutan, biaya keagenan, tingkat pengembalian bunga
yang lebih tinggi, dan terciptanya asimetri informasi sesuai dengan pernyataan Franco Modigliani dan Milton Miller, Teori MM Putro 2012.
Dengan meningkatnya permasalahan sesuai teori MM, adanya eksposur transaksi valuta asing, misalnya perusahaan tersebut meminjam dalam US dolar
, saat jatuh tempo kondisi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar mengalami
Universitas Sumatera Utara
27
depresiasi, oleh karena itu perusahaan harus membayar lebih banyak karena terdepresiasinya nilai tukar Rupiah tersebut dan risiko gagal bayar pun semakin
besar, dapat menambah pengeluaran yang besar akibat penggunaan hutang yang lebih besar dibandingkan proporsi modal yang dimiliki.
Risiko-risiko tersebut bukanlah hal yang tidak mungkin terjadi, karena fluktuatifnya kondisi ekonomi membuat ketidakpastian semakin besar, maka dari
itu perusahaan perlu untuk melakukan manajemen risiko untuk mengalihkan risiko yang kemungkinan muncul tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pendapat
semakin tinggi tingkat hutang atau Debt Equity Ratio maka akan semakin besar pengambilan keputusan hedging yang dilakukan untuk mengurangi dampak buruk
risiko Spano, 2004 dan Klimczak, 2008.
2.1.4.2 Current Ratio
Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang
harus segera dipenuhi. Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu
perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih, perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti
perusahaan tersebut dalam keadaaan likuid Brigham dan Houston, 2010:134. Rasio likuiditas yang mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek
perusahaan diproksikan dengan current ratio. Aktiva lancar umumnya meliputi kas, sekuritas, piutang usaha, dan persediaan. Kewajiban lancar atau hutang lancar
terdiri atas utang lancar, wesel tagih jangka pendek, hutang jatuh tempo yang kurang dari satu tahun, akrual pajak, dan beban-beban akrual lainnya terutama
gaji. Current ratio dirumuskan sebagai berikut Brigham dan Houston, 2010:134 :
Universitas Sumatera Utara
28
� = �
Nilai CR yang tinggi dari suatu perusahaan akan mengurangi ketidakpastian bagi investor, namun mengindikasikan adanya dana yang menganggur idle cash
sehingga akan mengurangi tingkat profitabilitas perusahaan, akibatnya ROA juga semakin kecil Guniarti,2014. Apabila tingkat profitabilitas menurun
menunjukkan perusahaan tersebut tidak mampu menggunakan dananya dengan maksimal untuk mendapatkan laba atau profit. Adanya eksposur transaksi
memperburuk penurunan profitabilitas tersebut, dikarenakan eksposur transaksi mempengaruhi aliran kas jangka pendek perusahaan, apabila pembayaran
transaksi dilakukan dengan menggunakan denominasi kurs valuta asing, nilainya akan lebih besar apabila valuta asing mengalami apresiasi terhadap mata uang
domestik, sehingga risiko meningkat. Dengan demikian, semakin tinggi nilai likuiditas maka semakin tinggi keputusan hedging yang dilakukan karena
tingginya risiko dalam pemenuhan kewajiban jangka pendek dan sebaliknya Spano, 2004.
2.1.4.3 Market to Book Value MTBV
Pengertian Market to Book Ratio bisa disebut juga Price to Book Value PBV menurut Husnan dan Pudjiastuti 2006 dalam Putro, 2012, PBV
merupakan perbandingan antara harga pasar dan nilai buku. Untuk perusahaan- perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini mencapai diatas satu,
yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal
relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan. Market to
Universitas Sumatera Utara
29
book ratio MTB merupakan rasio yang termasuk ke dalam rasio pasar. Rasio ini adalah rasio yang sering dipergunakan di pasar modal. Rasio ini menggambarkan
kondisi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Indikator ini biasanya dipakai investor untuk mengukur tingkat ketertarikan terhadap harga saham
tertentu. Rasio ini menunjukan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai buku saham tersebut yang di gambarkan di Neraca. Semakin tinggi rasio yang
didapat, maka semakin tinggi pula minat investor untuk membeli saham tersebut. Nilai buku book value per lembar saham menunjukan aktiva bersih net
assets per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Nilai buku per lembar saham book value per share tidak menunjukan ukuran kinerja saham
yang penting, tetapi nilai buku perlembar saham dapat mencerminkan berapa besar jaminan yang akan diperoleh pemegang saham apabila perusahaan penerbit
saham emiten dilikuidasi. Sedangkan nilai pasar market value berbeda dengan nilai buku. Jika nilai
buku merupakan nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan, maka nilai pasar adalah nilai bursa pada saat tertentu ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai
pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa. Untuk dapat menghitung MTBV dirumuskan rasio tersebut sebagai berikut
Brigham dan Houston, 2010: 151:
Market to book Value MTBV = Harga pasar per saham Nilai buku
Dengan mengetahui nilai buku dan nilai pasar, pertumbuhan perusahaan dapat diketahui. Pertumbuhan menunjukan investment opportunity set, atau set
kesempatan investasi dimasa yang akan datang. Dengan semakin besarnya rasio yang diperoleh, artinya pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan bersangkutan
Universitas Sumatera Utara
30
lebih besar dari nilai bukunya. Dan pilihan keputusan investor untuk berinvestasi akan semakin besar Ameer,2010.
2.1.4.4 Ukuran Perusahaan Firm Size
Perusahaan merupakan suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang maupun jasa yang dilakukan secara terus menerus dalam
kedudukan tertentu untuk mencari laba atau penghasilan. Ukuran perusahaan digunakan sebagai salah satu indikator mengenai seberapa besar perusahaan itu
telah berkembang. Kadangkala sering dijumpai perbedaan antara perusahaan yang berskala besar dengan perusahaan yang berskala lebih kecil, sebagai contoh dalam
hal kemampuan untuk mendapatkan dana atau modal. Perusahaan yang besar umumnya memiliki fleksibilitas dan aksebilitas yang tinggi dalam masalah
pendanaan melalui pasar modal, sehingga perusahaan besar memiliki kemudahan dan kemampuan lebih dalam mendapatkan dana. Perusahaan yang lebih besar
cenderung memiliki sumber permodalan yang lebih terdiversifikasi, sehingga ukuran perusahaan merupakan proksi kebalikan dari kemungkinan kebangkrutan.
Biaya menambah hutang dan modal sendiri juga berhubungan dengan ukuran perusahaan. Perusahaan kecil cenderung membayar biaya modal sendiri dan biaya
hutang jangka panjang lebih mahal daripada perusahaan besar, sehingga perusahaan kecil mungkin menyukai hutang jangka pendek daripada meminjam
hutang jangka panjang karena biayanya yang lebih rendah. Firm size atau ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan yang
dapat dilihat dari besarnya nilai ekuitas, nilai penjualan, dan nilai total aktiva. Perusahaan yang berukuran besar pada umumnya usahanya lebih terdiversifikasi,
Universitas Sumatera Utara
31
lebih mudah dalam mengakses pasar modal, dan membayar tingkat suku bunga rendah Ahmad, 2012. sehingga dengan begitu risiko kebangkrutan relatif lebih
kecil. Firm size menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi. Investor menganggap bahwa perusahaan
besar relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba lebih besar dari pada perusahaan kecil, dengan semakin stabilnya perusahaan maka risiko yang harus
ditanggung investor semakin rendah Ahmad 2012.. Dalam penelitian ini akan digunakan proksi firm size dihitung dari logaritma natural dari nilai pasar ekuitas
dan jumlah utang. Ukuran firm size diproksikan dengan Ahmad 2012 :
� � =
2.1.4.5 Kepemilikan Manajerial Managerial ownership
Kepemilikan manajerial managerial ownership merupakan pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan
didalam perusahaan dan mengendalikan kepentingan dalam perusahaan seperti direktur dan komiaris Sudana, 2011:11.
Berdasarkan teori keagenan, perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham mengakibatkan terjadinya konflik yang sering disebut dengan
agency conflict. Konflik kepentingan yang terjadi ini menyebabkan pentingnya suatu mekanisme yang diterapkan guna melindungi kepentingan pemegang saham
Jensen dan Meckling, 1976. Mekanisme pengawasan terhadap manajemen tersebut menimbulkan biaya yaitu biaya keagenan, oleh karena itu salah satu cara
mangurangi agency cost adalah dengan adanya kepamilikan saham oleh pihak
Universitas Sumatera Utara
32
manajemen. Kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan akan menyelaraskan
kepentingan manajemen dan pemilik perusahaan, sehingga dapat mengurangi konflik keagenan. Meningkatnya kepemilikan manajerial maka para manajer
perusahaan akan mengurangi perilaku yang merugikan perusahaan. Pengambilan keputussan perusahaan pada manajer juga akan mendapat manfaat langsung dan
apabila keputusan yang diambil salah maka para manajer juga akan menanggung risiko langsung, sehingga para manajer pun akan berhati-hati dalam mengambil
keputusan dan hedging adalah keputusan yang baik untuk mengatasi risiko yang akan di hadapi.
Kepemilikan manajerial diproksikan sebagai berikut Sudana,2011: 11: �
ℎ� = �
� ℎ
ℎ �
ℎ
2.2 Penelititan Terdahulu