Tabel Klasifikasi Kesimpulan Tinjauan Pustaka 1 Pengertian Risiko dan Manajemen Risiko.

64 klasifikasi yang diamati, atau dapat dikatakan model mampu memprediksi nilai observasinya.

4.3.3 Koefisien Determinasi

Koefisien determinasi digunakan untuk mengetahui seberapa besar variabilitas variabel-variabel independen mampu menjelaskan variabilitas variabel dependen.koefisien determinasi pada regresi logistik dapat dilihat pada Nagelker R Square. Nilai Nagelker R square dapat diinterpretasikan seperti nilai R Square pada regresi berganda Ghozali,2006. Tabel 4.7 Nagelker R square Model Summary Step -2 Log likelihood Cox Snell R Square Nagelkerke R Square 1 214,084 a ,220 ,330 a. Estimation terminated at iteration number 5 because parameter estimates changed by less than ,001. Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah Tabel 4.7 menunjukkan nilai Nagelker R Square. Dilihat dari hasil output pengolahan data, nilai Nagelker R Square adalah sebesar 0,330 yang berarti variabilitas variabel independen adalah sebesar 33, sisanya sebesar 67 100- 33 dijelaskan oleh variabilitas variabel-variabel lain diluar model penelitian.

4.4 Tabel Klasifikasi

Matriks klasifikasi akan memunjukkan kekuatan prediksi dari model regresi untuk memprediksi kemungkinan melakukan hedging. Universitas Sumatera Utara 65 Tabel 4.8 Sumber : output SPSS, 2016 data diolah Dari tabel 4.8 tabel klasifikasi model menunjukkan bahwa prediksi observasi tidak melakukan aktivitas hedging sebanyak 192, sedangkan hasil observasinya sebanyak 179 dengan ketepatan klasifikasi sebesar 93,2. Kemudian prediksi observasi yang melakukan aktivitas hedging sebanyak 60, sedangkan hasil observasinya hanya 38 dengan ketepatan klasifikasi sebesar 36,7. Jadi secara keseluruhan ketepatan model ini sebesar 79,8 yang berarti hasil penelitian ini cukup baik karena mendekati ketepatan 100.

4.5 Pengujian Hipotesis

Dalam uji regresi pengaruh antara variabel dependen dan variabel independen dilihat pada variables in the Equiation. dalam uji hipotesis dengan regresi logistik cukup dengan melihat tabel Variables in the Equiation pada kolom significant dibanding dengan tingkat kealphaan 0,05 5. Apabila tingkat signifikan 0,05 maka hipotesis diterima. Classification Table Observed Predicted HEDGING Percentage Correct ,0 1,0 Step 1 HEDGING ,0 179 13 93,2 1,0 38 22 36,7 Overall Percentage 79,8 a. The cut value is ,500 Universitas Sumatera Utara 66 Tabel 4.9 Variables in the Equation B S.E. Wald df Sig. ExpB Step 1 a DER ,083 ,083 1,007 1 ,316 1,087 CR -,081 ,136 ,353 1 ,552 ,923 MTBV ,044 ,026 2,851 1 ,091 1,045 FS ,770 ,125 37,771 1 ,000 2,159 MO ,120 ,035 12,105 1 ,001 1,128 Constant -23,546 3,705 40,378 1 ,000 ,000 a. Variables entered on step 1: DER, CR, MTBV, FS, MO. Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah Tabel 4.9 menunjukkan hasilpengujian dengan regresi logistik pada tingkat signifikansi 5. Dari pengujian dengan regresi logistik diatas maka diperoleh persamaan regresi logistik sebagai berikut ini : Li =HEDG = -23,546 + 0,083DER - 0,081CR + 0,044MTBV + 0,77FS + 0,12MO Persamaan regresi dapat dijelaskan sebagai berikut ini : 1. Nilai konstanta sebesar -23,546 yang dihasilkan negatif, artinya jika pengambilan keputusan hedging tidak dipengaruhi oleh debt to equity ratio, current ratio, market to book value, firm size dan managerial ownership maka kemungkinan perusahaan melakukan hedging akan menurun sebesar -23,546 satuan. 2. Debt to equity ratio DER sebesar 0,083 yang dihasilkan positif, artinya jika DER naik satu satuan maka kemungkinan perusahaan melakukan hedging meningkat sebesar 0,083 satuan dengan syarat variabel lainnya konstan. Universitas Sumatera Utara 67 3. Current ratio CR sebesar -0,081 yang dihasilkan negatif, artinya jika CR naik satu satuan maka akan menurunkan kemungkinan perusahaan untuk melakukan hedging sebesar 0,081 satuan dengan syarat variabel lainya konstan. 4. Market to book value MTBV sebesar 0,044 yang dihasilkan positif, artinya jika MTBV naik satu satuan maka akan meningkatkan kemungkinan perusahaan melakukan hedging sebesar 0,044 satuan dengan syarat variabel lainnya konstan. 5. Firm size FS sebesar 0,77 yang dihasilkan positif ,artinya jika FS naik sebesar satu satuan maka akan meningkatkan kemungkinan perusahaan melakukan hedging sebesar 0,77 satuan dengan syarat variabel lainnya konstan. 6. Managerial ownership MO sebesar 0,12 yang dihasilkan positif, artinya jika MO naik sat satuan maka akan meningkatkan kemungkinan perusahaan untuk melakukan hedging sebesar 0,12 dengan syarat variabel lainnya konstan. Dari hasil pengujian diatas maka diperoleh hasil pengujian hipotesis sebagai berikut : Debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan melakukan hedging. Berdasarkan tabel 4.8 menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel DER bernilai positif sebesar 0,083 dengan nilai probabilitas p sebesar 0,316 0,05 yang berarti H diterima dan H ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel DER tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan Universitas Sumatera Utara 68 melakukan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013. Current ratio tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan hedging. Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi variabel CR bernilai negatif sebesar -0,081 dengan probabilitas p sebesar 0,552 0,05 yang berarti H diterima dan H ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel CR tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan melakukan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013. Market to book value tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan hedging. Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bawha nilai koefisien regresi variabel MTBV bernilai positif dengan koefisien regresi sebesar 0,044 dengan probabilitas sebesar 0,091 0,05 yang berarti H diterima dan H ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel MTBV tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan melakukan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013.. Firm size berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan hedging. Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bawha nilai koefisien regresi variabel FS bernilai positif sebesar 0,77 dengan probabilitas sebesar 0,00 0,005 yang berarti berarti H diterima dan H ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel FS berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan melakukan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013. Managerial ownership berpengaruh positif terhadap pengambilan keputusan hedging. Berdasarkan tabel 4.9 menunjukkan bawha nilai koefisien regresi variabel MO bernilai positif sebesar 0,12 dengan probabilitas sebesar 0,01 0,005 Universitas Sumatera Utara 69 yang berarti H diterima dan H ditolak. Hal ini berarti bahwa variabel MO berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan melakukan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI periode 2011-2013. 4.6 Pembahasan Hasil Penelitian 4.6.1 Pengaruh Debt to Equity Ratio Terhadap Pengambilan Keputusan Hedging Variabel Debt to equity ratio menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,083 dengan nilai probabilitas p sebesar 0,316 0,05 yang berarti bahwa variabel debt to equity ratio tidak berpengaruh terhadap probabilitas pengambilan keputusan hedging. Tingginya DER suatu perusahaan yang mengindikasikan bahwa besar hutang dibandingkan dengan besar ekuitas perusahaan. Semakin besar penggunaan hutang oleh sebuah perusahaan maka semakin besar risiko yang harus diperhatikan perusahaan. Namun disatu sisi perusahaan tetap membutuhkan hutang untuk menambah modal kerja dan memanfaatkan modal kerja tersebut untuk meningkatkan keuntungan. Hal ini menuntut perusahaan untuk bisa mengelola risiko dengan baik, salah satunya menggunakan kebijakan hedging dengan instrumen derivatif Klimzack,2008. Dalam penelitian ini DER tidak berpengaruh secara signifikan namun memiliki nilai positif terhadap probabilitas penggunaan instrumen derivatif sabagai pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini bertentangan dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Ahmad 2012, Paranita 2011, dan Klimzack 2008. Universitas Sumatera Utara 70

4.6.2 Pengaruh Current Ratio Terhadap Pengambilan Keputusan Hedging.

Variabel current ratio menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi bernilai negatif sebesar 0,081 dengan nilai probabilitas p sebesar 0,552 0,05 yang berarti bahwa variabel current ratio tidak berpengaruh terhadap probabilitas pengambilan keputusan hedging. Current ratio merupakan salah satu rasio likuiditas yang bertujuan untuk melihat besarnya aktiva lancar relatif terhadap utang lancarnya. Semakin besar CR suatu perusahaan mengindikasikan bahwa semakin besar kemampuan perusahaan untuk menyelesaikan masalah likuidasi, hal ini berarti semakin tinggi nilai CR suatu perusahaan akan berbanding terbalik atau bernilai negatif terhadap pengambilan keputusan hedging perusahaan tersebut Gunniarti,2014. Dalam penelitian ini CR tidak berpengruh secara signifikan dan bernilai negatif terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung oleh hasil peneltiian yang ditemukan oleh Paranita 2011, namum bertentangan dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Ameer 2010.

4.6.3 Pengaruh Market to Book Value Terhadap Pengambilan Keputusan Hedging

Variabel Market to Book Value menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,044 dengan nilai probabilitas p sebesar 0,091 0,05 yang berarti bahwa variabel Market to Book Value tidak berpengaruh terhadap probabilitas pengambilan keputusan hedging. Market to book value mengambarkan kesempatan pertumbuhan perusahaan, semakin besar peluang Universitas Sumatera Utara 71 pertumbuhan perusahaan semakin besar juga risiko yang dihadapi perusahaan maka pengambilan keputusan hedging akan semakin besar juga Ameer,2010. Dalam penelitian ini MTBV tidak berpengaruh secara signifikan dan bernilai positif terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Paranita 2011, namun bertentangan dengan hasil penelitian yang ditemukan oleh Ahmad 2012 dan Ameer 2010. 4.6.4 Pengaruh Firm Size Terhadap Pengambilan Keputusan Hedging Variabel Firm Size menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,77 dengan nilai probabilitas p sebesar 0,000 0,05 yang berarti bahwa variabel Firm Size berpengaruh secara signifikan terhadap probabilitas pengambilan keputusan hedging. Semakin besar suatu perusahaan cendrung menghadapi risiko yang lebih besar pula, maka semakin besar ukuran perusahaan akan berprngaruh terhadap pengambilan keputusan hedging nya Ahmad,2012. Dalam penelitian ini firm size berpengaruh secara signifikan dan bernilai positif terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad 2102, Paranita 2011, Guniarty 2011, Ameer 2010, Klimzack 2008 dan Clark 2005.

4.6.5. Pengaruh Managerial Ownership Terhadap Pengambilan Keputusan Hedging

Variabel managerial ownership menunjukkan bahwa nilai koefisien regresi bernilai positif sebesar 0,12 dengan nilai probabilitas p sebesar 0,001 0,05 Universitas Sumatera Utara 72 yang berarti bahwa variabel managerial ownership berpengaruh secara signifikan terhadap probabilitas pengambilan keputusan hedging. Kepemilikan manajerial menunjukkan bahwa jumlah saham yang dimiliki oleh para manajer membuat para manajer akan lebih merasa memiliki perusahaan tersebut dan lebih hati-hati terhadp risiko dan memilih melakukan tindakan hedging Ahmad,2012. Dalam penelitian ini managerial ownership berpengaruh secara signifikan dan bernilai positf terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di BEI. Hal ini didukung dengan hasil penelitian yang dilakukan oleh Ahmad 2102, Paranita 2011, Guniarty 2011, Ameer 2010, Klimzack 2008 dan Clark 2005. Universitas Sumatera Utara 73

BAB 5 KESIMPULAN DAN SARAN

5.1 Kesimpulan

Berdasrkan analisis data dengan regresi logistik, maka dapat diambil kesimpulan sebagai berikut; Debt to equity ratio DER, Current ratio CR, Market to book value MTBV tidak berpengaruh terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek indonesia. Hal ini berarti perusahaan cenderung menghadapi tekanan eksternal yang lebih tinggi dalam pengambilan keputusan hedging, sedangkan Firm size FS dan Managerial ownership MO berpengaruh positif dan signifikan terhadap pengambilan keputusan hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar pada Bursa Efek indonesia. Hal ini berarti semakin besar suatu perusahaan dan semakin tinggi kepemilikan manajerial suatu perusahaan secara signifikan berpengaruh semakin tingginya pengambilan keputusan hedging suatu perusahaan.

5.2 Saran

Berdasarkan analisa yang telah penulis lakukan, maka perlu dilakukan penyempurnaan terhadap penelitian selanjutnya. Adapun saran yang dapat diberikan adalah sebagai berikut; Bagi peneliti sejenis sebaiknya memperluas penelitian dengan menambah populasi penelitian dari seluruh perusahaan yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia atau pada perusahaan non keuangan yang terdaftar di Bursa Efek indonesia dengan tahun pengamatan yang lebih panjang Universitas Sumatera Utara 74 sehingga hasil yang diperoleh akan lebih dapat digeneralisasikan dan akan lebih menggambarkan kondisi sesungguhnya selama jangka panjang. Serta menambah variabel-variabel lain yang diprediksi mempengaruhi pengambilan keputusan hedging. Bagi manajemen perusahaan sebaiknya memperhatikan kebijakan hedging untuk meningkatkan nilai pemegang sahamnya dan menganalisis faktor- faktor yang mempengaruhi pengambilan keputusan hedging untuk mengurangi risiko keuangan perusahaan. Mengetahui seberapa terlindungnya suatu perusahaan terhadap risiko yang akan dihadapi perusahaan adalah informasi penting dan baik bagi investor. Penulis menyarankan bagi para investor untuk lebih mempertimbangkan perusahaan yang melakukan tindakan hedging untuk mengurangi risiko keuangan perusahaan. Universitas Sumatera Utara 13

BAB II TINJAUAN PUSTAKA.

2.1. Tinjauan Pustaka 2.1.1 Pengertian Risiko dan Manajemen Risiko. Risiko adalah ketidaktentuan atau uncertainty yang mungkin melahirkan kerugian loss Salim, 2007:199. Risiko diartikan sebagai kemungkinan mengalami kerugian, yang biasanya di ukur dalam bentuk kemungkinan probability bahwa beberapa hasil akan muncul yang bergerak dalam kisaran sangat baik misalnya asetnya berlipat ganda ke sangat buruk minsalnya, asetnya menjadi tidak bernilai sama sekali. Risiko juga dapat diartikan sebagai kemungkinan terjadinya kerugian yang akan dialami investor atau ketidakpastian atas return yang akan diterima dimasa mendatang Gumamti, 2011:50. Manajemen risiko adalah pengidentifikasian peristiwa-peristiwa yang dapat memberikan konsekuensi keuangan yang merugikan dan kemudian mengambil tindakan untuk mencegah dan atau meminimalkan kerugian yang diakibatkan oleh peristiwa-peristiwa tersebut Brigham dan Houston, 2006 : 333. Beberapa alasan perusahaan perlu melakukan pengelolaan risiko Brigham dan Houston 2006: 334 yakni : 1. Kepastian utang, manajemen risiko dapat mengurangi ketidakstabilan arus kas sehingga akan menjaga nilai perusahaan tidak menurun dan dapat mengurangi risiko kebangkrutan. 2. Dampak perpajakan, pajak yang tinggi akan menurunkan laba perusahaan dan di sisi lain pajak slalu berfluktuasi sesuai dengan tingkat pendapatan. Untuk inilah lindung nilai dibutuhkan agar dapat mengurangi dampak fluktuasi pajak perusahaan. Universitas Sumatera Utara 14 Jenis-jenis risiko bermacam-macam antara lain risiko kredit, risiko pasar, risiko likuiditas, risiko operasional, risiko keuangan, risiko hukum, risiko reputasi, risiko strategik, dan risiko kepatuhan. Salah satu risiko yang dapat dikurangi dalam manajemen risiko adalah risiko keuangan. Bentuk risiko keuangan sendiri bermacam-macam dan salah saatunya adalah berubahnya nilai tukar mata uang terhadap mata uang asing valuta asing.

2.1.2 Eksposur Valuta Asing

Eksposur valuta asing merupakan suatu ukuran terhadap potensi perubahan profitabilitas, arus kas, dan nilai pasar sebuah perusahaan yang disebabkan oleh perubahan kurs. Eksposur valuta asing juga adalah kepekaan perubahan dalam nilai riil aset, kewajiban atau pendapatan operasi yang dinyatakan dalam mata uang domestik terhadap perubahan kurs yang tidak terantisipasi. Eksposur valuta asing akan dialami oleh perusahaan yang melakukan danatau menerima pendapatan dalam vakuta asing. Ada berbagai cara untuk menghadapi eksposur risiko nilai tukar seperti, lindung nilai alami; manajemen kas; penyesuaian transaksi antar perusahaan; serta lindung nilai pendanaan internasional dan lindung nilai mata uang, melalui kontrak forward, kontrak berjangka futures contract, opsi mata uang, dan swap mata uang Van Horne dan dan Wachowizt 2007 :558. Ada beberapa aspek eksposur valuta asing, eksposur berhubungan dengan nilai mata uang domestik, ukuran kepekaan dari nilai mata uang domestik, eksposur terdapat dari nilai sediaan stock dan aliran flow, eksposur hanya merujuk pada perubahan kurs yang tak terantisipasi, perubahan kurs akan Universitas Sumatera Utara 15 menimbulkan keuntungan atau kerugian atas aset, kewajiban atau pendapatan operasi. Menurut Van Horne dan Wachowizt 2007: 552 ditinjau dari dampak dan pengaruhnya, eksposur valuta asing dapat dibagi menjadi tiga macam, yaitu :

2.1.2.1 Eksposur Transaksi

Eksposur transaksi mencakup keuntungan dan kerugian yang terjadi ketika menyelesaikan transaksi dengan menggunakan mata uang asing. Transaksi ini dapat berupa pembelian atau penjualan produk, pemberian atau penerimaan dana, atau transaksi lainya yang melibatkan perolehan aktiva atau penanggungan kewajiban yang menggunakan mata uang asing Van Horne dan wachowizt, 2007:557. Eksposur transaksi mengukur perubahan pada nilai transaksi karena terdapat perbedaan antara kurs valuta asing pada saat transaksi disepakati dan transaksi diselesaikandipenuhi. Jadi eksposur ini berhubungan dengan transaksi-transaksi yang sudah ada tapi belum jatuh tempo. Pengukuran eksposur transaksi dapat dilakukan melalui dua tahapan yakni: A. Memproyeksikan penerimaan dan pengeluaran dalam setiap mata uang asing, selama kurun waktu tertentu misal perbulan, semester dan tahun. B. Menghitung keseluruhan eksposur dari semua penerimaan dan pengeluaran bersih. Bagi perusahaan besar yang memiliki banyak anak perusahaan, penghitungan eksposur transaksi harus didasarkan pada proyeksi keseluruhan penerimaan dan pengeluaran setelah konsolidasi. Hal ini perlu dilakukan untuk menghidarkan perusahaan dari redudansi usaha pemagaran risiko. Universitas Sumatera Utara 16 Eksposur transaksi dapat dihadapi dengan melakukan kontrak hedging valuta asing atau menempuh strategi tertentu. Kontrak hedging dapat dilakukan pada pasar foward, pasar futures, pasar uang, opsi, dan kesepakatan swap.

2.1.2.2 Eksposur Translasi

Eksposur translasi merupakan perubahan laba akuntansi dan neraca yang disebabkan oleh perubahan nilai tukar. Eksposur translasi terjadi jika perusahaan khususnya perusahaan multinasional melakukan konversi laporan keuangan dari satu mata uang ke mata uang lainya Van Horne dan Wachowizt, 2007;553. Berkaitan dengan translasi dari perubahan mata uang asing di neraca dan laporan laba rugi. Menurut peraturan Financial Acounting Standart Board FASB Dewan Standar Akuntansi Keuangan, perusaha an AS harus menentukan “mata uang fungsional” untuk setiap anak perusahaan yang berada di luar negeri. Jika anak perusahaan tersebut mampu beroperasi mandiri yang diintegrasikan dalam neraca tertentu, maka mata uang fungsionalnya bisa menggunakan mata uang lokal, jika tidak maka dapat digunakan mata uang dolar. Jika terjadi inflasi yang tinggi lebih dari 100 pertahun, maka mata uang fungsional harus dalam dolar, apa pun kondisinya Van Horne dan Wachowizt 2007: 553. Eksposur translasi atau yang disebut juga eksposur akuntansi tidak menimbulkan perubahan pada aliran kas riil perusahaan. Eksposur ini timbul saat sebuah perusahaan membuat laporan keuangan konsolidasi dari seluruh anak perusahaan yang tersebar diberbagai negara. Pembuatan mata uang fungsional penting untuk penentuan proses translasi. Jika mata uang lokal digunakan, semua aktiva dan kewajiban ditranslasikan pada saat ini Van Horne dan Wachowizt, 2007:553. Pembuatan laporan keuangan Universitas Sumatera Utara 17 konsolidasi memiliki dua tujuan utama. Pertama untuk mengetahui kinerja keuangan perusahaan secara keseluruhan, kedua untuk mengevaluasi kinerja keuangan anak perusahaan. Dengan membandingkan laporan keuangan setiap anak perusahaan, manajemen dapat mengetahui kinerja keuangan masing-masing anak perusahaan. Informasi ini sangat berguna untuk merumuskan strategi bersaing dan alokasi sumber daya ke setiap anak perusahaan. Cara yang ditempuh untuk mengelola eksposur akuntansi adalah balance sheet hedge. Cara ini berupaya menetralisir eksposur dengan menyeimbangkan sisi kekayaan dan kewajiban perusahaan, pada arah yang berlawanan. Selain balance sheet hedge, juga terdapat teknik lain yakni contractual hedge tetapi hasil yang diperoleh seringkali melibatkan unsur spekulatif Haushalter et.al, 2007.

2.1.2.3 Eksposur Operasi atau Ekonomi

Eksposur ekonomi adalah perubahan nilai suatu perusahaan yang mengiringi perubahan nilai tukar yang tidak diantisipasi Van Horne dan Wachowizt, 2007:557. Eksposur operasi mengukur setiap perubahan pada nilai sekarang perusahaan yang disebabkan oleh perubahan aliran kas operasi, karena perubahan yang tidak terduga pada kurs valuta asing. Analisis eksposur operasi bertujuan untuk mengetahui dampak dari perubahan kurs valuta asing yang tak terduga terhadap kegiatan operasi dan posisi bersaing perusahaan. Eksposur operasi memiliki kesamaan dengan eksposur transaksi, yaitu berhubungan dengan perubahan aliran kas karena fluktuasi kurs valuta asing. Akan tetapi, eksposur operasi mempunyai cakupan yang lebih luas dari eksposur transaksi dan dampaknya terhadap eksistensi perusahaan yang lebih fundamental dari eksposur transaksi dan eksposur akuntansi. Universitas Sumatera Utara 18 Semakin tinggi eksposur operasi atau ekonomi yang dialami perusahaan, akan mempengaruhi arus kas perusahaan, yang akibatnya tingkat likuiditas perusahaan akan memingkat, sehingga perusahaan perlu melakukan hedging untuk meminimalkan risiko tersebut.

2.1.3 Lindung Nilai Hedging

Lindung nilai atau hedging, atau hedge merupakan istilah yang sangat popular dalam perdagangan berjangka. Dimana hedging merupakan salah satu fungsi ekonomi dari perdagangan berjangka, yaitu transfer of risk. Hedging merupakan suatu strategi untuk mengurangi risiko kerugian yang diakibatkan oleh turun-naiknya harga. Menurut Van Horne dan Wachowicz 2007:557 untuk mengurangi risiko nilai tukar adalah dengan menggunakan lindung nilai mata uang melalui instrumen derivatif atau kontrak seperti kontrak forward, kontrak berjangka future contract, opsi mata uang, dan swap mata uang. Penggunaan derivatif dapat mengurangi risiko yang timbul akibat dari perubahan yang terjadi pada nilai tukar uang.

2.1.3.1 Instrument Derivatif untuk Melakukan Hedging

Aktivitas lindung nilai hedging dapat dilakukan dengan menggunakan instrumen derivatif, derivatif merupakan kontrak perjanjian antara dua pihak untuk menjual dan membeli sejumlah barang baik komoditas, maupun sekuritas pada tanggal tertentu di masa yang akan datang dengan harga yang telah disepakati pada saat ini Brigham dan Houston, 2006: 308. Universitas Sumatera Utara 19 Instrumen derivatif dapat dikelompokkan menjadi opsi, forward, futures, dan swap, dengan bahan dasar instrumen derivatif adalah saham, suku bunga, obligasi, nilai tukar, komoditas, dan indeks.

1. Opsi option

Opsi adalah kontrak atau perjanjian yang memberikan hak kepada pemegangnya untuk membeli atau menjual suatu aktiva dengan harga yang ditentukan terlebih dahulu dalam periode waktu tertentu Brigham dan Houston 2006:309. Menurut Van Horne dan Wachowicz 2007:568 opsi merupakan kontrak yang memberikan hak kepada pemiliknya untuk membeli call atau menjual put jumlah tertentu mata uang asing pada harga tertentu sampai suatu tanggal kedaluarsa tertentu. Banyak dari opsi yang diperdagangkan di bursa opsi, tetapi sering kali opsi hanya berupa kesepakatan pribadi antara perusahaan dan bank. D an frase yang terpenting dalam definisi ini adalah “hak” yang berarti bukan kewajiban melainkan bahwa si pemilik opsi memiliki pilihan yang berharga. Pembeli kontrak harus membayar penjual suatu biaya, yang disebut harga opsi Van Horne dan Wachowizt, 2007: 568. Ada dua tipe opsi menurut Brigham dan Houston 2006:310, yaitu: a. Opsi beli call options adalah opsi untuk membeli, atau menarik selembar saham dalam waktu tertentu selama jangka waktu tertentu. b. Opsi jual put option adalah opsi untuk menjual selembar saham dengan harga tertentu dalam jangka waktu tertentu.

2. Kontrak Berjangka Future

Kontrak futures merupakan sebuah perjanjian untuk membeli atau menjual aset pada suatu periode tertentu di masa yang akan datang dengan kepastian harga Universitas Sumatera Utara 20 yang telah disepakati sebelumnya. Menurut Van Horne dan John M.Wachowicz 2007:567 kontrak berjangka adalah kontrak untuk penyerahan komoditas, mata uang asing, atau instrument keuangan dengan harga tertentu pada tanggal yang telah ditentukan pada tanggal yang telah ditentukan di masa mendatang. Harga sebuah kontrak futures akan berlawanan dengan harga pasar spot, harga bisa lebih tinggi atau lebih rendah. Pada kontrak futures diperlukan sejumlah initial margin, yang merupakan jumlah nominal uang yang perlu disetor oleh investor kepada broker. Mekanisme futures kontrak adalah pertama kali investor menyetor sejumlah deposit sebagai initial margin dalam melakukan perdagangan futures. Kemudian investor akan melakukan kontrak futures dengan memperhatikan aset yang diperdagangkan, ukuran kontrak, price limit dan position limits. Nilai dari kontrak futures di masa mendatang dipengaruhi oleh intrumen induknya yang ada di pasar spot. Futures kontrak berbeda dengan kontrak forward karena kontrak futures dapat dieksekusi sebelum tanggal jatuh tempo dengan cara mengambil posisi yang berlawanan sehingga tidak perlu terjadi adanya delivery. Pada bulan penyelesaian yang tertera di kontrak tidak lagi dilakukan perdagangan dan harga ditentukan oleh bursa atas penyelesaian kontrak. Kontrak dapat diselesaikan dengan tanggal penyelesaian terdekat atau yang biasa disebut dengan kontrak futures dekat waktu. Namun, pada kontrak futures diperlukan daily settlement di mana apabila nilai aset investor di bawah nilai initial margin maka broker akan memberikan margin call pada investor tersebut. Kontrak dapat digunakan baik pada keuangan maupun komoditi. Di Amerika Serikat dan di bagian dunia yang lain, kontrak futures untuk berbagai jenis item secara rutin di jual dan di beli. Jenis kontak tersedia secara tradisional di bagi menjadi dua kelompok, yaitu Universitas Sumatera Utara 21 futures komoditas dan futures keuangan. Futures keuangan, barang yang diperdagangkan adalah aset keuangan seperti saham, obligasi atau mata uang. Futures komoditi barang yang diperdagangkan adalah barang apa saja selain aset keuangan Fabozzi, 2000:408.

3. Forward

Forward hampir sama dengan kontrak futures pada perjanjian untuk membeli atau menjual aset pada waktu tertentu di masa yang akan datang dengan harga tertentu. Menurut Van Horne dan Wachowicz 2007:564 kontrak forward adalah kontrak penyerahan komoditas, mata uang asing, atau instrument keuangan pada harga yang ditentukan saat ini dengan penyerahan dan penyelesaian pada tanggal terntentu di masa mendatang. Meskipun mirip dengan kontrak berjangka futures, kontrak ini tidak mudah ditransfer atau dibatalkan. Namun, kontrak futures diperdagangkan pada lantai bursa sedangkan kontrak forward diperdagangkan pada pasar over-the-counter. Pasar over-the-counter OTC merupakan pasar perdagangan alternative yang menghubungkan dealers melalui jaringan telepon dan komputer sehingga tidak terjadi pertemuan secara fisik antar dealers. Kontrak forward adalah salah satu alat paling mendasar dan paling tua untuk mengelola risiko keuangan. Kontrak forward secara legal adalah perjanjian mengikat antara dua pihak yang meminta penjualan aset atau produk di masa yang akan datang dengan harga yang disetujui pada hari ini. Pasal-pasal dalam kontrak meminta satu pihak untuk mengirimkan barang kepada yang lain untuk tanggal tertentu di masa yang akan datang, disebut dengan tanggal penyerahan settlement date. Pihak lain membayar harga forward yang sebelumnya telah disetujui dan mengambil barang tersebut. Kontrak forward dapat di beli dan di jual. Pembeli Universitas Sumatera Utara 22 dari kontrak forward memiliki kewajiban untuk memiliki kewajiban untuk menerima pengiriman tersebut dan membayar untuk barang tersebut, penjual dari kontrak forward memiliki kewajiban untuk melakukan pengiriman dan menerima pembayaran. Pembeli dari kontrak forward mendapatkan manfaat jika harga meningkat karena pembeli akan memiliki harga terkunci yang lebih rendah. Hal yang sama, penjual akan menang jika harga turun karena harga jual yang lebih tinggi telah dikunci Hull, 2008 dalam Putro, 2012.

4. Swap

Alat lain untuk menghindari risiko valuta asing adalah swap. Dalam swap, dua pihak menukar kewajiban utang yang menggunakan mata uang yang berbeda. Masing –masing pihak setuju untuk membayar kewajiban bunga pihak lainnya. Pada saat jatuh tempo, jumlah pokok yang ditukar biasanya sejumlah nilai tukar yang disepakati di awal. Pertukaran tersebut adalah nasional dalam arti bahwa hanya selisih arus kas yang dibayar. Jika satu pihak melanggarnya, tidak ada kerugian pada pokoknya. Akan tetapi, ada biaya peluang yang berkaitan dengan pergerakan mata uang setelah swap dilaksanakan. Swap biasanya dilakukan melalui perantara, seperti bank komersial. Beberapa jenis swap yang umum dilakukan oleh perusahaan adalah back-to-back loans, currency swap, dan credit swap Van Horne dan Wachowicz, 2007:568. Back-to-back loans merupakan jenis swap yang melibatkan dua pihak di negara yang berbeda, yang sepakat untuk saling meminjam sejumlah dana dalam mata uang kedua negara, selama periode waktu tertentu. Pada akhir periode waktu yang telah disepakati, masing-masing pihak mengembalikan dana yang dipinjam. Currency swap mirip dengan back-to-back loans kecuali bahwa currency Universitas Sumatera Utara 23 swap tidak nampak di neraca. Biasanya, dua perusahaan sepakat untuk menukarkan sejumlah dana dalam mata uang yang berbeda, yang ekuivalen nilainya, selama waktu tertentu. Jangka waktu berakhirnya currency swap dapat dinegosiasikan sampai minimal 10 tahun. Apabila dana disuatu negara lebih mahal dari negara lain, currency swap dapat mempertimbangkan perbedaan tingkat bunga. Credit swap merupakan pertukaran mata uang antar perusahaan dan bank seringkali bank sentral asing, yang berlangsung selama kurun waktu tertentu. credit swap sebenarnya telah dipraktekkan antara bank-bank umum, dan bank umum dengan bank sentral, untuk memenuhi kebutuhan akan valuta asing. Daya tarik dari credit swap adalah kemampuannya untuk mengurangi kebutuhan guna membiayai kegiatan dengan mata yang uang lemah dari sumber mata uang yang kuat Hull, 2008 dalam Putro, 2012.

2.1.3.2 Keuntungan Melakukan Hedging

Hedging memberikan beberapa keuntungan ekonomis baik untuk pihak produsen, pabrikan, prosessor, eksportir, maupun konsumen Bappebti, 1997 dalam Putro, 2012 sebagai berikut: a. Hedging merupakan sarana untuk mengurangi atau meminimalkan risiko harga apabila terjadi perubahan harga yang tidak sesuai dengan yang diperkirakan, disebut “risk insrance”. b. Bagi produsen atau pemilik komoditi, hedging merupakan alat pemasaran a marketing tool. Dengan melakukan hedging, para petani dapat menentukan harga penjualan produknya, sebelum, selama, dan sesudah panen melalui pasar berjangka. Mereka dapat menentukan Universitas Sumatera Utara 24 suatu jumlah penerimaan yang akan diperoleh dikemudian hari dengan menyimpan produk tersebut untuk dijual kemudian. c. Bagi pengolah komoditi seperti prosseco atau miller, hedging tersebut merupakan suatu alat pembelian a purchasing tools. Melalui pasar berjangka mereka menentukan harga pembelian bahan baku yang akan diolah dikemudian hari, sehingga dapat menetapkan biaya produksi dan akhirnya dapat dengan pasti menetapkan harga jualnya untuk masa yang akan datang. d. Dengan adanya hedging pihak kreditor bank lebih berani memberikan kredit kepada produsen atau pemilik komoditi yang telah menghedge komoditinya. Karena dengan melakukan tindakan tersebut, pemilik komoditi telah memperkecil risiko fluktuasi harga dari komoditi yang akan dihasilkan atau bahan yang dibeli, sehingga profit yang ditargetkan lebih pasti dan hal ini merupakan jaminan bank bahwa uang yang diberikan dapat kembali dan bunganya dapat dibayar. Biasanya bank hanya menyediakan 50 persen dari modal kerja bagi produk atau persediaan yang tidak dihedge, sedangkan bagi yang melakukan hedging mendapat kredit 90 persen dari modal kerja. e. Melalui hedging, konsumen akhir akan dibebankan harga jual yang lebih rendah dan stabil hal ini dikarenakan baik produsen maupun processeor mampu memperkecil biaya akibat fluktuasi harga yang merugikan, serta adanya kesempatan untuk memperbesar operting capital. Universitas Sumatera Utara 25

2.1.3.3 Kerugian Melakukan Hedging

Selain keuntungan yang diperoleh, hedging juga mempunyai beberapa kerugian yang harus dihadapi hedger BAPPEBTI, 1997 dalam Putro 2012, yaitu: a. Risiko basis Perkembangan harga di pasar fisik kadang-kadang tidak berkorelasi secara wajar tidak searah dengan pasar berjangka, sehingga risiko yang ada tidak sesuai dengan perencanaan sebelumnya. b. Biaya Dengan melakukan hedging terdapat beban biaya bagi hedger, antara lain, biaya angkut, biaya bunga bank, biaya gedung, biaya asuransi, pembayaran margin dan biaya transaksi. Oleh karena itu, hedger harus mempertibangkan biaya-biaya tersebut sebelum melakukan hedging. c. Ketidaksesuaian Ketidaksesuaian incompatible antara kondisi fisik dan futures Hal ini terjadi mengingat mutu dan jumlah produk yang dihedge tidak selalu sama dengan mutu dan jumlah standar kontrak yang diperdagangkan. Oleh karena itu hedger dituntut agar mampu menyesuaikan perbedaan- perbedaan tersebut dengan cara melakukan hedging yang sesuai dengan volume produksinya 2.1.4 Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Pengambilan Keptusan Hedging 2.1.4.1 Debt to Equity RatioDER Debt to Equity Ratio DER mencerminkan kemampuan perusahaan dalam memenuhi kewajibannya yang ditunjukkan oleh beberapa bagian dari modal sendiri atau ekuitas yang digunakan untuk membayar hutang. Debt to Equity Ratio DER merupakan perbandingan antara total hutang yang dimiliki perusahaan Universitas Sumatera Utara 26 dengan total ekuitasnya. Secara matematis Debt to Equity Ratio DER dapat diformulasikan sebagai berikut Brigham dan Houston, 2010:143 : = � � � � � Total debt merupakan total liabilities baik hutang jangka pendek maupun jangka panjang, sedangkan total shareholder’s equity merupakan total modal sendiri yang dimiliki perusahaan. Rasio ini menunjukkan komposisi atau struktur modal dari total pinjaman hutang terhadap total modal yang dimiliki perusahaan. Semakin tinggi Debt to Equity Ratio DER menunjukkan komposisi total hutang jangka pendek maupun jangka panjang semakin besar dibanding dengan total modal sendiri, sehingga berdampak semakin besar beban perusahaan terhadap pihak luar kreditur Klimzack, 2008 Rasio utang yang tinggi membuat perusahaan tersebut mempunyai banyak alternatif pendanaan dalam mendanai segala macam kegiatan perusahaan, baik dari kebutuhan operasional maupun kebutuhan ekspansi yang membuat perusahaan tersebut semakin besar Brigham dan Houston, 2010:143. Ketersediaan dana tersebut memperlancar aliran kas yang mendukung segala macam kegiatan untuk menjawab permintaan pasar dan meningkatkan profitabilitas. Akan tetapi hal tersebut menimbulkan permasalahan baru yaitu meningkatnya biaya kebangkrutan, biaya keagenan, tingkat pengembalian bunga yang lebih tinggi, dan terciptanya asimetri informasi sesuai dengan pernyataan Franco Modigliani dan Milton Miller, Teori MM Putro 2012. Dengan meningkatnya permasalahan sesuai teori MM, adanya eksposur transaksi valuta asing, misalnya perusahaan tersebut meminjam dalam US dolar , saat jatuh tempo kondisi nilai tukar Rupiah terhadap Dolar mengalami Universitas Sumatera Utara 27 depresiasi, oleh karena itu perusahaan harus membayar lebih banyak karena terdepresiasinya nilai tukar Rupiah tersebut dan risiko gagal bayar pun semakin besar, dapat menambah pengeluaran yang besar akibat penggunaan hutang yang lebih besar dibandingkan proporsi modal yang dimiliki. Risiko-risiko tersebut bukanlah hal yang tidak mungkin terjadi, karena fluktuatifnya kondisi ekonomi membuat ketidakpastian semakin besar, maka dari itu perusahaan perlu untuk melakukan manajemen risiko untuk mengalihkan risiko yang kemungkinan muncul tersebut. Hal tersebut sesuai dengan pendapat semakin tinggi tingkat hutang atau Debt Equity Ratio maka akan semakin besar pengambilan keputusan hedging yang dilakukan untuk mengurangi dampak buruk risiko Spano, 2004 dan Klimczak, 2008.

2.1.4.2 Current Ratio

Likuiditas adalah kemampuan perusahaan untuk memenuhi kewajiban yang harus segera dipenuhi. Likuiditas adalah menunjukan kemampuan suatu perusahaan untuk memenuhi kewajiban pada saat ditagih, perusahaan yang mampu memenuhi kewajiban keuangannya tepat pada waktunya berarti perusahaan tersebut dalam keadaaan likuid Brigham dan Houston, 2010:134. Rasio likuiditas yang mengukur kemampuan likuiditas jangka pendek perusahaan diproksikan dengan current ratio. Aktiva lancar umumnya meliputi kas, sekuritas, piutang usaha, dan persediaan. Kewajiban lancar atau hutang lancar terdiri atas utang lancar, wesel tagih jangka pendek, hutang jatuh tempo yang kurang dari satu tahun, akrual pajak, dan beban-beban akrual lainnya terutama gaji. Current ratio dirumuskan sebagai berikut Brigham dan Houston, 2010:134 : Universitas Sumatera Utara 28 � = � Nilai CR yang tinggi dari suatu perusahaan akan mengurangi ketidakpastian bagi investor, namun mengindikasikan adanya dana yang menganggur idle cash sehingga akan mengurangi tingkat profitabilitas perusahaan, akibatnya ROA juga semakin kecil Guniarti,2014. Apabila tingkat profitabilitas menurun menunjukkan perusahaan tersebut tidak mampu menggunakan dananya dengan maksimal untuk mendapatkan laba atau profit. Adanya eksposur transaksi memperburuk penurunan profitabilitas tersebut, dikarenakan eksposur transaksi mempengaruhi aliran kas jangka pendek perusahaan, apabila pembayaran transaksi dilakukan dengan menggunakan denominasi kurs valuta asing, nilainya akan lebih besar apabila valuta asing mengalami apresiasi terhadap mata uang domestik, sehingga risiko meningkat. Dengan demikian, semakin tinggi nilai likuiditas maka semakin tinggi keputusan hedging yang dilakukan karena tingginya risiko dalam pemenuhan kewajiban jangka pendek dan sebaliknya Spano, 2004.

2.1.4.3 Market to Book Value MTBV

Pengertian Market to Book Ratio bisa disebut juga Price to Book Value PBV menurut Husnan dan Pudjiastuti 2006 dalam Putro, 2012, PBV merupakan perbandingan antara harga pasar dan nilai buku. Untuk perusahaan- perusahaan yang berjalan dengan baik, umumnya rasio ini mencapai diatas satu, yang menunjukkan bahwa nilai pasar saham lebih besar dari nilai bukunya. Semakin besar rasio PBV semakin tinggi perusahaan dinilai oleh para pemodal relatif dibandingkan dengan dana yang telah ditanamkan di perusahaan. Market to Universitas Sumatera Utara 29 book ratio MTB merupakan rasio yang termasuk ke dalam rasio pasar. Rasio ini adalah rasio yang sering dipergunakan di pasar modal. Rasio ini menggambarkan kondisi atau keadaan prestasi perusahaan di pasar modal. Indikator ini biasanya dipakai investor untuk mengukur tingkat ketertarikan terhadap harga saham tertentu. Rasio ini menunjukan perbandingan harga saham dipasar dengan nilai buku saham tersebut yang di gambarkan di Neraca. Semakin tinggi rasio yang didapat, maka semakin tinggi pula minat investor untuk membeli saham tersebut. Nilai buku book value per lembar saham menunjukan aktiva bersih net assets per lembar saham yang dimiliki oleh pemegang saham. Nilai buku per lembar saham book value per share tidak menunjukan ukuran kinerja saham yang penting, tetapi nilai buku perlembar saham dapat mencerminkan berapa besar jaminan yang akan diperoleh pemegang saham apabila perusahaan penerbit saham emiten dilikuidasi. Sedangkan nilai pasar market value berbeda dengan nilai buku. Jika nilai buku merupakan nilai yang dicatat pada saat saham dijual oleh perusahaan, maka nilai pasar adalah nilai bursa pada saat tertentu ditentukan oleh pelaku pasar. Nilai pasar ditentukan oleh permintaan dan penawaran saham bersangkutan di pasar bursa. Untuk dapat menghitung MTBV dirumuskan rasio tersebut sebagai berikut Brigham dan Houston, 2010: 151: Market to book Value MTBV = Harga pasar per saham Nilai buku Dengan mengetahui nilai buku dan nilai pasar, pertumbuhan perusahaan dapat diketahui. Pertumbuhan menunjukan investment opportunity set, atau set kesempatan investasi dimasa yang akan datang. Dengan semakin besarnya rasio yang diperoleh, artinya pasar percaya bahwa nilai pasar perusahaan bersangkutan Universitas Sumatera Utara 30 lebih besar dari nilai bukunya. Dan pilihan keputusan investor untuk berinvestasi akan semakin besar Ameer,2010.

2.1.4.4 Ukuran Perusahaan Firm Size

Perusahaan merupakan suatu tempat untuk melakukan kegiatan proses produksi barang maupun jasa yang dilakukan secara terus menerus dalam kedudukan tertentu untuk mencari laba atau penghasilan. Ukuran perusahaan digunakan sebagai salah satu indikator mengenai seberapa besar perusahaan itu telah berkembang. Kadangkala sering dijumpai perbedaan antara perusahaan yang berskala besar dengan perusahaan yang berskala lebih kecil, sebagai contoh dalam hal kemampuan untuk mendapatkan dana atau modal. Perusahaan yang besar umumnya memiliki fleksibilitas dan aksebilitas yang tinggi dalam masalah pendanaan melalui pasar modal, sehingga perusahaan besar memiliki kemudahan dan kemampuan lebih dalam mendapatkan dana. Perusahaan yang lebih besar cenderung memiliki sumber permodalan yang lebih terdiversifikasi, sehingga ukuran perusahaan merupakan proksi kebalikan dari kemungkinan kebangkrutan. Biaya menambah hutang dan modal sendiri juga berhubungan dengan ukuran perusahaan. Perusahaan kecil cenderung membayar biaya modal sendiri dan biaya hutang jangka panjang lebih mahal daripada perusahaan besar, sehingga perusahaan kecil mungkin menyukai hutang jangka pendek daripada meminjam hutang jangka panjang karena biayanya yang lebih rendah. Firm size atau ukuran perusahaan adalah besar kecilnya perusahaan yang dapat dilihat dari besarnya nilai ekuitas, nilai penjualan, dan nilai total aktiva. Perusahaan yang berukuran besar pada umumnya usahanya lebih terdiversifikasi, Universitas Sumatera Utara 31 lebih mudah dalam mengakses pasar modal, dan membayar tingkat suku bunga rendah Ahmad, 2012. sehingga dengan begitu risiko kebangkrutan relatif lebih kecil. Firm size menjadi salah satu faktor yang dipertimbangkan oleh investor dalam pengambilan keputusan investasi. Investor menganggap bahwa perusahaan besar relatif lebih stabil dan lebih mampu menghasilkan laba lebih besar dari pada perusahaan kecil, dengan semakin stabilnya perusahaan maka risiko yang harus ditanggung investor semakin rendah Ahmad 2012.. Dalam penelitian ini akan digunakan proksi firm size dihitung dari logaritma natural dari nilai pasar ekuitas dan jumlah utang. Ukuran firm size diproksikan dengan Ahmad 2012 : � � =

2.1.4.5 Kepemilikan Manajerial Managerial ownership

Kepemilikan manajerial managerial ownership merupakan pemegang saham dari pihak manajemen yang secara aktif ikut dalam pengambilan keputusan didalam perusahaan dan mengendalikan kepentingan dalam perusahaan seperti direktur dan komiaris Sudana, 2011:11. Berdasarkan teori keagenan, perbedaan kepentingan antara manajer dan pemegang saham mengakibatkan terjadinya konflik yang sering disebut dengan agency conflict. Konflik kepentingan yang terjadi ini menyebabkan pentingnya suatu mekanisme yang diterapkan guna melindungi kepentingan pemegang saham Jensen dan Meckling, 1976. Mekanisme pengawasan terhadap manajemen tersebut menimbulkan biaya yaitu biaya keagenan, oleh karena itu salah satu cara mangurangi agency cost adalah dengan adanya kepamilikan saham oleh pihak Universitas Sumatera Utara 32 manajemen. Kepemilikan saham oleh pihak manajemen perusahaan akan menyelaraskan kepentingan manajemen dan pemilik perusahaan, sehingga dapat mengurangi konflik keagenan. Meningkatnya kepemilikan manajerial maka para manajer perusahaan akan mengurangi perilaku yang merugikan perusahaan. Pengambilan keputussan perusahaan pada manajer juga akan mendapat manfaat langsung dan apabila keputusan yang diambil salah maka para manajer juga akan menanggung risiko langsung, sehingga para manajer pun akan berhati-hati dalam mengambil keputusan dan hedging adalah keputusan yang baik untuk mengatasi risiko yang akan di hadapi. Kepemilikan manajerial diproksikan sebagai berikut Sudana,2011: 11: � ℎ� = � � ℎ ℎ � ℎ

2.2 Penelititan Terdahulu

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

5 73 71

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

2 62 92

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

5 29 71

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 11

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 9

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 22

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 1 3

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 17

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

0 0 11