Jenis dan Data Metode Pengumpulan data Deskripsi Objek Penelitian

48 Lanjutan tabel 3.2 No Perusahaan 68 Sekawan Intipratama Tbk SIAP 69 Holcim Indonesia SMCB 70 Semen Gresik SMGR 71 Selamat Sempurna SMSM 72 Suparma Tbk SPMA 73 Indo Acitama SRSN 74 Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI 75 Tembaga Mulia Semanan Tbk TBMS 76 Mandom Indonesia TCID 77 Tirta Mahakam Resources Tbk TIRT 78 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM 79 Chandra Asri Petrochemical TPIA 80 Trias Sentosa Tbk TRST 81 Ultrajaya ULTJ 82 United Tractor UNTR 83 Unilever Indonesia UNVR 84 Voksel Electric Tbk VOKS Sumber: data diolah, www.idx.co.id Selanjutnya analisis dilakukan dengan menggunakan pooling data dengan menambah jumlah pengamatan, yaitu dengan mengalikan jumlah sampel dengan periode pengamatan 3 tahun sehingga jumlah pengamatan dalam penelitian ini sebanyak 252 pengamatan 84 x 3 = 252.

3.6 Jenis dan Data

Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berisi data variabel dependen dan independen yang dilakukan perusahaan Manufaktur yang terdaftar di BEI selama tahun 2011 –2013. Data laporan keuangan tersebut diperoleh dari Catatan Laporan Keuangan dan ICMD Indonesian Capital Market Directory. Universitas Sumatera Utara 49

3.7 Metode Pengumpulan data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumenter darilaporan keuangan tahunan beserta catatannya yang berasal dari BEI untuk tahun 2011 –2013. Untuk kepentingan analisis maka digunakan pooled data data pooled selama 3 tahun dari perusahaan yang dijadikan sampel, dengan demikian didapat 84 x 3 = 252 pengamatan. 3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Statistik Deskriptif Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi standard deviation, maksimum dan minimum Ghozali, 2006: 19. Statistik deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa membuat analisis dan kesimpulan yang umum.

3.8.2 Pengujian Data

Regresi logistik dilakukan ketika peneliti ingin menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya Ghozali, 2007. Teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas data dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya. Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel independen yang digunakan dalam model, artinya variabel penjelasannya tidak harus memiliki distribusi normal, linier, maupun memiliki varian yang sama dalam setiap grip. Gujarati 2003 menyatakan bahwa regresi logistik mengabaikan heteroscedacity artinya Universitas Sumatera Utara 50 variabel dependen tidak memerlukan homoscedacity untuk masing-masing variabel independen. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model regresi logistik karena model variabel dependen dalam model adalah variabel kategori dikotomi variable, dengan memberi nilai 1 untuk perusahaan yang melakukan hedging dan nilai 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan hedging. Selain itu penggunaan model ini didasarkan atas masukan dari beberapa penelitian sebelumnya yang menyarankan untuk penggunaan model ini karena mempunyai tingkat klasifikasi yang lebih baik dibandingkan model lain serta tidak sensitif terhadap jumlah sampel yang tidak sama frekuensinya. Kuncoro 2001 dalam Putro 2012mengatakan bahwa regresi logistik memiliki beberapa kelebihan dibandingkan teknik analisis lain yaitu: 1. Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas dan heteroskedastisitas atas variabel bebas yang digunakan dalam model sehingga tidak diperlukan uji asumsi klasik walaupun variabel independen berjumlah lebih dari satu. 2. Variabel independen dalam regresi logistik bisa campuran dari variabel kontinu, distrik, dan dikotomis. 3. Regresi logistik tidak membutuhkan keterbatasan dari variabel independennya. 4. Regresi logistik tidak mengharuskan variabel bebasnya dalam bentuk interval. Secara umum model regresi logistik dapat dinyatakan sebagai berikut: � = � 1 − � = + ∑ = � Li : Variabel dependen = 1 bila perusahaan melakukan hedging; = 0 bila perusahaan tidak melakukan hedging Pi : Probabilitas Universitas Sumatera Utara 51 Xij : Variabel independen Dari model umum tersebut diperoleh untuk probabilitas perusahaan untuk melakukan hedging atau tidak sebagai berikut: � = � 1 − � = + � + � + ⋯ + � + Di mana: X1 : Debt to Equity Ratio DER X2 : Market to Book Value MTBV X3 : Current Ratio CR X4 : Firm Size FS X5 : Managerial Ownership MO Penentuan nilai 1 dan 0 sebagai variabel hedging dengan cara melihat dari Laporan Keuangan dan Catatan atas Laporan Keuangan di setiap perusahaan.Perusahaan yang melakukan hedging dengan derivatif diberi angka 1, sedangkan Perusahaan yang tidak melakukan hedging dengan derivatif diberi angka 0.

3.8.3 Pengujian Model

Langkah pertama adalah menilai overallfit model terhadap data. Beberapa tes statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit adalah : Ho : Model yang dihipotesiskan fit dengan data Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data Universitas Sumatera Utara 52

3.8.3.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model

Statistik yang digunakan berdasakan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari model adalah probabilitas bahwa model yang dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L ditransformasikan menjadi -2LogL. Untuk menilai keseluruhan model ditunjukkan dengan log likelihood value nilai -2LogL yaitu dengan cara membandingkan antara nilai -2LogL pada awal block number = 0 dimana model hanya memasukkan konstanta dengan -2LogL setelah mode memasukkan variabel bebas block number = 1. Apabila nilai -2LogL block number = 0 nilai -2LogL block number = 1 maka menunjukkan model regresi yang baik.

3.8.3.2 Menilai Kelayakan Model Regresi

Menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model. Jika nilai statistik Hosmer dan Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengn atau kurang dari 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodnes fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Statistic Hosmer and lameshow Goodness of fit lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya.

3.8.3.3 Koefisien Determinasi

Merupakan ukuran yang meniru ukuran pada multiple regression yang didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 sehinga sulit diinterpretasikan. Negelkerke’s R square merupakan modifikasi dari Universitas Sumatera Utara 53 koefisien Cox dan Snell’s untuk memastikanbahwa nilainya bervariasi dari 0 nol sampai 1 satu. Nilai Negelkerke’s dapat diinterpretasikan seperti nilai pada multiple regression. Bila nilai Negelkerke’s kecil berarti kemempuan variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.

3.8.3.4 Tabel Klasifikasi

Tabel Klasifikasi 2x2 menghitung nilai estimasi yang benar correct dan salah incorrect. Pada kolom merupakan dua nilai prediksi dari variabel dependen dan hal ini rentan 1 dan tidak rentan 0, sedangkan pada baris menunjukan nilai observasi sesungguhnya dari variabel dependen rentan 1 dan tidak rentan 0. Pada model yang sempurna, maka semua kasus akan berada pada diagonal dengan tingkatan ketepatan peramalan 100. Jika model regresi logistik memiliki homoskedastisitas, maka prosentase yang benar correct akan sama untuk kedua baris.

3.8.4 Pengujian Hipotesis

Penelitian ini menggunakan nilai signifikansi level sebesar 5 untuk mengetahui apakah ada pengaruh nyata dari variabel independen terhadap variabel dependen. Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1. H : b = b = b = b = b = 0, Artinya Debt to Equity Ratio DER, Current Ratio CR, Market to Book Value MTBV, Firm Size FS, Managerial Ownership MO berpengaruh tidak signifikan terhadap pengambilan keputusan Hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia. Universitas Sumatera Utara 54 2. H : b ≠ b ≠ b ≠ b ≠ b ≠ b ≠ 0, Artinya Debt to Equity Ratio DER, Current Ratio CR, Market to Book Value MTBV, Firm Size FS, Managerial Ownership MO berpengaruh signifikan terhadap pengambilan keputusan Hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia. Kriteria dari pengujian ini adalah : a. Signifikansi level Sig. 0,05 maka H diterima dan H ditolak b. Signifikansi level Sig. 0,05 maka H diterima dan H ditolak Universitas Sumatera Utara 55

BAB IV HASIL PENELITIAN

4.1 Deskripsi Objek Penelitian

Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi syarat untuk dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, yang berarti populasi yang dijadikan sampel penelitian adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel yang sudah dotentukan terlebih dahulu. Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 84 perusahaan. Profil masing-masing perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut : Tabel 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sampel No Kode Emiten Nama Perusahaan Tanggal Berdiri Tanggal IPO Bidang dan Kegiatan Perusahaan 1 ADMG Polychem Indonesia Tbk 25-Apr-86 20-Okt-93 pemotongan poliester, pengolahan plastik 2 AISA Tiga Pilar Sejahtera Food Tbk 26-Jan-60 11-Jun-97 pembuatan mie 3 AKKU Alam Karya Unggul Tbk 05-Apr-01 01-Nop-04 pengolahan plastik dan pengemasan 4 AKPI Argha Karya Prima Industry Tbk 07-Mar-80 18-Des-92 pengemasan fleksibel terpadu 5 AKRA AKR Corporation 28-Nop-77 03-Okt-94 pengolahan bahan kimia, distributor bahan kimia Universitas Sumatera Utara 56 Lanjutan tabel 4.1 No Kode Emiten Nama Perusahaan Tanggal Berdiri Tanggal IPO Bidang dan Kegiatan Perusahaan 6 ALMI Alumindo Light Metal Industry Tbk 26-Jun-78 02-Jan-97 pengolahan lempengan aluminum dan kertas aluminium 7 AMFG Asahimas Flat Glass Tbk 07-Okt-71 08-Nop-95 pengolahan lempengan gelas kaca, dan produk gelas 8 APLI Asiaplast Industries Tbk 05-Agust-92 01-Mei-00 pembuatan lempengan PVC dan PVC sponge leather 9 ARNA Arwana Citra Mulia Tbk 22-Feb-93 17-Jul-01 industri keramik 10 ASGR Astragraphia 31-Okt-75 15-Nop-89 peralatan elektronik 11 ASII Astra International 20-Feb-57 04-Apr-90 otomotif, peralatan berat, agribisnis, industri peralatan 12 AUTO Astra Otopart 20-Sep-91 15-Jun-98 industri suku cadang kendaraan bermotor 13 BATA Sepatu Bata 15-Okt-91 24-Mar-82 industri sepatu 14 BRAM Indo Kordsa Tbk 08-Jul-81 05-Sep-90 pembuatan benang ban dan kawat 15 BRNA Berlina 22-Mei-05 06-Nop-89 pengemasan plastik 16 BRPT Barito Pasific Tbk 04-Apr-79 01-Okt-93 kayu, mebel 17 BTON Beton Jaya Manunggal Tbk 27-Feb-95 18-Jul-01 pembuatan besi bangunan 18 BUDI Budi Acid Jaya Tbk 15-Jan-79 08-Mei-95 pengolahan ubi kayu 19 CTBN Citra Turbindo 23-Agust-81 28-Nop-89 industri pipa dan aksesoris 20 DLTA Delta Jakarta 15-Jun-97 12-Feb-84 Minuman 21 DPNS Duta Pertiwi Nusantara 18-Mar-82 08-Agust-90 pembuatan lem kayu dan damar untuk produk kayu 22 DVLA Darya Varia 05-Feb-76 11-Nop-94 obat-obatan farmasi 23 EKAD Ekadharma 20-Nop-81 11-Agust-90 pembuatan pita perekat 24 ERTX Eratex Djaya Tbk 12-Okt-72 21-Agust-90 Textil 25 ESTI Ever Shine Textile industry Tbk 11-Des-73 13-Okt-92 tekstil sintetis dan garmen 26 ETWA Eterindo Wahanatama Tbk 06-Mar-92 16-Mei-97 indutri bahan kimia ester,asam fetty dll 27 FAST Fast Food Indonesia 19-Jun-78 11-Mei-93 makanan dan restoran 28 FASW Fajar Surya Wasesa 13-Jun-87 01-Des-94 bubur kertas dan kertas Universitas Sumatera Utara 57 Lanjutan tabel 4.1 No Kode Emiten Nama Perusahaan Tanggal Berdiri Tanggal IPO Bidang dan Kegiatan Perusahaan 29 GDST Gunawan Dianjaya Steel Tbk 08-Apr-89 23-Des-09 piringan logam 30 GDYR Goodyear 26-Jan-71 01-Des-80 pembuatan ban 31 GJTL Gajah Tunggal 24-Agust-51 08-Mei-90 pembuatan ban 32 IGAR Champion Pasific Indonesia Tbk 30-Okt-75 05-Nop-90 pengemasan kaleng dan percetakan 33 IKAI Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk 26-Jun-91 04-Jun-97 pembuatan lantai keramik, tegel 34 IMAS Indomobil Sukses International 20-Mar-87 15-Sep-93 perakitan kendaraan bermotor dan penjualan 35 INAI Indal Alumunium Industry Tbk 16-Jul-71 05-Des-94 industri aluminium 36 INDF Indofood Sukses Makmur 14-Agust-90 14-Jul-94 makanan dan minuman 37 INDS Indospring 05-Mei-78 10-Agust-90 industri pegas, lempengan pegas 38 INKP Indah Kiat Pulp dan Paper Tbk 07-Des-76 16-Jul-90 industri kertas 39 INRU Toba Pulp Lestari Tbk 26-Apr-83 18-Jun-90 industri kertas 40 INTA Intraco Penta 10-Mei-75 23-Agust-93 alat berat 41 INTP Indocement 16-Jan-85 05-Des-89 industri semen 42 JECC Jembo Cable Company Tbk 17-Apr-73 18-Nop-92 kabel elektrik dan telekomunikasi 43 JPRS Jaya Pari Steel Tbk 18-Jul-73 08-Agust-89 industri besi dan baja 44 KAEF Kimia Farma 23-Jan-69 04-Jul-01 Farmasi 45 KBLI KMI Wire and Cable Tbk 19-Jan-72 06-Jul-92 kabel dan kawat elektronik 46 KBLM Kabelindo Murni Tbk 11-Okt-79 01-Jun-92 industri kabel 47 KIAS Keramik Indonesia Assosiasi Tbk 11-Jan-01 08-Des-94 industri keramik 48 KLBF Kalbe Farma 10-Sep-66 03-Jul-91 Farmasi 49 LMPI Langgeng Makmur 04-Jun-96 17-Okt-97 pembuatan peralatan rumah plastik dan aluminium 50 LMSH Lionmesh Prima Tbk 14-Des-82 04-Jun-90 industri pengelasan dan pabrik besi 51 LPIN Multi Prima Sejahtera Tbk 07-Jan-82 05-Feb-90 pengelasan 52 LTLS Lautan Luas 18-Jan-51 21-Jul-97 industri bahan kimia Universitas Sumatera Utara 58 Lanjutan tabel 4.1 No Kode Emiten Nama Perusahaan Tanggal Berdiri Tanggal IPO Bidang dan Kegiatan Perusahaan 53 MASA Multistrada Arah Sarana Tbk 20-Jun-88 09-Jun-05 industri ban 54 MERK Merck 14-Okt-70 23-Jul-81 Farmasi 55 MLBI Multi Bintang Indonesia Tbk 03-Jun-29 17-Jan-94 industri minuman 56 MLIA Mulia Industrindo Tbk 15-Nop-86 17-Jan-94 indutri gelas dan keramik 57 MRAT Mustika Ratu 14-Mar-78 27-Jul-97 tradisional herbal dan kosmetik 58 MTDL Metrodata Electronic 17-Feb-83 09-Apr-90 peralatan komputer 59 MYOR Mayora 17-Feb-77 04-Jul-90 Makanan 60 NIKL Pelat Timah Nusantara Tbk 19-Agust-82 14-Des-09 industri timah 61 NIPS Nippres Tbk 24-Apr-75 24-Jul-91 industri batreia 62 PBRX Pan Brothers 21-Agust-80 16-Agust-90 teksil dan garmen 63 PICO Pelangi Indah Canindo Tbk 26-Sep-83 23-Sep-96 industri pengemasan metal 64 PRAS Prima Alloy Steel Universal Tbk 20-Feb-84 12-Jul-90 industri roda bergigi 65 PTSN Sat Nusa persada Tbk 01-Jun-90 08-Nop-07 perakitan barang elektronik 66 RICY Ricky Putra Globalindo Tbk 22-Des-87 22-Jan-98 industri pakaian 67 SCCO Supreme Cable Manufacturing Tbk 09-Nop-70 20-Jul-82 industri kabel 68 SIAP Sekawan Intipratama Tbk 05-Nop-94 07-Okt-08 industri alat percetakan 69 SMCB Holcim Indonesia 15-Jun-71 10-Agust-97 industri semen 70 SMGR Semen Gresik 25-Mar-53 08-Jul-91 industri semen 71 SMSM Selamat Sempurna 19-Jan-76 09-Sep-96 industri suku cadang kendaraan bermotor 72 SPMA Suparma Tbk 25-Agust-76 16-Nop-94 industri kertas 73 SRSN Indo Acitama 07-Des-82 11-Jan-93 kemasan plastik, pakaian dan kimia 74 SULI Sumalindo Lestari Jaya Tbk 14-Apr-80 21-Mar-94 industri kayu olahan 75 TBMS Tembaga Mulia Semanan Tbk 03-Feb-77 30-Sep-93 batangan tembaga, kawat, batangan timah 76 TCID Mandom Indonesia 05-Nop-79 23-Sep-93 industri kosmetik 77 TIRT Tirta Mahakam Resources Tbk 02-Apr-81 13-Des-99 industri kayu olahan Universitas Sumatera Utara 59 Lanjutan tabel 4.1 Sumber : data diolah, www.idx.co.id 4.2 Statistik Deskriptif Analiasis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran statistik secara umum, peneliti mengunakan descriptive untuk variabel yang diukur dengan skala rasio dan frequency untuk variabel yang diukur dalam skala nominal. Tabel 4.2 Statistik deskriptif Descriptive Statistics N Minimum Maximum Mean Std. Deviation DER 252 ,04 17,45 1,5210 2,07166 CR 252 ,21 11,74 2,1712 1,79604 MTBV 252 ,03 47,27 2,8890 6,45443 FS 252 23,08 33,28 28,2687 1,59292 MO 252 ,00 27,77 1,6946 4,95021 Valid N listwise 252 Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah No Kode Emiten Nama Perusahaan Tanggal Berdiri Tanggal IPO Bidang dan Kegiatan Perusahaan 78 TKIM Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk 02-Okt-72 03-Apr-97 industri bubur kertas, dan kertas olahan 79 TPIA Chandra Asri Petrochemical 02-Nop-84 26-Mei-08 industri bahan kimia 80 TRST Trias Sentosa Tbk 23-Nop-83 02-Jul-90 kemasan kertas, pita perekat 81 ULTJ Ultrajaya 02-Nop-71 02-Jul-90 industri susu dan minuman 82 UNTR United Tractor 13-Okt-72 19-Sep-89 industri alat berat 83 UNVR Unilever Indonesia 05-Des-33 11-Jan-82 industri barang konsumsi 84 VOKS Voksel Electric Tbk 19-Apr-71 20-Des-90 industri kabel Universitas Sumatera Utara 60 Dari tabel 4.2 diatas dapat dideskripsikan bebrapa hal berikut ini : 1. Variabel independen debt to equity ratio DER memiliki rata-rata sebesar 1,5210 dengan standar deviasinya sebesar 2,07166. Nilai DER yang tertinggi adalah 17,45 yang dimiliki oleh AKKU pada tahun 2013, sedangkan untuk nilai DER yang terendah adalah 0,04 yang dimiliki oleh JPRS tahun 2013. 2. Variabel independen current ratio CR memiliki rata-rata sebesar 2,1712 dengan standar deviasinya sebesar 1,79604. Nilai CR yang tertinggi adalah 11,74 yang dimiliki oleh TCID pada tahun 2011, sedangkan nilai Cr yang terendah adalah 0,21 yang dimiliki oleh SULI pada tahun 2011. 3. Variabel independen market to book value MTBV memiliki rata-rata sebesar 2,8890 dengan standar deviasinya adalah 6,45443. Nilai MTBV terbesar adalah 47,27 yang dimiliki oleh MLBI pada tahun 2012, sedangkan nilai MTBV yang terendah adalah 0,03 yang dimiliki oleh BATA tahun 2013. 4. Variabel independen firm size FS yang diproksikan dengan Ln total aset memiliki nilai rata-rata sebesar 28,2687 dengan standar deviasinya sebesar 1,59292. Nilai FS yang tertinggi 33,28 yang dimiliki oleh BRPT pada tahun 2013, sedangkan nilai FS yang terendah adalah 23,08 yang dimiliki oleh AKKU pada tahun 2013. 5. Variabek independen managerial ownership MO memiliki nilai rata-rata sebesar 1,6946 dengan standar deviasinya sebesar 4,95021. Nilai MO yang tertinggi adalah 27,77 yang dimiliki oleh BRAM, sedangkan nilai MO yang terendah sebesar 0 atau tidak ada sama sekali yang dimiliki oleh sebagian besar sampel. Universitas Sumatera Utara 61 Tabel 4.3 Statistik Frequensi HEDGING Frequency Percent Valid Percent Cumulative Percent Valid ,0 192 76,2 76,2 76,2 1,0 60 23,8 23,8 100,0 Total 252 100,0 100,0 Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan bahwa variabel dependen, yaitu keputusan melakukan hedging yang merupakan variabel dummy, dimana sampel yang mekukan hedging diberi kode “1” sedangkan sampel yang tidak melakukan hedging diberi kode “0”. Variabel ini memiliki nilai valid karena semua data dapat diproses. Jumlah sampel yang melakukan hedging sebanyak 60 sampel atau 23,8 dari total sedangkan sampel perusahaan yang tidak melukan hedging sebanyak 192 sampel atau 76,2 dari total keseluruhan. 4.3 Pengujian Model 4.3.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model

Dokumen yang terkait

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

5 73 71

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

2 62 92

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

5 29 71

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 11

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 2

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 9

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 22

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 1 3

Faktor-Faktor yang Mempengaruhi Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging (Studi pada Perusahaan Manufaktur yang Terdaftar di Bursa Efek Indonesia Tahun 2011-2013)

0 0 17

Analisis Faktor yang Mempengarui Penggunaan Instrumen Derivatif Sebagai Pengambilan Keputusan Hedging Studi Kasus pada Perusahaan yang terdaftar di LQ45 periode 2011-2014)

0 0 11