48
Lanjutan tabel 3.2
No Perusahaan
68 Sekawan Intipratama Tbk SIAP
69 Holcim Indonesia SMCB
70 Semen Gresik SMGR
71 Selamat Sempurna SMSM
72 Suparma Tbk SPMA
73 Indo Acitama SRSN
74 Sumalindo Lestari Jaya Tbk SULI
75 Tembaga Mulia Semanan Tbk TBMS
76 Mandom Indonesia TCID
77 Tirta Mahakam Resources Tbk TIRT
78 Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk TKIM
79 Chandra Asri Petrochemical TPIA
80 Trias Sentosa Tbk TRST
81 Ultrajaya ULTJ
82 United Tractor UNTR
83 Unilever Indonesia UNVR
84 Voksel Electric Tbk VOKS
Sumber: data diolah, www.idx.co.id Selanjutnya analisis dilakukan dengan menggunakan pooling data dengan
menambah jumlah pengamatan, yaitu dengan mengalikan jumlah sampel dengan periode pengamatan 3 tahun sehingga jumlah pengamatan dalam penelitian ini
sebanyak 252 pengamatan 84 x 3 = 252.
3.6 Jenis dan Data
Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder yang berisi data variabel dependen dan independen yang dilakukan perusahaan Manufaktur
yang terdaftar di BEI selama tahun 2011 –2013. Data laporan keuangan tersebut
diperoleh dari Catatan Laporan Keuangan dan ICMD Indonesian Capital Market Directory.
Universitas Sumatera Utara
49
3.7 Metode Pengumpulan data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara studi dokumenter darilaporan keuangan tahunan beserta catatannya yang berasal dari BEI untuk
tahun 2011 –2013. Untuk kepentingan analisis maka digunakan pooled data data
pooled selama 3 tahun dari perusahaan yang dijadikan sampel, dengan demikian didapat 84 x 3 = 252 pengamatan.
3.8 Teknik Analisis Data 3.8.1 Statistik Deskriptif
Statistik deskriptif memberikan gambaran atau deskripsi suatu data yang dilihat dari nilai rata-rata mean, standar deviasi standard deviation,
maksimum dan minimum Ghozali, 2006: 19. Statistik deskriptif berfungsi untuk mendeskripsikan atau memberi gambaran terhadap obyek yang diteliti melalui
data sampel atau populasi sebagaimana adanya, tanpa membuat analisis dan kesimpulan yang umum.
3.8.2 Pengujian Data
Regresi logistik dilakukan ketika peneliti ingin menguji apakah probabilitas terjadinya variabel terikat dapat diprediksi dengan variabel bebasnya
Ghozali, 2007. Teknik analisis regresi logistik tidak memerlukan asumsi normalitas data dan uji asumsi klasik pada variabel bebasnya. Regresi logistik
tidak memiliki asumsi normalitas atas variabel independen yang digunakan dalam model, artinya variabel penjelasannya tidak harus memiliki distribusi
normal, linier, maupun memiliki varian yang sama dalam setiap grip. Gujarati 2003 menyatakan bahwa regresi logistik mengabaikan heteroscedacity artinya
Universitas Sumatera Utara
50
variabel dependen tidak memerlukan homoscedacity untuk masing-masing variabel independen.
Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan model regresi logistik karena model variabel dependen dalam model adalah variabel kategori dikotomi
variable, dengan memberi nilai 1 untuk perusahaan yang melakukan hedging dan nilai 0 untuk perusahaan yang tidak melakukan hedging. Selain itu penggunaan
model ini didasarkan atas masukan dari beberapa penelitian sebelumnya yang menyarankan untuk penggunaan model ini karena mempunyai tingkat klasifikasi
yang lebih baik dibandingkan model lain serta tidak sensitif terhadap jumlah sampel yang tidak sama frekuensinya.
Kuncoro 2001 dalam Putro 2012mengatakan bahwa regresi logistik memiliki beberapa kelebihan dibandingkan teknik analisis lain yaitu:
1. Regresi logistik tidak memiliki asumsi normalitas dan heteroskedastisitas atas
variabel bebas yang digunakan dalam model sehingga tidak diperlukan uji asumsi klasik walaupun variabel independen berjumlah lebih dari satu.
2. Variabel independen dalam regresi logistik bisa campuran dari variabel
kontinu, distrik, dan dikotomis. 3.
Regresi logistik tidak membutuhkan keterbatasan dari variabel independennya. 4.
Regresi logistik tidak mengharuskan variabel bebasnya dalam bentuk interval. Secara umum model regresi logistik dapat dinyatakan sebagai berikut:
� = �
1 − � = + ∑
=
� Li : Variabel dependen = 1 bila perusahaan melakukan hedging; = 0 bila
perusahaan tidak melakukan hedging Pi : Probabilitas
Universitas Sumatera Utara
51
Xij : Variabel independen Dari model umum tersebut diperoleh untuk probabilitas perusahaan untuk
melakukan hedging atau tidak sebagai berikut: � =
� 1 − � = + � + � + ⋯ + � +
Di mana: X1 : Debt to Equity Ratio DER
X2 : Market to Book Value MTBV X3 : Current Ratio CR
X4 : Firm Size FS X5 : Managerial Ownership MO
Penentuan nilai 1 dan 0 sebagai variabel hedging dengan cara melihat dari Laporan Keuangan dan Catatan atas Laporan Keuangan di setiap
perusahaan.Perusahaan yang melakukan hedging dengan derivatif diberi angka 1, sedangkan Perusahaan yang tidak melakukan hedging dengan derivatif diberi
angka 0.
3.8.3 Pengujian Model
Langkah pertama adalah menilai overallfit model terhadap data. Beberapa tes statistik diberikan untuk menilai hal ini. Hipotesis untuk menilai model fit
adalah : Ho : Model yang dihipotesiskan fit dengan data
Ha : Model yang dihipotesiskan tidak fit dengan data
Universitas Sumatera Utara
52
3.8.3.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model
Statistik yang digunakan berdasakan pada fungsi likelihood. Likelihood L dari
model adalah
probabilitas bahwa
model yang
dihipotesiskan menggambarkan data input. Untuk menguji hipotesis nol dan alternatif, L
ditransformasikan menjadi -2LogL. Untuk menilai keseluruhan model ditunjukkan dengan log likelihood value nilai -2LogL yaitu dengan cara
membandingkan antara nilai -2LogL pada awal block number = 0 dimana model hanya memasukkan konstanta dengan -2LogL setelah mode
memasukkan variabel bebas block number = 1. Apabila nilai -2LogL block number = 0 nilai -2LogL block number = 1 maka menunjukkan model regresi
yang baik.
3.8.3.2 Menilai Kelayakan Model Regresi
Menguji hipotesis nol bahwa data empiris cocok atau sesuai dengan model. Jika nilai statistik
Hosmer dan Lemeshow’s Goodness of Fit Test sama dengn atau kurang dari 0.05, maka hipotesis nol ditolak yang berarti ada perbedaan signifikan
antara model dengan nilai observasinya sehingga Goodnes fit model tidak baik karena model tidak dapat memprediksi nilai observasinya. Jika nilai Statistic
Hosmer and lameshow Goodness of fit lebih besar dari 0.05, maka hipotesis nol tidak dapat ditolak dan berarti model mampu memprediksi nilai observasinya.
3.8.3.3 Koefisien Determinasi
Merupakan ukuran yang meniru ukuran pada multiple regression yang
didasarkan pada teknik estimasi likelihood dengan nilai maksimum kurang dari 1 sehinga sulit diinterpretasikan.
Negelkerke’s R square merupakan modifikasi dari
Universitas Sumatera Utara
53
koefisien Cox dan Snell’s untuk memastikanbahwa nilainya bervariasi dari 0 nol
sampai 1 satu. Nilai Negelkerke’s dapat diinterpretasikan seperti nilai
pada multiple regression. Bila nilai Negelkerke’s kecil berarti kemempuan
variabel independen dalam menjelaskan variabel dependen sangat terbatas.
3.8.3.4 Tabel Klasifikasi
Tabel Klasifikasi 2x2 menghitung nilai estimasi yang benar correct dan salah incorrect. Pada kolom merupakan dua nilai prediksi dari variabel
dependen dan hal ini rentan 1 dan tidak rentan 0, sedangkan pada baris menunjukan nilai observasi sesungguhnya dari variabel dependen rentan 1 dan
tidak rentan 0. Pada model yang sempurna, maka semua kasus akan berada pada diagonal dengan tingkatan ketepatan peramalan 100. Jika model regresi logistik
memiliki homoskedastisitas, maka prosentase yang benar correct akan sama untuk kedua baris.
3.8.4 Pengujian Hipotesis
Penelitian ini menggunakan nilai signifikansi level sebesar 5 untuk mengetahui apakah ada pengaruh nyata dari variabel independen terhadap variabel
dependen. Hipotesis penelitian ini dirumuskan sebagai berikut : 1.
H : b = b = b = b = b = 0, Artinya Debt to Equity Ratio DER, Current Ratio CR, Market to Book Value MTBV, Firm Size FS,
Managerial Ownership MO berpengaruh tidak signifikan terhadap pengambilan keputusan Hedging pada perusahaan manufaktur yang
terdaftar di Bursa efek Indonesia.
Universitas Sumatera Utara
54
2. H : b ≠ b ≠ b ≠ b ≠ b ≠ b ≠ 0, Artinya Debt to Equity Ratio
DER, Current Ratio CR, Market to Book Value MTBV, Firm Size FS, Managerial Ownership MO berpengaruh signifikan terhadap
pengambilan keputusan Hedging pada perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa efek Indonesia.
Kriteria dari pengujian ini adalah : a. Signifikansi level Sig. 0,05 maka
H
diterima dan
H
ditolak b. Signifikansi level Sig. 0,05 maka
H
diterima dan
H
ditolak
Universitas Sumatera Utara
55
BAB IV HASIL PENELITIAN
4.1 Deskripsi Objek Penelitian
Dalam penelitian ini yang menjadi sampel adalah seluruh perusahaan manufaktur yang terdaftar di Bursa Efek Indonesia yang memenuhi syarat untuk
dijadikan sampel. Teknik pengambilan sampel dalam penelitian ini menggunakan purposive sampling, yang berarti populasi yang dijadikan sampel penelitian
adalah populasi yang memenuhi kriteria sampel yang sudah dotentukan terlebih dahulu.
Jumlah sampel penelitian ini sebanyak 84 perusahaan. Profil masing-masing perusahaan yang menjadi sampel penelitian adalah sebagai berikut :
Tabel 4.1 Gambaran Umum Perusahaan Sampel
No Kode
Emiten Nama Perusahaan
Tanggal Berdiri
Tanggal IPO Bidang dan Kegiatan
Perusahaan
1
ADMG Polychem Indonesia Tbk
25-Apr-86 20-Okt-93
pemotongan poliester, pengolahan plastik
2
AISA Tiga Pilar Sejahtera
Food Tbk
26-Jan-60 11-Jun-97
pembuatan mie 3
AKKU Alam Karya Unggul Tbk
05-Apr-01 01-Nop-04
pengolahan plastik dan pengemasan
4
AKPI Argha Karya Prima
Industry Tbk
07-Mar-80 18-Des-92
pengemasan fleksibel terpadu
5
AKRA AKR Corporation
28-Nop-77 03-Okt-94
pengolahan bahan kimia, distributor bahan kimia
Universitas Sumatera Utara
56
Lanjutan tabel 4.1
No Kode
Emiten Nama Perusahaan
Tanggal Berdiri
Tanggal IPO Bidang dan Kegiatan
Perusahaan
6
ALMI Alumindo Light Metal
Industry Tbk
26-Jun-78 02-Jan-97
pengolahan lempengan aluminum dan kertas
aluminium
7
AMFG Asahimas Flat Glass
Tbk
07-Okt-71 08-Nop-95
pengolahan lempengan gelas kaca, dan produk
gelas 8 APLI
Asiaplast Industries Tbk
05-Agust-92 01-Mei-00
pembuatan lempengan PVC dan PVC sponge
leather 9 ARNA
Arwana Citra Mulia Tbk
22-Feb-93 17-Jul-01
industri keramik 10 ASGR
Astragraphia
31-Okt-75 15-Nop-89
peralatan elektronik
11 ASII
Astra International
20-Feb-57 04-Apr-90
otomotif, peralatan berat, agribisnis, industri
peralatan 12 AUTO
Astra Otopart
20-Sep-91 15-Jun-98
industri suku cadang kendaraan bermotor
13 BATA
Sepatu Bata
15-Okt-91 24-Mar-82
industri sepatu 14 BRAM
Indo Kordsa Tbk
08-Jul-81 05-Sep-90
pembuatan benang ban dan kawat
15 BRNA
Berlina
22-Mei-05 06-Nop-89
pengemasan plastik 16 BRPT
Barito Pasific Tbk
04-Apr-79 01-Okt-93
kayu, mebel 17 BTON
Beton Jaya Manunggal Tbk
27-Feb-95 18-Jul-01
pembuatan besi bangunan
18 BUDI
Budi Acid Jaya Tbk
15-Jan-79 08-Mei-95
pengolahan ubi kayu 19 CTBN
Citra Turbindo
23-Agust-81 28-Nop-89
industri pipa dan aksesoris
20 DLTA
Delta Jakarta
15-Jun-97 12-Feb-84
Minuman
21 DPNS
Duta Pertiwi Nusantara
18-Mar-82 08-Agust-90
pembuatan lem kayu dan damar untuk produk
kayu 22 DVLA
Darya Varia
05-Feb-76 11-Nop-94
obat-obatan farmasi 23 EKAD
Ekadharma
20-Nop-81 11-Agust-90
pembuatan pita perekat 24 ERTX
Eratex Djaya Tbk
12-Okt-72 21-Agust-90
Textil 25 ESTI
Ever Shine Textile industry Tbk
11-Des-73 13-Okt-92
tekstil sintetis dan garmen
26 ETWA
Eterindo Wahanatama Tbk
06-Mar-92 16-Mei-97
indutri bahan kimia ester,asam fetty dll
27 FAST
Fast Food Indonesia
19-Jun-78 11-Mei-93
makanan dan restoran 28 FASW
Fajar Surya Wasesa
13-Jun-87 01-Des-94
bubur kertas dan kertas
Universitas Sumatera Utara
57
Lanjutan tabel 4.1
No Kode
Emiten Nama Perusahaan
Tanggal Berdiri
Tanggal IPO Bidang dan Kegiatan
Perusahaan
29 GDST
Gunawan Dianjaya Steel Tbk
08-Apr-89 23-Des-09
piringan logam 30 GDYR
Goodyear
26-Jan-71 01-Des-80
pembuatan ban 31 GJTL
Gajah Tunggal
24-Agust-51 08-Mei-90
pembuatan ban 32 IGAR
Champion Pasific Indonesia Tbk
30-Okt-75 05-Nop-90
pengemasan kaleng dan percetakan
33 IKAI
Inti Keramik Alam Asri Industri Tbk
26-Jun-91 04-Jun-97
pembuatan lantai keramik, tegel
34 IMAS
Indomobil Sukses International
20-Mar-87 15-Sep-93
perakitan kendaraan bermotor dan penjualan
35 INAI
Indal Alumunium Industry Tbk
16-Jul-71 05-Des-94
industri aluminium 36 INDF
Indofood Sukses Makmur
14-Agust-90 14-Jul-94
makanan dan minuman 37 INDS
Indospring
05-Mei-78 10-Agust-90
industri pegas, lempengan pegas
38 INKP
Indah Kiat Pulp dan Paper Tbk
07-Des-76 16-Jul-90
industri kertas 39 INRU
Toba Pulp Lestari Tbk
26-Apr-83 18-Jun-90
industri kertas 40 INTA
Intraco Penta
10-Mei-75 23-Agust-93
alat berat 41 INTP
Indocement
16-Jan-85 05-Des-89
industri semen 42 JECC
Jembo Cable Company Tbk
17-Apr-73 18-Nop-92
kabel elektrik dan telekomunikasi
43 JPRS
Jaya Pari Steel Tbk
18-Jul-73 08-Agust-89
industri besi dan baja 44 KAEF
Kimia Farma
23-Jan-69 04-Jul-01
Farmasi 45 KBLI
KMI Wire and Cable Tbk
19-Jan-72 06-Jul-92
kabel dan kawat elektronik
46 KBLM
Kabelindo Murni Tbk
11-Okt-79 01-Jun-92
industri kabel 47 KIAS
Keramik Indonesia Assosiasi Tbk
11-Jan-01 08-Des-94
industri keramik 48 KLBF
Kalbe Farma
10-Sep-66 03-Jul-91
Farmasi
49 LMPI
Langgeng Makmur
04-Jun-96 17-Okt-97
pembuatan peralatan rumah plastik dan
aluminium 50 LMSH
Lionmesh Prima Tbk
14-Des-82 04-Jun-90
industri pengelasan dan pabrik besi
51 LPIN
Multi Prima Sejahtera Tbk
07-Jan-82 05-Feb-90
pengelasan 52 LTLS
Lautan Luas
18-Jan-51 21-Jul-97
industri bahan kimia
Universitas Sumatera Utara
58
Lanjutan tabel 4.1
No Kode
Emiten Nama Perusahaan
Tanggal Berdiri
Tanggal IPO Bidang dan Kegiatan
Perusahaan
53 MASA
Multistrada Arah Sarana Tbk
20-Jun-88 09-Jun-05
industri ban 54 MERK
Merck
14-Okt-70 23-Jul-81
Farmasi 55 MLBI
Multi Bintang Indonesia Tbk
03-Jun-29 17-Jan-94
industri minuman 56 MLIA
Mulia Industrindo Tbk
15-Nop-86 17-Jan-94
indutri gelas dan keramik 57 MRAT
Mustika Ratu
14-Mar-78 27-Jul-97
tradisional herbal dan kosmetik
58 MTDL
Metrodata Electronic
17-Feb-83 09-Apr-90
peralatan komputer 59 MYOR
Mayora
17-Feb-77 04-Jul-90
Makanan 60 NIKL
Pelat Timah Nusantara Tbk
19-Agust-82 14-Des-09
industri timah 61 NIPS
Nippres Tbk
24-Apr-75 24-Jul-91
industri batreia 62 PBRX
Pan Brothers
21-Agust-80 16-Agust-90
teksil dan garmen 63 PICO
Pelangi Indah Canindo Tbk
26-Sep-83 23-Sep-96
industri pengemasan metal
64 PRAS
Prima Alloy Steel Universal Tbk
20-Feb-84 12-Jul-90
industri roda bergigi 65 PTSN
Sat Nusa persada Tbk
01-Jun-90 08-Nop-07
perakitan barang elektronik
66 RICY
Ricky Putra Globalindo Tbk
22-Des-87 22-Jan-98
industri pakaian 67 SCCO
Supreme Cable Manufacturing Tbk
09-Nop-70 20-Jul-82
industri kabel 68 SIAP
Sekawan Intipratama Tbk
05-Nop-94 07-Okt-08
industri alat percetakan 69 SMCB
Holcim Indonesia
15-Jun-71 10-Agust-97
industri semen 70 SMGR
Semen Gresik
25-Mar-53 08-Jul-91
industri semen 71 SMSM
Selamat Sempurna
19-Jan-76 09-Sep-96
industri suku cadang kendaraan bermotor
72 SPMA
Suparma Tbk
25-Agust-76 16-Nop-94
industri kertas 73 SRSN
Indo Acitama
07-Des-82 11-Jan-93
kemasan plastik, pakaian dan kimia
74 SULI
Sumalindo Lestari Jaya Tbk
14-Apr-80 21-Mar-94
industri kayu olahan 75 TBMS
Tembaga Mulia Semanan Tbk
03-Feb-77 30-Sep-93
batangan tembaga, kawat, batangan timah
76 TCID
Mandom Indonesia
05-Nop-79 23-Sep-93
industri kosmetik 77 TIRT
Tirta Mahakam Resources Tbk
02-Apr-81 13-Des-99
industri kayu olahan
Universitas Sumatera Utara
59
Lanjutan tabel 4.1
Sumber : data diolah, www.idx.co.id 4.2 Statistik Deskriptif
Analiasis statistik deskriptif digunakan untuk memberikan gambaran statistik secara umum, peneliti mengunakan descriptive untuk variabel yang
diukur dengan skala rasio dan frequency untuk variabel yang diukur dalam skala nominal.
Tabel 4.2
Statistik deskriptif
Descriptive Statistics
N Minimum
Maximum Mean
Std. Deviation DER
252 ,04
17,45 1,5210
2,07166 CR
252 ,21
11,74 2,1712
1,79604 MTBV
252 ,03
47,27 2,8890
6,45443 FS
252 23,08
33,28 28,2687
1,59292 MO
252 ,00
27,77 1,6946
4,95021 Valid N listwise
252
Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah
No Kode
Emiten Nama Perusahaan
Tanggal Berdiri
Tanggal IPO Bidang dan Kegiatan
Perusahaan
78 TKIM
Pabrik Kertas Tjiwi Kimia Tbk
02-Okt-72 03-Apr-97
industri bubur kertas, dan kertas olahan
79 TPIA
Chandra Asri Petrochemical
02-Nop-84 26-Mei-08
industri bahan kimia 80 TRST
Trias Sentosa Tbk
23-Nop-83 02-Jul-90
kemasan kertas, pita perekat
81 ULTJ
Ultrajaya
02-Nop-71 02-Jul-90
industri susu dan minuman
82 UNTR
United Tractor
13-Okt-72 19-Sep-89
industri alat berat 83 UNVR
Unilever Indonesia
05-Des-33 11-Jan-82
industri barang konsumsi 84 VOKS
Voksel Electric Tbk
19-Apr-71 20-Des-90
industri kabel
Universitas Sumatera Utara
60
Dari tabel 4.2 diatas dapat dideskripsikan bebrapa hal berikut ini : 1.
Variabel independen debt to equity ratio DER memiliki rata-rata sebesar 1,5210 dengan standar deviasinya sebesar 2,07166. Nilai DER yang tertinggi
adalah 17,45 yang dimiliki oleh AKKU pada tahun 2013, sedangkan untuk nilai DER yang terendah adalah 0,04 yang dimiliki oleh JPRS tahun 2013.
2. Variabel independen current ratio CR memiliki rata-rata sebesar 2,1712
dengan standar deviasinya sebesar 1,79604. Nilai CR yang tertinggi adalah 11,74 yang dimiliki oleh TCID pada tahun 2011, sedangkan nilai Cr yang
terendah adalah 0,21 yang dimiliki oleh SULI pada tahun 2011. 3.
Variabel independen market to book value MTBV memiliki rata-rata sebesar 2,8890 dengan standar deviasinya adalah 6,45443. Nilai MTBV terbesar adalah
47,27 yang dimiliki oleh MLBI pada tahun 2012, sedangkan nilai MTBV yang terendah adalah 0,03 yang dimiliki oleh BATA tahun 2013.
4. Variabel independen firm size FS yang diproksikan dengan Ln total aset
memiliki nilai rata-rata sebesar 28,2687 dengan standar deviasinya sebesar 1,59292. Nilai FS yang tertinggi 33,28 yang dimiliki oleh BRPT pada tahun
2013, sedangkan nilai FS yang terendah adalah 23,08 yang dimiliki oleh AKKU pada tahun 2013.
5. Variabek independen managerial ownership MO memiliki nilai rata-rata
sebesar 1,6946 dengan standar deviasinya sebesar 4,95021. Nilai MO yang tertinggi adalah 27,77 yang dimiliki oleh BRAM, sedangkan nilai MO yang
terendah sebesar 0 atau tidak ada sama sekali yang dimiliki oleh sebagian besar sampel.
Universitas Sumatera Utara
61
Tabel 4.3 Statistik Frequensi
HEDGING
Frequency Percent
Valid Percent Cumulative
Percent Valid
,0 192
76,2 76,2
76,2 1,0
60 23,8
23,8 100,0
Total 252
100,0 100,0
Sumber : Output SPSS, 2016 data diolah
Berdasarkan tabel 4.3 dapat dideskripsikan bahwa variabel dependen, yaitu keputusan melakukan hedging yang merupakan variabel dummy, dimana sampel
yang mekukan hedging diberi kode “1” sedangkan sampel yang tidak melakukan
hedging diberi kode “0”. Variabel ini memiliki nilai valid karena semua data
dapat diproses. Jumlah sampel yang melakukan hedging sebanyak 60 sampel atau 23,8 dari total sedangkan sampel perusahaan yang tidak melukan hedging
sebanyak 192 sampel atau 76,2 dari total keseluruhan.
4.3 Pengujian Model 4.3.1 Menilai Model Fit dan Keseluruhan Model