Praangapan yang terkandung pada tuturan di atas antara lain: a Tuturan terjadi di gedung pertunjukan
b Tuturan terjadi di bioskop Praanggapan tersebut muncul dari tuturan yang dipahami konteks lokasi terjadinya.
Adanya penggunaan kata teater, penonton, dan karcis menentukan konteks situasi terjadinya tuturan tersebut.
Berdasarkan uraian yang disampaikan Yule di atas, dapat dilihat bagaimana kemunculan pemahaman praanggapan dari sebuah tuturan. Tiap tuturan dalam iklan sangat
mungkin memiliki unsur pemahaman praanggapan. Unsur pemahaman praanggapan tersebut disesuaikan dengan analisis praanggapan dalam iklan operator seluler.
2.2.4 Jenis Praanggapan
Yule 1996:46 mengklasifikasikan praanggapan kedalam 6 jenis praanggapan yaitu praanggapan eksistensial, praanggapan faktif, praanggapan non-faktif, praanggapan
leksikal, praanggapan struktural, dan praanggapan bertentangan berlawanan. 1.
Praanggapan eksistensial Praanggapan
eksistensial adalah
praanggapan yang
menunjukkan eksistensikeberadaanjati diri referen yang diungkapkan dengan kata yang definitpasti.
Sehingga dengan menggunakan ungkapan-ungkapan apapun, penutur diasumisikan terlibat dalam keberadaan entitas-entitas yang disebutkan.
4 Orang itu berlari
Praanggapan: ada orang berlari Eksistensi praanggapan tersebut adalah menyatakan ada seseorang yang
berlari.
Universitas Sumatera Utara
2. Praanggapan faktif nyata
Informasi yang dipraanggapkan mengikuti kata kerja, dapat dianggap sebagai suatu kenyataan. Praanggapan ini muncul dari informasi yang ingin disampaikan dengan kata-
kata yang menunjukkan suatu fakta atau berita yang diyakini keberadaannya. 5
Dia tidak menyadari bahwa tangannya terluka. Praanggapan: tangannya terluka
Pernyataan itu menjadi faktual karena telah disebutkan dalam tuturan. Penggunaan kata menyadari menyatakan sebuah fakta dari tuturan tersebut.
6 Kami menyesal pergi ke tempat itu. Praanggapan: kami pergi ke tempat itu
Pernyataan itu menjadi faktual karena telah disebutkan dalam tuturan. Penggunaan kata menyesali menyatakan sebuah fakta dari tuturan tersebut.
3. Praanggapan nonfaktif
Praanggapan nonfaktif adalah suatu praanggapan yang diasumsikan tidak benar. Praanggapan ini masih memungkinkan adanya pemahaman yang salah karena penggunaan
kata-kata yang tidak pasti atau ambigu. 7 Saya bermimpi bahwa saya telah menikah.
Praanggapan: saya belum menikah Penggunaan kata bermimpi sebagai pengandaian bisa memunculkan praanggapan
non-faktif. Selain itu praanggapan yang tidak faktual bisa diasumsikan melalui tuturan yang kebenarannya masih diragukan dari fakta yang disampaikan.
8 Kami membayangkan berada di Bali. Praanggapan: kami tidak berada di Bali.
Universitas Sumatera Utara
Penggunaan membayangkan sebagai pengandaian bisa memunculkan praanggapan nonfaktif. Selain itu praanggapan yang tidak faktual bisa diasumsikan melalui tuturan yang
kebenarannya masih diragukan dari fakta yang disampaikan.
4. Praanggapan leksikal
Praanggapan leksikal merupakan praanggapan yang didapat melalui tuturan yang diinterpretasikan melalui penegasan dalam tuturan. Tuturan dalam praanggapan leksikal
dinyatakan dengan cara tersirat sehingga penegasan praanggapan tuturan tersebut diperoleh setelah pernyataan tuturan tersebut. Dalam praanggapan leksikal, pemakaian
suatu makna yang dinyatakan secara konvensional dapat juga ditafsirkan dengan praanggapan bahwa suatu makna lain yang tidak dinyatakan dapat dipahami.
Ketika seseorang “melaksanakan” untuk melakukan sesuatu, makna yang ditegaskan adalah orang itu akan berhasil dalam beberapa hal. Jika seseorang “tidak
melaksanakan”, maka makna yang ditegaskan adalah orang itu tidak berhasil. Tetapi di dalam kedua kasus tersebut terdapat praanggapan yang tidak dinyatakan bahwa seseorang
itu “mencoba” untuk melakukan sesuatu. Jadi, “melaksanakan” secara konvensional ditafsirkan sebagai pernyataan
“yang diberhasilkan” dan praanggapan “yang dicobadiusahakan”.
9 Dia berhenti merokok. Praanggapan: dulu dia biasa merokok
Praanggapan tersebut muncul dengan adanya penggunaan kata berhenti bahwa sebelumnya dia biasa merokok namun sekarang sudah berhenti.
10 Mereka mulai mengeluh.
Praanggapan: sebelumnya mereka tidak mengeluh
Universitas Sumatera Utara
Praanggapan tersebut muncul dengan adanya penggunaan kata mulai bahwa sebelumnya tidak mengeluh namun sekarang mengeluh.
5. Praanggapan struktural
Praanggapan struktural ini dinyatakan melalui tuturan yang strukturnya jelas dan langsung dipahami tanpa melihat kata-kata yang digunakan.
11 Siapa yang membawa mobil itu?
Praanggapan: ada orang yang membawa mobil Praanggapan yang menyatakan ada orang sebagai objek yang dibicarakan dan
dipahami oleh penutur, diketahui melalui struktur kalimat tanya yang menanyakan siapa. 12
Siapa yang membuka jendela? Praanggapan: ada seseorang yang membuka jendela
Praanggapan yang menyatakan seseorang sebagai objek yang dibicarakan dan dipahami oleh penutur, diketahui melalui struktur kalimat tanya yang menanyakan siapa.
6. Praanggapan konterfaktual berlawanan
Praanggapan konterfaktual berlawanan berarti bahwa yang di praanggapkan tidak hanya tidak benar, tetapi juga merupakan kebalikan lawan dari benar atau bertolak
belakang dengan kenyataan. 13
Andaikan saya artis, saya akan terkenal dimana- mana. Praanggapan: saya bukan artis
Praanggapan tersebut muncul dari kontradiksi kalimat dengan adanya penggunaan kata andaikan. Penggunaan andaikan membuat praanggapan yang kontradiktif dari tuturan
yang disampaikan.
Universitas Sumatera Utara
2.3 Tinjauan Pustaka