proses penyelesaian pendaftaran desain industri membutuhkan waktu cukup lama yaitu antara 1 sampai dengan 1,5 tahun, sementara itu trend pasar hanya dalam
hitungan bulan 6 – 12 bulan. Kondisi tersebut menyebabkan fungsi perlindungan hak atas desain industri menjadi tidak efektif karena pada saat proses didaftarkan
sudah rentan pembajakan, sementara itu setelah sertifikat keluar, desain tersebut sudah tidak up to date lagi sehingga sudah tidak mempunyai nilai ekonomis untuk
diproduksi. Hal seperti inilah yang menyebabkan para desainer malas untuk mendaftarkan desainnya. Dimana terdapat kelemahan dalam peraturan itu sendiri
maka akan menyebabkan hambatan dalam pendaftaran bagi pelaku UKM yang ingin mendaftarakan produknya untuk mendapatkan perlindungan atas produknya.
C. Pembangunan Budaya Hukum Untuk Mengatasi Hambatan Dalam Pendaftaran Desain Industri
Pada saat ini, manusia mengalami perpindahan era dan peradaban yang baru. Dulu kita bergeser dari era pertanian lalu era industrilisasi. Perkembangan
teknologi dan informasi dan komunikasi infokom serta globalisasi ekonomi telah mendorong perkembangan manusia yang dituntut untuk berkembang secara
kreatif. Perkembangan industri telah menciptakan pola kerja, pola produksi dan pola distribusi yang murah dan efisien. Perkembangan teknologi telah membuat
manusia jadi semakin produktif. Industri merupakan proses penciptaan barang dan jasa yang mempunyai
nilai tambah value added. Sedangkan kreatif berarti create yaitu proses
menciptakan sesuatu. Industri Kreatif berfokus pada penciptaan barang dan jasa dengan mengandalkan keahlian, bakat, dan kreativitas sebagai kekayaan
Universitas Sumatera Utara
intelektual. industri kreatif adalah bagian yang tidak terpisahkan dari ekonomi kreatif. Pada saat ini memang industri kreatif sangat diperlukan. Apalagi industri
kreatif merupakan industri dengan sumber yang terbarukan karena berfokus pada penciptaan daya kreasi. Menurut departemen perdagangan republik Indonesia
pengertian industri kreatif didefinisikan sebagai “Industri yang berasal dari
pemanfaatan kreativitas, ketrampilan serta bakat individu untuk menciptakan kesejahteraan serta lapangan pekerjaan melalui penciptaan dan pemanfaatan daya
kreasi dan daya cipta individu tersebut.” Permasalahan perlindungan hukum terhadap desain industri dalam praktek
bisnis di bidang kerajinan menjadi masalah tersendiri. Kondisi demikian disebabkan oleh banyak faktor yang ada di masyarakat, diantaranya faktor yuridis
dan ekonomis. Secara yuridis dapat dikatakan bahwa terdapat banyak desain yang dimiliki oleh pendesain sekaligus pelaku usaha yang tidak didaftarkan, sehingga
mengakibatkan perlindungan hukum tidak optimal. Sebagai contoh adalah masyarakat dari pelaku UKM belum sepenuhnya memahami tentang pentingnya
perlindungan hukum desain industri yang dihasilkan oleh UKM. Sementara itu secara ekonomi ada kendala dari segi finansial pemilik desain untuk membiayai
pendaftaran desain mereka. Sebagai contoh adalah UKM menganggap bahwa pendaftaran desain industri memerlukan biaya yang mahal, proses pendaftarannya
tidak mudah dan memakan waktu yang lama.
111
Budaya hukum mengacu kepada bagian-bagian dari budaya pada umumnya yang berupa kebiasaan, pendapat, cara-cara berperilaku dan berpikir
111
Budi Agus Riswandi, “Melindungi Desain Yang Tidak Terdaftar”, Majalah Handicraft Indonesia, edisi 40 Tahun VIMei 2007.
Universitas Sumatera Utara
yang mendukung atau menghindari hukum. Atau dengan kata lain, budaya hukum merupakan sikap dan nilai-nilai dari individu-individu dan kelompok-kelompok
masyarakat yang mempunyai kepentingan-kepentingan interest yang kemudian diproses menjadi tuntutan-untutan demands berkaitan dengan hukum.
Kepentingan dan tuntutan tersebut merupakan kekuatan sosial yang sangat menentukan berjalan atau tidaknya sistem hukum. Pendapat Lawrence M.
Friedman bahwa peraturanperaturan hukum bisa tegak tergantung pada budaya hukum dan budaya masyarakat tergantung pada budaya masyarakat anggota-
anggotanya, yang dipengaruhi oleh tradisi, latar belakang pendidikan, lingkungan budaya, posisi atau kedudukan dan kepentingan ekonomi. Budaya masyarakat
disini adalah keseluruhan dari sikap-sikap warga masyarakat yang bersifat umum dan nilai yang ada dalam masyarakat akan menentukan bagaimana hukum itu
berlaku dalam masyarakat dan hukum yang diterima dan diperlukan oleh masyarakat ataupun oleh komunitas tertentu.
112
Menurut Lawrence M. Friedman budaya hukum dibedakan menjadi dua macam. Pertama internal legal culture, yakni kultur hukumnya para lawyer’s dan
judged’s dan external legal culture, yakni kultur hukum masyarakat pada umumnya. Semua kekuatan sosial akan mempengaruhi bekerjanya hukum dalam
masyarakat. Sikap masyarakat, salah satunya tidak melaksanakan produk hukum karena masyarakat mempunyai budaya hukum sendiri. Hukum sebagai sistem
112
Budi Agus Riswandi dan M. Syamsudin,Op.,Cit., Hlm. 153.
Universitas Sumatera Utara
nilai dalam masyarakat kadang dipatuhi kadang tidak dipatuhi. Dalam suatu komunitas hukum kadang-kadang tidak selalu dipatuhi.
113
bersangkutan. Jadi budaya hukum masyarakat akan mempengaruhi efektifitas hukum dalam masyarakat.
Menerima hukum atau justru sebaliknya menolak. Oleh karena itu suatu peraturan hukum akan diterima menjadi hukum apabila benar-benar diterima dan
digunakan untuk masyarakat, dipengaruhi oleh budaya hukum masyarakat yang
114
Budaya hukum merupakan alat pemantau tradisi hukum sebagai pengaturan kehidupan suatu masyarakat hukum. Dalam hukum yang sederhana,
kehidupan masyarakat terikat ketat oleh solidaritas mekanis, persamaan kepentingan dan kesadaran sehingga masyarakat lebih menyerupai suatu keluarga
besar,dan memilih aturan yang cenderung berbentuk tidak tertulis. Dalam bentuknya sebagai kebiasaan, hukum dianggap selalu tumbuh dan berkembang
dalam masyarakat. Hukum dibentuk dan diberlakukan oleh masyarakat di dalam suatu masyarakat. Pendapat Lili dan Wyasa terhadap karakter khas dari budaya
hukum ini adalah:
115
1. Hukumnya tidak tertulis
2. Senantiasa mempertimbangkan dan memperhatikan kondisi psikologis
anggota masyarakat hukum setempat
113
Esmi Warassih, Pranata Hukum Sebuah Telaah Sosiologis Semarang: Suryandaru Utama, 2005, hlm. 113.
114
H.L.A Hart, The Concept of Law, London, London University Press, 1972. Lihat dalam Esmi Warassih, Pranata Hukum Telaah Sosiologis, 2005 , Hlm. 86.
115
Lili Rasjid dan Wyasa Putra, Hukum Sebagai Suatu Sistem Bandung: Remaja Rosdakarya,1993. hlm.431.
Universitas Sumatera Utara
3. senantiasa mempertimbangkan perasaan hukum,rasa keadilan,dan rasa butuh
hukum masyarakat 4.
Dibentuk dan diberlakukan oleh masyarakat tempat hukum itu hendak diberlakukan,dan
5. Pembentukan itu lebih merupakan proses kebiasaan.
Sesuai dengan Undang-Undang Nomor 17 Tahun 2007 tentang Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025, pengembangan UKM
diarahkan agar menjadi pelaku ekonomi yang berbasis iptek dan berdaya saing dengan produk impor, khususnya dalam menyediakan barang dan jasa kebutuhan
masyarakat hingga mampu memberikan kontribusi yang signifikan dalam perubahan struktural dan memperkuat perekonomian domestik. Untuk itu,
pengembangan UKM dilakukan melalui peningkatan kompetensi kewirausahaan dan peningkatan produktivitas guna mendukung upaya peningkatan adaptasi
terhadap kebutuhan pasar, pemanfaatan hasil inovasi, serta penerapan teknologi, dalam iklim usaha yang sehat.
116
Unsur ketiga dari sistem hukum adalah budaya hukum Legal culture. Menurut Friedman, budaya hukum merupakan unsur yang sangat menentukan.
Dikatakan sangat menentukan karena apakah suatu sistem hukum akan berjalan atau tidak adalah sangat bergantung kepada budaya hukum yang menyangkut
presepsi masyarakat terhadap hukum itu sendiri dan bagaimana pandangan masyarakat terhadap peranan hukum, untuk mengetahui apakah hukum tersebut
tidak hanya sekedar perintah atau hak-hak dari individu-individu harus ditegakkan
116
Republik Indonesia, UU Rencana Pembangunan Jangka Panjang Nasional Tahun 2005-2025 ,Butir 17.
Universitas Sumatera Utara
dalam masyarakat. Presepsi masyarakat terhadap hukum di negara maju bila dibandingkan dengan presepsi masyarakat tentang hukum di Indonesia jauh lebih
baik.
117
Salah satu penghambat dalam implementasi Undang-Undang Desain Industri adalah menyangkut budaya hukum masyarakat komunal di Indonesia.
UKM merasa tidak keberatan kalau karyanya ditiru oleh pihak lain. Dengan ini UKM mencerminkan masih kentalnya kekerabatan diantara para pelaku UKM
yang telah mengesampingkan faktor nilai ekonomi untuk menjaga hubungan baik antara sesama warga pengusaha. Adanya Pendapat dari pelaku ekonomi bahwa
produk tersebut sudah merupakan produk umum yang dibuat kalangan UKM, perbuatan saling meniru merupakan hal biasa yang dilakukan dari generasi ke
generasi. Apalagi masalah untuk menjaga hubungan sesama pengusahapendesain merupakan hal penting dikalangan UKM.
Budaya hukum dalam hal ini adalah pendaftaran desain industri. Pendaftaran desain industri memberikan hak desain industri. Oleh karena itu,
perlu adanya budaya hukum untuk merubah pandangan masyarakat dalam pembangunan budaya hukum di Indonesia oleh pelaku UKM.
118
Berdasarkan hal-hal tersebut dapat dilihat bahwa UKM yang sebagian besar berada di daerah masih belum menerima konsep kepemilikan individual.
Oleh sebab itu, budaya hukum komunal dari kelompok UKM tersebut dapat menjadi salah satu faktor penghambat dari implementasi perlindungan HKI
117
Ansori Sinungan,Op.,cit.,hlm. 483-484.
118
Ibid.,hlm.473-475.
Universitas Sumatera Utara
termasuk perlindungan terhadap desain industri di Indonesia.
119
Berbicara masalah strategi sosialisasi demi terciptanya pemahaman yang baik oleh masyarakat terhadap perlindungan desain industri, beberapa yang perlu
mendapatkan perhatian adalah aspek perundang-undangan, sumber daya manusia aparatur negera, sarana prasarana dan kesadaran masyarakat. Undang-Undang
yang terkait untuk disosialisasikan adalah Undang-Undang Desain Industri. Secara substansial, Undang-Undang Desain Industri, masih dirasakan memiliki
kelemahan-kelemahan dalam implementasinya sehingga dapat mempengaruhi efektivitas dan pemahaman dari masyarakat yang terkait dengan undang-undang,
Inti dan arti dari penegakan hukum terletak pada kegiatan meyerasikan hubungan nilai-nilai yang
terjabarkan di dalam kaidah-kaidah secara mantap dengan sikap tindak. Dimana apabila terjadi gangguan terhadap penegakan hukum maka telah terjadi
ketidakserasian peraturan dengan pola perilaku yang menyebabkan terganggunya penegakan hukum.
Upaya mencapai titik kesadaran masyarakat terhadap aturan yang lazim berlaku dalam kegiatan ekonomi di era globalisasi, akan sangat tergantung sejauh
mana keutuhan hubungan dan fungsi hukum dalam masyarakat dalam memberikan mafaat bagi masyarakat yang akan terkena oleh aturan tersebut.
Semakin tinggi pengakuan dan penerimaan masyarakat terhadap aturan tersebut semakin efektif implementasi dari aturan tersebut.
119
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
sumber daya manusia aparatur negara, sarana prasarana dan kesadaran masyarakat.
120
Khusus UKM sebagai target utama sosialisasi Undang-Undang Desain Industri, kerjasama antara Ditjen HKI dengan Instansi terkait, masalah strategi
sosialisasi Undang-Undang Desain Industri perlu ditingkatkan dengan mengubah paradigma hukum masyarakat dengan memperhatikan kondisi budaya hukum
masyarakat yang menjadi target sosialisasi Undang-Undang Desain Industri, yaitu dengan cara melakukan penyempurnaan baik dari aspek perundang-undangan,
sumber daya manusia, sarana dan prasarana baik dari aspek perundang-undangan, sumber daya manusia, sarana dan prasarana, dan kesadaran masyarakat.
121
Budaya Hukum pelaku UKM harus diubah supaya dapat melindungi kerajinan tangan produksinya tersebut. Selama ini pelaku UKM kurang sadar akan
perlindungan pada produknya, sebenarnya perlindungan desain industri sudah diperkenalkan namun pemerintah belum mengadakan pengenalan akan desain
industri secara menyeluruh. Pelaku UKM belum sepenuhnya menaruh kepercayaan terhadap Undang-Undang Desain Industri tersebut karena kurangnya
sosialisasi, pelaku UKM harus menyadari bahwa produk kerajinan tangan tersebut memiliki kualitas yang baik sehingga rentan terhadap peniruan oleh industri besar
yang memiliki modal lebih besar, apabila kesadaran akan budaya hukum pelaku UKM tidak dirubah makan pelaku UKM akan mengalami kerugian atau dampak
terhadap produk kerajinan tangan tersebut. Setiap pelaku UKM yang sadar akan pentingnya produk kerajinan tangan bagi pelaku UKM berati harus merubah cara
120
Ansori Sinungan,Op.,Cit., hlm.509.
121
Ibid.
Universitas Sumatera Utara
berpikir dan memikirkan perlindungan terhadap kerajinan tangan
tersebut
sehingga memiliki nilai ekonomis yang lebih tinggi dan adanya perlindungan yang mengatur tentang produk UKM tersebut.
Pembangunan budaya hukum bagi pelaku UKM harus didorong dengan tindakan pemerintah yang memberikan informasi yang menyeluruh terhadap
pelaku UKM. karena pelaku UKM berperan penting dalam perekonomian Indonesia, sehingga pemerintah diharapkan membantu pembangunan budaya
hukum untuk melindungi kerajinan tangan yang merupakan produksi UKM. Perlunya pembangunan hukum terhadap pelaku UKM untuk merubah
pandangan pelaku UKM. Bahwa dengan budaya hukum para pelaku mengerti peran penting pendaftaran desain industri. Pelaku UKM harus merubah cara
pandang mengenai desain industri untuk mendapatkan keuntungan dari produk kerajinan tangan tersebut. Karena selama ini pelaku UKM kurang menggangap
penting pendaftaran desain industri yang mana dapat dilihat dari jumlah pendaftaran desain industri. Pemerintah membangun budaya hukum dengan
menyadarkan para pelaku UKM melalui sosialisasi yang meluas terhadap setiap pelaku UKM. Peran pemerintah diharapkan memberi warna baru dalam desain
industri. Pemerintah menyadarkan pelaku UKM mengingat betapa pentingnya pendaftaran desain industri. Jika pelaku UKM mulai sadar maka pemerintah telah
berhasil mengembangkan pemahaman budaya hukum terhadap pelaku UKM yang berupa pemahaman terhadap pendaftaran desain industri.
Indonesia merupakan negara yang beragam suku serta bangsa, dimana di dalamnya terdapat hukum yang mengikat semua yang tinggal di dalamnya.
Universitas Sumatera Utara
Seiring dengan perkembangan teknologi yang ada, maka perindustrian juga berkembang dengan pesatnya di negara ini. Perkembangan tersebut
mengakibatkan banyaknya industri yang tumbuh di berbagai daerah di tanah air. Pertumbuhan tersebut juga diikuti dengan adanya hukum yang mengatur
perindustrian. Hukum yang dimaksud dikenal sebagai hukum industri. Undang- Undang Desain Industri dimana peraturan ini dapat dibilang baru dapat membantu
dalam memecahkan masalah yang ada mengenai industri di Indonesia. Pembaharuan-pembaharuan terhadap undang-undang yang telah ada sangatlah
membantu bagi para pelaku industri. Sangat disayangkan memang jika peraturan yang telah ada dibiarkan begitu saja tanpa ada kajian lebih dalam lagi. Diharapkan
peraturan mengenai hukum industri terus untuk dikembangkan, sehingga nantinya lahir hukum-hukum mengenai perindustrian yang lebih dapat memecahkan
masalah di negara ini.
122
Dengan perkembangan yang dialami oleh desain industri diharapkan dapat meningkatkan dan membangun budaya hukum dalam pola pikir masyarakat
khususnya pelaku UKM. Undang-Undang Desain Industri yang berlaku dalam masyarakat memberikan pandangan positif bagi perkembangan desain industri.
123
122
Debora Putri Yohast, “ Perkembangan Hukum Desain Industri di Indonesia”, http:d- yohast.blogspot.com201304perkembangan-hukum-industri-di-indonesia.html
diakses pada tanggal 10 juli 2013.
123
Universitas Sumatera Utara
BAB V PENUTUP