Dari sekian banyak jenis-jenis sistem refijerasi, yang paling umum digunakan adalah refrijerasi dengan sistem kompresi uap. Namun seiring dengan berkembangnya
teknologi, para ilmuwan sedang berusaha mengembangkan teknologi mesin pendingin yang lebih ramah lingkungan. Dimulai dari pengembangan mesin pendingin hemat
energi, dimana konsumsi listrik oleh refrijerasi ditekan hingga sekecil mungkin. Pada masa kini, banyak ilmuwan mulai menciptakan mesin pendingin tanpa listrik dimana
tanpa listrik sekalipun barang- barang seperti sayur- sayuran dan buah- buahan dapat terjaga kesegarannya selalu. Teknik pendingin ini sebenarnya telah lama ditemukan
dan digunakan oleh manusia terutama manusia yang tinggal di daerah tropis.
2.2 Mesin Pendingin
Mesin Pendingin adalah suatu peralatan yang digunakan untuk mendinginkan air, atau peralatan yang berfungsi untuk memindahkan panas ke suatu tempat yang
temperaturnya lebih tinggi.Di dalam sistem pendinginan dalam menjaga temperatur rendah memerlukan pembuangan kalor dari produk pada temperatur rendah ke tempat
pembuangan kalor yang lebih tinggi
[4]
.Sekarang ini terdapat berbagai jenis mesin pendingin,antara lain :
Pendingin Ruangan AC Mesin pendingin jenis ini dipakai untuk menyejukkan hawa atau udara
didalam ruangan seperti kantor, bar, bioskop, dan dipakai juga dalam kendaraan seperti mobil,gerbong kereta api, bus, kamar kapal laut,
kapal udara, dan lain sebagainya.
Universitas Sumatera Utara
Refrigerator Kulkas Mesin ini pada umumnya digunakan dalam rumah tangga. Fungsi
utama dari mesin ini adalah meningkatkan daya tahan buah-buahan, sayur-sayuran serta bahan makanan yang lainnya agar tetap segar.
Freezer Lemari Pendingin Mesin pendingin jenis ini banyak digunakan direstoran-restoran. Pada
umumnya, mesin ini digunakan untuk membuat es.
2.3 Refrijerasi Tradisional
Sistem refrijerasi tradisional telah banyak ditinggalkan dikarenakan berkembangnya jaman. Sistem refrijerasi yang paling banyak digunakan pada jaman
sekarang adalah refrijerasi yang menggunakan siklus kompresi uap SKU. Namun beberapa jenis sistem pendingin tradisional masih digunakan hingga sekarang dengan
tujuan tertentu. Misalnya, pedagang sayur dan buah masih menggunakan sistem pendingin tradisional. Sayur sayur atau buah- buah yang belum terjual habis disimpan
di dalam karung goni dan kemudian karung goni tersebut dibasahi dengan air. Dengan begitu, suhu dalam goni akan tetap terjaga dan kadar air daripada sayur atau buah juga
terjaga.Namun sistem pendinginan dengan goni ini kurang higienis.
Selain penggunaan goni, juga ada sistem pendingin dengan menggunakan pot.
Pendingin dari pot ini ditemukan oleh Mohammed Bah Abba, pria berkebangsaan Nigeria
[6]
. Kerja kerasnya mampu menyelamatkan jutaan hidup warga afrika yang hidup didaerah terpencil dan sangat membutuhkan sistem pengawetan bahan makanan
sederhana dimana didaerah tersebut belum ada instalasi listrik. Dengan sistem pendingin yang diciptakanya tomat dan cabai merah dapat bertahan selama tiga
minggu, sedangkan terong dapat bertahan dalam keadaan layak makan selama 27 hari.
Universitas Sumatera Utara
Sistem pendingin pot-in-pot dibuat dengan menempatkan pot yang terbuat dari tanah liat tembikar ke dalam pot tembikar yang lebih besar. Ruang diantara kedua
pot kemudian diisi bahan pasir basah yang terjaga kelembapanya. Evaporasi dari pasir basah pada ruang antara pot kecil dan pot besar menyebabkan efek dingin pada area
dalam pot kecil. Sangat sederhana namun dapat berkerja sebagai pendingin. Gambar 2.1 merupakan gambar pendingin dengan sistem pot-in-pot.
Gambar 2.1. Pendingin Tradisional Sistem Pot-In-Pot
[6]
Mohammed Bah Abba juga mengatakan bahwa dari hasil percobaan tersebut diketahui bahwa sistem pendingin ini dapat mencapai suhu 19,4°C dalam waktu 13
jam. Data hasil pengukuran pada pendingin pot-in pot ditampilkan pada tabel 2.1
Universitas Sumatera Utara
Tabel 2.1. Hasil pengukuran menggunakan termometer pada pendingin sistem pot-in-pot
[6]
:
Di China, tepatnya Shanghai, ilmuwan- ilmuwan bekerja keras dalam mengembangkan mesin pendingin tanpa listrik yang dapat digunakan oleh masyarakat
kelas menengah ke bawah untuk mendinginkan makanan mereka. Pada musim kemarau, suhu di daerah terbuka pada siang hari dapat mencapai 41
°C dan pada malam hari sekitar 37°C. Hal ini tentu saja menyebabkan makanan cepat rusak.
Gambar 2.2. menunjukkan mesin pendingin yang dirancang oleh seorang ilmuwan asal China dimana lemari pendingin ini tidak menggunakan listrik dan refrijeran.
Mesin pendingin ini hanya memanfaatkan air sebagai media pendingin . Refrijerasi ini dapat dikatakan menggunakan sistem evaporasi dan memanfaatkan cuaca dalam
menghasilkan dingin
[ 7
]
.
Waktu pendinginan Suhu dalam pot °C
Suhu udara luar °C 15 menit
23,7 23,8
20 menit 23,6
24,0 30 menit
23,2 23,8
45 menit 21,7
24,7 1 jam
21,0 24,8
1 jam 15 menit 20,4
25,0 1 jam 30 menit
20,1 24,7
1 jam 40 menit 19,9
24,7 2 jam 30 menit
19,5 24
2 jam 40 menit 19,4
24.4 13 jam
19,4 25
Universitas Sumatera Utara
Gambar 2.2. Lemari Pendingin Tradisional dengan Air Sebagai Media Pendingin
[7]
2.4 Refrijeran, Media Pendingin dan Absorbent