Kerangka Berpikir KAJIAN PUSTAKA

lx lx berdasarkan langkah-langkah Polya, yaitu 1 langkah memahami masalah, 2 langkah merencanakan pemecahan masalah, 3 langkah melaksanakan rencana pemecahan masalah atau penyelesaian masalah, dan 4 langkah memeriksa kembali jawaban. Karena perbedaan kepribadian, yang berarti pula ada perbedaan cara belajar, yang pada akhirnya akan mempengaruhi cara peserta didik dalam memecahkan masalah. Oleh karena itu, peneliti akan meneliti perbedaan cara peserta didik dalam memecahkan masalah berdasarkan tipe kepribadian. Dalam penelitian ini yang dimaksud dengan profil adalah gambaran yang diungkapkan baik dengan gambar atau dengan deskripsi, berupa kata-kata atau tulisan. Selain hasil wawancara, hasil pengerjaan lembar tugas oleh subjek penelitian merupakan salah satu data yang dinamakan dengan profil.

E. Kerangka Berpikir

Masalah sebenarnya sudah menjadi hal yang tidak terpisahkan dalam kehidupan manusia. Masalah tidak dapat dipandang sebagai hal yang hanya membebani manusia saja, akan tetapi harus dipandang sebagai sarana untuk memunculkan penemuan-penemuan baru. Jika peserta didik dihadapkan pada suatu masalah, maka pada akhirnya peserta didik bukan hanya sekedar memecahkan masalah, tetapi juga belajar sesuatu yang baru. Melihat pentingnya pemecahan masalah dalam kehidupan manusia inilah yang mendasari mengapa pemecahan masalah menjadi sentral dalam pembelajaran matematika di tingkat manapun. Pemecahan masalah melibatkan proses berpikir secara optimal. Hal ini terjadi karena untuk menyelesaikan masalah, seseorang perlu menciptakan aturan lxi lxi untuk mengatasi masalah, dan aturan ini tentu tidak mudah untuk diciptakan. Dalam memecahkan masalah, Polya 1973: 5-6 mengajukan empat langkah dalam memecahan masalah, yaitu: 1 understand to the problem, 2 make a plan, 3 carry out our plan, dan 4 look back at the completed solution. Seorang pengajar sulit mengamati proses berpikir peserta didiknya. Padahal proses berpikir peserta didik dalam memecahkan masalah merupakan hal yang penting untuk diketahui oleh pengajar. Hal ini disebabkan karena peningkatan kemampuan peserta didik dalam memecahkan masalah tidak terlepas dari kemampuan guru dalam mengorganisasikan metode pembelajaran di kelas. Sedangkan metode pembelajaran di kelas akan menjadi baik dan terorganisir serta dengan mudah materi pelajaran dicerna oleh peserta didik jika pengajar dapat dengan tepat memahami proses berpikir peserta didik. Yang menyebabkan perbedaan antara peserta didik yang satu dengan peserta didik yang lain karena perbedaan tingkah laku yang nampak dari peserta didik. Perbedaan tingkah laku ini disebut kepribadian. Kepribadian adalah pengorganisasian dinamis dari individu dalam menentukan cara penyesuaian diri Sudarsono, 1997: 120. Keirsey 2009 menggolongkan kepribadian dalam empat tipe, yaitu guardian, artisan, rational, dan idealist. Siswa dengan tipe guardian menyukai kelas dengan model tradisional. Siswa dengan tipe artisan menyukai bentuk kelas dengan banyak demonstrasi, diskusi, dan presentasi. Siswa tipe rational menyukai pembelajaran eksperimen, penemuan, dan pemecahan masalah. Sedangkan siswa dengan tipe idealist menyukai penyelesaian tugas secara individu. lxii lxii Karena the goal cannot be the development of single “ideal” curriculum but rather dynamic problem solving, progress, and advancement Clements, 2007: 37, the potential to provide important insights into their mathematical understanding and thinking Bremigan, 2005:249, dan pembelajaran pemecahan masalah untuk membantu peserta didik dalam mengembangkan kemampuan berpikir, memecahan masalah, dan ketrampilan intelektual Muslimin Ibrahim dan Mohamad Nor, 2000: 7, maka seorang pengajar yang menggunakan pendekatan pemecahan masalah, mengetahui proses berpikir peserta didik, dan mengetahui tipe kepribadian peserta didik, akan membuat tujuan pembelajaran lebih berhasil dan bermakna. lxiii lxiii

BAB III METODE PENELITIAN