Pengendalian Dokumen Sistem Manajemen Mutu ISO 9001:2008

2.1.2.4. Pengendalian Dokumen

Menurut Anonimus 2012 , pengendalian dokumen sangat penting, karena tanpa prosedur pengendalian dokumen ini sangatlah mustahil menjalankan sistem manajemen mutu ISO 9001 : 2008 secara efektif dan efisien. Yang termasukpengendalikan dokumen yang diminta oleh sistem manajemen mututermasuk diantaranya catatan atau rekaman bukti aktifitas proses sesuai persyaratan pengendalian catatan mutu. Adapun tujuan pengendalian dokumen adalah: a Menyetujui kecukupan dokumen sebelum diterbitkan. b Meninjau, memperbarui, dan menyetujui ulang dokumen c Memastikan perubahan dan status revisi terbaru dari dokumen terindentifikasi dengan jelas. d Memastikan versi yang berlaku tersedia di tempat kerja. e Memastikan dokumen dapat dibaca dan mudah dikenali. f Memastikan dokumen yang berasal dari luar dan ditentukan oleh perusahaan untuk perencanaan dan operasi sistem manajemen mutu dapat teridentifikasi dan distribusinya dikendalikan. g Mencegah terpakainya dokumen yang sudah kadaluwarsa dan memberikannya identifikasi yang jelas apabila dokumen tersebut disimpan untuk maksud tertentu. Universitas Sumatera Utara

2.2. Penelitian Sebelumnya

Maulana dalam penelitiannya pada tahun 2011 tentang penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada Kantor Manajemen Mutu KMM IPB menuliskan bahwa hasil penelitian menunjukan penerapan sistem manajemen mutu ISO 9001:2008 pada KMM IPB terdiri dari unsur-unsur, yaitu: sistem manajemen mutu, tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, realisasi produk serta perbaikan dengan tujuan yang ingin dicapai melalui penerapan ISO 9001:2008 adalah peningkatan mutu pelayanan. Dari penelitian yang dilakukan oleh Maulana di atas, menunjukkan bahwa sistem manajemen mutu pelayanan merupakan salah satu unsur yang harus ada dalam meningkatkan mutu pelayanan di KMM IPB karena sistem manajemen mutu menetapkan kerangka kerja untuk proses peningkatan mutu lebih lanjut dengan membakukan proses guna memastikan konsistensi dan mampu menelusuri serta meningkatkan hubungan antar fungsi yang mempengaruhi mutu, sehingga produk yang dihasilkan dapat terjaga. 2.3. Kerangka Penelitian Penelitian yang mengenai “ Dampak sertifikasi ISO 9001:2008 Terhadap Kinerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan”. diilhami oleh pengalaman penulis yang telah dan sedang mengabdikan diri selama hampir 20 tahun yang turut mengambil bagian dalam menjaga benteng terdepan pertahanan pertanian Negara Republik Indonesia serta didukung oleh hasil analisa dan Universitas Sumatera Utara pengamatan penulis selama ini tentang kebijakan dan regulasi yang dibuat oleh Pemerintah Indonesia di bidang eksportasi komoditas pertanian. Penelitian tersebut dilakukan di bagian wilayah Propinsi Sumatera Utara yang menjadi bagian dari wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian kelas I Tanjung Balai Asahan sesuai Permentan No.22 Tahun 2008, dengan pengambilan data selama 4 tahun dari 2009 sd 2012. Berdasarkan dukungan landasan teoritik yang diperoleh dari eksplorasi teori yang dijadikan rujukan konsepsional variable, maka dapat disusun kerangka pemikiran sebagai berikut: Gambar 1. Kerangka Penelitian Kerangka pemikiran di atas dapat dijelaskan sebagai berikut: 1 Sebagai salah satu instansi pelayanan publik, SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan berusaha memberikan pelayanan kepada pelanggan dengan menerapkan ISO 9001:2008 yang saat ini merupakan tuntutan global yang ISO 9001:2008 Klausul: - Interaksi antar proses - Kebijakan mutu - Rencana mutu - Pengendalian dokumen IKM Indeks Kepuasan masyarakat Kinerja SKP Kelas I tanjung Balai Asahan Perluasan pasar ekspor 1. Negara tujuan ekspor 2. Frekuensi ekspor Universitas Sumatera Utara perlu segera diterapkan sebagai wujud clean government dan good government service. 2 Indikator keberhasilan pelaksanaan manajemen mutu di SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan dapat dilihat dari besaran nilai IKM. Indeks kepuasan masyarakat adalah suatu penilaian secara obyektif melalui pengisian kuisioner dari masyarakat pengguna jasa karantina terhadap pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintah SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan . 3 Terdapat kesamaan pengertian dalam klausul ISO 9001:2008 yaitu: interaksi antar proses; kebijakan mutu; rencana mutu; dan pengendalian dokumen dengan unsur IKM yaitu : prosedur pelayanan dan kecepatan pelayanan . 4 Peningkatan kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan direfleksikan melalui peningkatan pasar ekpor komoditas pertanian berupa perluasan negara tujuan peningkatan frekuensi ekspor yang dilalu-lintaskan melalui wilayah kerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan. 2.4. Hipotesis Berdasarkan perumusan masalah yang telah dilakukan sebelumnya, hipotesis yang akan diuji dalam penelitian ini adalah : “ Terdapat peningkatan kepuasan pelangggan setelah pelaksanaan ISO 9001:2008 “. Universitas Sumatera Utara III. METODE PENELITIAN 3.1. Metode Penentuan Daerah Penelitian ini dilaksanakan di kantor SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan, yang beralamat di JL. Pelabuhan Teluk Nibung - Kota Tanjung Balai Asahan. Penelitian dilaksanakan pada bulan Desember 2012. 3.2. Metode Penentuan Sampel Responden yang dipakai dalam penelitian ini adalah masyarakat yaitu perusahaan ekspor atau individu perseorangan pelaku bisnis ekspor komoditas pertanian, agen yang menyediakan jasa pengurusan dokumen ekspor dan pemilik komoditas pertanian yang akan dilalu-lintaskan antar areaantar pulau di dalam wilayah Negara Indonesia yang menggunakan jasa SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan untuk melakukan pemeriksaan keamanan dan kesehatan komoditas pertanian milik mereka agar persyaratan negara atau daerah tujuan terpenuhi. Masyarakat yang menggunakan jasa SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan ini disebut dengan istilah pengguna jasa stakeholder karantina. Data yang digunakan dalam penelitian ini adalah data sekunder dari SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan, yang diperoleh dari 13 orang stakeholders atau pengguna jasa karantina yang mengisi kuisioner IKM dan data sekunder yang diperoleh SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan. Data sekunder dalam penelitian ini merupakan data tahunan tentang Permohonan Pemeriksaan Karantina oleh stakeholders terhadap komoditas pertanian yang akan diekspor. Universitas Sumatera Utara Data tahunan Permohonan Pemeriksaan Karantina ini antara lain mencakup jenis komoditas yang akan diekspor, negara tujuan ekspor, frekuensi ekspor komoditas pertanian per tahun dan jenis tindakan karantina terhadap komoditas pertanian yang akan diekspor tersebut. Data sekunder ini dimaksudkan untuk mengetahui perubahan kondisi interaksi antar proses pelayanan, kebijakan, rencana dan pengendalian dokumen serta perkembangan frekuensi ekspor komodiats pertanian yang di lalu-lintaskan melalui wilayah kerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan, yang terjadi antara periode tahun 2009 sampai dengan 2010 sebelum pelaksanaan ISO 9001:2008 dengan periode tahun 2011 sampai dengan 2012 setelah pelaksanaan ISO 9001:2008 . Penarikan sampel dilakukan secara purposive, yaitu semua stakeholders yang mengisi kuisioner penilaian IKM dan menggunakan jasa SKP kelas I Tanjung Balai Asahan selama sebelum dan sesudah ISO 9001:2008 dilaksanakan.Metode purposive samplingadalah penarikan sampel dengan pertimbangan tertentu, pertimbangan tersebut didasarkan pada kepentingan atau tujuan penelitian Suryadi dan Purwanto, 2004 . Penentuan sampel menggunakan metode purposive sampling pada penelitian ini dengan kriteria sebagai berikut: 1 Adanya pengajuan permohonan pemeriksaan karantina terhadap semua komoditas pertanian ekspor oleh pengguna jasa karantina. 2 Adanya penilaian kepuasan mesyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh SKP kelas I Tanjung Balai Asahan. Universitas Sumatera Utara

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang sudah tersedia di SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan, tentang hal – hal yang berkaitan dengan penelitian seperti dokumen ISO 9001:2008; laporan penilaian IKM Tahun 2009 sd Tahun 2012; dan laporan permohonan pemeriksaan karantina terhadap komoditas pertanian ekspor pada Tahun 2009 sd Tahun 2012. 3.4. Metode Analisis Data 3.4.1. Analisis Dampak ISO 9001:2008 terhadap Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan. Dalam penelitian ini dilakukan analisa dengan menggunakan metode deskriptif terhadap klausul ISO 9001:2008 berupa interaksi antar proses pelayanan, kebijakan dan rencana mutu serta pengendalian dokumen. Uji atau analisis deskriptif merupakan metode analisis yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal apa adanya. Biasanya parameter analisis deskriptif berupa mean, frekuensi, presentase dan sebagianya. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai seting sosial atau hubungan antara fenomena yang diuji. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok , menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat Universitas Sumatera Utara kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian Baroroh, 2008 . Metode diskriptif yang digunakan dalam menganalisa dampak ISO 9001:2008 klausul interaksi antar proses terhadap kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan adalah menggambarkan interaksi antar proses pada alur pelayanan SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan antara sebelum dan sesudah ISO 9001:2008.Pada analisa dampak ISO 9001:2008 klausul kebijakan mutu metode deskriptif yang dipakai menggambarkan jenis-jenis kebijakan internal SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan dalam rangka peningkatan kinerja antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 lihat tabel 2. Pada analisa dampak ISO 9001:2008 klausul rencana mutu, metode deskriptif menggambarkan adanya perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai jenis komponen rencana mutu, antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008lihat tabel 3. Sedangkan metode diskriptif dalam menganalisa dampak ISO 9001:2008 klausul pengendalian dokumen menggambarkan adanya perbedaan perlakuan pengendalian dokumen antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 lihat tabel 4. 3.4.2. AnalisisDampak Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahanterhadap Kepuasan Pengguna Jasa Karantina. Analisis dampak kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan terhadap kepuasan konsumen diukur dari penilaian terhadap 14 unsur IKM P1 sd P14. Universitas Sumatera Utara Masing-masing unsur dinilai dan diberi skor dengan nilai 1 – 4, dengan ketentuan sebagai berikut: Nilai 1 : tidak puas sekali Nilai 2 : Tidak puas Nilai 3 : Puas Nilai 4 : Puas sekali Perbedaan penilaian kepuasan stakeholders antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 akan dilakukan uji beda rata-rata dengan menggunakan uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon termasuk dalam pengujian nonparametrik.Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan antara dua kelompok data yang saling berhubungan. Uji ini memiliki kekuatan tes yang lebih dibandingkan dengan uji tanda Singgih, 2010 . Uji jenjang bertanda Wilcoxon yang diperkenalkan oleh Frank Wilcoxon dalam tahun 1945.Uji ini digunakan untuk menguji kondisi variabel pada sampel yang berpasangan dengan skor data yang minimal berskala ordinal atau juga untuk penelitian dengan data sebelum dan sesudah.Anggapan yang diperlukan dalam penggunaan uji bertanda Wilcoxon adalah bahwa pasangan data diambil secara acak dan tiap-tiap perbedaan antara pasangan skor distribusi populasi yang simetris Djarwanto, 1996. Uji jenjang bertanda Wilcoxon dapat didasarkan pada sampel kecil n ≤ 25 atau didasarkan pada sampel besar n ≥ 25.Untuk sampel kecil, pengujian didasarkan pada nilai T. Nilai T adalah jumlah yang lebih kecil antara jumlah Universitas Sumatera Utara jenjang positif dengan jumlah jejang negatif. Nilai T dapat dilihat pada tabel harga kritis T dalam tes ranking bertanda data berpasangan Wilcoxon dengan taraf signifikasi 0.05, 0.02, dan 0.01 untuk pengujian satu sisi atau dua sisi. Untuk sampel besar, pengujiannya dilakukan dengan pendekatan distribusi normal, dimana mean dan standar deviasi dari distribusi sampling nilai T dihitung dengan rumus Djarwanto, 1996. Mean = µ T = 4 n n + 1 Standart Deviasi = α T = 24 nn+1 2n + 1 Harga uji statistik = Z = T - µ T α T 3.4.3. Analisis Dampak Kinerja dan IKM terhadap Perluasan Pasar Ekspor Frekuensi dan Negara Tujuan Ekspor antara Sebelum dan Sesudah ISO 9001:2008. Perluasan pasar ekspor komoditas pertanian Indonesia yang dilalu – lintaskan melalui wilayah kerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan diukur dari perluasan negara tujuan dan frekuensi komoditas pertanian ekspor antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008.Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa, sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur Universitas Sumatera Utara pemerintah. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional PROPENAS, perlu disusun IKM sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Di samping itu data indeks kepuasan masyarakat akan dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Indeks Kepuasan Masyarakat IKM adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dan hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri PAN Nomor: 63KEPM.PAN72003, yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang relevan”, “valid dan reliabel”, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut: 1 Prosedur Pelayanan P1 , yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan; 2 Persyaratan Pelayanan P2 , yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya; Universitas Sumatera Utara 3 Kejelasan petugas pelayanan P3 , yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya; 4 Kedisiplinan petugas pelayanan P4 , yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku; 5 Tanggung jawab petugas pelayanan P5 , yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan; 6 Kemampuan petugas pelayanan P6 , yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat; 7 Kecepatan pelayanan P7 , yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan; 8 Keadilan mendapatkan pelayanan P8 , yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golonganstatus masyarakat yang dilayani; 9 Kesopanan dan keramahan petugas P9 , yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati; 10 Kewajaran biaya pelayanan P10 , yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besamya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan; 11 Kepastian biaya pelayanan P11 , yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan; Universitas Sumatera Utara 12 Kepastian jadwal pelayanan P12 , yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan; 13 Kenyamanan lingkungan P13 , yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan; 14 Keamanan Pelayanan P14 , yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan. Indikator keberhasilan pelaksanaan manajemen mutu di SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan dapat dilihat dari besaran nilai IKM. Indeks kepuasan masyarakat adalah suatu penilaian obyektif melalui pengisian kuisioner dari masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintah dalam hal ini adalah SKP Kelas I tanjung Balai Asahan yang dilakukan setiap tahun. Masyarakat yang menilai IKM adalah masyarakat pengguna jasa karantina stakeholder, yaitu perusahaan atau individu perseorangan yang mengajukan permohonan pemeriksaan karantina terhadap komoditas pertanian milik mereka yang akan dilalu-lintaskan Negara perdagangan internasional ekspor. 3.5. Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1. Definisi Operasional Untuk menghindari kesalahpahaman, maka berikut ini diberikan beberapa batasan operasional penelitian berikut ini : Universitas Sumatera Utara 1. Pengguna jasa karantina adalah orang atau badan hukum yang memiliki media pembawa dan atau yang bertanggung jawab atas pemasukan , transit atau pengeluaran media pembawa. 2. Permohonan Pemeriksaan Karantina adalah suatu aplikasi berbasis web yang dibangun oleh Bidang Informasi Perkarantinaan, Pusat Kepatuhan, Kerjasama dan Informasi Perkarantinaan, yang berguna untuk membantu para pengguna jasa karantina dan Unit Pelaksana Teknis Karantina, Badan Karantina Pertanian, dalam menjalankan kegiatan operasional perkarantinaan. 3. Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan adalah salah satu Unit Pelaksana Teknis UPT Badan Karantina Pertanian dengan induk organisasi Kementerian Pertanian, yang berkedudukan di Propinsi Sumatera Utara dengan wilayah kerja meliputi: Pelabuhan Laut Bagan Asahan di Kabupaten Asahan ; Pelabuhan Laut Tanjung Sarang Elang di Kabupaten Labuhan Batu ; Pelabuhan Laut Tanjung Tiram dan Kuala Tanjung di Kabupaten Batubara . 4. Kebijakanmutu adalah dokumen yang dinyatakan secara resmi oleh pimpinan puncak dan berisi tentang maksud dan arahan secara menyeluruh dari sebuah perusahaan yang terkait dengan mutu. Setelah ditetapkan, kebijakan mutu ini tentunya harus bisa menyediakan kerangka dalam menetapkan sasaran mutu, dikomunikasikan ke seluruh level dalam institusi dan tentunya ditinjau untuk memastikan bahwa kebijakan mutu masih sesuai dengan dinamika institusi. Universitas Sumatera Utara 5. Rencana mutu didefinisikan sebagai dokumen yang menetapkan proses, prosedur dan sumber daya terkait yang akan diterapkan oleh siapa dan kapan untuk memenuhi persyaratan proyek, produk, proses atau kontrak. 6. Yang termasukpengendalikan dokumen dalam oleh sistem manajemen mutu diantaranya adalah catatan atau rekaman bukti aktifitas proses sesuai persyaratan pengendalian catatan mutu. 3.5.2. Batasan Operasional Penulis membatasi analisis dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan, berupa data tahunan permohonan pemeriksaan karantina dan nilai Indeks Kepuasan MasyarakatIKM yang diperoleh dari 13 orang pengguna jasa karantina sebagai pemilik komoditi pertanian ekspor agen penyedia pengurusan dokumen ekspor selama tahun 2009 - tahun 2012. Universitas Sumatera Utara

IV. HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1. Gambaran Umum SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan

Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan merupakan Unit Pelaksana Teknis UPT Badan Karantina Pertanian dengan induk organisasi Kementerian Pertanian Republik Indonesia, yang terbentuk berdasarkan Peraturan Menteri Pertanian No: 22Permentan OT.14042008 tanggal 03 April 2008 tentang Organisasi dan Tata Kerja Unit Pelaksana Teknis Karantina Pertanian menyatakan bahwa kedudukan, tugas pokok dan fungsi Stasiun Karantina Pertanian Kelas I tanjung Balai Asahan adalah sbb: a Kedudukan Kedudukan Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan adalah Unit Pelaksana Teknis di Lingkup Badan Karantina , yang berada di bawah dan bertanggung jawab kepada Kepala Badan Karantina Pertanian. b Tugas Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan mempunyai tugas melaksanakan kegiatan operasional perkarantinaan hewan dan tumbuhan, serta pengawasan keamanan hayati, hewani dan nabati. c Fungsi Dalam melaksanakan tugas tersebut, Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan menyelenggarakan fungsi : 1 Penyusunan rencana, evaluasi dan program; 2 Pelaksanaan pemeriksaan. Pengasingan, pengamatan, perlakuan, penahanan, penolakan, pemusnahan dan pembebasan media pembawa Hama Penyakit Universitas Sumatera Utara hewan Karantina HPHK dan Organisme Pengganggu Tumbuhan Karantina OPTK ; Pelaksanaan pemantauan daerah sebar HPHK dan OPTK; 3 Pelaksanaan pembuatan koleksi HPHK dan OPTK; 4 Pelaksanaan pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati; 5 Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional karantina hewan dan tumbuhan; 6 Pelaksanaan pemberian pelayanan operasional pengawasan keamanan hayati hewani dan nabati; 7 Pengelolaan sistem informasi , dokumentasi dan sarana Teknik karantina hewan dan tumbuhan; 8 Pelaksanaan pengawasan dan penindakan pelanggaran peraturan perundang- undangan dibidang karantina hewan, karantina tumbuhan dan keamanan hayati hewani dan nabati; 9 Pelaksanaan urusan tata usaha dan rumah tangga. Pada gambar 2, terlihat peta sebar exit-entry point wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan,yaitu :

a. Pelabuhan Laut Bagan Asahan Kabupaten Asahan;

Pelabuhan ini terletak di muara sungai Asahan namun kondisi saat ini belum dapat beroperasi mengingat sarana kelokasi belum memadai dan hanya dijadikan lokasi wisata bagi masyarakat di kota Tanjung Balai dan sekitarnya dan tempat nelayan menyandarkan kapalnya. Universitas Sumatera Utara

b. Pelabuhan Laut Tanjung Sarang Elang Kabupaten Labuhan Batu;

Pelabuhan ini sampai saat ini juga belum dapat beroperasi sehingga lalulintas komoditi tidak ada yang melalui pelabuhan ini, hal ini disebabkan belum mendukungnya sarana prasarana yang menunjang dan hanya digunakan sebagai pelabuhan penyeberangan dari daerah Tanjung Sarang Elang dan Kota Labuhan Bilik di Kabupaten Labuhan Batu Selatan.

c. Pelabuhan Laut Tanjung Tiram .

Pelabuhan Laut Tanjung Tiram saat ini dioperasikan sebagai pelabuhan Feri dari Tanjung Tiram di Kabupaten Batubara ke Port Kelang di Malaysia. Komoditas yang melalui pelabuhan ini umumnya barang bawaan penumpang yang mayoritas adalah TKI asal Kabupaten Batubara dan sekitarnya dengan frekuensi 1 hari sekali.

d. Pelabuhan Laut Kuala Tanjung Kabupaten Batubara

Pelabuhan Laut Kuala Tanjung merupakan pelabuhan brikat pelabuhan khusus dengan komoditas yang melalui pelabuhan ini merupakan ekspor hasil Perkebunan dan Industri dengan tujuan negara-negara di Eropa, Afrika, dan Asia serta Amerika. Universitas Sumatera Utara Gambar 4. Wilayah kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Gambar 2. Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan Gambar 2. Wilayah Kerja Stasiun Karantina Pertanian Kelas I Tanjung Balai Asahan. 4.2. Hasil Penelitian dan Pembahasan

4.2.1. AnalisisDampak ISO 9001:2008 terhadap Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan.