3.3. Metode Pengumpulan Data
Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang sudah tersedia di SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan,
tentang hal –  hal yang berkaitan dengan penelitian seperti dokumen ISO 9001:2008; laporan penilaian IKM Tahun 2009 sd Tahun 2012; dan laporan
permohonan pemeriksaan karantina terhadap komoditas pertanian ekspor pada Tahun 2009 sd Tahun 2012.
3.4. Metode Analisis Data 3.4.1.  Analisis  Dampak ISO 9001:2008  terhadap  Kinerja SKP Kelas I
Tanjung Balai Asahan.
Dalam penelitian ini dilakukan analisa dengan menggunakan metode
deskriptif terhadap klausul ISO 9001:2008 berupa interaksi antar proses pelayanan, kebijakan dan rencana mutu serta pengendalian dokumen. Uji atau
analisis deskriptif merupakan metode analisis yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal apa adanya. Biasanya parameter analisis deskriptif
berupa mean, frekuensi, presentase dan sebagianya. Penelitian deskriptif  adalah salah satu jenis
penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap
mengenai seting sosial
atau hubungan
antara fenomena yang diuji. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran
akurat tentang sebuah
kelompok , menggambarkan
mekanisme sebuah
proses atau hubungan,
memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal
atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat
Universitas Sumatera Utara
kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat
tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian  Baroroh, 2008 .
Metode diskriptif yang digunakan dalam menganalisa dampak ISO 9001:2008  klausul interaksi antar proses  terhadap kinerja SKP Kelas I Tanjung
Balai Asahan adalah  menggambarkan interaksi antar proses pada alur pelayanan SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan antara sebelum dan sesudah ISO
9001:2008.Pada analisa dampak ISO 9001:2008  klausul kebijakan mutu metode deskriptif yang dipakai menggambarkan jenis-jenis kebijakan internal
SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan dalam rangka peningkatan kinerja antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 lihat tabel 2.
Pada analisa dampak ISO 9001:2008 klausul rencana mutu, metode deskriptif menggambarkan adanya perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk
menyelesaikan berbagai jenis komponen rencana mutu, antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008lihat tabel  3.  Sedangkan metode diskriptif
dalam menganalisa dampak ISO 9001:2008  klausul pengendalian dokumen menggambarkan adanya perbedaan perlakuan pengendalian dokumen antara
sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 lihat tabel 4.
3.4.2. AnalisisDampak  Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahanterhadap Kepuasan Pengguna Jasa Karantina.
Analisis dampak kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan terhadap kepuasan konsumen diukur dari penilaian terhadap 14 unsur IKM  P1 sd P14.
Universitas Sumatera Utara
Masing-masing unsur dinilai dan diberi skor dengan nilai 1 – 4, dengan ketentuan sebagai berikut:
Nilai 1 :  tidak puas sekali
Nilai 2 :  Tidak puas
Nilai 3 :  Puas
Nilai 4 :  Puas sekali
Perbedaan penilaian kepuasan stakeholders  antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 akan dilakukan uji beda rata-rata dengan
menggunakan uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon termasuk dalam pengujian nonparametrik.Pengujian ini
dilakukan untuk membandingkan antara dua kelompok data yang saling berhubungan. Uji ini memiliki kekuatan tes yang lebih dibandingkan dengan uji
tanda  Singgih, 2010 . Uji jenjang bertanda Wilcoxon yang diperkenalkan oleh Frank Wilcoxon
dalam tahun 1945.Uji ini digunakan untuk menguji kondisi variabel pada sampel yang berpasangan dengan skor data yang minimal berskala ordinal atau juga untuk
penelitian dengan data sebelum dan sesudah.Anggapan yang diperlukan dalam penggunaan uji bertanda Wilcoxon adalah bahwa pasangan data diambil secara
acak dan tiap-tiap perbedaan antara pasangan skor distribusi populasi yang
simetris Djarwanto, 1996.
Uji jenjang bertanda Wilcoxon dapat didasarkan pada sampel kecil n ≤
25 atau didasarkan pada sampel besar n ≥  25.Untuk  sampel  kecil,  pengujian
didasarkan pada nilai T. Nilai T adalah jumlah yang lebih kecil antara jumlah
Universitas Sumatera Utara
jenjang positif dengan jumlah jejang negatif. Nilai T dapat dilihat pada tabel harga kritis T dalam tes ranking bertanda data berpasangan Wilcoxon dengan taraf
signifikasi 0.05, 0.02, dan 0.01 untuk pengujian satu sisi atau dua sisi. Untuk sampel besar, pengujiannya dilakukan dengan pendekatan distribusi normal,
dimana mean dan standar deviasi dari distribusi sampling nilai T dihitung dengan rumus Djarwanto, 1996.
Mean  =
µ
T
= 4
n  n + 1
Standart Deviasi  =
α
T
= 24
nn+1 2n + 1
Harga uji statistik  =   Z  =         T  -
µ
T
α
T
3.4.3.  Analisis Dampak Kinerja dan IKM terhadap Perluasan Pasar Ekspor Frekuensi dan Negara Tujuan Ekspor antara Sebelum dan Sesudah
ISO 9001:2008.
Perluasan pasar ekspor komoditas pertanian Indonesia yang dilalu – lintaskan melalui wilayah kerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan diukur dari
perluasan negara tujuan dan frekuensi komoditas pertanian ekspor antara sebelum dan  sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008.Pelayanan publik oleh aparatur
pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih
adanya berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa, sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur
Universitas Sumatera Utara
pemerintah. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan.
Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25
Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional PROPENAS, perlu disusun  IKM sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Di
samping itu data indeks kepuasan masyarakat akan dapat menjadi bahan penilaian terhadap  unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong
setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Indeks Kepuasan  Masyarakat IKM adalah  data dan informasi tentang
tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dan  hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan
dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah
ditetapkan dalam Keputusan Menteri PAN Nomor: 63KEPM.PAN72003, yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang relevan”, “valid dan reliabel”,
sebagai unsur  minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut:
1
Prosedur  Pelayanan   P1 , yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang
diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan; 2
Persyaratan  Pelayanan  P2 , yaitu persyaratan teknis dan administratif
yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya;
Universitas Sumatera Utara
3
Kejelasan petugas pelayanan  P3 , yaitu keberadaan dan kepastian petugas
yang memberikan pelayanan nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya;
4
Kedisiplinan petugas pelayanan  P4 , yaitu kesungguhan petugas dalam
memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku;
5
Tanggung jawab petugas pelayanan  P5 , yaitu kejelasan wewenang dan
tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan; 6
Kemampuan petugas pelayanan  P6 , yaitu tingkat keahlian   dan
ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat;
7
Kecepatan pelayanan  P7 , yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan
dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan; 8
Keadilan mendapatkan pelayanan  P8 , yaitu pelaksanaan pelayanan
dengan tidak membedakan golonganstatus masyarakat yang dilayani; 9
Kesopanan dan keramahan petugas  P9 , yaitu sikap dan perilaku petugas
dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati;
10
Kewajaran biaya pelayanan  P10 , yaitu keterjangkauan masyarakat
terhadap besamya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan; 11
Kepastian biaya pelayanan  P11 , yaitu kesesuaian antara biaya yang
dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan;
Universitas Sumatera Utara
12
Kepastian jadwal pelayanan  P12 , yaitu pelaksanaan waktu pelayanan,
sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan; 13
Kenyamanan lingkungan  P13 , yaitu kondisi sarana dan prasarana
pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan;
14
Keamanan Pelayanan  P14 , yaitu terjaminnya tingkat keamanan
lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap
resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan. Indikator keberhasilan pelaksanaan manajemen mutu di SKP Kelas I
Tanjung Balai Asahan dapat dilihat dari besaran nilai IKM. Indeks kepuasan masyarakat adalah suatu penilaian obyektif melalui pengisian kuisioner dari
masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh instansi  pemerintah  dalam hal ini adalah SKP Kelas I tanjung Balai Asahan  yang dilakukan setiap tahun.
Masyarakat yang menilai IKM adalah masyarakat pengguna jasa karantina stakeholder,  yaitu perusahaan  atau individu perseorangan yang mengajukan
permohonan pemeriksaan karantina terhadap komoditas pertanian milik mereka yang akan dilalu-lintaskan Negara   perdagangan internasional  ekspor.
3.5.  Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1. Definisi Operasional