Metode Pengumpulan Data Metode Analisis Data 1. Analisis Dampak ISO 9001:2008 terhadap Kinerja SKP Kelas I

3.3. Metode Pengumpulan Data

Metode pengumpulan data dilakukan dengan cara dokumentasi, yaitu pengumpulan data yang sudah tersedia di SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan, tentang hal – hal yang berkaitan dengan penelitian seperti dokumen ISO 9001:2008; laporan penilaian IKM Tahun 2009 sd Tahun 2012; dan laporan permohonan pemeriksaan karantina terhadap komoditas pertanian ekspor pada Tahun 2009 sd Tahun 2012. 3.4. Metode Analisis Data 3.4.1. Analisis Dampak ISO 9001:2008 terhadap Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan. Dalam penelitian ini dilakukan analisa dengan menggunakan metode deskriptif terhadap klausul ISO 9001:2008 berupa interaksi antar proses pelayanan, kebijakan dan rencana mutu serta pengendalian dokumen. Uji atau analisis deskriptif merupakan metode analisis yang bertujuan mendeskripsikan atau menjelaskan sesuatu hal apa adanya. Biasanya parameter analisis deskriptif berupa mean, frekuensi, presentase dan sebagianya. Penelitian deskriptif adalah salah satu jenis penelitian yang tujuannya untuk menyajikan gambaran lengkap mengenai seting sosial atau hubungan antara fenomena yang diuji. Tujuan dari penelitian deskriptif adalah menghasilkan gambaran akurat tentang sebuah kelompok , menggambarkan mekanisme sebuah proses atau hubungan, memberikan gambaran lengkap baik dalam bentuk verbal atau numerikal, menyajikan informasi dasar akan suatu hubungan, menciptakan seperangkat Universitas Sumatera Utara kategori dan mengklasifikasikan subjek penelitian, menjelaskan seperangkat tahapan atau proses, serta untuk menyimpan informasi bersifat kontradiktif mengenai subjek penelitian Baroroh, 2008 . Metode diskriptif yang digunakan dalam menganalisa dampak ISO 9001:2008 klausul interaksi antar proses terhadap kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan adalah menggambarkan interaksi antar proses pada alur pelayanan SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan antara sebelum dan sesudah ISO 9001:2008.Pada analisa dampak ISO 9001:2008 klausul kebijakan mutu metode deskriptif yang dipakai menggambarkan jenis-jenis kebijakan internal SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan dalam rangka peningkatan kinerja antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 lihat tabel 2. Pada analisa dampak ISO 9001:2008 klausul rencana mutu, metode deskriptif menggambarkan adanya perbedaan waktu yang dibutuhkan untuk menyelesaikan berbagai jenis komponen rencana mutu, antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008lihat tabel 3. Sedangkan metode diskriptif dalam menganalisa dampak ISO 9001:2008 klausul pengendalian dokumen menggambarkan adanya perbedaan perlakuan pengendalian dokumen antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 lihat tabel 4. 3.4.2. AnalisisDampak Kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahanterhadap Kepuasan Pengguna Jasa Karantina. Analisis dampak kinerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan terhadap kepuasan konsumen diukur dari penilaian terhadap 14 unsur IKM P1 sd P14. Universitas Sumatera Utara Masing-masing unsur dinilai dan diberi skor dengan nilai 1 – 4, dengan ketentuan sebagai berikut: Nilai 1 : tidak puas sekali Nilai 2 : Tidak puas Nilai 3 : Puas Nilai 4 : Puas sekali Perbedaan penilaian kepuasan stakeholders antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008 akan dilakukan uji beda rata-rata dengan menggunakan uji Wilcoxon. Uji Wilcoxon termasuk dalam pengujian nonparametrik.Pengujian ini dilakukan untuk membandingkan antara dua kelompok data yang saling berhubungan. Uji ini memiliki kekuatan tes yang lebih dibandingkan dengan uji tanda Singgih, 2010 . Uji jenjang bertanda Wilcoxon yang diperkenalkan oleh Frank Wilcoxon dalam tahun 1945.Uji ini digunakan untuk menguji kondisi variabel pada sampel yang berpasangan dengan skor data yang minimal berskala ordinal atau juga untuk penelitian dengan data sebelum dan sesudah.Anggapan yang diperlukan dalam penggunaan uji bertanda Wilcoxon adalah bahwa pasangan data diambil secara acak dan tiap-tiap perbedaan antara pasangan skor distribusi populasi yang simetris Djarwanto, 1996. Uji jenjang bertanda Wilcoxon dapat didasarkan pada sampel kecil n ≤ 25 atau didasarkan pada sampel besar n ≥ 25.Untuk sampel kecil, pengujian didasarkan pada nilai T. Nilai T adalah jumlah yang lebih kecil antara jumlah Universitas Sumatera Utara jenjang positif dengan jumlah jejang negatif. Nilai T dapat dilihat pada tabel harga kritis T dalam tes ranking bertanda data berpasangan Wilcoxon dengan taraf signifikasi 0.05, 0.02, dan 0.01 untuk pengujian satu sisi atau dua sisi. Untuk sampel besar, pengujiannya dilakukan dengan pendekatan distribusi normal, dimana mean dan standar deviasi dari distribusi sampling nilai T dihitung dengan rumus Djarwanto, 1996. Mean = µ T = 4 n n + 1 Standart Deviasi = α T = 24 nn+1 2n + 1 Harga uji statistik = Z = T - µ T α T 3.4.3. Analisis Dampak Kinerja dan IKM terhadap Perluasan Pasar Ekspor Frekuensi dan Negara Tujuan Ekspor antara Sebelum dan Sesudah ISO 9001:2008. Perluasan pasar ekspor komoditas pertanian Indonesia yang dilalu – lintaskan melalui wilayah kerja SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan diukur dari perluasan negara tujuan dan frekuensi komoditas pertanian ekspor antara sebelum dan sesudah pelaksanaan ISO 9001:2008.Pelayanan publik oleh aparatur pemerintah dewasa ini masih banyak dijumpai kelemahan sehingga belum dapat memenuhi kualitas yang diharapkan masyarakat. Hal ini ditandai dengan masih adanya berbagai keluhan masyarakat yang disampaikan melalui media massa, sehingga dapat menimbulkan citra yang kurang baik terhadap aparatur Universitas Sumatera Utara pemerintah. Mengingat fungsi utama pemerintah adalah melayani masyarakat maka pemerintah perlu terus berupaya meningkatkan kualitas pelayanan. Salah satu upaya untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik, sebagaimana diamanatkan dalam Undang-undang Republik Indonesia Nomor 25 Tahun 2000 tentang Program Pembangunan Nasional PROPENAS, perlu disusun IKM sebagai tolak ukur untuk menilai tingkat kualitas pelayanan. Di samping itu data indeks kepuasan masyarakat akan dapat menjadi bahan penilaian terhadap unsur pelayanan yang masih perlu perbaikan dan menjadi pendorong setiap unit penyelenggara pelayanan untuk meningkatkan kualitas pelayanannya. Indeks Kepuasan Masyarakat IKM adalah data dan informasi tentang tingkat kepuasan masyarakat yang diperoleh dan hasil pengukuran secara kuantitatif dan kualitatif atas pendapat masyarakat dalam memperoleh pelayanan dari aparatur penyelenggara pelayanan publik dengan membandingkan antara harapan dan kebutuhannya.Berdasarkan prinsip pelayanan sebagaimana telah ditetapkan dalam Keputusan Menteri PAN Nomor: 63KEPM.PAN72003, yang kemudian dikembangkan menjadi 14 unsur yang relevan”, “valid dan reliabel”, sebagai unsur minimal yang harus ada untuk dasar pengukuran indeks kepuasan masyarakat adalah sebagai berikut: 1 Prosedur Pelayanan P1 , yaitu kemudahan tahapan pelayanan yang diberikan kepada masyarakat dilihat dari sisi kesederhanaan alur pelayanan; 2 Persyaratan Pelayanan P2 , yaitu persyaratan teknis dan administratif yang diperlukan untuk mendapatkan pelayanan sesuai dengan jenis pelayanannya; Universitas Sumatera Utara 3 Kejelasan petugas pelayanan P3 , yaitu keberadaan dan kepastian petugas yang memberikan pelayanan nama, jabatan serta kewenangan dan tanggung jawabnya; 4 Kedisiplinan petugas pelayanan P4 , yaitu kesungguhan petugas dalam memberikan pelayanan terutama terhadap konsistensi waktu kerja sesuai ketentuan yang berlaku; 5 Tanggung jawab petugas pelayanan P5 , yaitu kejelasan wewenang dan tanggung jawab petugas dalam penyelenggaraan dan penyelesaian pelayanan; 6 Kemampuan petugas pelayanan P6 , yaitu tingkat keahlian dan ketrampilan yang dimiliki petugas dalam memberikan menyelesaikan pelayanan kepada masyarakat; 7 Kecepatan pelayanan P7 , yaitu target waktu pelayanan dapat diselesaikan dalam waktu yang telah ditentukan oleh unit penyelenggara pelayanan; 8 Keadilan mendapatkan pelayanan P8 , yaitu pelaksanaan pelayanan dengan tidak membedakan golonganstatus masyarakat yang dilayani; 9 Kesopanan dan keramahan petugas P9 , yaitu sikap dan perilaku petugas dalam memberikan pelayanan kepada masyarakat secara sopan dan ramah serta saling menghargai dan menghormati; 10 Kewajaran biaya pelayanan P10 , yaitu keterjangkauan masyarakat terhadap besamya biaya yang ditetapkan oleh unit pelayanan; 11 Kepastian biaya pelayanan P11 , yaitu kesesuaian antara biaya yang dibayarkan dengan biaya yang telah ditetapkan; Universitas Sumatera Utara 12 Kepastian jadwal pelayanan P12 , yaitu pelaksanaan waktu pelayanan, sesuai dengan ketentuan yang telah ditetapkan; 13 Kenyamanan lingkungan P13 , yaitu kondisi sarana dan prasarana pelayanan yang bersih, rapi, dan teratur sehingga dapat memberikan rasa nyaman kepada penerima pelayanan; 14 Keamanan Pelayanan P14 , yaitu terjaminnya tingkat keamanan lingkungan unit penyelenggara pelayanan ataupun sarana yang digunakan, sehingga masyarakat merasa tenang untuk mendapatkan pelayanan terhadap resiko-resiko yang diakibatkan dari pelaksanaan pelayanan. Indikator keberhasilan pelaksanaan manajemen mutu di SKP Kelas I Tanjung Balai Asahan dapat dilihat dari besaran nilai IKM. Indeks kepuasan masyarakat adalah suatu penilaian obyektif melalui pengisian kuisioner dari masyarakat terhadap pelayanan yang diberikan oleh instansi pemerintah dalam hal ini adalah SKP Kelas I tanjung Balai Asahan yang dilakukan setiap tahun. Masyarakat yang menilai IKM adalah masyarakat pengguna jasa karantina stakeholder, yaitu perusahaan atau individu perseorangan yang mengajukan permohonan pemeriksaan karantina terhadap komoditas pertanian milik mereka yang akan dilalu-lintaskan Negara perdagangan internasional ekspor. 3.5. Definisi dan Batasan Operasional 3.5.1. Definisi Operasional