2Ɵ 33.4416
o
, jarak antar bidang d = 2.67737 Å, FWHM 0.29190
o
, dan puncak tertinggi ketiga
pada 2Ɵ 59.8353
o
, jarak antar bidang d = 1.54445 Å, FWHM 0.35680
o
. Dalam data terdapat fasa MgB
4
dengan 2 puncak di 2Ɵ 35.4814
o
, jarak antar bidang d = 2.52798 Å, FWHM 0.26510
o
, 2Ɵ 38.6733
o
, jarak antar bidang d = 2.32636 Å, FWHM 0.30670
o
dan MgO terdapat 2 puncak pada 2Ɵ 42.9600
o
, jarak antar bidang d = 2.10363 Å, FWHM 0.24880
o
, 2Ɵ 62.2271
o
, jarak antar bidang d = 1.49070 Å, FWHM 0.38000
o
. Terjadi perubahan grafik tetapi tidak signifikan, terbentuknya fasa ini memungkinkan puncak dari CNT. CNT
merupakan bahan amorf yang belum bisa ditampilkan dalam pola difraksi sinar X.
4.1.3 Sampel MgB
2
penambahan CNT
,
x = 20
Gambar 4.3 Pola XRD MgB
2
dengan penambahan 20 CNT Dari gambar 4.3 pola XRD untuk sampel MgB
2
dengan penambahan 20 CNT memperlihatkan bahwa terdapat 9 puncak tertinggi fasa MgB
2
dengan 3 puncak tertinggi MgB
2
ialah puncak tertinggi pertama pada 2Ɵ 42.4888
o
, jarak antar bidang d = 2.12586 Å, dengan FWHM 0.3469
o
, puncak tertinggi kedua pada 2Ɵ 33.5705
o
, jarak antar bidang d = 2.66737 Å, dengan FWHM 0.2139
o
, dan puncak tertinggi ketiga pada 2Ɵ 59.9524
o
, jarak antar bidang d = 1.54171 Å, dengan
cp s
Universitas Sumatera Utara
FWHM 0.070
o
, 3 puncak dari MgB
4
yaitu di 2Ɵ 35.6110
o
, jarak antar bidang d = 2.51907 Å, dengan FWHM 0.2411
o
, 2Ɵ 38.0840
o
, jarak antar bidang d = 2.36685 Å, dengan FWHM 4.000
o
, 2Ɵ 38.8457
o
, jarak antar bidang d = 2.31643 Å, dengan FWHM 0.2558
o
, 3 puncak dari MgO pada 2Ɵ 42.5995
o
, jarak antar bidang d = 2.12586 Å, dengan FWHM 0.3469
o
, 2Ɵ 37.0713
o
, jarak antar bidang d = 2.42313 Å, dengan FWHM 0.2415
o
, 2Ɵ 62.5346
o
, jarak antar bidang d = 1.48780 Å, dengan FWHM 0.8034
o
serta muncul fasa baru yakni C 2H Graphite pada 2Ɵ 25.9912
o
, jarak antar bidang d = 3.42543 Å, dengan FWHM 1.8400
o
.
4.1.4 Analisa Perbandingan Sampel MgB
2
dengan penambahan CNT 0, 5, dan 20
Gambar 4.4 Identifikasi Fasa Pola Difraksi Sinar-X MgB
2
+ CNT Berdasarkan spesimen yang telah dikarakterisasi oleh difraktometer sinar-X,
terdapat beberapa peningkatan puncak yang ditampilkan pada gambar 4.4. Penin
gkatan puncak pada 2Ɵ sekitar 25-27
o
yang dianalisa oleh MATCH ialah C
Universitas Sumatera Utara
2H Graphite. Terdapat juga beberapa puncak yang terbentuk akan tetapi tidak dapat dicocokkan pola
– pola tersebut dengan software MATCH.
Tabel 4.1
Lembar Data Spesimen MgB
2
pada Software MATCH Fasa
COD Space
Group Crystal
system Cell Parameter
Å Density
gcm
2
MgB
2
96-100-0027 P6 mmm 191
Hexagonal a = 3.0850
c = 3.5230 2.62500
MgB
4
96-151-1478 P n m a 62 Orthorhombic a = 5.4640 b = 4.4280
c = 7.4720 2.47900
MgO 96-900-6792 Fm3m 225 Cubic
a = 4.2143 3.57600
C 2H Graphite
96-120-0018 P 63 m c 186
Hexagonal a = 2.4700
c = 6.7900 2.22100
hanya ditemukan pada spesimen MgB
2
dengan penambahan 20 CNT
Perhitungan ukuran Kristal dari ketiga sampel dilakukan dengan menghitung ukuran Kristalin dari puncak tertinggi masing-masing sampel
menggunakan persamaan 2.8, dimana k adalah konstanta scherrer dan nilainya 0,94 untuk MgB
2
. Ukuran Kristalin ditunjukkan pada tabel 4.2.
Tabel 4.2
Data hasil perhitungan ukuran Kristal sampel Nama Sampel
B° θ
B
° Ukuran Kristalin
m MgB
2
0,2328 21,2048
0,24 MgB
2
+ 5 CNT
0,3482 21,1794
0,1606 MgB
2
+ 20 CNT 0,3469
21,2444 0,161
Dari tabel 4.2 diatas terlihat bahwa terjadi perubahan ukuran kristal pada sampel dengan penurunan ukuran kristal hingga mencapai 0,1 m. Maka dilakukan
pengamatan mikrostuktur spesimen menggunakan SEM untuk melihat morfologi dan ukuran struktur secara mikro pada spesimen kawat superkonduktor MgB
2.
Universitas Sumatera Utara
4.2 Pengamatan Morfologi Mikrostruktur Kawat Superkonduktor MgB