Carbon Nanotubes CNT SS304 Pembuatan kawat

Tabel 2.1 Parameter material superkonduktor MgB 2 Buzea, 2001 Parameter Nilai Tc 39 – 40 K Kisi Heksagonal a = 0.3086 nm; b = 0.3524 nm Densitas teoretis 2.55 gcm 3 Koef. Tekanan -1.1 – 2 KGpa Densitas pembawa muatan 1.7 – 2.8 x10 23 holescm 3 Efek isotop α B + α Mg = 0.3 – 0.02 Medan kritis bawah H c1 0 = 27 – 48 mT Medan ireversibelitas H irr 0 = 6 – 35 T Panjang koherensi ξab = 3.7 – 12 nm ξc = 1.6 – 3.6 nm Kedalaman penetrasi 0 = 85 – 180 nm Energy gap Δ0 = 1.8 – 7.5 meV Temperatur Debye Θ D = 750 – 880 K Rapat arus kritis Jc4.2K,0T 10 7 Acm 2 Jc4.2K,4T = 10 6 Acm 2 Jc4.2K,10T 10 5 Acm 2 Jc25K,0T 5 ×10 6 Acm 2 Jc25K,2T 105 Acm 2 Properti sangat tergantung pada komposisi dan proses fabrikasi yang dilakukan. Sampel dengan pengotor yang diakibatkan oleh oksida pada batas kristal, berbeda dengan sampel tanpa oksida. M. Eisterer, 2007.

2.5 Carbon Nanotubes CNT

Sejak pertama kali ditemukan pada tahun 1991 carbon nanotubes telah menjadi objek terbarukan mengenai penelitian dalam bidang rekayasa Sumio,I., 1991. Selain itu, carbon nanotubes juga menjadi bahan yang berpengaruh dalam pengembangan nanoteknologi. Carbon nanotubes adalah tubular berbentuk molekul yang mulus yang merupakan jenis baru dari molekul karbon aktif alotrop. Hal ini dapat dianggap sebagai graphene yang terbungkus atau kisi karbon atom yang berubah menjadi kisi quasi satu dimensi dengan pengaturan konservasi. Gambar 2.7 Struktur karbon nanotube S. Ciraci., 2004. Universitas Sumatera Utara Diameter bervariasi dalam ukuran nanometer, dari 0,6 Nm sampai puluhan Nm bahkan sampai lebih dari 1µm M. Dresselhaus., 2001. Sifat dan simetri dari carbon nanotubes tergantung pada vektor kiralnya, yaitu cara bagaimana graphene digulung terutama sifat elektronik. Hal ini dimungkinkan untuk menghubungkan CNT menjadi struktur tabung dengan memperkenalkan adanya cacatnya permukaan, berupa cincin pentagonal atau heptagonal, selain dari cincin heksagonal dalam struktur graphene R. Saito, 1996.

2.6 SS304

SS304 austenitic merupakan tabung yang mudah dirol las dengan berbagai metode seperti GTAW, SAW dan mengandung maksimum 0.08 karbon. Tipe 304 paling umum dari grade austenitic, yang mengandung sekitar 18 kromium dan 8 nikel. Stainless steel seri 304 merupakan material yang tahan akan korosi, harga ekonomis dan material ramah lingkungan Welding Engineering, 2015.

2.7 Pembuatan kawat

Proses wire drawing merupakan suatu proses pembentukan logam dengan cara menarik wire rod, kawat batangan melalui dies atau cetakan oleh gaya tarik yang bekerja pada bagian luar dan ditarik kearah luar dies. Terjadinya aliran plastis pada pembentukan ini disebabkan oleh adanya gaya tekan yang timbul sebagai reaksi dari logam terhadap cetakan. Tujuan utama dari penarikan kawat adalah untuk mengecilkan diameter batang kawat. Batang Kawat berdiameter D 1 direduksi dengan memberi gaya tarik melalui cetakan menjadi kawat berdiameter D 2 . Sehingga terjadi reduksi area atau pengurangan luas penampang yang dinyatakan dengan formula berikut: R = 1 − 2 1 2 2.6 dengan: r = reduksi area D 1 = Diameter sebelum direduksi D 2 = Diameter setelah direduksi Pengecilan diameter dilakukan dalam beberapa tahap reduksi, dengan besarnya reduksi tiap tahap dapat menurun atau relatif sama. Tingkat keberhasilan proses wire drawing sangat tergantung pada banyak variabel seperti variabel wire rod yaitu drawability atau kemampuan untuk menarik, kualitas permukaan seperti Universitas Sumatera Utara roundness, retak, kandungan pengotor atau inklusi dalam wire rod. Variabel operasi yang mempengaruhi keberhasilan proses drawing adalah kecepatan penarikan, pelumasan, tingkat reduksi, dan sudut dies. Gambar 2.8 Proses drawing Skematika cetakan untuk wire drawing ditunjukan pada gambar 2.8 merupakan konstruksi tempat masuknya logam ke dies dibuat sedemikian, sehingga kawat yang masuk cetakan akan menarik pelumas bersama dengan masuknya batang kawat. Sudut reduksi reduction angle adalah bagian dari cetakan di mana terjadi reduksi diameter. Pada daerah bantalan bearing tidak terjadi reduksi diameter, namun menambah gesekan pada permukaan kawat. Fungsi utama daerah permukaan bantalan adalah untuk memastikan diameter dan roundness kawat sesuai dengan target yang diinginkan. Tirus belakang back relief pada dies memungkinkan kawat untuk mengembang sedikit, setelah kawat keluar dari cetakan. Pada umumnya reduksi penampang untuk setiap tahap dies atau draft tidak lebih dari 30-35. Untuk mendapatkan diameter akhir dengan total lebih besar dari 35 maka diperlukan reduksi ganda atau bertahap untuk mencapai reduksi keseluruhan. Diameter kawat berkurang setelah melalui dies tertentu, sedangkan kecepatan dan panjang kawat bertambah. Jadi kecepatan setiap capstan harus bertambah besar agar tidak terjadi slip antara kawat dengan capstan. Selama proses deformasi, temperature kawat tidak boleh melebihi dari 160 o C. temperatur yang terlalu tinggi dapat merubah sifat metalurgis kawat T. Maxwell, 2001. Universitas Sumatera Utara

2.8 Kawat Superkonduktor