Rumusan Masalah Periode Kehamilan

jaringan sekitar pintu vagina untuk memudahkan kelahiran. Sukar untuk dibayangkan kontraksi seperti apa yang akan dirasakan, dan walaupun dibantu dengan penjelasan, tidak seluruhnya sesuai dengan pengalaman yang sesungguhnya. Kekhawatiran lain termasuk keraguan sebagai ibu dari cemas tentang tidak tahu bagaimana mengurus bayi Saputra, 2013.

B. Rumusan Masalah

Adakah hubungan karakteristik tingkat kecemasaan ibu primigravida trimester III dalam menghadapi persalinan di klinik Sumiariani Kecamatan Medan Johor Tahun 2014

C. Tujuan Penelitian 1. Tujuan Umum

Untuk mengetahui hubungan karakteristik dengan tingkat kecemasan ibu primigravida pada trimester III dalam menghadapi persalinan di Klinik Sumiariani Kecamatan Medan Johor Tahun 2014

2. Tujuan Khusus

a. Untuk mengetahui karakteristik umur ibu hamil trimester III dalam menghadapi persalinan b. Untuk mengetahui karakteristik pekerjaan ibu hamil trimester III dalam menghadapi persalinan

D. Manfaat Penelitian 1. Bagi Ilmu Pengetahuan

Hasil penelitian ini dapat digunakan untuk informasi dalam pengembangan ilmu pengetahuan khususnya tentang tingkat kecemasan primigravida pada trimester III dalam menghadapi persalinan. Universitas Sumatera Utara

2. Bagi Peneliti Selanjutnya

Sebagai pengalaman belajar dan menambah pengetahuan dalam penelitian sehingga dapat dijadikan pedoman dalam penelitian selanjutnya dan sebagai pengalaman yang nyata.

3. Bagi institusi Pendidikan

Bagi pendidikan kebidanan bermanfaat sebagai masukan bagi pengembangan kebidanan khususnya dalam pendidikan kebidanan maternitas. Universitas Sumatera Utara BAB II TINJAUAN PUSTAKA

A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan

Kecemasan merupakan suatu kondisi yang dapat di alami oleh setiap orang dalam kehidupan sehari-hari. Biasanya kita mengalami kondisi cemas ketika menghadapi hal-hal di luar rutinitas atau kebiasan aktivitas sehari-hari, atau ketika menghadapi sesuatu yang datang tiba-tiba, misalnya ujian pindah rumah, atau menghadapi perubahan suasana lainnya Elvira, 2008. Menurut Kaplan, Sadock, dan Grebb 1994, kecemasan adalah respon terhadap situasi tertentu yang mengancam, dan merupakan hal yang normal terjadi menyertai perkembangan, perubahan, pengalaman baru atau yang belum pernah dilakukan, serta dalam menemukan identitas diri dan arti hidup. Pada kadar yang rendah, kecemasan membantu individu untuk bersiaga mengambil langkah-langkah mencegah bahaya atau untuk memperkecil dampak bahaya tersebut Fausiah, 2008. Menurut Hawari 2011, seseorang akan menderita gangguan cemas manakala yang bersangkutan tidak mampu mengatasi stresor psikososial yang dihadapinya. Tetapi pada orang-orang tertentu meskipun tidak ada stresor psikososial, yang bersangkutan menunjukkan kecemasan juga, yang ditandai dengan corak atau tipe kepribadian pencemas, yaitu antara lain : a Cemas, khawatir, tidak tenang, ragu dan bimbang. b Memandang masa depan dengan rasa was-was khawatir. c Kurang percaya diri, gugup apabila tampil di muka umum demam panggung. Universitas Sumatera Utara d Sering merasa tidak bersalah, menyalahkan orang lain. e Tidak mudah mengalah, suka “ngotot”. f Gerakan sering serba salah, tidak tenang bila duduk, gelisah. g Seringkali mengeluh ini dan itu keluhan-keluhan somatik, khawatir berlebihan terhadap penyakit. h Mudah tersinggung, suka membesar-besarkan masalah yang kecil dramatisasi. i Dalam mengambil keputusan sering diliputi rasa bimbang dan ragu. j Bila mengemukakan sesuatu atau bertanya seringkali diulang-ulang. k Kalau sedang emosi seringkali bertindak histeris. Orang dengan tipe kepribadian pencemas tidak selamanya mengeluh hal-hal yang sifat nya psikis tetapi sering juga disertai dengan keluhan-keluhan fisik somatik dan juga tumpang tindih dengan ciri-ciri kepribadian depresi atau dengan kata lain batasannya seringkali tidak jelas. Menurut Pieter 2010, Reva Rubin mengatakan bahwa, selama periode kehamilan hampir sebagian ibu hamil sering mengalami kecemasan. Namun tingkat kecemasannya berbeda-beda dan tergantung pada sejauh mana ibu hamil itu memersepsikan kehamilannya. Faktor-faktor penyebab timbulnya kecemasan ibu hamil biasanya berhubungan dengan kondisi: a Kesejahteraan dirinya dan bayi yang akan dilahirkan. b Pengalaman keguguran kembali teroma. c Rasa aman dan nyaman selama masa kehamilan. d Penemuan jati dirinya dan persiapan menjadi orang tua. e Sikap memberi dan menerima kehamilan. f Keungan keluarga. Universitas Sumatera Utara g Support keluarga dan tenaga medis.

2. Respon fisiologis terhadap kecemasan

Menurut Hawari 2011, respon fisiologis terhadap kecemasan antara lain: a Kardiovaskuler jantung dan pembuluh darah ditandai dengan takikardi denyut jantung cepat, berdebar-debar, nyeri didada, denyut nadi mengeras, rasa lesulemas seperti mau pingsan, detak jantung menghilang berhenti sekejap. b Gejala respiratori pernafasan ditandai dengan rasa tertekan atau sempit di dada, rasa tercekik, sering menarik nafas, nafas pendeksesak. c Gejala gastrointesnital pencernaan ditandai dengan sulit menelan, perut melilit, gangguan pencernaan, nyeri sebelum dan sesudah makan, perasaan terbakar diperut, rasa penuh atau kembung, mual, muntah, buang air besar lembek, sukar buang air besar konstipasi, kehilangan berat badan. d Gejala urogenital perkemihan dan kelamin ditandai dengan sering buang air kecil, tidak dapat menahan air seni, tidak datang bulan tidak datang haid, darah haid berlebihan, darah haid amat sedikit, masa haid berkepanjangan, masa haid amat pendek, haid beberapa kali dalam sebulan, menjadi dingin frigid, ejakulasi dini, ereksi melemah, ereksi hilang, impotensi. e Gejala autonom ditandai dengan mulut kering, muka merah, mudah berkeringat, kepala pusing, kepala terasa berat, kepala terasa sakit, bulu-bulu berdiri. f Tingkah laku sikap pada wawancara ditandai dengan gelisah, tidak tenang, jari gemetar, kerut kening, muka tegang, otot tegangmengeras, nafas pendek dan cepat, muka merah. Universitas Sumatera Utara Rasa cemas berlebihan dengan sendirinya menyebabkan ibu sakit. Hal ini bisa menimbulkan bentuk penyakit lain bermunculan yang sebelumnya telah dideritanya. Kemudian, perasaan cemas berkepanjangan dapat membuat ibu hamil tak bisa berkonsentrasi baik dan hilangnya rasa kepercayaan diri. Bahkan untuk beberapa ibu penderita cemas berat menghabiskan waktunya dengan merasakan kecemasan sehingga mengganggu aktivitasnya. Gejala-gejala cemas ibu hamil terlihat dari mudah tersinggung, sulit bergaul dan berkomunikasi, stres, sulit tidur, palpitasi atau denyut jantung yang kencang, sering buang air kecil, sakit perut atau diare, tangan berkeringat dan gemetar, kaki dan tangan kesemutan, kejang otot, sering pusing, dan pingsan.

3. Alat ukur kecemasan

Untuk mengetahui sejauh mana derajat kecemasan seseorang apakah ringan, sedang, berat atau berat sekali orang menggunakan alat ukur instrument yang dikenal dengan nama Hamilton Rating Scale for Anxiety HRS-A. Alat ukur ini terdiri dari 14 kelompok gejala masing-masing kelompok dirinci lagi dengan gejala- gejala yang lebih spesifik. Masing-masing kelompok gejala diberi penilaian angka score antara 0-4, yang artinya adalah: Nilai 0 = tidak ada gejala keluhan 1 = gejala ringan 2 = gejala sedang 3 = gejala berat 4 = gejala berat sekali Penilaian atau pemakaian alat ukur ini dilakukan oleh dokter psikiater atau orang yang telah dilatih untuk menggunakannya melalui teknik wawancara langsung. Masing-masing nilai angka score dari ke 14 kelompok gejala tersebut dijumlahkan Universitas Sumatera Utara dan dari hasil penjumlahan tersebut dapat diketahui derajat kecemasan seseorang, yaitu: Total Nilai score: 14 = tidak ada kecemasan 14-20 = kecemasan ringan 21-27 = kecemasan sedang 28-41 = kecemasan berat 42-56 = kecemasan berat sekali Perlu diketahui bahwa alat ukur HRS-A ini bukan dimasudkan untuk menegakkan diagnosa gangguan cemas. Diagnosa gangguan cemas ditegakkan dari pemeriksaan klinis oleh dokter psikiater, sedangkan untuk mengukur derajat berat ringannya gangguan cemas itu digunakan alat ukur HRS-A Hawari, 2011.

B. Periode Kehamilan

Dengan menggunakan metode kelender, rumus Naegle adalah: +7 hari, - 3 bulan, + 1 tahun. 1. Dipakai bila menstruasi teratur. 2. Rumus tidak dapat digunakan jika: a Ibu dengan riwayat menstruasi tidak teratur, b Ibu hamil, saat menyusui dan belum menstruasi, c Ibu hamil post-pil KB belum menstruasi lagi Dewi, 2011. Masa kehamilan dimulai dari terjadinya konsepsi sampai dengan lahirnya janin. Lamanya kehamilan normal adalah 280 hari 4 minggu atau 9 bulan 7 hari. Dihitung dari dua hari pertama haid terakhir. Pembagian kehamilan dan perkembangan janin, pertumbuhan trimester I. Universitas Sumatera Utara Kehamilan dibagi menjadi 3 trimester yaitu: 1 Trimester I: konsepsi sd 12 minggu Dimulai dari masa konsepsi spermatozoa menembus dinding corona radiate dengan enzim hyaluronidase. Persenyawaan tersebut biasanya terjadi di daerah ampulla tubae. Sel telur yang sudah dibuahi tersebut disebut zyangote. Inti sel telur dan inti sel spermatozoa cromosom dari kedua inti bercampur hingga telur mempunyai 46 kromosom dan selanjutnya masing-masing kromosom membelah diri hingga terjadi 2 pasang. Ovum yang telah dibuahi mengalami proses segmentasi sehingga terjadi blastomer. Umur janin yang sebenarnya, harus dihitung mundur dari saat fertilisasi atau karena fertilisasi selalu berdekatan dengan ovulasi sekurang kurangnya dari saat ovulasi. Sesuai tingkat pertumbuhan dari 0-2 minggu setelah fertilisasi disebut ovum, 3-5 minggu sebut embrio mudigah pada saat ini belum bisa dibedakan, tetapi pembentukan alat-alat badan dalam bentuk dasar sudah terjadi. Sedangkan umur kehamilan lebih dari 5 minggu disebut feotus yang mana janin sudah mempunyai bentuk manusia akhir. Akhir 1 bulan badan bayi sangat melengkung, panjangnya 7,5-10 mm, kepalanya 13 dari seluruh mudigah. Saluran yang akan menjadi jantung sudah terbentuk dan sudah berdenyut. Dasar tractus digestivus sudah Nampak, permulaan kaki dan tangan terbentuk tonjolan. Akhir 2 bulan mukanya sudah mulai jelas terbentuk muka manusia dan sudah mempunyai lengan dan tungkai dengan jari tangan dan kaki. Alat kelamin sudah nampak, walaupun belum dapat ditentukan jenisnya. Panjangnya 2,5 cm. Universitas Sumatera Utara 2 Trimester II : 12 sd 28 minggu Pada bulan ke 4 panjang janin mencapai 10-17 cm, beratnya 100 gr, alat kelamin sudah dapat ditentukan jenisnya, kulit ditumbuhi rambut yang halus Lanugo. Pada akhir bulan ini pergerakan janin sudah dapat dirasakan ibu. Akhir bulan ke 5 panjang janin 18-27 cm, beratnya 300 gr, bunyi jantung janin sudah dapat didengar. Akhir bulan ke 6 panjang janin 28-36 cm, beratnya 600 gr, kulit keriput dan lemak mulai ditimbun dibawah kulit, dan kulit tertutup oleh caseosa yang bermaksud untuk melindungi kulit. 3 Trimester III : 28 sd 40 minggu Bulan ke 7 panjang janin mencapai 35-38 cm, beratnya 1000 gr, kalau lahir dapat hidup didunia luar, walaupun kemungkinannya hidup sangat kecil. Akhir bulan ke 8 panjangnya mencapai 42,5 cm, beratnya mencapai 1700 gr, permukaan kulit masih merah dan keriput seperti orang tua. Akhir bulan ke 9 panjangnya mencapai 46 cm dan beratnya 2500 gr kulit sudah berisi. Akhir bulan 10 janin sudah cukup bulan maturaterm, panjangnya mencapai 50 cm beratnya 3000 gr. Kulit halus tidak terdapat lanugo, tetapi masih terdapat Vernicaeosa ialah campuran sel-sel epitel kulit, skret kelenjer lemak. Kepala sudah ditumbuhi rambut, kuku melebihi ujung jari, pada janin laki-laki testis sudah ada dalam scrotum dan pada wanita labia mayora menutupi labia minora Rukiah, 2013. Universitas Sumatera Utara

C. Trimester III

Dokumen yang terkait

HUBUNGAN PERAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI UPTD PUSKESMAS SANANWETAN KOTA BLITAR

0 9 16

HUBUNGAN PERAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI UPTD PUSKESMAS SANANWETAN KOTA BLITAR

0 3 16

HUBUNGAN PERAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI UPTD PUSKESMAS SANANWETAN KOTA BLITAR

0 5 16

PENGARUH HYPNOBIRTHING TERHADAP TINGKAT KECEMASAN IBU HAMIL TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI KLINIK BIDAN KITA KLATEN.

0 1 4

Hubungan Karakteristik Deugan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Pada Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan Di Klinik Sumiariani Kecamatan Medan lobor Tabun 2014

0 0 22

BAB II TINJAUAN PUSTAKA A. Kecemasan 1. Pengertian Kecemasan - Hubungan Karakteristik Deugan Tingkat Kecemasan Ibu Primigravida Pada Trimester III Dalam Menghadapi Persalinan Di Klinik Sumiariani Kecamatan Medan lobor Tabun 2014

0 0 17

HUBUNGAN KARAKTERISTIK DENGAN TINGKAT KECEMASAN IBU PRIMIGRAVIDA PADA TRIMESTER III DALAM MENGHADAPI PERSALINAN DI KLINIK SUMIARIANI KECAMATAN MEDAN JOHOR TAHUN 2014

0 0 11

STUDI KOMPARASI TINGKAT KECEMASAN DALAM MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU PRIMIGRAVIDA DAN MULTIGRAVIDA TRIMESTER III DI PUSKESMAS WIROBRAJAN TAHUN 20101

0 1 9

Perbedaan Tingkat Kecemasan Menghadapi Persalinan pada Ibu Primigravida dan Multigravida Trimester III di Puskesmas Sanden Bantul - DIGILIB UNISAYOGYA

0 0 15

HUBUNGAN DUKUNGAN SUAMI DENGAN TINGKAT KECEMASAN MENGHADAPI PERSALINAN PADA IBU HAMIL PRIMIGRAVIDA TRIMESTER III DI PUSKESMAS MLATI II SLEMAN

0 0 10