kedewasaannya, hal ini akan sebagai dari pengalaman yang banyak dan sudah mempunyai kematangan jiwa tersebut maka ibu akan berfikir secara
matang dan ibu tersebut tahu bagaimana cara menghadapi kecemasan pada saat ingin bersalin yang diberikan konseling kepada dokter ataupun bidan.
2. Karakteristik berdasarkan pekerjaan
Dari hasil menunjukkan bahwa dari 40 ibu primigravida yang menjadi responden di Klinik Sumiariani Kecamatan Medan Johor Tahun 2014
didapatkan karakteristik responden berdasarkan pekerjaan yaitu didapatkan yang
tidak bekerja 26 orang 65, dan yang bekerja 14 orang 35.
Banyak ibu-ibu bekerja mencari nafkah, baik untuk kepentingan sendiri maupun keluarga. Faktor bekerja saja nampak belum berperan sebagai
timbulnya suatu masalah pada persiapan menghadapi persalinan, dimana kondisi kerja yang menonjol sebagai faktor yang mempengaruhi persiapan menghadapi
persaalinan karena tersitanya waktu. Dalam penelitian ini paling banyak yaitu ibu yang tidak bekerja. Ini disebabkan karena kurangnya pengetahuan ibu soal
persalinan. Pada ibu-ibu yang bekerja di luar rumah sudah membuat persiapan menghadapi persalinan meski persiapan yang dimiliki terkadang belum sesuai.
Menurut Thomas 2010, pekerjaan adalah keburukan yang harus dilakukan terutama untuk menunjang kehidupan keluarga. Pekerjaan bukanlah sumber
kesenangan, tetapi lebih banyak merupakan cara mencari nafkah yang membosankan, berulang dan banyak tantangan Dewi, 2010.
3. Karakteristik berdasarkan Tingkat Kecemasan Ibu
Berdasarkan penelitian diatas menunjukkan tingkat kecemasan primigravida pada trimester III dalam menghadapi persalinan di klinik Sumiariani Kecamatan
Medan Johor Tahun 2014 adalah sebanyak 19 responden 47,5 dengan tidak
Universitas Sumatera Utara
ada kecemasan, berdasarkan dari alat ukur Hamilton Ratting Scale For Anxiety HRS-A nilai 14 adalah tidak ada kecemasan yang disebabkan karena ibu bisa
mengatasi kecemasannya dalam menghadapi persalinan. Dengan ibu sering berkonsultasi ke dokter atau ke bidan selama kehamilannya. Tingkat kecemasan
sedang yaitu 12 responden 30, berdasarkan dari alat ukur Hamilton Ratting Scale For Anxiety nilai 21-27 adalah kecemasan sedang yang disebabkan karena
ibu belum pernah mendapatkan pengalaman tentang persalinan, dan ibu terlalu berfikir bahwa persalinan adalah hal yang mengerikan, hal tersebut terarah pada
gejala perasaan cemas, ketegangan, ketakutan, dan gejala autonom. Tingkat kecemasan ringan yaitu 5 reponden 12,5, berdasarkan dari alat ukur
Hamilton Ratting Scale For Anxiety nilai 14-20 adalah kecemasan ringan, hal ini disebabkan karena ibu sudah memahami tentang persalinan dan menganggap
bahwa persalinan itu adalah hal yang normal yang dialami oleh seorang wanita. Kecemasan ini hanya disebabkan karena ibu belum pernah mendapatkan
pengalaman tentang persalinan, hal tersebut lebih terarah pada gejala perasaan cemas dan ketegangan. Tingkat kecemasan berat 4 responden 10,
berdasarkan dari alat ukur Hamilton Rating Scale For Anxiety nilai 28-41 adalah kecemasan berat, kecemasan ini hampir sama dengan kecemasan sedang tetapi
kecemasan berat ini lebih pada keadaan psikis dan tingkah laku ibu hamil, kecemasan berat terarah pada gejala perasaan cemas, ketegangan, ketakutan,
gejala autonom dan tingkah laku. Kecemasan adalah perasaan yang tidak jelas tentang keprihatinan dan
khawatir karena ancaman pada sistem nilai atau pola keamanan seseorang individumungkin dapat mengidentifikasi situasi misal, persalinan, tetapi pada
Universitas Sumatera Utara
kenyataannya yag terlibat di dalam situasi. Situasi tersebut adalah sumber dari ancaman, tapi bukan ancaman itu sendiri Carpenito, 2007.
Permasalahan yang muncul cerita-cerita negatif seputar persalinan merupakan hal yang sangat dicemaskan oleh ibu hamil di trimester III sehingga akan
berpengaruh pada psikologis ibu yang ditandai dengan sukar bekonsentrasi Maimunah, 2011.
Cara mengatasi kecemasan adalah menghindari cerita yang mengerikan tentang persalinan, belajar untuk rileks, meditasi, bernafas dalam-dalam, yoga,
dan mengendalikan khayalan, beri dukungan dan pendampingan saat persalinan karena kehadiran mereka membuat kuat dan lebih percaya diri.
4. Hubungan antara umur dengan tingkat kecemasan ibu primigravida trimester III dalam menghadapi persalinan
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 40 orang ibu primogravida yang menjadi responden sebanyak 1 orang ibu primigravida berdasarkan umur
Highrisk 20 tahun dan 35 tahun, 1 orang 53,3 , mengalami tidak cemas. Sebanyak 39 ibu primigravida umur Lowrisk 20 – 35 tahun, 18 orang 94,7
mengalami tidak cemas, dan 21 orang 100 , mengalami kecemasan. Seorang ibu hamil diharapkan memiliki umur yang baik secara fisik maupun
psikologis telah siap dalam menghadapi persalinan sehingga tidak mengalami kecemasan. Penelitian membuktikn bahwa presentase umur ibu diketahui
sebagian kecil ibu hamil yang mengalami tidak cemas tergolong yaitu sebanyak 5,3 . Dan pada ibu hamil yang mengalami tidak cemas tergolong lowrisk
sebanyak 94,7 dan yang cemas tergolong lowrisk 100 . Jadi pada penelitian dikatakan bahwa tidak ada hubungan antara umur dengan tingkat kecemasan ibu
primigravida trimester III dalam menghadapi persalinan.
Universitas Sumatera Utara
Hasil peneliti tersebut dapat menunjukkan bahwa umur banyak mempengaruhi kecemasan ibu hamil dalam menghadapi persalinan. Ternyata
penelitian ini tidak semuanya sama dengan teori yang ada. Hal ini kemungkinan disebabkan karena distribusi sampel yang kurang meratadimana jumlah ibu
tergolong highrisk lebih sedikit daripada ibu yang tergolong lowrisk yaitu 53.3 atau karena kurangnya informasi bagi ibu hamil mengenal usia resiko tinggi
untuk kehamilan dan persalinan.
5. Hubungan antara pekerjaan dengan tingkat kecemasan ibu primigravida trimester III dalam menghadapi persalinan
Dari hasil penelitian menunjukkan bahwa 40 orang ibu primigravida yang menjadi responden sebanyak 26 orang ibu primigravida berdasarkan pekerjaan
adalah 11 orang 57,9, yang tidak bekerja, sedangkan 15 orang 71,4 yang bekerja. Sebanyak 14 orang berdasarkan pekerjaan adalah 8 orang 42,1 yang
tidak bekerja, sedangkan 6 orang 28,6 yang bekerja. Pada penelitian ini, tidak ada hubungan yang bermakna antara pekerjaan ibu dengan kecemasan
dalam menghadapi persalinan. Hasil penelitian tersebut dapat menunjukkan bahwa pekerjaan tidak banyak
mempengaruhi kecemasan dalam menghadapi persalinan. Hal ini kemungkinan disebabkan karena ibu hamil yang bekerja maupun tidak bekerja sama-sama
mempunyai adaptasi yang baik terhadap perubahan yang terjadi selama kehamilan, sehingga perubahan tersebut tidak terlalu mempengaruhi kondisi
fisik maupun psikologis ibu dalam menghadapi persalinan, kemungkinan disukung oleh factor social ekonomi keluarga yang cukup sehingga status
kesehatan ibu terjamin. Ibu hamil senantiasa memeriksakan kehamilannya secara
Universitas Sumatera Utara
rutin, merencanakan persalinan di tenaga kesehatan dan melakukan persiapan lainnya dengan baik.
C. Keterbatasan Penelitian