yang seharusnya dilakukan oleh orang lain yang memiliki kualifikasi yang sama pada suatu keadaan dan situasi yang sama.
Menurut Hubert W. Smith tindakan malpraktek meliputi 4D, yaitu a duty, b adanya penyimpangan dalam pelaksanaan tugas dereliction, c
penyimpangan akan mengakibatkan kerusakan direct caution, d sang dokter akan menyebabkan kerusakan damage.
a. Duty atau kewajiban
Tidak ada kelalaian jika tidak ada kewajiban untuk mengobati. Hal ini berarti bahwa harus ada hubungan hukum antara pasien dan dokter rumah
sakit. Dengan adanya hubungan hukum, maka implikasinya adalah bahwa sikap tindak dokterperawat rumah sakit itu harus sesuai dengan standar
pelayanan medik agar pasien jangan sampai menderita cedera karenanya. Dalam hubungan perjanjian dokter dengan pasien, dokter haruslah bertindak
berdasarkan : 1.
Adanya indikasi medis 2.
Bertindak secara hati-hati dan teliti 3.
Bekerja sesuai dengan standar profesi 4.
Sudah ada informed consent
b. Derecliction of the duty atau penyimpangan dari kewajiban tersebut
Apabila sudah ada kewajiban duty, maka sang dokter atau perawat rumah sakit harus bertindak sesuai dengan standar profesi yang berlaku. Jika
seorang dokter melakukan penyimpangan dari apa yang seharusnya atau tidak melakukan apa yang seharusnya dilakukan menurut standard
Universitas Sumatera Utara
profesinya, maka dokter tersebut dapat dipersalahkan. Bukti adanya suatu penyimpangan dapat diberikan melalui saksi ahli, catatan-catatan pada
rekam medik, kesaksian perawat dan bukti-bukti lainnya. Apabila kesalahan atau kelalaian itu sedemikian jelasnya, sehingga tidak
diperlukan kesaksian ahli lagi, maka hakim dapat menerapkan doktrin “ Res ipsa Ioquitur”.
c. Direct Causation atau Penyebab Langsung
Penyebab langsung yang dimaksudkan dimana suatu tindakan langsung yang terjadi, yang mengakibatkan kecacatan pada pasien akibat kealpaan
seorang dokter pada diagnosis dan perawatan terhadap pasien. Secara hukum harus dapat dibuktikan secara medis yang menjadi bukti penyebab
langsung terjadinya malpraktik dalam kasus manapun. Untuk berhasilnya suatu gugatan ganti-rugi berdasarkan malpraktek medik, maka harus ada
hubungan kausal yang wajar antara sikap-tindak tergugat dokter dengan kerugian yang diderita oleh pasien sebagai akibatnya. Tindakan dokter itu
harus merupakan penyebab langsung. Hanya atas dasar penyimpangan saja, belumlah cuklup untuk mengajukan tutunyutan ganti-kerugian.
Kecuali jika sifat penyimpangan itu sedemikian tidak wajar sehingga sampai mencederai pasien. Namun apabila pasien tersebut sudah diperiksa
oleh dokter secara edekuat, maka hanya atas dasar suatu kekeliruan dalam menegakkan diagnosis saja, tidaklah cukup kuat untuk meminta
pertanggungjawaban hukumannya.
Universitas Sumatera Utara
d. Damage atau Kerugian