29 kedalaman tekstur secara volumetrik menggunakan pasir dengan ketentuan tertentu.
Hasil dari pengukuran ini dinamakan dengan rata-rata kedalaman tekstur atau Mean Texture Depth MTD. Menurut Spesifikasi Umum 2010 Revisi 3 Metode
Lingkaran Pasir dapat digunakan untuk mengukur kedalaman tektur dengan MTD 0,45 mm.
2.5.1 Peralatan
Dalam pengujian tekstur menggunakan Sand Patch Method terdapat beberapa alat dan material yang harus dipenuhi, yaitu:
a. Sebuah penggaris atau pita ukur yang berskala dalam milimeter dengan
panjang tidak kurang dari 400mm. Seperti diperlihatkan pada Gambar
2.11.
Gambar 2.11 Penggaris 400 mm
Gambar 2.10 Sand Patch Method
30 b. Sebuah sikat halus atau kuas. Sikat dan kuas
digunakan untuk membersihkan permukaan perkerasan
sebelum diuji.
Seperti diperlihatkan pada Gambar 2.12.
c. Sebuah papan penggaris dengan panjang antara 150 hingga 160 mm untuk membuat
lingkaran. Sebagian
peraturan seperti
ASTM menggunakan benda berbentuk bulat dengan permukaan karet. Dalam penelitian
ini digunakan palu karet Gambar 2.13.
d. Sebuah silinder pengukur pasir dengan garis tengah 30-45mm yang mempunyai volume sebelah dalam
45 0,5ml Gambar 2.14. Permukaan silinder harus
dipotong rata untuk mempermudah pembuangan kelebihan pasir dengan sapuan.
Gambar 2.13 Palu Karet
Gambar 2.14
Silinder
Pengukur Pasir Gambar 2.12
Sikat dan Kuas
31 e. Sejumlah pasir kering dan bersih
dengan buturan yang bulat, 100 lolos ayakan 600
m dan 100 tertahan pada ayakan 300
m. Pasir yang digunakan
tampak seperti
pada Gambar 2.15.
2.5.2. Prosedur Pengujian
Adapun prosedur pengujian Sand Patch Method adalah sebagai berikut: a. Periksa bahwa daerah yang akan diperiksa cukup kering dan bebas dari
kotoran. Sikat setiap material halus dari permukaan yang diperiksa. b. Isi silinder dengan pasir dan ketuk-ketuk secara ringan hingga pasir berhenti
memadat. Isi silinder hingga penuh dan sapu rata dengan hati-hati permukaan silinder dengan papan penggaris
c. Tuangkan pasir dengan bentuk kerucut pada tengah-tengah daerah yang akan diperiksa dalam keadaan berangin disarankan menggunakan ban atau
penyekat angin yang mengelilingi pasir tersebut. d. Dengan menggunakan papan penggaris, sebarkan pasir dalam bentuk
lingkaran hingga cekungan-cekungan permukaan diisi rata sehingga bagian atas batuan perkerasan. lihat Gambar 2.16. Bagian atas dari batuan yang
lebih besar harus persis terlihat melalui lapisan pasir. e. Ukurlah garis tengah jejak lingkaran, dua kali, arah dari kedua kira-kira yang
tagak lurus terhadap yang pertama. Ambil harga rata-rata dari pengukuran ini untuk memberikan harga D, yang merupakan garis tengah lingkaran pasir
Gambar 2.15 Pasir
32 .
1 Volume pasir yang telah ditentukan dituangkan pada permukaan jalan
2 Pasir dihamparkan membentuk suatu lingkaran.
Gambar 2.16 Prosedur pengujian Sand Patch Method
f. Setelah nilai D didapat dimasukkan ke persamaan 2.1, sehingga didapat nilai
kedalaman tekstur atau Mean Texture Depth MTD.
2
1000 4
D V
MTD
2.1
Dimana: MTD = Mean Texture Depth
mm V
= Volume pasir cm
3
D = Diameter sand patch
mm 2.6.
Penelitian Terdahulu
Seperti yang dituliskan terdahulu terdapat berbagai hal yang mempengaruhi skid resistance. Oleh sebab itu banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui
hubungan antara skid resistance dengan berbagai hal yang berkaitan dengannya. Beberapa penelitan tersebut antara lain:
NB: Ukuran chip yang tidak biasa harus
diabaikan bila meratakan pasir
33 a. Yero,S. A. , Mohd. Rosli Hainin dan Haryati Yacoob. 2012,
The Correlation Between Texture Depth, Pendulum Test Value And Roughness Index Of
Various Asphalt Surfaces In Malaysia Penelitian ini meneliti hubungan antara kedalaman tekstur, nilai
pendulum dan indeks kekasaran pada berbagai jenis lapis permukaan aspal di Malaysia. Dalam penelitian ini dilakukan pengujian pada 6 ruas jalan dengan
berbagai jenis perkerasan. Sepuluh titik sampel diuji pada setiap ruas jalan. Pada setiap sampel dilakukan pengujian sebanyak tiga kali. Menurut
penelitian ini, di Malaysia pada setiap jenis perkerasan kenaikan nilai rata- rata kedalaman tekstur sebanding dengan kenaikan nilai skid resistance.
Perkerasan surface dressing memberikan kenaikan nilai yang signifikan dibandingkan dengan SMA dan ACW. Sedangkan korelasi antara nilai rata-
rata kedalaman tekstur dan indeks kekasaran sangat lemah dengan koefisien variasi rendah, sedangkan untuk ACW dan SMA sama sekali tidak ada
korelasinya. Gambar 2.17 menunjukan bagaimana hubungan antara nilai skid resistance dan kedalaman tekstur pada jenis perkerasan yang diuji.
Gambar 2.17 Hubungan antara nilai skid resistance dan kedalaman tekstur pada penelitian
Yero,Suleiman A. , Mohd. Rosli Hainin dan Haryati Yacoob
34 b. Saplio
ğlu, M, E., et al., 2012, Investigation Skid Resistance Effects On
Traffic Safety At Urban Intersections, Penelitian ini meneliti tentang efek skid resistance pada keamanan
berkendara di persimpangan. Dalam penelitian ini ditemukan bahwa untuk melakukan pengujian skid resistance pada persimpangan harus di pilih
sampel dengan variasi jenis perkerasan yang sama. Hasil dari penelitian pada paper ini menunjukkan bahwa skid resistance berpengaruh pada tingkat
kecelakaan pada persimpangan. Selain skid resistance rata-rata kedalaman tekstur juga berpengaruh pada tingkat kecelakaan.
Gambar 2.18 Hubungan antara nilai skid resistance dan tingkat kecelakaan pada
persimpangan. Oleh Saplio ğlu, M, E., et al.
c. Kelvin, Y. P. , Tien Fang dan Yoo Sang. 2005, Effect Of Pavement Surface Texture On British Pendulum Test
Penelitian ini membahas mengenai efek tekstur permukaan pada British Pendulum Tester secara lebih mendalam dengan membandingkan
percobaan laboratorium dan simulasi metode elemen hingga. Disini didapat
35 bahwa pada tekstur closely packed pengukuran skid resistance tergantung
pada luas area kontak pada aggregat dan jarak antar aggregat. Sedangkan pada tekstur sparsely packed atau tekstur kasar, pengukuran skid resistance
menunjukan variasi yang signifikan sebagai efek samping antara peluncur pendulum dan permukaan bertekstur kasar.
d. Ahadi, M. R. And K. Nasirahmadi. 2013, T
he Effect of Asphalt Concrete Micro Macro Texture on Skid Resistance
Penelitian ini membahas tentang bagaimana pengaruh tekstur mikro dan makro pada skid resistance perkerasan aspal beton. Dalam penelitian ini
didapat bahwa penambahan persen bitumen pada perkerasan dengan gradasi rapat berpengaruh pada pengurangan nilai skid resistance. Digunakan total
72 sampel untuk kedua jenis sampel gradasi rapat dan gradasi terbuka. Untuk setiap gardasi terdapat dua jenis sampel yaitu sampel grade 4 dan 5.
Dimana masing-masing diuji untuk kadar aspal optimum dengan persen bintumen 4, 4.5, 5, 5.5, 6 dan 6.5. Jadi dapat disimpulkan untuk setiap grade
dan kadar aspal diuji 3 sampel. Sampel dengan gradasi rapat merupakan microtexture. Sampel dengan gradasi terbuka memberi respon lebih baik
terhadap skid resistance. Hal ini berkaitan dengan sampel bergradasi terbuka memiliki pori yang sesuai dengan kondisi basah. Sampel dengan gradasi
terbuka merupakan macrotexture.
36
Gambar 2.19 Diagram batang nilai skid resistance pada
sampel bergradasi rapat. Oleh Ahadi, M. R. And K. Nasirahmadi
Gambar 2.20 Diagram batang nilai skid resistance pada sampel bergradasi rapat.
Dengan kadar aspal optimum. Oleh Ahadi, M. R. And K. Nasirahmadi
37
Gambar 2.21 Diagram batang nilai skid resistance pada sampel bergradasi terbuka.
Oleh Ahadi, M. R. And K. Nasirahmadi
Gambar 2.22 Diagram batang nilai skid resistance pada sampel bergradasi terbuka. Dengan
kadar aspal optimum. Oleh Ahadi, M. R. And K. Nasirahmadi
38 e.
Ramadan, K. Z. Dan Iyad M. Muslih. 2013,
Skid Resistance As A Safety Measure In Jordan
Penelitian ini menjelaskan bagaimana pengaruh skid resistance terhadap tingkat kecelakaan serta meninjau volume kendaraan, material yang
digunakan dan properti desain campuran lainnya pada nilai skid resistance. Pada penelitian ini dilakukan pengukuran kedalaman tekstur dalam menguji
skid resistance. Dalam penelian ini didapat hubungan berbanding terbalik antara nilai skid resistance dan tingkat kecelakaan. Semakin rendah nilai skid
resistance semakin tinggi tingkat kecelakaan. f. Sjahdanulirwan, M. dan A. Tatang Dachlan. 2013, Kajian Kekesatan
Permukaan Perkerasan Jalan Beton Aspal, Beton Semen, Dan Beton Karet Dalam penelitian ini dijabarakan penelitian-penelitian terdahulu
berkaitan dengan skid resistance pada perkerasan beraspal dan perkerasan beton semen. Dalam penelitian ini didapat bahwa kekesatan permukaan
perkerasan pada perkerasan beton semen pracetak maupun perkerasan beraspal panas LastonAsbuton yang baru cenderung menurun dengan
meningkatnya beban lalu lintas. Penurunan kekesatan pada permukaan perkerasan beton semen tanpa karet 1,6 kali lebih cepat daripada perkerasan
beton aspal LastonAsbuton. Namun demikian permukaan beton semen memiliki nilai kekesatan yang jauh diatas beton aspal. Penurunan kekesatan
permukaan Asbuton campuran panas 1,8 kali relatif lebih cepat daripada Laston.
g. Rahman, H. 1998, Tinjauan Parameter Polished Stone Value PSV dan Hubungannya Dengan Kekesatan Permukaan Perkerasan.
39 Dalam penelitian ini dibandingkan nilai kekesatan permukaan
perkerasan dengan pengujian langsung dilapangan menggunakan Locked Wheel dengan nilai kekesatan yang diprediksi menggunakan PSV dari agregat
yang digunakan. Selain membandingkan kekesatan menggunakan dua parameter tersebut, pada penelitian ini juga dibandingkan nilai kekesatan
pada permukaan perkerasan yang menggunakan macroseal dan tanpa macroseal. Hasil dari penelitian ini didapat nilai kekesatan pada perkerasan
tanpa macroseal yang diukur langsung 2,5 kali dari yang dihitung melalui parameter PSV. Sedangkan pada permukaan menggunakan macroseal
pengukuran nilai kekesatan secara langsung 1,2 kali lebih besar dari yang dihitung melalui parameter PSV.
Analisis lebih lanjut menunjukkan bahwa nilai pengukuran kekesatan yang sesuai dengan hasil pengukuran langsung, baru dapat dicapai bila
volume rata-rata kendaraan komersial adalah sekitar 1400 perhari, pada permukaan seksi perkerasan tanpa lapis macroseal, yang tidak terlalu jauh
berbeda dengan nilai kekesatan yang sebenarnya terjadi.
40
Variabel Peneliti
Tabel 2.6 Tabulasi penelitian skid resistance dan variabel lainnya pada penelitian terdahulu
Tekstur Permukaan
Keamanan Berkendara
Umur Perkerasan
Jenis Perkerasan
Polished Stone Value
PSV Yero, S., et
al. Kedalaman
Tekstur dan Roughness
SMA, SD,ACW
Saplio ğlu,
M, E., et al. Tingkat
kecelakaan pada
Persimpang an
Kelvin, Yang P., et
al. Tekstur
Permukaan
Ahadi, M. R. Et al.
Tektur Mikro dan
Makro Ramadan,
Khaled. Z., et al.
Tingkat Kecelakaan
Sjahdanulir wan, M.,
dkk. Terdiri dari
3 dan 5 variasi
waktu Laston,
Asbuton, Beton
Semen Rahman, H.
Pengujian PSV
1
BAB I PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Skid Resistance tahanan gelincir adalah gaya yang dihasilkan antara muka jalan dan ban untuk mengimbangi majunya gerak kendaraan jika dilakukan
pengereman Sukirman, S., 1999. Skid resistance pada pemukaan perkerasan harus memadai dan sesuai dengan standar sehingga pengguna jalan dapat merasa aman dan
nyaman dalam berkendara. Skid resistance merupakan nilai gesekan yang terjadi antara permukaan
perkerasan dan roda kendaraan. Nilai gesekan ini tergantung pada: tekstur mikro dan makro permukaan jalan, properti dari ban, kecepatan kendaraan dan kondisi cuaca
Beaven and Tubey, L.W., 1978 pada Yero, S., et al., 2012. Nilai skid resistance tergantung kepada tekstur permukaan perkerasan
dimana, menurut Permanent International Association of Road Congresses PIARC tekstur pada perkerasan terdiri dari microtexture, macrotexture, dan megatexture.
Ketiga kategori ini tergantung pada panjang gelombang dan jarak puncak ke puncak amplitudo. Panjang gelombang yang lebih besar dari megatexture disebut sebagai
Uneveness atau roughness. Dalam pengukuran, Makro tekstur diukur melalui kedalaman tekstur texture depth.
Tekstur makro dan mikro pada perkerasan mempengaruhi nilai skid resistance, sedangkan untuk kenyamanan berkendara dipengaruhi oleh tekstur mega
dan uneveness atau roughness. PIARC 1987 dalam Loprencipe, G., et al, 2013.