Biaya Usahatani Penerimaan Rp.

5.1.2. Biaya Usahatani

Biaya usahatani untuk usahatani padi terdiri atas dua komponen yaitu biaya variabel VCdan biaya tetap FC. Biaya variabel terdiri atas pembelian benih, pembelian pupuk, pembelian pestisida dan upah tenaga kerja. Selain itu untuk biaya tetap terdiri dari depresiasi alat, biaya sewa lahan, dan biaya lain-lain. Total biaya usahatani TC yang dikeluarkanper musim tanam sebelum melakukan mekanisasi adalah sebesar Rp.13.612.533dan sesudah melakukan mekanisasi adalah sebesar Rp.12.958.866.Biaya yang dikeluarkan sepenuhnya dari petani itu sendiri. Pengeluaran terbesar yang dikeluarkan oleh petani untuk usahatani padi sawah sebelum dan sesudah mekanisasi adalah adalah sewa lahan yaitu masing- masing sebesar Rp.6.000.000,00per hektar atau sebesar 44,08 persen dari total biaya usahatani dan Rp.6.000.000,00per hektar atau sebesar 46,30 persen dari total biaya usahatani. Sebagian besar petani responden merupakan petani bukan pemilik lahan atau yang menyewa lahan. Pengeluaran terbesar kedua adalah untuk biaya tenaga kerja yaitu sebelum dan sesudah mekanisasi masing-masing sebesar Rp.4.885.000per hektar atau 35,89persen dari total biaya dan Rp.4.352.000per hektar atau 33,58 persen dari total biaya usahatani.Besarnya biaya untuk faktor produksi tenaga kerja ini disebabkan karena tanaman padi sawah sangat rentan terhadap hama dan penyakit sehingga usahatani ini sangat membutuhkan perawatan yang cukup intensif mulai dari kegiatan pengolahan lahan, pemeliharaan tanaman padi, seperti pemupukan, penyiangan, pemberantasan hama dan penyakit sampai dengan kegiatan pemanenan. Universitas Sumatera Utara Pengeluaran terbesar selanjutnya adalah untuk pembelian pupuk yaitu sebelum dan sesudah melakukan mekanisasi masing-masing sebesar Rp.1.610.867per hektar atau sekitar 11,83persen dari total biaya dan Rp.1.610.867per hektar atau 12,43 persen dari total biaya usahatani. Besarnya biayauntuk faktor produksi pupuk disebabkan karena padi merupakan tanaman yang borosunsur hara. Oleh karena itu dibutuhkan pupuk yang banyak untuk memenuhi kebutuhan hara untuk menunjang pertumbuhan dan perkembangan padi tersebut. Pengeluaran terbesar keempat adalah untuk membeli pestisida dimana masing-masing sebelum dan sesudah melakukan mekanisasi yaitu sebesar Rp.420.00,00 atau 3,09persen dari total biaya dan Rp.480.000,00 atau 3,70 persen dari total biaya usahatani, dan selanjutnyaadalah untuk membeli benih dimana masing-masing sebelum dan sesudah melakukan mekanisasi yaitu sebesar Rp.359.333 atau 2,64 persen dari total biaya dan Rp.183.333 atau 1,41 persen dari total biaya usahatani. Pendapatan atas biaya usahatani diperoleh dengan mengurangi total penerimaan dengan total biaya, maka diperoleh pendapatan sebelum mekanisasi sebesar Rp.6.340.144per hektar dan sesudah mekanisasi sebesar Rp.10.985.450per hektar. Hasil analisis imbangan penerimaan dan biaya RC ratio menunjukkan bahwa usahatani ini memiliki penerimaan yang lebih besar dibandingkan dengan biaya usahatani. Hal ini ditunjukkan oleh nilai RC rasio lebih besar dari satu baik sebelum maupun sesudah melakukan mekanisasi. Nilai RC rasio sebelum mekanisasi adalah 1,47 artinya bahwa setiap Rp.1 biaya yang dikeluarkan oleh Universitas Sumatera Utara petani akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp.1,47. Dan nilai RC rasio sesudah melakukan mekanisasi 1,85 artinya bahwa setiap Rp.1 biaya yang dikeluarkan oleh petani akan menghasilkan penerimaan sebesar Rp.1,85. Nilai RC rasio yang lebih besar dari satu menunjukkan bahwa usahatani padi sawah sebelum dan sesudah melakukan mekanisasi di Desa Namu Ukur Utara layak untuk diusahakan Tabel 6. Rata-rata Curahan dan Upah Tenaga Kerja Sebelum dan Sesudah Melakukan Mekanisasi pada Pengolahan Lahan yang dapat dikerjakan oleh Hand Tractor per Panen per Hektar Perlakuan Sebelum Sesudah HKP UpahHKP Rp Biaya Upah Rp HKP UpahHKP Rp Biaya Upah Rp 1 2 3 4 5 6 Olah Lahan 14 50.000 700.000 2 187.500 375.000 Sumber: Data Primer Diolah. Mekanisasi dengan menggunakan hand tractor dapat memberikan curahan tenaga kerja yang lebih sedikit dan mengurangi biaya dari pengolahan lahan. Total HKP yang digunakan sebelum mekanisasi adalah sebesar 14 HKP dengan total biaya upah Rp. 700.000,00 sedangkan sesudah melakukan mekanisasi total HKP yang digunakan sebesar 2 HKP dengan total biaya Rp.375.000,00. Data menjelaskan terjadi penurunan penggunaan HKP dan biaya upah sesduah melakukan mekanisasi, sehingga dianggap petani sudah tepat melakukan mekanisasi dengan menggunakan hand tractor. Penggunaan tenaga kerja yang lebih sedikit menimbulkan dampak yaitu adanya tenaga kerja yang tidak terpakai atau semakin banyaknya waktu luang dari tenaga kerja. Penelitian dilapangan banyak petani menghabiskan waktu di kedai kopi, ada juga mengerjakan usaha pertanian di tempat lain atau ada yang mencari pekerjaan lain seperti kuli dan buruh bangunan. Universitas Sumatera Utara

5.1.3 Uji Beda terhadap Biaya, Penerimaan, dan Pendapatan