5.2 Dampak mekanisasi terhadap tenaga kerja
Penerapan mekanisasi menimbulkan dampak yaitu tergantinya fungsi manusia atau hewan dengan mesin. Perhitungan produktivitas akan
membandingkan antara sebelum dibantu mekannisasi merupa hand tractor dengan sesudah mendapatkan bantuan mekanisasi hand tracktor. Jika sebelum
menggunakan hand tractor tenaga kerja yang dibutuhkan akan semakin banyak, sehingga pembaginya akan semakin besar dan nilai produktivitasnya akan
semakin kecil tetapi sesudah mendapatkan bantuan hand tracktor makan tenaga kerja akan semakin sedikit sehingga pembagi jumlah produksi per hektarnya akan
semakin kecil sehingga memperoleh nilai produktivitas semakin besar. Hal ini terjadi karena mesin dianggap lebih efisien dibanding
menggunakan tenaga organik seperti manusia dan hewan, untuk membuktikan asumsi tersebut maka dilakukanlah analisa tentang penggunaan tenaga kerja.
Dalam kasus di Desa Namu Ukur Utara hand tracktor yang digunakan berkekuatan 8,5 PK. Tenaga kerja luar keluarga TKLK mendominasi seluruh
pekerjaan usahatani. Selain karena faktor lahan yang disewa di desa tersebut secara umum menggunakan sistem upah borongan pada setiap pekerjaan sehingga
lebih mudah bila diborongkan saja setiap pekerjaan yang dilakukan. Adapun data yang dicari adalah jumlah HKP yang digunakan untuk setiap
kondisi sebelum atau sesudah, kemudian menghitung produksi per HKP yaitu dengan cara membagi jumlah produksi dengan total HKP yang digunakan.
Penerimaan per HKP dimaksudkan untuk mengetahui setiap HKP yang digunakan akan menghasilkan penerimaan untuk petani dengan cara jumlah
Universitas Sumatera Utara
produksi dikali dengan harga kemudian dibagi dengan jumlah HKP yang digunakan. Berlaku untuk setiap kondisi sebelum dan sesudah mekanisasi.
Curahan tenaga kerja per hari dimaksudkan untuk melihat rata-rata penggunaan HKP setiap harinya yaitu dengan membagi total HKP yang
dicurahkan dengan jumlah hari kerja atau hari per musim tanam setiap tahun ada 3 kali musim tanam yang artinya selama 4 bulan atau 120 hari.
Efisiensi tenaga kerja dilakukan untuk mengetahui seberapa efisien tenaga kerja yang dicurahkan dalam mengusahakan usahataninya.
Tabel 10. Deskripsi Tenaga Kerja
Kondisi Luas
Lahan Total
HKP Produksi
Kg HargaKg
Rp ProdHKP
Kg penerimaan
HKP Rp
curahan TKHari
Efisiensi TK
Sebelum
1,00 94,00
4.988,17 4.000,00
53,07 212.262,52
0,78 1,28
Sesudah 1,00
60,40 5986,08
4.000,00 99,11
396.429,09 0,50
1,99
Sumber: Data Primer Diolah, Lampiran 18 dan 28. Dari Tabel dapat dijelaskan dengan luas lahan yang tetap sama dari
sebelum ke sesudah melakukan mekanisasi rata-rata HKP sesudah melakukan mekanisasi sebesar 60,40 HKP digunakan dalam satu musim tanam lebih kecil
dibandingkan rata-rata HKP yang digunakan sebelum melakukan mekanisasi yang sebesar 94,00 HKP.
Dalam wawancara diketahui curahan HKP sesudah melakukan mekanisasi lebih sedikit, ini dipengaruhi oleh berkurangnya penggunaan HKP pada
pengolahan lahan dan penanaman. Pada pengolahan lahan cukup menggunakan 2 HK hand tractor, selain itu waktu yang digunakan lebih singkat daripada sebelum
menggunakan hand tractor dimana tidak ada batasan waktu kerja yang dilakukan oleh hand tractor. Karenan sistem borongan oleh sebab itu operator bertanggung
jawab dengan kontrak yang telah disetujui meskipun dijalankan pada malam hari.
Universitas Sumatera Utara
Sedangkan pada penanaman diakibatkan perubahan pola tanam yang lebih mutakhir daripada waktu sebelum menggunakan mekanisasi hand tractor
walaupun perubahan tersebut terlihat tidak signifikan. Selain itu dengan luas lahan sawah sebesar 540 Ha pengolahan lahan dikerjakan oleh hand tractor dengan
jumlah hand tractor yang terdapat di desa sebanyak 84 unit yang memiliki kemampuan bekerja 0,8 Ha per hari maka dibutuhkan waktu untuk mengolah
lahan selama 8,03 hari kerja tractor. Jika ingin melakukan tanam serempak paling tidak dibutuhkan pengerjaan lahan selama 2 hari maka dibutuhkan jumlah hand
tractor yang lebih banyak agar dapat melakukan tanam serempak maka dibutuhkan sebanyak 336 unit traktor untuk menyelesaikan 540 Ha lahan sawah
dalam waktu 2 hari. Hal ini menjadi peluang bagi pebisnis atau pelaku usaha untuk melakukan penawaran dalam memenuhi kekurangan hand tractor di lokasi
tersebut. Rata-rata produksi padi per HKP sebelum melakukan mekanisasi sebesar
53,107 KgHKP lebih kecil dibandingkan Rata-rata produksi padi per HKP setelah melakukan mekanisasi sebesar 99,11 KgHKP.
Pada wawancara yang dilakukan, produksi yang meningkat adalah akibat dari penerapan pola usahatani yang lebih baik misalnya dengan bibit unggul dan
pupuk yang berimbang. Diakui oleh petani kemampuan tanah didaerah penelitian sudah menurun sehingga petani sangat bergantung pada pupuk dan irigasi.
Jika dihitung Rata-rata penerimaan per HKP sebelum melakukan mekanisasi makan penerimaan yang didapat sebesar Rp.212.262,52HKP,
penerimaan ini lebih kecil dibandingkan rata-rata penerimaan setelah melakukan mekanisasi sebesar Rp.396.429,09HKP. Hal ini dipengaruhi oleh meningkatnya
Universitas Sumatera Utara
jumlah produksi per hektarnya dan diikuti harga gabah kering paneng yang juga naik signifikan. Sehingga terdapat perbedaan yang mencolok terhadap penerimaan
oleh petani padi sebelum melakukan mekanisasi dengan sesudah melakukan mekanisasi.
Rata-rata curahan tenaga kerja per harinya sebelum mekanisasi sebesar 0,78 HKP per hari, lebih besar dibandingkan dengan curahan tenaga kerja per
harinya setelah melakukan mekanisasi yaitu sebesar 0,50 HKP per hari disebabkan oleh total HKP yang digunakan ketika sesudah melakukan mekanisasi
jauh lebih sedikit dibandingkan ketika sebelum melakukan mekanisasi dengan jumlah hari per musim tanam adalah sama selama 120 hari.
Rata-rata nilai efisiensi tenaga kerja sebelum melakukan mekanisasi sebesar 1,28, dibandingkan dengan nilai efisiensi tenaga kerja sesudah melakukan
efisiensi sebesar 1,99 maka nilai efisiensi yang lebih besar adalah sesudah melakukan mekanisasi yang artinya sesudah melakukan mekanisasi terjadi
kenaikan efisiensi sebesar 0,71 Atau dengan kata lain setiap curahan tenaga kerja yang dicurahkan setiap harinya.
Universitas Sumatera Utara
5.3 Analisis Kelayakan dengan RC Rasio